Anda di halaman 1dari 32

Journal Reading

Otomycosis treatment: Topical


Drops versus Cream – A prospective
randomized study

Pembimbing :
Dr. I Made Arjana,Sp.THT

Oleh :
Shinta Wulandhari,S.Ked 011.06.0060
BAB I
ABSTRAK
ABSTRAK
Otomikosis merupakan salah satu kondisi paling
umum yang dihadapi dalam praktik THT. Terdapat
perbedaan pendapat mengenai modalitas pengobatan
otomikosis yang ideal.

Tujuan penelitian yaitu membandingkan efikasi


pengobatan menggunakan Clotrimazole 1% tetes
telinga dengan Clotrimazole 1% Cream dalam
pengelolaan otomikosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber
Artikel ini di ambil dari Archieves of Otolaringology and
Rhinology, pada tanggal 4 Januari 2018, halaman 106 –
108. DOI; http://doi.org/10.17352/2455-1759.000059
2.2 Judul dan Penulis
Judul artikel ini adalah Otomycosis treatment:
Topical versus Cream – A Prospective Randomized
Study.
Artikel ini ditulis oleh Prasun Mishra, Sheenu
Sachdeva, Maitri Kaushik and Deeksha Agrawal dari
Departement of ENT Bharawati Vidyapeeth Medical
College, Pune-India.
PENDAHULUAN
Otomikosis, juga dikenal sebagai jamur pada
otitis externa merupakan salah satu kondisi paling
umum yang dihadapi dalam praktik THT.

Penggunaan steroid dan tetes antibiotik atau


prosedur otologis sebelumnya telah menyebabkan
peningkatan prevalensi kondisi ini.
Organisme Penyebab Otomikosis

Aspergillus fumigatus,

Aspergillus niger >>

Candida albicans
Pilihan pengobatan untuk otomikosis umumnya
mencakup :

1. eliminasi faktor predisposisi

2. pembersihan menyeluruh saluran telinga

3. penggunaan anti jamur topikal.


CLOTRIMAZOLE
Studi menunjukkan Clotrimazole sebagai salah
satu agen paling efektif untuk pengelolaan Otomikosis,
dengan tingkat efikasi yang dilaporkan 95% sampai
100%.
TUJUAN PENELITIAN
Jadi penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
efikasi pengobatan Clotrimazole 1% tetes dengan
Clotrimazole 1% krim.
Metode
• Lama penelitian 3 bulan.
• Diagnosis otomikosis berdasarkan pada gambaran
klinis dan pada pemeriksaan otoskopi yaitu
didapatkan hifa, spora atau endapan di kanalis
akustikus eksterna.
• Pasien diminta menilai gejala sesuai skala analog
visual (VAS).
KRITERIA

Inklusi Ekslusi

• semua pasien yang • otitis media kronis,


bersedia ikut serta • rongga
• terdiagnosis mastoidektomi,
otomikosis. • diabetes yang tidak
terkontrol
• menggunakan alat
bantu dengar
KELOMPOK INTERVENSI

Kelompok B
Kelompok A
Clotrimazole 1% krim dimasukkan
Clotrimazole 1% tetes yaitu
kedalam jarum suntik 2ml dan
dengan aturan pemakaian
kanalis akustikus eksterna diisi
tiga kali sehari sebanyak tiga
dengan krim dengan bantuan
tetes
otoskop
STATISTIK
• Uji Exact Fishers digunakan untuk membandingkan
perubahan gejala antara dua kelompok.
• Uji McNemar digunakan untuk menilai perbaikan
gejala dalam kelompok.

• Nilai P <0,05 dianggap sebagai perbedaan yang


signifikan.
HASIL
Total 60 pasien membentuk kelompok studi dengan 30 orang di
setiap kelompok. Distribusi gejala di kedua kelompok hampir sama.
• Hasil akhir minggu pertama adalah sebagai berikut.
Gambar 2.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok baik
gejala maupun sisa debris otomikotik.
Untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan
kepada semua pasien pada akhirnya mengenai memilih
modalitas pengobatan yang disukai (tetes atau krim)
mengingat efikasi itu sama.

45 dari 60 pasien lebih memilih menggunakan krim


dengan mempertimbangkan kenyamanan modalitas
pengobatan.
DISKUSI
• Keluhan pasien terutama yaitu otalgia, pruritis,
sensasi tersumbat, dan otoskopi menunjukkan
adanya hifa, spora, atau presipitasi curum di kanalis
akustikus eksterna.

• Studi oleh Pradhan dkk mengatakan bahwa pruritis


sebagai gejala utama otomikosis sedangkan studi
oleh Ho Tang dkk melaporkan bahwa hal tersebut
hanya terjadi sebanyak 23%
• Pasien yang menggunakan Clotrimazole 1% tetes
harus menggunakan tetes di telinga yang terkena tiga
sampai empat kali sehari.

• Efek langsung oleh anti jamur dalam bentuk cair


berkaitan dengan sensasi terbakar terutama pada
kasus perforasi membrane timpani
• Sensasi tersumbat lebih banyak pada pasien dengan
krim topikal yang digunakan merupakan fakta seperti
yang dilaporkan oleh Hurst dkk

• Sebuah studi telah melaporkan bahwa otomikosis


dapat berulang pada hampir 8,89% subyek yang
diobati.
• Diperlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk mencapai
penyembuhan penyakit.
Kesimpulan
Dari penelitian prospektif dengan metode acak ini
dapat disimpulkan bahwa penggunaan clotrimazole 1%
topikal baik dalam bentuk tetes maupun krim sama
efektifnya dalam pengelolaan otomikosis.
BAB III
KRITIKAL APPRAISAL
3.1 Deskripsi umum
3.1.1 Desain
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
randomized control trial yang bersifat prospektif
dengan metode randomisasi dalam pemilihan sampel.
3.1.2 Populasi dan Sampel
Tidak dicantumkan jumlah populasi dalam penelitian
ini. Sampel yang digunakan sebanyak 60 pasien yang
terdiagnosis otomikosis dan menyetujui untuk
dilakukannya penelitian.
3.1.3 Cara Pemilihan Sampel
Sampel di pilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.
Pembagian kelompok berdasarkan randomisasi
berbasis komputer.
3.2 Validitas Interna
Bias seleksi merupakan kesalahan sistematik pada
sebuah studi yang berasal dari prosedur yang
digunakan untuk memilik subjek. Penelitian ini
menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi dalam
pengambilan suatu sampel.
3.3 Validitas Eksterna
3.3.1 Hasil dapat diterapkan pada subjek terpilih

3.3.2 Hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau

3.3.3 Hasil dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas


URAIAN TELAAH JURNAL
PROBLEM

INTERVENSI

COMPARISON

OUTCOME
VALIDITY

IMPORTANCE

APPLICABILITY
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai