Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL READING

CASE REPORT
COMBINATION THERAPY IN A LARGE LOWER LIP MUCOCELE: A
NON-INVASIVE RECOMMENDED TECHNIQUE

Oleh:
Callista Jesslyn C. 2016-061-059
Mellisa Noviyanti 2016-061-109
Yohanes Denny Tanugerah 2016-061-114
Ignatio Armando Kenzi 2016-061-119
Albert William 2016-061-168
Michael Nathaniel 2017-061-172
Abstrak
Introduksi: Mukokel merupakan lesi jinak yng umum terjadi di rongga mulut, dengan
karakteristik berupa lesi individual kebiruan yang disebabkan trauma pada duktus kelenjar ludah
minor. Peneliti bertujuan mendekripsikan sebuah kombinasi terapi (mikro-marsupialisasi
ditambah injeksi kortikosteroid intralesi) untuk mengobati mukokel besar pada bibir bagian
bawah. Laporan kasus: Peneliti melakukan 3 suntikan deksametason intralesi (8 mg/2 ml)
bersamaan dengan jahitan standart dalam inteval 1 minggu pada kasus mukokel besar (ukuran
primer: 3,5 x 1,5 cm) pada seorang laki-laki usia 26 tahun, selama 3 minggu. Penyembuhan
sempurna didapatkan 3 minggu setelah pengobatan. Pemantauan setelah 6 bulan pengobatan
menunjukkan tidak ada komplikasi yang terjadi pada pasien. Diskusi: Kombinasi dari
deksametason intralesi dan mikro-marsupialisasi berakhir dengan penyembuhan total dari
mukokel bibir bawah yang besar, dan dapat dianggap sebagai metode terapi alternatif selain
terapi konvensional yang sudah ada.

Pendahuluan
Mukokel terdiri dari fenomena ekstravasasi mukus dan kista retensi mukus. Mukokel
ekstravasasi terjadi akibat rusaknya duktus glandula salivarius dan mukokel retensi terjadi oleh
karena dilatasi duktus akibat obstuksi atau trauma lokal. Mukokel retensi (95%) lebih sering
ditemukan dibandingan dengan mukokel ekstravasasi (5%). Beberapa mukokel akan mengalami
ruptur dan mengalami resolusi spontan, tetapi beberapa kasus membutuhkan tindakan eksisi
secara surgikal. Terdapat beberapa teknik konservatif yang dapat berguna untuk tatalaksana
mukokel. Artikel ini bertujuan untuk memberikan deksripsi mengenai mikromarsupialisasi dan
injeksi steroid intralesi untuk tatalaksana mukokel besar pada bibir bagian bawah. Laporan kasus
ini merupakan laporan kasus pertama yang menggunakan terapi kombinasi untuk tatalaksana
mukokel labial. Terapi mikromarsupialisasi dan injeksi steroid secara terpisah sudah pernah
dilakukan oleh Delbem dan Luiz.

Laporan Kasus
Laki-laki, berusia 26 tahun dirujuk ke bagian ilmu kesehatan rongga mulut dan maksilofasial di
Universitas Behesti, Tehran, Iran dengan keluhan utama adanya pembengkakkan pada bibir
bagian bawah. Semua protokol tatalaksana telah dijelaskan dan informed consent telah ditulis
oleh pasien. Pembengkakkan telah dirasakan sejak 3 bulan dengan ukuran yang bersifat
fluktuatif.
Pemeriksaan intraoral ditemukan adanya nodul bewarna merah-kebiruan, teraba halus dan
berukuran 3.5 cm x 1.5. cm pada sisi kanan mukosa labial. Pasien memiliki kebiasaan untuk
menggigit bibir terutama saat bekerja. Tidak ada riwayat penyakit sistemik.

Dengan diagnosis mukokel, pasien ini mendatkan terapi kombinasi berupa mikromarsupialisasi
dan injeksi 1 ml dexamethasone phosphate dengan sediaan 8 mg / 2 ml pada dasar lesi dengan
anestesi lokal. Setelah injeksi, dilakukan mikromarsupialisasi untuk drainase mukus dan
mengurangi ukuran lesi. Dilakukan satu jahitan dengan menggunakan silk tebal.
Pada visitasi kedua, ukuran lesi mengalami penurunan menjadi 3 cm x 1.5 cm dan diberikan
jahitan baru serta injeksi steroid yang kedua. Pada visitasi ketiga, ukuran mukokel kembali
mengalami penurunan menjadi 1.5 cm x 1 cm dan pasien menerima jahitan dan injeksi terakhir.
Teknik tersebut dilkaukan 3 kali dalam interval 1 minggu. Penyembuhan total terjadi selama 3
minggu berdasarkan observasi. Tidak ditemukan adanya rekurensi atau rasa tidak nyaman yang
terlokalisir selama 6 bulan follow up.
Diskusi
Pada studi ini peneliti melaporkan sebuah kasus mukokel pada bibir bawah berukuran
besar pada seorang laki-laki berumur 26 tahun. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Chi,
Baurmash, dan Bagan Sebastian, tidak terdapat predileksi jenis kelamin pada kasus mukokel.1-3
Sesuai dengan kasus pada penelitian ini, Baurmash dan Chi mengungkapkan bahwa kasus
mukokel paling banyak terjadi di 3 dekade pertama kehidupan dan jarang terjadi pada anak
dibawah usia 1 tahun.1-2 Kasus tersering juga ditemukan pada bibir bagian bawah, dimana
penelitian Chi menemukan bahwa mukokel bibir bawah terjadi pada 82% kasus.1 Durasi
terjadinya lesi pada penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, sementara penelitian Yamasoba
mengungkapkan bahwa kejadian lesi umumnya berdurasi dari beberapa hari hingga 3 tahun.8
Jarak durasi waktu yang cukup panjang ini kemungkinan berkaitan dengan 48% pasien yang
tidak sadar mengenai lesi yang dideritanya, yang baru terdiagnosa oleh dokter spesialis pada
pemeriksaan rutin.3 Ukuran mukokel dapat bervariasi dan sangat jarang yang memiliki diameter
lebih dari 1,5 cm ; namun pada penelitian ini peneliti menemukan mukokel dengan ukuran 3,5
cm.2
Tatalaksana yang diterima secara luas selama ini adalah bedah ektiparsi pada mukosa dan
jaringan glandular, hingga mencapai jaringan otot ; akan tetapi penelitian yang dilakukan
Yamasoba menunjukan adanya kekambuhan pada lesi sebanyak 2,8% apabila menggunakan
prosedur tersebut.8 Selain prsedur bedah sendiri terdapat beberapa metode konservatif lainnya
seperti bedah krio, injeksi steroid intralesi, injeksi OK-432 intralesilaser CO2, dan
mikromasrupialisasi.4-7,9,10 Prasad menunjukan bahwa semua pasien yang ditatalaksana dengan
metode bedah krio dapat sembuh tanpa adanya komplikasi atau rekurensi.9 Studi yang dilakukan
oleh Yeh menunjukan bahwa dari 36 lesi yang ditatalkana menggunakan bedah krio, 5,6% dari
antaranya mengalami rekurensi.5 Injeksi menggunakan kortikosteroid topikal potensi besar juga
digunakan sebagai tatalaksana mukokel oral yang nyeri dan mengalami rekurensi, dan hasilnya
menunjukan kortikosteroid menginisiasi penyusutan dari duktus saliva yang sebelumnya
berdilatasi seperti agen pencetus sklerosis.6
Tatalaksana mukokel bibir bawah dengan metode injeksi OK-432 menggunakan jarum 27
gauge dilakukan oleh Ohta dengan hasil 16 dari 20 lesi dapat disembuhkan, dengan efek samping
berupa rasa ketidaknyamanan lokal pada lokasi penyuntikan yang dirasakan 10% pasien.10
Yague-Garcia membandingkan hasil antara reseksi mukokel menggunakan laser CO2 dan
skalpel, dan hasilnya adalah rekurensi pada penggunaan skalpel dibandingkan laser CO2 adalah
8,8% berbanding 0%, dan komplikasi 13,2% berbanding 0%.7 Delbem mendeskripsikan
tatalaksana mukokele dengan teknik mikromarsupialisasi terhadap 14 anak dan 85% dari
tindakan tersebut berhasil. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mendrainase mucus dan
mereduksi ukuran dari lesi. Teknik ini memiliki keuntungan yaitu sederhana, relatif tidak
menimbulkan rasa sakit, dan menimbulkan trauma minimal.4 Pada penelitian ini peneliti
mengkombinasikan teknik injeksi steroid intralesi serta mikromarsupialisasi dan menunjukan
hasil yang sempurna.
Daftar Pustaka

1. Chi AC, Lambert PR 3rd, Richardson MS, Neville BW. Oral mucoceles: Aclinicopathologic
review of 1,824 casesincluding unusual variants. J Oral Maxillofac Surg 2011;69:1086-93.
2. Baurmash HD. Mucoceles and ranulas. J Oral Maxillofac Surg 2003;61:369-78.
3. Bagán Sebastián JV, Silvestre Donat FJ, Peñarrocha Diago M, MiliánMasanet MA.Clinico-
pathological study of oral mucoceles. Av Odontoestomatol 1990;6:389-91, 394-5.
4. Delbem AC, Cunha RF, Vieira AE, Ribeiro LL. Treatment of mucus retention phenomena in
children by the micro-marsupialization technique: Case reports. Pediatr Dent 2000;22:155-8.
5. Yeh CJ. Simple cryosurgical treatment for oral lesions. Int J Oral Maxillofac Surg 2000;29:212-6.
6. Luiz AC, Hiraki KR, Lemos CA Jr, Hirota SK, Migliari DA. Treatment of painful and recurrent
oral mucoceles with a highpotency topical corticosteroid: A case report. J Oral Maxillofac Surg
2008;66:1737-9.
7. Yagüe-García J, España-Tost AJ, Berini-Aytés L, Gay-Escoda C. Treatment of oral mucocele-
scalpel versus CO2 laser. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2009;14:e469-74.
8. Yamasoba T, Tayama N, Syoji M, Fukuta M.Clinicostatistical study of lower lip mucoceles.
Head Neck 1990;12:316-20.
9. Prasad M, Kale TP, Halli R, Kotrashetti SM, Baliga SD. Liquid nitrogen cryotherapy in the
management of oral lesions: A retrospective clinical study. J Maxillofac Oral Surg 2009;8:40-2.
10. OhtaN, Fukase S, Suzuki Y, Aoyagi M. Treatment of salivary mucocele of the lower lip by OK-
432. AurisNasus Larynx 2011;38:240-3.

Anda mungkin juga menyukai