Anda di halaman 1dari 19

PID

(Pelvic Inflammatory Disease)


Asnan Azis Fatoni
FAA 113 024

PEMBIMBING:
dr. H. Sigit Nurfianto, Sp.OG(K)

KEPANITERAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN PEREMPUAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2017
Penyakit Radang Panggul / PID
 Penyakit Radang Panggul / Pelvic inflammatory Disease (PID)
 infeksi pelvis  akibat infeksi ascending traktus genital

 Permasalahan PID :
Kesukaran dalam menegakkan diagnosis sehingga kesulitan
dalam terapi
PID  lokasi
 Endometritis
 Salpingitis
 Ooforitis
 Parametritis
 Pembentukkan abses tubo-ovarian
Etiologi
 Primer : Penularan secara seksual
 Sekunder : Kuretase, AKDR

 Organisme penyebab :
- N.gonnorhoeae
- C.trachomatis
- Mycoplasma genitalium
- Bakteri anaerob fakultatif
Faktor Risiko
 Riwayat PID sebelumnya
 Partner seks >> satu
 Infeksi oleh organisme menular seksual
 Pemakaian AKDR  merusak servikal plak, sehingga barier
fisiologik terganggu dan kuman bisa masuk ke organ dalam
secara ascendens
Gejala
 Gejala yang paling sering : nyeri abdominopelvik
 Keluhan tambahan : keluarnya cairan vagina/perdarahan,
demam, dan menggigil serta mual dan disuria
Kriteria diagnostik CDC
Kriteria minimum Kriteria Tambahan
 Nyeri gerak servik  Suhu >38°C
 Nyeri gerak uterus  Leukosiosis > 12.000/mm3

 Nyeri gerak adneksa  LED/C-reaktif protein >>


 Keluar sekret vagina
(leukorhea patologik)
 Pus (+) dalam cavum abdomen
 Kultur sekret endoservik 
N. Gonorrhoea, C. trachomatis
Diagnosis Banding
 Kehamilan Ektopik  test pack
 Apendisitis  mc. burney
 Irritabel bowel syndrome  diare
 Penyakit radang usus
 Infeksi Saluran Kencing  urin tampung pada kateter
Pemeriksaan
 Hitung leukosit
 LED
 CRP relatif tidak spesifik
 Tes kehamilan  menyingkirkan KET
 Tes mikrobiologi  sekresi vagina (preparat saline basah)
 Pemeriksaan radiologis
Penanganan PID
 Tujuan Pengobatan
 Eliminasi infeksi akut
 Mencegah komplikasi
Rekomendasi CDC
Regimen Penanganan PID

CDC

Outpatient Inpatient

Regimen A Regimen B Regimen A Regimen B


Indikasi Rawat Inap
 Diagnosis masih ragu
 Tidak berespon terhadap penanganan oral
 Mual muntah yang berlebihan
 Abses tuboovarii
 HIV
Pasien Rawat Jalan
Regimen A Regimen B
 Oflox 400 mg oral BD x 14  Ceftriaxone 250mg IM
hari (di center 3 hari aja), (single dose), atau
 Cefoxitin 2 g IM +
atau  KI ibu hamil probenecid 1 gr oral, atau
 Levoflox 500 mg oral OD x  Ceftizoxime/cefotaxime 1 gr
14 hari (di center 3 hari aja), +
atau  KI ibu hamil Doxycycline 100 mg BD x 14
hari
 Metronidazole 500 mg BD x +/-
14 hari (di center 3 hari aja) Metronidazole 500 mg BD x
14 hari
Pasien Rawat Inap
Regimen A Regimen B
 Cefoxitin 2 gr IV Q 6 h, atau  Clindamycin 900 mg IV / 8
 Cefotetan 2 gr IV 12 h, atau jam, plus
 Gentamicin loading dose 2
 Ceftizoxime, cefotaxime,
mg/Kg maintenance dose1,5
ceftriaxone + mg/kg / 8 jam
 Doxycycline 100 mg IV/  Ceftriaxon 124 mg IM plus
100 mg BD Oral  Boxycycline 100 mg PO BD
x 7 hari
 Azithromycin 1 gram single
dose peroral
Regulasi pemberian regimen
 Mulai dari Regimen A baru regimen B dimulai dari dosis
terendah dan kemampuan pasien dalam minum obat oral
terlebih dahulu baru IV…..
Penatalaksanaan
 Operatif  laparotomi / kolpotomi
Pencegahan PID
 Pengobatan agresif yang segera untuk stiap infeksi traktur
genitalia bagian atas
 Edukasi
 Pengobatan pasangan
 Vulva Hygiene
 Pasangan jangan sering bergonta ganti
 Pakai kondom untuk mencegah STD
Terima Kasih
Referensi
 Anwar M, Baziad R, Ali, Prabowo, Prajitno Ilmu
kandungan Edisi ketiga. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2011.
 Sastrawinata S. Ginekologi. Bandung : Elstar offset.
1981.

Anda mungkin juga menyukai