Anda di halaman 1dari 3

ADNEKSITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PPK/......
RUMKITAL
MARINIR /IV/2019/KIA

CILANDAK
PPK Tanggal terbit: Ditetapkan oleh :
Kepala Rumkital Marinir Cilandak
April 2019

dr. Jati Berandini Prastiwi, MARS


Kolonel Laut (K/W) NRP. 9503/P
PENGERTIAN Peradangan pada jaringan adneksa Rahim. Adneksa adalah jaringan
yang berada pada sekitar Rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan
ovarium. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut adneksitis
adalah Pelvic Inflammatory Disease (PID).
TUJUAN 1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita dengan sebaik
mungkin
2. Mencari penyebab dari keadaan tersebut yang merupakan tanda
dan penyakit penderita
3. Memantau kesehatan penderita berdasarkan rawat jalan
4. Memberikan penyuluhan cara penanggulangan dan pencegahan

KEBIJAKAN KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL MARINIR CILANDAK Nomor


Kep/25/IV/2018 Tentang Kebijakan Penyelenggaraan PONEK Rumkital
Marinir Cilandak
PROSEDUR 1. Anamnesis
Pasien biasanya aktif secara seksual. Nyeri abdomen bagian
bawah, demam, keputihan (mukopurulen), perdarahan per
vaginam yang berat, dismenore, dispareneunia, mual, muntah,
merinding, dan diare.
2. Pemeriksaan Fisik
Terdapat nyeri goyang porsio, dan nyeri tekan adneksa
3. Kriteria Diagnosis
Berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pada pasien
4. Diagnosis Kerja
Pelvic Inflammatory Disease
5. Pemeriksaan Penunjang
peningkatan WBC pada secret serviks. Peningkatan ESR dan
CRP. Terdapat infeksi N gonorrhoeae atau C trachomatis. USG.
6. Terapi
 Diagnosa harus ditegakkan secara dini dan terapi yang
harus tepat untuk mencegah sekuele. Apabila terjadi kerusakan
atau oklusi pada tuba maka dapat menyebabkan infertilitas.
Apabila terpasang IUD, maka harus dicabut lebih terdahulu.
 Indikasi rawat inap untuk pemberian antibiotic parenteral
adalah pada pasien hamil, remaja, kebiasaan pakai NAPZA, PID
berat, curiga abses, diagnosis belum tegak, peritonitis generalisata,
suhu > 38.3, gagal dengan terapi oral pada rawat jalan, riwayat
instrumentasi intrauterine yang belum lama, jumlah WBC >
15,000/mm3, mual dan muntah dengan terapi oral.
 Pasien dengan PID ringan sampai dengan sedang, terapi
rawat inap dan rawat jalan memberikan hasil yang sama. Terapi rawat
jalan biasanya diberikan Ceftriaxone 250mg IM sekali pemberian,
ditambah dengan doksisiklin 100mg secara oral dua kali sehari
selama 14 hari dengan atau tidak dengan Metronidazole 500mg oral
dua kali sehari selama 14 hari.
 Untuk terapi parenteral, ada dua regimen yang di
rekomendasi. Regimen pertama adalah pemeberian Cefotetan 2g IV
setiap 12 jam atau Cefoxitin 2g IV setiap 6 jam ditambah dengan
doksisiklin 100mg oral atau IV setiap 12 jam. Untuk regimen kedua
dapat diberikan Clindamycin 900mg IV setiap 8 jam ditambah dengan
Gentamicin loading dose 2mg/kg IV atau IM dilanjutkan dengan dosis
maintenance 1.5mg/kg setiap 8 jam. Juga dapat disubsitusi dengan
dosis tunggal gentamicin sebanyak 3-5mg/kg per hari. Regimen
alternative yang dapat diberikan adalah Ampicillin/Sulbactam 3g IV
setiap 6 jam ditambah dengan Doksisiklin 100mg oral atau IV.
7. Edukasi
a. Kondisi penyakit terhadap pasien
b. Tujuan dan tatacara tindakan medis
c. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan
tindakan yang dilakukan
d. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
terhadap pasien
e. Cara pencegahan terhadap penyakit tersebut
8. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
UNIT TERKAIT Seluruh pelayanan kebidanan Rumkital Marinir Cilandak
Dokter obsgyn (penolong)
Bidan (penolong)
REFERENSI  Hoffman, B. and Williams, J. (2012). Williams gynecology,
second edition. New York: McGraw-Hill Medical.
 Brunham, R., Gottlieb, S. and Paavonen, J. (2015). Pelvic
Inflammatory Disease. New England Journal of Medicine,
372(21), pp.2039-2048.

Anda mungkin juga menyukai