Anda di halaman 1dari 44

STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN 1

ELEMEN STRUKTUR - PONDASI


Sutrati Melissa Malik, ST.,MT
Email : ratihmalik.ars@gmail.com
Mobile : 0852 1904 8589

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS TADULAKO
REFERENSI

1. Frick, Heinz. Ir. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu 1. Kanisius.


2. Frick, Heinz. Ir. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu 2. Kanisius.
3. Frick, Heinz. Ir dan Stiawan, Pujo 2002. Ilmu Konstruksi
Perlengkapan dan Utilitas Bangunan . Penerbit Kanisius.
4. Rumah Sederhana. 1984. Kanisius.
5. Gunawan, Rudy. Ir. 1978. Pengantar Ilmu Bangunan. Kanisius.
6. Menggambar Bangunan Kayu. Kanisius. 1979.
7. Edward T White, (Graphic Vocabulary for Architectural
Presentation)
DEFINISI
STRUKTUR & KONSTRUKSI

 Struktur adalah tiang bangunan yang menjadi kekuatan utama dari


bangunan. Sebuah bangunan tersusun dari elemen struktur dan
non struktur. Seluruh elemen struktur dan elemen non struktur
berpadu membentuk konstruksi (Taufik Priambodo, Struktur &
Konst Rumah Menengah, 2014)

 Contoh :
Pelat lantai merupakan salah satu elemen konstruksi bangunan
yang berasal dari elemen struktur, dan pintu merupakan salah satu
elemen konstruksi bangunan yang berasal dari elemen nonstruktur
ELEMEN – ELEMEN STRUKTUR

UPPER STRUCTURE
SUB STRUCTURE
ELEMEN – ELEMEN STRUKTUR

UPPER STRUCTURE
SUB STRUCTURE
ELEMEN – ELEMEN STRUKTUR

Upper Structure :
Sistem bangunan utama, yang membuat bangunan
tersebut berdiri, kokoh, dan bisa berfungsi.

Sub Structure :
Sistem penopang Upper Structure, agar supaya Upper
Structure bisa tetap stabil berdiri / pada posisi yang
dikehendaki
ELEMEN – ELEMEN STRUKTUR

Elemen struktur bangunan dibagi menjadi 2


bagian yaitu :
1. Upper structure, antara lain : 2. Sub structure, antara
 Konstruksi Atap lain :
 Ringbalk  Pondasi lajur (Batu
 Kolom Lt 2 (Beton bertulang) kali)
 Pelat Lt 2 (Beton bertulang)  Pondasi setempat
 Balok pelat Lt 2 (Beton bertulang) (Beton bertulang)
 Kolom Lt dasar (Beton bertulang)
 Sloof (Beton bertulang)
 Tangga (Beton bertulang)
Super Structure :
STRUKTURAL
 Sistem Struktur Atap
 Sistem Struktur Dinding (bearing wall, sloof, balok,
dan kolom)
 Sistem Struktur Lantai (untuk bangunan bertingkat)

NON STRUKTURAL
 Sistem penutup atap
 Sistem plafond
 Sistem pengisi dinding
 Sistem pintu dan jendela
 Sistem penutup lantai

Sub Structure :
STRUCTURAL
 Sistem pondasi
Umpak, cerucuk, anchor, raft, ponton, etc
pondasi batu kali, pondasi telapak beton, bor pile,
tiang pancang, sumuran, etc
(under surface / upper surface)
DEFINISI & FUNGSI
PONDASI

 Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan


bangunan dengan tanah, yang menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna, dan gaya-
gaya luar terhadap bangunan,
(Heinz F, Ilmu Konst Bangunan, 2007)

 Fungsi Pondasi :
1. Sebagai kaki bangunan
2. Sebagai penahan bangunan dan meneruskan beban dari
atas ke dasar tanah yang cukup kuat/keras
3. Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil (tetap)
JENIS - JENIS
PONDASI

Jenis Pondasi :
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah struktur konstruksi paling bawah yang
berfungsi meneruskan (mendistribusikan) beban bangunan ke
lapisan tanah keras yang berada relatif dekat dengan
permukaan tanah.

2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi
yang berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan
tanah keras yang berada jauh dari permukaan tanah.
PONDASI DANGKAL
Jenis Pondasi :
1. Pondasi Menerus, Pondasi menerus biasanya digunakan untuk
mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung
beban dinding atau kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional
kolom tidak terlalu mendukung beban berat.
2. Pondasi Setempat, Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban
titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada
titik kolom struktural.
3. Pondasi Konstruksi Laba-laba, Pondasi ini merupakan pondasi
dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih
menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan
tanah sebagai bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang
Laba-Laba dapat dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai yang
didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah.
PONDASI DANGKAL

Pondasi Menerus Pondasi Setempat

Pondasi Konstruksi Laba - laba


PONDASI DALAM
Jenis Pondasi :
1. Pondasi Sumuran
2. Pondasi Bored Pile
3. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Sumuran

Pondasi Tiang Pancang Pondasi Bored Pile


MATERIAL / BAHAN
PONDASI

1. Pondasi Batu Kali


MATERIAL / BAHAN
PONDASI

1. Pondasi Batu Kali


The world's highest
MATERIAL / BAHAN brick tower of St. Martin's
Church in Landshut,Germany,
PONDASI completed in 1500

2. Pondasi Batu Bata


 Dibuat hanya jika terdapat
batu bata yang bermutu
tinggi sehingga tidak akan
hancur dalam waktu singkat
di dalam tanah yang lembab

 Tinggi batu bata minimal


adalah lima lapisan batu
dengan siar melintang yang
teratur benar
MATERIAL / BAHAN
PONDASI

3. Pondasi Beton
 Pondasi beton yang tidak bertulang atau beton berbatu
kali (cyclopean concrete) pada umumnya digunakan
hanya untuk gedung bertingkat.

 Mutu beton sebagai bahan bangunan Pondasi minimal


kelas II K 125.
MATERIAL / BAHAN
PONDASI
4. Pondasi Beton Bertulang
 Pondasi beton
bertulang digunakan
pada bangunan yang
bertingkat banyak dan
kalau keadaan daya
dukung tanah kecil.
Perlu diperhatikan
bahwa tebal selimut
beton (antara tanah
dan baja tulangan)
sebaiknya dipilih
setebal 5 cm).
MATERIAL / BAHAN
PONDASI
5. Pondasi Kayu

Kayu dapat juga digunakan sebagai fondasi lajur maupun tiang


pancang di daerah rawa-rawa atau berair. Kayu sebagai bahan fondasi
memiliki daya tahan lama jika selalu terendam dalam air karena
kekurangan oksigen justru menghindarkan kebusukan
STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN 1

ELEMEN STRUKTUR – SLOOF & LANTAI


Sutrati Melissa Malik, ST.,MT
Email : ratihmalik.ars@gmail.com
Mobile : 0852 1904 8589

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS TADULAKO
SLOOF
 Sloof adalah beton bertulang yang
diletakkan secara horizontal di
atas pondasi.

 Berfungsi untuk meratakan dan


memikul beban yang diterima
kolom menuju pondasi. Sehingga
setiap beban yang diterima suatu
kolom, akan tersebar merata pada
seluruh pondasi. Selain itu, sloof
berfungsi sebagai pengikat
antara dinding pondasi dengan
kolom.
LANTAI
 Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-
dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi
bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-ruangan
secara vertikal.
 Fungsi lantai antara lain :
1. Memisahan ruangan secara mendatar
2. Melimpahkan beban kepada balok
3. Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah
4. Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai
banyak
5. Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
6. Isolasi terhadap pertukaran suhu
7. Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan
8. Segi arsitektur, lantai harus dapat menampilkan aspek fungsional dan
estetik
LANTAI
Persyaratan lantai meliputi aspek teknis dan ekonomis :
1. Lantai harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk
mendukung beban
2. Tumpuan pada dinding / balok harus mencukupi untuk menyalurkan
beban sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan
3. Lantai harus mempunyai masa yang cukup untuk meredam getaran
dan mencegah pemantulan suara
4. Porositas lantai harus tetap mampu menjadi isolasi pertukaran suhu
dan kelembaban
5. Bahan penyusun lantai dapat dipasang dengan cepat
6. Lantai setelah berfungsi hanya memerlukan perawatan minimal.
7. Lantai harus awet, dapat terus berfungsi seiring dengan umur
rencana bangunan
LANTAI
Beberapa istilah terkait dengan lantai
antara lain :
 Basemant; bagian bangunan
(ruangan) yang berada di bawah
tanah
 Sub basement; ruangan di bawah
basement
 Ground floor, lantai pertama di atas
permukaan tanah
 First floor; lantai kedua
 Storey/story; tingkat: bagian bangunan
di antara satu lantai dengan lantai di
atasnya
 Cellar: ruangan bawah tanah yang
dimanfaatkan sebagai gudang
LANTAI
Jenis-jenis lantai antara lain : Jenis penutup lantai antara lain :
1. Lantai tanah 1. Lantai ubin/tegel/keramik
2. Lantai kerikil  Ubin semen
3. Lantai pasangan batu merah  Ubin batu alam / marmer /
kosongan granit
4. Lantai pasangan batu merah  Ubin keramik (tanah dibakar)
dengan pengisi  Ubin kayu / parket,
5. Lantai beton tumbuk  Karet, PVC, dll
6. Lantai beton bertulang 2. Lantai aspal
7. Lantai kayu  Aspal pulasan
 Aspal beton
 Aspal pasir
Konstruksi Lantai Dasar

Pada konstruksi lantai, membahas lantai pada bangunan


bertingkat. Konstuksi lantai yang dimaksud adalah
lantai dengan konstruksi kayu dan beton bertulang.

Pada konstruksi lantai kayu, penutup lantai juga akan


menggunakan penutup lantai dari kayu. Beban-beban akan
lantai didukung oleh balok-balok dari kayu.

Pada konstruksi lantai beton bertulang, penutup lantainya


memiliki variasi yang lebih banyak
Konstruksi Lantai Dasar

 Kondisi dan syarat-syarat

Beban Lantai

Lapisan Tanah
Konstruksi Lantai Dasar

Landasan harus
padat/keras dan stabil
serta rata
Lapisan tanah harus
bebas dari bahan-
bahan organis
Pemadatan/perbaikan
tanah dapat dengan
memberi pasir/sirtu

30
Konstruksi Lantai Dasar

31
Konstruksi Lantai Dasar

Untuk Beban Berat


 Garasi atau jalan kendaraan konstruksi lantai dapat dibuat
sebagai berikut :
Konstruksi Lantai Dasar

 Untuk Konstruksi Blok Beton

celah-celah antara blok beton diisi pasir


Konstruksi Lantai Dasar

Untuk Penutup dari Bahan Keramik


JOINT KOLOM-BALOK - PLAT LANTAI
LANTAI BETON BERTULANG
Ada dua jenis plat lantai beton bertulang;
1. Cetak di tempat (cast in site)
Lantai beton bertulang cast in site/in situ dicetak secara lengkap pada
keranga struktur yaitu balok dan kolom sehingga mebentuk konstruksi
gedung.
2. Pracetak (precast)
Lantai pracetak tidak memberikan tambahan kekuatan pada
strukturnya.

Lantai beton bertulang memerlukan perancah/acuan untuk mendukung


berat beton basah dan perancah baru dapat dibongkar setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup.
LANTAI Cetak di tempat (cast in site)
LANTAI Cetak di tempat (cast in site)
LANTAI KAYU
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari
rangkaian papan kayu yang disatukan
menjadi kesatuan yang kuat, sehingga
membentuk bidang injak yang luas.
 Ukuran lebar papan umumnya 20 – 30
cm,
 tebal papan dapat dipilih ukuran 2 – 3
cm,
 jarak balok-balok pendukung antara 60
– 80 cm.
 Ukuran balok berkisar antara 8/12,
8/14, 10/14 untuk bentangan 3 – 3,5 m.
 Balok-balok kayu ini dapat diletakkan di
atas pasangan bata 1 batu atau
ditopang oleh balok beton.
LANTAI KAYU
LANTAI KAYU
Keuntungan:
1. Harga relatif murah, berarti biaya bangunan rendah.
2. Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai.
3. Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi.

Kerugian:
1. Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan.
2. Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari
penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya.
3. Sifat bahan PERMEABLE (rembes air) jadi tidak dapat dibuat kamar mandi/WC
di lantai atas.
4. Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur di atasnya.
5. Tidak dapat dipasang tegel, jadi mengurangi kesan mewah (hanya dapat
ditutup karpet, vinyl, atau sejenisnya).
6. Dapat dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan bahan terbatas.
7. Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan) jadi
hanya cocok untuk bangunan yang terlindung.
LANTAI KAYU
PASANGAN BALOK LOTENG (DARI KAYU)

Balok Loteng memisahkan dua tingkat (ruang


atas dan ruang bawah). Sekaligus menopang
plafond dan lantai. Sesuai tempat dan
tugasnya, maka balok masing-masing dalam
suatu susunan balok mempunyai nama sendiri-
sendiri, yaitu:
 Balok Induk, adalah semua balok yang
melintang tanpa topang pada seluruh lebar
bangunan dan pada kedua ujungnya
bertumpu pada kolom. (biasanya
mempunyai bentang ± 3 meter).
 Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk,
digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya
mempunyai bentang ± 2 meter).
 Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok anak atau
balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau balok induk.
Digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya
mempunyai bentang ± 1 meter).
See U next Week
Tugas 2

Anda mungkin juga menyukai