Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 1

Dermatitis merupkan salah satu penyakit yang


timbul gangguan pada sistem imun, dermatitis kontak
merupakan suatu berntuk penyakit yangdisebabkan
hipersensivitas IV, dan diawali oleh kontak langsung
antara bahan allergik dan lain-lain.
Ada banyak factor pencetus penyakit tersebut, dan
perlu untuk diketahui oleh semua kalangan
masyarakat, demi mewujudkan hal tersebut maka
penulis membuat sebuah makalah yang berisikan
tentang materi dermatitis.
Di Era globalisasi saat ini, Perawat seharusnya
mampu menguasai tentang konsep medis sehingga
perawat dapat mengantisipasi secara dini mengenai
dermatitis kontak iritan.
A.Apa itu dermatitis
B. apa penyebab dermatitis
C. bagaimana asuhan
keperawatan dermatitis
 Adapun beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
• Memberikan pengetahuan mengenai defenisi dari Dermatitis
kontak iritan
• Memberikan pengetahuan mengenai etiologi dari Dermatitis
kontak iritan.
• Memberikan pengetahuan mengenai patofisiologi Dermatitis
kontak iritan.
• Memberikan pengetahuan mengenai manifestasi klinis dari
Dermatitis kontak iritan
• Memberikan pengetahuan mengenai pemeriksaan diagnostik
pada penyakit Dermatitis kontak iritan.
• Memberikan pengetahuan mengenai penatalaksanaan Dermatitis
dan kontak iritan jika dipandang dari segi medis dan
keperawatan.
• Memberikan pengetahuan mengenai upaya pencegahan
Dermatitis kontak iritan.
Dermatitis berasal dari kata derm/o- (kulit)
-itis (radang/inflamasi), sehingga dermatitis
dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan di
mana kulit mengalami inflamasi. Klasifikasi
dermatitis secara umum dibagi menjadi
berdasarkan sumber agen penyebab dermatitis;
dermatitis eksogen dan dermatitis endogen
Penyebab timbulnya dermatitis kontak iritan
cukup rumit dan biasanya melibatkan gabungan
berbagai iritan. Iritan adalah substansi yang akan
menginduksi dermatitis pada setiap orang jika
terpapar pada kulit dalam konsentrasi, waktu
dan frekuensi yang cukup. Iritasi pada kulit
merupakan sebab terbanyak dari dermatitis
kontak. Beberapa contoh iritan akibat kerja yang
lazim dijumpai adalah sebagai berikut
a. Sabun, detergen, dan pembersih lainnya.
b. Bahan-bahan industri, seperti petroleum,
klorinat hidrokarbon, etil, eter, dan lain-lain.
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul
akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan
melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan
merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau
beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan
berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom,
mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan
rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase
akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik
akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang
akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan
sistem kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit
serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan
histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan
mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan
perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang
ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak
iritan terjadi kerusakan keratinosit dan keluarnya
mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya
dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu
dermatitis. Kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi. Ada
dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah.
Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan
pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah
hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami
kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya
kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi,
mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
(Hetharia, Rospa. Halaman 95-96)
4.Manifestasi Klinis

Dua jenis bahan iritan, maka dermatitis


kontak iritan juga ada dua macam yaitu
dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis
kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan
akut. Penyebabnya iritan kuat, biasanya
karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau
panas, eritema, vesikel, atau bula. Luas
kelainan umumnya sebatas daerah yang
terkena, berbatas tegas.
Dermatitis kontak iritan kronis atau dermatitis
iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan
lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik,
misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah,
panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen,
sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis
kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena
kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan
secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan
dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor
lain baru mampu.
dermatitis iritan kumulatif ini merupakan
dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama,
lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan
likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak
terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti
luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci
Laboratorium
 Darah; Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit,
elektrolit, protein total, albumin, globulin.
 Urin; pemeriksaan Hispatologi
 Uji kulit, alergen, uji IgE spesifik, pada
dermatitis atopik
 Pemeriksaan kultur bakteri apabila ada
komplikasi infeksi sekunder bakteri, pada
dermatitis kontak iritan
Penatalaksanaan diet pada dermatitis
atopik masih merupakan masalah yang
kontroversional. Alergi makanan yang
signifikan, tidak diketahui sebagai penyebab
dari dermatitis atopik atau berapa
persentase dari klien dermatitis atopik yang
mempunyai alergi terhadap makanan.
Alergen yang paling umum yang sering
muncul adalah telur, susu sapi, kedelai,
gandum, kacangkacangan, dan ikan. Alergen
yang telah diketahui ini harus dihindari.
Perawataan harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya malnutrisi ketika
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema
dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika
pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi
pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas
tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena
beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi
dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi
regional diagnosis regional akan sangat membantu
penegakan diagnosis.Kriteria diagnosis dermatitis kontak
alergik adalah :
 Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi
lama, beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah
atau sering kontak dengan bahan serupa.
 Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat
kontak.
 Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak
dan lain tempat yang serupa dengan tempat kontak tetapi
lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya
setelah pada tempat kontak.
 Rasa gatal
 Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit
atau jaringan kulit.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan Inflamasi dermatitis, respon
menggaruk.
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
kerusakan perlindungan kulit.
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan dalam penampilan sekunder
akibat penyakit.
 Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya sumber
a.Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit atau
jaringan kulit,ditandai dengan :
 Keluhan nyeri
 Klien tampak meringis
 Klien tampak melindungi diri akibat nyeri
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1×24 jam, diharapkan nyeri berkurang
atau terkontrol dengan kriteria:
1) Pernyataan verbal klien bahwa nyeri
berkurang atau terkontrol.
2) Tanda vital dalam batas normal
3) Ekspresi tenang/nyaman
 Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala
0-10).
Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan
sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi dan
terjadinya komplikasi.
 Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu
penghangat, penutup tubuh hangat.
Sumber panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil.
 Libatkan pasien dalam penentuan jadwal aktivitas, pengobatan,
pemberian obat.
Meningkatkan rasa kontrol pasien dan kekuatan mekanisme
koping.
 Berikan tindakan kenyamanan dasar, contohnya pijatan pada area
yang tidak sakit, perubahan posisi dengan sering.
Meningkatkan relaksasi; menurunkan tegangan otot dan kelelahan
umum
 Anjurkan penggunaan teknik manajemen stress
Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan
meningkatkan rasa kontrol, yang dapat menurunkan
ketergantungan farmakologis.
 Adanya skuama kering, basah atau kasar.
 Adanya krusta kekuningan dengan bentuk dan
besar bervariasi.
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperatawan
selama 3×24 jam diharapkan kerusakan
integritas kulit dapat membaik dengan kriteria
hasil:
 Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area
luka yang terdapat lesi.
 Tidak adanya tanda-tanda infeksi seperti rubor,
kalor, dolor, tumor, fungsi lausea.
1)Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan
warna,hangat lokal, eritama.Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi,
nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung
untuk infeksi dan rusak.
2)Anjurkan agar permukaan kulit tetap kering dan bersih. Batasi
penggunaan sabun.
Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik
untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan
kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi
3) Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan
bedak kecuali diijinkan dokter.Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi
secara nyata
4)Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan kelembaban
atau ekskresi.Terlalu kering atau lembab merusak kulit dan
mempercepat kerusakan.
5)Berikan obat sesuai indikasi: Antihistamin.Menghilangkan gatal.
 Demam
 Luka terdapat eksudat

Tujuan dan kriteria hasil:


Setelalah melakukan tindakan
keperawatan selama 1×24 jam, infeksi dapat
di hindari dengan kriteria hasil:

1)Tanda-tanda vital dalam batas normal


2)Tidak adanya tanda-tanda infeksi seperti
rubor, kalor, dolor, tumor, fungsi lausea.
 1) Awasi atau batasi pengunjung bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi
terhadap pengunjung bila perlu. Mencegah kontaminasi silang dari
pengunjung. Masalah resiko infeksi harus seimbang mengalawan
kebutuhan pasien utuk dukungan keluarga dan sosialisasi.
 2)Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesai indikasi.
Tergantung tipe/luasnya luka dan isolasi dapat direntang dari luka
sederhana/kulit sampai komlpit/sebaiknya untuk menurunkan resiko
kontaminasi silang/ terpajannya pada florea bakteri multiple
 3) Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua
individu yang datang kontak dengan pasien. Mencegah kontaminasi
silang; menurunkan resiko infeksi.
 4) Periksa luka tiap hari, periksa/catat perubahan penampilan, bau,
atau kualitas drainase.Mengidentifikasi adanya penyembuahan dan
memberikan deteksi dini infeksi.
 5) Awasi tanda vital untuk demam, peningkatan frekwensi kedalaman
pernafasan sehubungan dengan perubahan sensori, adanya diare,
penurunan jumlah trombosit dan hipoglikemia dan glikosuria. Indikasi
sepsis memerlukan evaluasi cepat dan intervensi.
 Kesimpulan
` Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal
langsung dari bahan iritan pada sel-sel epidermis, dengan
respon peradangan pada dermis. Dermatitis kontak iritan
ini disebabkan oleh terpapan oleh zat-zat kimia seperti:
a.Sabun, detergen, dan pembersih lainnya.
b.Bahan-bahan industri, seperti petroleum, klorinat
hidrokarbon, etil, eter, dan lain-lain.Dermatitis kontak
iritan ini dapat dicegah yaitu dengan cara: Bilas kulit
dengan air dan gunakan sabun ringan jika dermatitis
karena kontak dengan suatu zat. Usahakan mencuci untuk
menghapus banyak iritan atau alergen dari kulit Anda.
Pastikan untuk membilas sabun sepenuhnya dari tubuh
Anda, Jika di tempat kerja, memakai pakaian pelindung
atau sarung tangan untuk melindungi kulit Anda terhadap
senyawa berbahaya. Gunakan deterjen ringan, tanpa
wewangian saat mencuci pakaian, handuk dan selimut.
Coba lakukan siklus bilas tambahan pada mesin cuci.
Dari pembahasan diatas, maka penulis
dapat memberikan saran kepada pembaca,
diantaranya yaitu:
 Untuk menjaga kontak langsung dengan
bahan kimia yang memiliki konsentrasi tinggi
terutama bagi orang-orang yang memiliki
riwayat alergi sebelumnya agar dapat
terhindar dari penyakit dermatitis kontak
iritan.
 Selalu menjaga kebersihan diri saat terpapar
dengan bahan kimia.
 Segera memeriksakan diri bila terkena

Anda mungkin juga menyukai