Anda di halaman 1dari 9

Disusun oleh:

Alawiyah
Erna Fantry
I Gusti Ayu Oktapiyani
Wita Rizky Febriana
Gaya kepemimpinan
 Gaya diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau
tersendiri. Menurut follet (1940), gaya didefinisikan sebagai
hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan hasil akhir yang
dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan.
 Gilles (1970), menyatakan bahwa gaya kepemipinan dapat
diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri.
Perilaku seseorang dipengahrui oleh adanya pengalaman
betahun- tahun dalam keidupannya. Oleh karena itu,
kepribadiaan seseorang akan memengaruhi gaya
kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan
seseorang cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda.
 Kepemimpinan menurut Likert
Sistem otoriter
Pemimpin tipe ini sangat
otoriter,mempunyai kepercayaan yang
rendah terhadap bawahanya, memotivasi
bawahan melalui ancaman atau hukuman
komunikasi yang di lakukan satu arah ke
bawah (top-down).
Kepemimpinan menurut LIPPITS dan K.WHITE
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Wewenang mutlak berada pada pimpinan.


 Keputusan selalu dibuat oleh pempinan.
 Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan.
 Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan
kepada bawahan.
 Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan
atau kegiatan para bawahan di lakukan secara ketat.
 Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan.
 Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
Lanjutan ..
 Tugas-tugas bawahan di berikan secara instruktif.
 Lebih banyak kritik daripada pujian.
 Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
syarat.
 Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat.
 Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman.
 Kasar dalam bersikap.
 Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya di pikul
oleh pimpinan.
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas atau pekaryaan. Menggunakan
kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
pimpinan. Pemimpin menentukan semua
tujuan yang akan di capai dalam
pengambilan keputusan. Informasi di berikan
hanya pada kepentingan tugas. Motivasi
dengan reward dan punishment.
Contoh Kasus : Hartoyo sebagai Manajer
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah
dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6
bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari
tentar. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia
bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan
menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.

Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya kepada Drs.


Abdul Hakim, AK, manajer departemen keuangan, apakah dia
mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam
departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah
mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”,
bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan
pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia
(Hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua
keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan
mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”
 Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan
oleh Hartoyo?
 Bagaimana keuntungan dan kelemahannya?
 Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang
dan dulu sewaktu di tentara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai