Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

“KISTA OVARIUM SUSPEK MALIGNANCY”

Andi Nur Ardiah Rahman(N 111 15 006)

PEMBIMBING KLINIK
dr.Djemi., Sp.OG., MARS
BAB I PENDAHULUAN

Kista  pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch)  Kista ovarium  suatu


kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium

Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah
kista yang mengarah ke keganasan

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko pertumbuhan menjadi
ganas berkurang
Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama
pada wanita-wanita yang mulai menopause

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
BAB II
2.1 Anatomi Ovarium

4
Tumor ovarium adalah sebuah proses
penumbuhan jaringan baru yang berasal dari
ovarium baik yang bersifat jinak maupun
ganas

BAB II Definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa


kantong abnormal yang berisi cairan. Karena
2.2 Defenisi Tumor Ovarium
secara definisi tumor adalah jaringan, oleh
karena itu beberapa literatur membedakan
antara kista dengan tumor ovarium.

5
BAB II
2.2 Defenisi Tumor
Ovarium

6
 Data penilitian Jurnal Medscape di Amerika
Serikat, umumnya kista ovarium ditemukan saat
pasien melakukan pemeriksaan USG baik
abdominal maupun transvaginal dan transrektal
 Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah
postmenopause. Sebagian besar kista yang
BAB II ditemukan merupakan kista jinak, dan 10%

2.3 Epidemiologi sisanya adalah kista yang mengarah ke


keganasan.
 Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada
usia produktif dan relatif jarang pada wanita
postmenopause.
 Tidak ada persebaran umur yang spesifik
mengenai usia terjadinya kista ovarium.

7
1. Kista Fisiologis
2. Kista Patologis

BAB II
2.4 Sifat Kista

Gambar 4.Ovarium normal & dengan kista dermoid

8
 Neoplastik Jinak
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak
1. Kistik
dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam
 Kistoma Ovari Simpleks
tumor kistik dan solid
 Kistadenoma Ovarii Serosum
 Kistadenoma Ovarii Musinosum
 Kista Endometroid
 Kista Dermoid
BAB II 2. .Solid
 Fibroma ovarii
2.5 Klasifikasi Kista  Tumor Brenner
 Maskulinovoblastoma (adrenal cell
rest tumor)
 Kista Ovarium Non-Neoplastik
 Tumor Akibat Radang
 Kista Folikel
 Kista Korpus Lutein
 Kista Teka Lutein
 Kista Inklusi Germinal
9
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri
Pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang
tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.
BAB II
2.6 Etiologi a.Riwayat kista ovarium sebelumnya
b.Siklus menstruasi yang tidak teratur
c.Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d, Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g.Terapi tamosifen pada kanker mamma

10
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut
kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular
dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk
FSH dan HCG

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi


BAB II gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
2.7 Patofisiologi berlebih.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang


berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat
bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat
berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial

11
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala
dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak
spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
 Gangguan haid
 Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi
atau sering berkemih.
BAB II  Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
2.8 Tanda dan Gejala menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
 Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut:
 Asites
 Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam
rongga perut
 Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
 Gangguan buang air besar dan kecil.
 Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada

12
BAB II 1. Ultrasonografi (USG)

2.9 Diagnosis 2. Pemeriksaan Lab


Pemeriksaan Beta-HCG
Diagnosis kista ovarium dapat
Pemeriksaan Darah Lengkap
ditegakkan melalui pemeriksaan
fisik.Namun biasanya sangat sulit untuk Urinalisis
menemukan kista melalui pemeriksaan  Pemeriksaan Lab
fisik. Maka kemudian dilakukan
Pemeriksaan Tumor Marke
pemeriksaan penunjang untuk
mendiagnosis kista ovarium. 3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Pemeriksaan yang umum digunakan Pemeriksaan Beta-HCG
adalah :
Pemeriksaan Darah Lengkap
Urinalisis
 Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Tumor Marke

13
BAB II 1. Observasi dan Manajemen Gejala
2.10 Penatalaksanaan 2. Operasi

14
BAB III
LAPORAN KASUS

15
Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. N
Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Alamat : Palolo Alamat : Palolo
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Waktu Masuk RS: Rabu, 20


Desember 2017
Tanggal Pemeriksaan: Rabu,
20 Desember 2017
Jam: 15:26
Tempat: RSUD UNDATA
16
Keluhan Utama
Nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien P1A2 usia 32 tahun masuk ke IGD Kebidanan RSUD Undata Palu dengan keluhan nyeri
ANAMNESIS
perut yang dirasakan sejak ±1 tahun terakhir semakin memberat sejak ± 1 bulan sebelum masuk
Rumah Sakit. Nyeri yang dirasakan menjalar hingga punggung belakang. Keluhan disertai adanya
benjolan pada perut yang mulai dirasakan sejak ±2 tahun yang lalu dan lambat laun semakin
membesar. Disertai pula badan terasa lemas, sesak sejak ± 1 tahun yang lalu bersifat hilang timbul,
nyeri pada dada sisi kanan pasien, batuk kering yang dialami sejak ± 1 bulan terakhir, demam sejak
±1 minggu yang lalu, mual, muntah >5×, nafsu makan menurun, dan terasa pusing serta sakit
kepala. Pasien juga mengaku terjadi penurunan berat badan drastis. Keluhan ini dirasakan semakin
memberat beriringan dengan perut pasien yang semakin membesar. Pasien mengaku ± 1 bulan
yang lalu, pasien pengalami perdarahan dari jalan lahir selama 1 hari, volume yang cukup banyak
dan berhenti sendiri. Konstipasi ±7 hari, dan buang air kecil sedikit-sedikit. Tidak ada keluhan
17
adanya pelepasan darah maupun dari jalan lahir saat ini.
Riwayat Pengobatan:
• Pasien rujukan dari Puskesmas Palolo dengan tumor kista. Pasien sempat dirawat ± 3
bulan yang lalu dengan kista ovarium di RSUD Undata palu, pasien dianjurkan untuk
berobat lanjut, tapi pasien mengaku belum siap.
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Tidak ada riwayat keluhan serupa sebelumnya. Tidak ada riwayat penyakit ginekologi
lainnya, riwayat hipertensi, jantung, diabetes mellitus, asma, alergi dan penyakit lain
disangkal.

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga:
• Riwayat Ca Ovarium pada nenek pasien.
Riwayat Menstruasi:
• Pasien mengaku sudah tidak mengalami menstruasi sejak awal bulan April tahun 2017.
Menarche pada usia ± 12 tahun, lama haid: 7-9 hari, 5-6 pembalut/hari, siklus haid tidak
teratur sejak usia 25 tahun.
Riwayat Kontrasepsi
• Pasien mengaku suntik 3 bulan sejak tahun 2007 sampai 2015.
Riwayat Pernikahan
• Pasien menikah 1 (satu) kali dengan suami sekarang dengan lama pernikahan ±8 tahun 18
Riwayat
Obstetri NO Tahun Tempat Penolong Persalinan BBL Jenis Ket.
Persalinan Kelamin

1 2006 Abortus
2 2007 Rumah Bidan Gravid 4500 Perempuan Hidup,
aterm, SPT- gr sehat
LBK

3 2010 Abortus

19
STATUS
GENERALISATA
KU: Sakit Berat, Indeks Karnofsky: 20%, Status
Penampilan WHO: 4
Kesadaran:GCS E4V5M6, Compos mentis
Status gizi: Underweight
BB : 45 kg  61 kg
TB : 158 cm
IMT : 18,02 kg/m2
Vital Sign : TD :100/70 mmHg
Nadi :104 ×/menit
Respirasi :34 ×/menit
Suhu :39,7oC
Skala Nyeri :8
20
STATUS
Wajah : Tampak pucat (+),
Sklera : Ikterus +/+

GENERALISATA
Pemeriksaan
Inspeksi :
Paru
Ekspansi paru simetris bilateral kanan = kiri, retraksi interkosta (+), jejas (-),
bentuk normochest, jenis pernapasan thoraco-abdominal, pola pernapasan kesan
normal
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocal fremitus menurun pada kedua lapang paru, nyeri
tekan (-)
Perkusi : Bunyi pekak mulai pada ICS 5 dextra dan ICS 4 sinistra, batas paru-hepar sulit
dievaluasi.
Auskultasi: Suara napas vesikuler di kedua lapang paru (melemah) kecuali di SIC I dan II
Suara napas bronchovesicular di SIC I dan II
Suara napas bronchial di manubrium sterni
Suara napas tracheal di trachea
Suara napas tambahan: Ronkhi basah (+/+) mulai pada ICS 5 dextra dan ICS 4 sinistra.
Whezzing (-).
21
STATUS
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :Tampak cembung, kesan distensi disertai benjolan yang meliputi seluruh regio
abdomen dan penonjolan umbilicus, warna sama dengan kulit sekitar, tampak
GENERALISATA
pembuluh kapiler pada kulit dinding abdomen, luka bekas operasi (-).
Auskultasi :Bunyi peristaltik usus terdengar, frekuensi kesan menurun. Aorta abdominalis
sulit dievaluasi.
Perkusi :Bunyi pekak (+). Pembesaran lien & hepar (sulit dievaluasi)
Palpasi :Teraba massa meliputi seluruh regio abdomen, 1 jari di atas processus
Xyphoideus hingga symphisis, dengan lingkar perut 111 cm, konsistensi padat,
berbatas tegas, immobile, teraba hangat dari suhu sekitar, nyeri tekan (+).
Palpasi hepar, ginjal, dan lien (sulit dievaluasi). Tes undurasi (+)

Ekstremitas inferior
Kulit : Warna cokelat kesan normal, pitting edema (+/+), akral hangat (+/+), fungsi
sensorik normal, efloresensi (-/-).
Otot : Bentuk eutrofi, tonus normal, kekuatan otot 5/5
Sendi : ROM dalam batas normal
22
PEMERIKSAAN Inspeksi : Tidak tampak discharge dari

GINEKOLOGI vagina
Inspekulo & VT : Tidak dilakukan

23
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Pemeriksaaan Hasil Range
USG Ginekologi: 22/12/2017
02/12/2017
CEA 1,5 ≤5 ng/mL Kista Padat: ± 30×25×25 cm
CA 125 370,6 ≤35 U/mL
20/12/2017
Kesan: Kista ovarium suspek keganasan
HGB 12,3 gr/dL 11,5-16,0
HCT 40,3 % 37,0-47,0
Eritrosit 5,25×106/ uL 3,80-5,80 Foto Thorax AP: 24/12/2017
MCV 77 fL 80-100
MCH 23,5 pg 27,0-32,0
MCHC 30,6 g/dl 32,0-36,0
Trombosit 490.000/uL 150.000-500.000
Leukosit 11,4 ribu/uL 4,0-10,0
CT 7’ 4 – 10’
BT 3’ 1 – 5’
HBsAg (+) (-)
Anti HIV (-) (-)
24/12/2017
Creatinine 4,09 mg/dL 0,60-1,10
Urea 147,1 mg/dL 15,0-43,0
27/12/2017
Albumin 1,7 g/dL 3,8-5,4
24
Pasien P1A2 usia 32 tahun masuk dengan nyeri abdomen sejak ±1

RESUME tahun & memberat sejak ±1 bulan sebelum masuk RS. Disertai
benjolan di regio abdomen sejak ±2 tahun yang lalu dan progresif
membesar. Disertai pula adanya malaise, dyspneu intermitten,
nyeri regio thorax dextra, batuk tidak produktif, febris, nausea,
vomiting >5×, anorexia, dan terasa pusing serta cephalgia.
Penurunan berat badan drastis. Keluhan progresif memberat.
Konstipasi ±7 hari, dan intermitensi urin.
Pasien rujukan dari PKM dengan tumor kista. Riwayat dirawat ± 3
bulan yang lalu dengan kista ovarium. Riwayat Ca Ovarium pada
nenek pasien. Amenorrhea sejak ± 9 bulan. Riwayat
menometrorrhagia. Riwayat penggunaan KB suntik 3 bulan sejak
tahun 2007-2015.
25
RESUME Pemeriksaan fisik KU: Sakit Berat, indeks Karnofsky:
20%, status penampilan WHO: 4, GCS E4V5M6, status
gizi: underweight (IMT: 18,02 kg/m2). TD: 100/70 mmHg,
N: 104 ×/m, R: 34 ×/m, S: 39,7oC, skala nyeri: 8. Status
generalis: tampak pucat (+), ikterus +/+, pemeriksaan
paru: retraksi interkosta (+), bunyi pekak mulai pada ICS
5 dextra dan ICS 4 sinistra, suara napas vesikuler di
kedua lapang paru (melemah) kecuali di SIC I dan II,
ronkhi basah (+/+) mulai pada ICS 5 dextra dan ICS 4
sinistra.

26
RESUME
Status Lokalis: Regio Abdomen

Inspeksi: Tampak cembung, kesan distensi disertai benjolan yang meliputi


seluruh regio abdomen dan penonjolan umbilicus, warna sama
dengan kulit sekitar, tampak pembuluh kapiler pada kulit dinding
abdomen, luka bekas operasi (-).

Auskultasi: Bunyi peristaltik usus terdengar, frekuensi kesan menurun. Aorta


abdominalis sulit dievaluasi.

Perkusi : Bunyi pekak (+). Pembesaran lien & hepar (sulit dievaluasi)

Palpasi: Teraba massa meliputi seluruh regio abdomen, 1 jari di atas


processus Xyphoideus hingga symphisis, dengan lingkar perut 111
cm, konsistensi padat, berbatas tegas, immobile, teraba hangat dari
suhu sekitar, nyeri tekan (+). Palpasi hepar, ginjal, dan lien (sulit
dievaluasi). Tes undurasi (+)

27
RESUME Pemeriksaan penunjang: CEA=1,5; CA
125=370,6; HGB=12,3 gr/dL; PLT=490.000/uL;
WBC=11,4 ribu/uL. HBsAg (+); Creatinine=4,09
mg/dL; Urea=147,1 mg/dL=Albumin 1,7 g/dL.
USG Ginekologi: Kista Padat: ± 30×25×25 cm,
kesan: Kista ovarium suspek keganasan. Foto
thorax: efusi pleura.

28
DIAGNOSIS P1A2 usia 32 tahun, Kista Ovarium
Suspek Malignancy + Hepatitis B
Suspek Meigs Syndrome (Tumor
Ovarium + Efusi Pleura + Ascites)
CKD

29
PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa Medikamentosa


Observasi balance cairan Injeksi Ranitidine 50mg/12 jam/IV
Observasi TTV Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Pasang O2 3-4 lpm Ambroxol 3×30 mg
IVFD RL 20 gtt/menit Cefadroxil 2×500 mg
Paracetamol 3×500 mg
Antasida Syrup 3×1 C
30
Follow up 28-12-2017 (perawatan hari ke-7)

DOKUMENTASI

31
BAB IV
PEMBAHASAN

32
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis pada
padasarnya belum dapat menyimpulkan secara pasti adanya kista ovarium karena biasanya penyakit ini
bersifat asimtomatik dan sulit ditegakkan hanya berdasarkan anamnesis. Walaupun pada pasien didapatkan
nyeri perut dengan ada pembesaran perut namun hal tersebut tidak spesifik pada kista ovarium. Walaupun
demikian, pada pasien ini didapatkan riwayat dirawat dengan penyakit kista ovarium sebelumnya dan adanya
riwayat penyakit gangguan hormonal yaitu gangguan menstruasi, sehingga dapat memberi petunjuk untuk
menegakkan diagnosis kista ovarium. Adanya riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal pasien juga dapat
menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit ini.

33
Pada kasus ini dimana ditemukan kista ovarium padat, ascites, dan efusi pleura pada dasarnya dapat
dikaitkan dengan Meigs syndrome. Sindrom Meigs merupakan gejala yang terdiri dari tumor ovarium
benigna dengan ascites dan efusi pleura yang menghilang setelah reaksi tumor.

34
Pasien dengan sindrom Meigs biasanya mempunyai riwayat
keluarga penderita kanker ovarium. Keluhan utama tidak terjalu
jelas dan terjadi sepanjang waktu yaitu berupa kelelahan, napas
yang pendek, peningkatan lingkar perut, penurunan berat
badan, batuk yang tidak produktif, bengkak (edema),
amenorea pada wanita premenopause, serta menstruasi yang
tidak teratur. Pada pasien ini hampit ditemukan semua kriteria
tersebut.

35
Pada pasien ini tidak dilakukan tindakan operatif hanya
berupa terapi simptomatik mengingat temuan baik itu dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan
penunjang adanya tanda-tanda mengarah ke keganasan

36
Thank You

Anda mungkin juga menyukai