Anda di halaman 1dari 76

ANALISIS

KEEKONOMIAN

Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo

Departemen Teknik Perminyakan – Institut Teknologi Bandung


2008
Latar Belakang
Bisnis perminyakan adalah seperti bisnis lainnya yaitu mencari
keuntungan. Keuntungan adalah fungsi dari produksi, harga, biaya, dan
pendapatan pemerintah. Untuk mempertahankan produksi, suatu bisnis
perlu mempertahankan stock-nya. Stock di bisnis hulu perminyakan
adalah cadangan terbukti (proven reserves).
Proven reserves (cadangan terbukti) adalah perkiraan jumlah bahan
tambang yang dapat diproduksikan dari akumulasi yang diketahui pada
waktu tertentu pada kondisi ekonomi pada saat tersebut, dengan cara
operasi yang berlaku dengan peraturan pemerintah saat tersebut, dan
kekomersialannya telah diperlihatkan oleh tes-tes produksi atau
formasi. Cadangan tersebut diperkirakan berdasarkan informasi
geologi, rekayasa, dan ekonomi pada waktu perkiraan.
Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan revisi perkiraan
yang negatif, bertambah dengan penemuan, revisi positif dan
meningkatnya kemampuan memproduksi minyak dan gas. Cadangan
terdiri dari discovered (yang telah ditemukan) dan undiscovered (yang
belum ditemukan). Cadangan yang belum ditemukan adalah perkiraan
teoritis yang mungkin terdapat di suatu daerah. Mereka dapat
diklasifikasikan kembali sebagai cadangan terbukti hanya setelah
eksplorasi memastikan keberadaannya dan diperoleh cukup informasi
mengenai kualitas dan kuantitasnya.
Gambar 1. memperlihatkan dinamika pengusahaan migas untuk sektor hulu.
Tanda positif atau negatif diujung panah menyatakan hubungan antara dua
besaran yang dihubungkan oleh panah tersebut. Sebagai contoh, jika produksi
bertambah maka cadangan terbukti berkurang (hubungan negatif) dan jika laju
penemuan bertambah, maka cadangan terbukti bertambah. Cadangan yang
belum ditemukan berkurang dengan adanya penemuan karena cadangan
tersebut menjadi terbukti.

Cadangan [–] [+] Cadangan


Penemuan
Belum Terbukti Terbukti

[+] [–]
[+]
[–]

Rasio [–]
Biaya Investasi Cadangan Produksi
Produksi
[–] [+] [+]

[–] [+]
Teknologi Keuntungan Permintaan
[–]
[+]
[–] [–]
[–]

Lingkungan Harga
Penerimaan
Pemerintah

Gambar 1. Dinamika Pengusahaan Migas


Biaya eksplorasi meningkat dengan makin banyaknya penemuan karena
migas dan akan dicari di daerah yang lebih sulit (daerah terpencil, laut
dalam) atau prospeknya kurang baik. Kenaikan biaya ekplorasi
meningkatkan biaya total dan akan mengurangi keuntungan perusahaan.
Teknologi berusaha untuk mengurangi biaya, sedangkan eksplorasi dan
peraturan lingkungan akan meningkatkan biaya. Walaupun demikian,
kelestarian lingkungan diperlukan untuk generasi mendatang dan
pembangunan yang berkelanjutan. Biaya lingkungan terdiri dari biaya
lingkungan fisik (menjaga kebersihan, keindahan lingkungan, serta
kelestarian sumber daya alam) maupun lingkungan sosial (pemerataan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat).
Kenaikan produksi dan harga (internasional maupun domestik) akan
meningkatkan pendapatan dan laju pengembalian investasi. Kenaikan
laju pengembalian investasi akan meningkatkan investasi untuk
eksplorasi dan diharapkan akan meningkatkan laju penemuan. Pemberian
insentif (penurunan penerimaan pemerintah) juga meningkatkan laju
pengembalian keuntungan.
Pengusahaan migas memiliki risiko yang tinggi dan pengusaha
menginginkan pengembalian keuntungan yang lebih tinggi dari usaha
yang risikonya lebih tinggi, karena resiko mempengaruhi keuntungan.
Pengusahaan suatu komoditi akan dilakukan apabila laju pengembalian
investasinya melebihi biaya pengadaan modal. Makin besar laju
pengembalian melebihi biaya, makin banyak modal yang tersedia.
Risiko dari pengusahaan migas dapat dibagi menjadi risiko eksplorasi,
teknologi, pasar, dan kebijaksanaan .
– Risiko eksplorasi berkaitan dengan eksplorasi yang tidak
menemukan cadangan baru.
– Risiko teknologi berkaitan dengan kemungkinan biaya
eksplorasi maupun pe-ngembangan yang lebih mahal dari yang
diperkirakan semula.
– Risiko pasar berkaitan dengan kemungkinan perubahan harga.
– Risiko negara berkaitan dengan politik, hukum, keamanan, KKN dan
lain-lain.
Untuk sektor hilir tidak terdapat cadangan terbukti, penemuan, cadangan
belum terbukti dan rasio adanya produksi. Karena investasi yang
menghasilkan produksi hanya akan dilaksanakan apabila terdapat
keuntungan, sedangkan keuntungan adalah fungsi produksi, harga, biaya,
dan pajak. Biaya dipengaruhi oleh teknologi dan lingkungan, sedangkan
produksi adalah fungsi permintaan.
Perusahaan migas dapat juga mengusahakan energi lain baik tak terbarukan
(batubara termasuk gasifikasi dan pencairannya), dan energi terbarukan
(biodiesel, panasbumi)maupun listrik.
Sektor hilir migas terdiri dari pengolahan, transportasi dan distribusi.
Minyak selain dipergunakan sebagai BBM (Bahan Bakar Minyak) juga
dipakai sebagai feedstock industri petrokimia. Pohon petrokimia diberikan
pada Gambar 2.
Etilena Polietilena
Vinil klorida
Pereng- Etilena oksida
kahan Plastik
Gas Polipropilena
Kilang Propilena
Akrionitril
Olefin
Propilena oksida Karet
Bensin Sintetik
Pirolisis Poliisobutena
Olefin C4
Butadiena, MTBE
Bensin
2-Butanol
Mentah
Serat
Sintetik
Benzena Fenol
Stirena
Sikloheksana
Reformasi Pupuk
Katalitik Aromatik Toluena Toluena diisosianat (TDI)
Nafta Trinitro Toluena (TNT)
Bahan
Ksilena Anhidrida Ftalat Pembersih
Minyak Asam tereflatat
Bumi Bahan
Pemi- Pelabur
Distilat sahan Normal Permukaan
Menengah Alkilbenzena
Parafin
Bahan
Pelembut/
H2 + CO Pemplastis
Metanol
Alkohol oxo
Bahan
Oksidasi Anti Beku
Minyak Parsial Gas CO Asam Format
Residu Sintesis Asam Asetat
Pelarut
H2
Amoniak
Reformasi dengan Bahan
Gas kukus Pelindung
Bumi
Tanaman
1,4-Butanol
Asetilena
Pirolisis Metana Asam akrilat

Gambar 2. Pohon Petrokimia


A. METODA-METODA UNTUK MENGUKUR
INDIKATOR KEUNTUNGAN
Penanaman modal (investasi) didasarkan pada keuntungan yang
diperoleh. Indikator keuntungan mempunyai ciri :

1. Harus dapat tepat untuk membandingkan dan mengkelompokkan


kesanggupan memberikan keuntungan (profitability) dari kesempatan –
kesempatan penanaman modal.
2. Parameter hendaknya mencerminkan nilai waktu dari modal
perusahaan dan secara realistis merupakan masukan bagi kebijaksanaan
fiskal dari perusahaan, termasuk investasi kembali dimasa yang akan
datang.
3. Parameter itu hendaknya dapat menunjukkan keuntungan walaupun
sekecil-kecilnya.
4. Hendaknya mencakup penyataan-pernyataan kwantitatif dari resiko.
5. Parameter hendaknya menggambarkan faktor-faktor lain seperti hasil-
hasil gabungan, resiko dan kekayaan perusahaan bila mungkin.
Indikator Keuntungan
Indikator keuntungan yang sering digunakan adalah : NPV
(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C
(Benefit to Cost Ratio) dan POT (Pay Out Time)
X X X
PW: X 
 
1
  ........ 
2 N
O
1 i 1  i  2
1  i N

XN : Cashflow di tahun ke N, i = discount rate

NPV = PW dengan i = MARR


MARR : Minimum Attractive Rate of Return
IRR : i yang menyebabkan PW keuntungan = 0 atau
PW Penerimaan = PW Biaya.
B/C : NPV Penerimaan/Investasi
POT : Periode Pengembalian : Waktu supaya kumulatif
penghasilan bersih = Investasi
Penjelasan Indikator Keuntungan
IRR
Penyelesaian IRR memerlukan trial & error, memperhitungkan nilai
waktu uang, tidak tergantung nilai absolut cash flow, bisa ganda, tidak
dapat dihitung jika semua flow + atau – atau belum balik modal dan
cash flow awal lebih mempengaruhi.
NPV
Penyelesaiannya bukan trial & error, memperhitungkan nilai waktu
uang, dan bisa mempertimbangkan resiko. NPV dihitung dengan
menggunakan discount rate sama dengan MARR.
MARR
MARR : Minimum Attractive Rate of Return yaitu: tingkat
pengembalian minimum yang diinginkan. MARR tergantung pada
biaya pengadaan modal, lingkungan, jenis kegiatan, tujuan dan
kebijaksanaan organisasi, dan tingkat risiko dari masing-masing
proyek.
B/C : Menyatakan manfaat tiap dollar yang ditanamkan
POT : Kelemahannya tidak mempersoalkan keuntungan dari investasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi MARR :
a. Jika perusahaan beroperasi dengan modal pinjaman,bunga tersebut
sekurang-kurangnya melebihi besarnya bunga yang dibayarkan pada
pinjaman.
b. Jika modal datang dari beberapa sumber, penentuan biaya modal rata-
rata terkadang dipakai sebagai basis untuk harga MARR.
c. Tujuan perusahaan adalah pertumbuhan dari kekayaan total yang
dimilikinya dengan kecepatan yang ditetapkan oleh pimpinan
perusahaan.
d. Untuk perhitungan probabilistik (Expected Monetary Value) dimana
probabilitas resiko kegagalan diberikan, maka resikonya tidak dinyatakan
dalam MARR (untuk proyek yang berhasil) sedangkan untuk perhitungan
deterministik, resiko dinyatakan dalam MARR. MARR untuk proyek yang
beresiko lebih tinggi dan proyek yang kurang beresiko. Misalnya untuk
kegiatan pengilangan (hilir) MARR adalah 12 persen, tetapi untuk kegiatan
eksplorasi dan produksi (hulu) MARR nya adalah 15-20 persen.
e. Perusahaan yang lebih bonafide (banyak kesempatan memperoleh
proyek) memiliki MARR yang lebih tinggi karena biaya devidennya
inggi serta profit margin lebih besar walaupun mendapat biaya
pinjaman yang lebih rendah dari bank karena lebih dipercaya.
Cara Menentukan MARR
1. Berdasarkan biaya total
MARR = Biaya modal + profit margin + risk premium
Profit margin untuk perusahaan bonafide lebih besar sedangkan
risk premium untuk proyek yang beresiko lebih besar.
2. Berdasarkan opportunity cost
Ditentukan dari perpotongan kurva permintaan dan pemasokan
investasi. Makin banyak jumlah investasi, makin banyak uang
yang dikeluarkan. Makin banyak investasi, maka keuntungan
marjinalnya makin menurun sedangkan biaya marjinal untuk
memperolehnya makin mahal.
Keuntungan Tahunan Kebutuhan Investasi Investasi
Contoh: Yang Diharapkan (Ribuan Dollars) Komulatif
Jika biaya kapital untuk $ 5.000.000,- 40% atau lebih $ 2,200 $ 2,200

adalah 15% dan naik 1% untuk $ 30-39% 3,400 5,600


5.000.000,- berikutnya. Dari perpotongan 20-29,9% 6,800 12,400
kurva permintaan dan permasokan dari 10-19,9% 14,200 26,600
Gambar A-1 diperoleh MARR sebesar Dibawah 10% 22,800 49,400
17%.
Hubungan Berbagai Faktor Bunga
1. Faktor bunga (F/P) dan (P/F) saling berkebalikan
(F/P, i %, n) = i(P/F, i %, n)
2. Faktor bunga (F/A) dan (A/F) saling berkebalikan
(F/A, i %,n) = 1/(A/F, i %,n)
3. Faktor bunga (A/P) dan (P/A) saling berkebalikan
(A/P,i %,n) = 1/(P/A,i %,n)
4. Faktor bunga (P/A) sama dengan penjumlahan faktor bunga (P/F) dari
periode ke 1 sampai dengan periode ke n.
n
P / A, i %, n    P / F , i %, t 
t 1

5. Faktor bunga (F/A) sama dengan satu ditambah penjumlahan faktor


bunga (F/P) dari periode ke 1 sampai dengan periode n-1.
n 1
F / A, i %, n   1,0   F / P, i %, t 
t 1
6. Faktor bunga (A/P) sama dengan faktor bunga (A/F) ditambah dengan
i,
A / P, i%, n  A / F , i%, n  i%
Perumusan Tabel Bunga
No. Faktor Formula Notasi
Diskret Kontinu
1. Pembayaran Tunggal 1  i% n ein (F/P, i%, n)
Bunga Berbunga
(Compound Amount
Factor)
2. Pembayaran Tunggal 1  i% n e-in (P/F, i%, n)
Nilai Sekarang
(Present Value Factor)
3. Pembayaran Uniform 1  i%n  1 ein-1 (F/A, i%, n)
(Series Compound i ei-1
Amount Factor)
4. Simpanan Teratur i ei-1 (A/F, i%, n)
(Sinking Fund Factor) 1  i   1
n ein-1
i 1  i  ein-1(ei-1)
n
5. Penerimaan Teratur (A/P, i%, n)
ein-1
i 1  i   1
(Capital Recovery n
Factor)
6. Nilai Sekarang 1  i n  1 ein-1 (P/A, i%, n)
ein (ei-1)
i 1  i 
Pembayaran Uniform n
(Series Present Value)
7. Gradient Uniform Series 1 n (A/G, i%, n)

i 1  i n  1
8. Gradient Present Value G  1  i n  1  (P/G, i%, n)
  n 
i 1  i 
n  
 1 
Contoh A-1
Hitung IRR dari proyek yang Tahun 0 1 2 3 4 5
mempunyai aliran dana sebagai
Aliran dana -100 20 30 20 40 40
berikut (MARR = 10%):
Untuk i = 10% : NPV = -100+20(0,91)+30(0,83)+20(0,75)+40(0,68)+
40 (0,62) = 10,16
Untuk i = 15% : PW = -100 + 20 (0,87) + 30 (0,76) +20 (0,66) + 40 (0,57)
+ 40 (0,50) = -4,02
Dari kedua nilai PW maka IRR proyek tersebut 10% < IRR< 15%, digambarkan
dengan grafik berikut :
10,16

10%
15%
-4,02

IRR = 10 % + (15% - 10%) = 13,58%


40%

30%

18% 19%
IRR

20% 17%
15% 16%

10%

0%
0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 22.5 25
Modal Kumulatif (jutaan Dolar)

Gambar A-1
Permintaan dan Pemasukan Modal
Soal A-1
Proyek A Proyek B
Tahun Lajur Kas Lajur Kas
0 - 100 - 100
1 30 40
2 30 40
3 30 30
4 30 20
5 30 20

Hitung :
1. NPV, IRR, B/C dan POT untuk masing-masing proyek
2. Proyek mana yang lebih menguntungkan.
B. MENENTUKAN PILIHAN DAN ALTERNATIF
Suatu investasi dipilih apabila menguntungkan atau IRR>MARR,
NPV>0 dan B/C >1. Apabila proyeknya lebih dari satu maka
pemilihannya berdasarkan IRR, NPV, B/C yang lebih tinggi. Walaupun
demikian kadang-kadang terdapat proyek yang IRR nya lebih tinggi
tetapi NPV nya lebih rendah dibandingkan proyek lain.
Satu Investasi : pilih IRR > MARR atau B/C > 1
Banyak Investasi :
1. Urutkan proyek dari investasi terendah ke tertinggi
2. Tentukan IRR inkremental (IRR )
3. IRR  > MARR, pilih investasi yang lebih besar
4. IRR  < MARR, pilih investasi yang lebih kecil.
Atau
1. Urutkan proyek dari investasi terendah ke tertinggi
2. Tentukan B/C
3. B/C  > 1, pilih investasi yang lebih besar
4. B/C  < 1, pilih investasi yang lebih kecil
Contoh B–1.
Tahun Alternatif 1 Alternatif 2

Misal dua
0 alternatip dengan aliran
-10 -20
1
dana sebagai berikut : 15 28

Tentukan alternatif yang terbaik jika MARR = 6% ?

Alternatif 1 :
15
15
NPV =10 
-10+ =4,15
4,15
 0,06
1 1+0.06
15
0=-10+ ;sehingga IRR= 50%
1+IRR
Alternatif 2 :

28
NPV = -20+ =6,6,4
4
1+0,06
28
0 = -20+ ; sehingga IRR = 40%
1+IRR
Dengan demikian proyek tersebut menunjukkan “kemampuan’
berikut :
Alternatif NPV IRR

1 4,15 50%
2 6,40 40%
Pemilihan NPV dan IRR bertentangan:
Alternatif 1 Alternatif 2 Selisih ()

-10 -20 -10


15 28 13

13
-10+ =0; IRRΔ = 30%
1+IRRΔ
- Memperhatikan bahwa IRR  = 30% > MARR = 6%, maka
alternatif yang dipilih adalah alternatif dengan investasi yang lebih
besar, yaitu alternatif 2.
Apabila dipakai B/C , maka:

13
B/ C     1 maka berarti pilih alternatif dengan investasi yang lebih besar
 1  0.06 
 
 10 
Contoh B–2.
Bila MARR = 6% dan t = 20, alternatif mana yang harus dipilih dari alternatif
berikut ini :
A B C D E

Biaya Investasi 4.000 2.000 6.000 1.000 9.000


Penerimaan per tahun 639 410 761 117 785
IRR 15% 20% 11% 10% 6%

Langkah pertama adalah menyusun alternatif menurut investasinya, dari terkecil


sampai terbesar.
D B A C E

Biaya Investasi 1.000 2.000 4.000 6.000 9.000


Penerimaan per tahun 117 410 639 761 785
IRR 10% 20% 15% 11% 6%

Analisis inkremental IRR adalah sebagai berikut :

B-D A-B C-A E-A

Biaya Investasi 1.000 2.000 2.000 5.000


Penerimaan per tahun 293 229 122 146
IRR 29% 10% 2% <0%

Keputusan Pilih B Pilih A Pilih A Pilih A


Dengan demikian alternatif A merupakan alternatif yang terbaik yang harus dipilih.
Contoh B – 3.
Bila terdapat masalah pada contoh B-2 digunakan analisis biaya
manfaat, maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
B-D A-B C-A E-A

Biaya 1.000 2.000 2.000 5.000


Manfaat 3.360 2.630 1.400 1.670
B/C 3,36 1,32 0,70 0,33

Keputusan Pilih B Pilih A Pilih A Pilih A


Dengan demikian yang dipilih adalah alternatif A.
Catatan : Bila IRR  B/C >MARR atau 1, pilih investasi yang lebih besar
Bila IRR  B/C MARR atau 1, pilih investasi yang lebih kecil
Contoh B – 4.
Hitung periode pengembalian dari Tahun Aliran Kumulatif
suatu alternatif yang memiliki Dana
kerakteristik berikut : 0 -1000 -1000

Periode pengembalian dari alternatif tersebut 1 350 -650


dapat dihitung dengan menentukan nilai 2 450 -200
kumulatif aliran dana dari proyek tersebut, 3 500 300
yaitu :
4 500 800
Periode pengembalian antara 2 dan 3 tahun,
dapat dihitung dengan interpolasi:
200
Periode pengembalian = 2  (3  2) ( ) = 2,4 tahun
200  300
Diterima atau ditolaknya suatu proyek dengan periode pengembalian
tertentu tergantung pada periode pengembalian terpendek yang
diinginkan investor. Bila periode pengembalian proyek < periode
pengembalian terpendek yang diinginkan investor maka proyek diterima,
dan bila sebaliknya ditolak.
C. PAJAK DAN PENERIMAAN
PEMERINTAH BUKAN PAJAK
Pajak (tax) adalah sumber keuangan pemerintah untuk membiayai
kegiatan mengelola negara misalnya untuk membayar pegawai negeri,
membayar fasilitas umum, pertahanan dan keamanan, subsidi untuk
orang miskin dan industri kecil.

Kegunaan pajak:
1. pemerataan pendapatan (orang kaya dikenakan pajak lebih banyak),
2. mengurangi pemakaian barang yang tidak disukai dengan mengunakan
pajak tambahan (minuman keras, rokok) dan
3. menumbuhkan industri yang membutuhkan proteksi dengan memberi
keringanan pajak (industri nasional, industri kecil, industri bersih
lingkungan dan sebagainya).

Pajak hanya dipungut pemerintah apabila recovery (pengembalian dari


biaya melebihi revenue (pendapatan). Recovery dihitung berdasarkan
besaran yang paling kecil dan revenue dan cost recovery.
Cost recovery (CR) adalah yang ditagihkan. Sedangkan recovery (Rec)
yang dibayarkan. Hal ini dapat dianalogikan dengan meminjam uang
sebagai berikut :
Tagihan Pendapatan Bayar (Rec) Sisa uang Sisa tagihan
(CR) (Rev) (TI) (UR)
100 50 50 - 50

50 100 50 50 -

Sisa uang yaitu pendapatan sesudah recovery (analog dengan


pengembalian tagihan) adalah taxable income (TI) atau pendapatan
kena pajak, sedangkan cost recovery yang belum terbayarkan disebut
unrecovered (analog dengan sisa tagihan) sehingga diperhitungkan
dalam cost recovery tahun berikutnya.

Bila CR>Rev  Rec = Rev UR+1 = CR-Rec, TI = 0


CR<Rev  Rec =CR  UR+1 = 0 TI = Rev-Rec
UR1 = NC0
CR = NC+D+OC+UR
C = NC+CP+OC
I = NC+CP
T = txTI
CF = Rev – I – OC – T
Contoh C-1.
Tahun Revenue Investasi Biaya Operasi
$ 106 $ 106 $ 106
0 180
1-10 100 20

MARR = 15%
Pajak gas = 70%
Investasi semua kapital

Berapakah : NPV (MARR :15%), IRR, B/C (MARR:15%),


POT ?
Jawaban:
Tahun Inv Rev D OC CR Rec TI T CF
0 180 -180
1-10 100 18 20 38 38 62 43,4 36,6

Catatan : semua satuan dalam $ 106.


NPV = - 180 + 36,6 (P/A, 15%,10)
= - 180 + 36,6 (5,02)
= 3,7
POT = 180/36,6 = 4,9 tahun

36,6 (5,02) 183,7


B/C    1,02
180 180
0 = -180 + 36,6 (P/A, IRR, 10)

180
(P / A, IRR ,10)   4,9  IRR ~ 16%
36,6
Contoh C – 2.
Untuk contoh 3 – 1 apabila investasi terdiri dari 50% kapital dan 50% non kapital
dengan pertanyaan yang sama.
Jawaban :

Tahun Inv Rev D UR OC CR Rec TI T CF


0 180 -180
1 100 9 90 20 119 100 0 0 80
2 100 9 19 20 48 48 52 36,4 43,6
3-10 100 9 0 20 29 29 71 49,7 30,3

NPV (MARR =15%) = -180 +80 (P/F,15%,1)+49,7 (P/F,15%,2)+ 30,3


(P/A,15%,8) (P/F,15%,2) = -180 + 80 (0,87) + 43,6 (0,76)
+ 30,3 (4,49) (0,76)
= - 180 + 69,6 + 33,1 +103,4 = 26,1

PW (i = 20%) = -180+80(P/F,20%,1)+ 49,7 (P/F,20%,2)+ 30,3 (P/A,20%,8)


(P/F,15%,2) = -180 + 80 (0,83) + 43,6 (0,69) + 30,3 (3,84) (0,69)
= - 180 + 66,4 + 30,1 +80,28 = -3,2

IRR = 20%
Soal C -1
Tahun Prosentase Investasi Biaya Operasi
$ 10 6 $ 10 6 $ 10 6
0 150
1 - 10 100 30

MARR = 15%
Pendapatan pemerintah = 70%

Hitung : NPV, IRR, B/C dan POT bila :


1. Semua investasi adalah kapital
2. Investasi terdiri dari 50% kapital dari 50% non kapital.
D. HARGA ENERGI
Harga minyak adalah fungsi pemasokan dan permintaan minyak dunia.
Apabila negara-negara OPEC tidak disiplin menjaga quota produksinya
maka harga akan turun dan pada musim dingin berkepanjangan di negara
barat maka harga naik.

Harga gas biasanya dikaitkan dengan harga minyak. Walaupun demikian


beberapa harga gas yang mengikuti peraturan pemerintah seperti harga gas
untuk pabrik baja Krakatau steel di Cilegon dan harga gas untuk BUMN
pupuk dan petrokimia. Harga gas dapat ditentukan berdasarkan biaya
keuntungan dan pajak.

Harga yang dihitung berdasarkan biaya, keuntungan, dan pajak yang


disebut harga finansial. Harga finansial adalah harga yang memberikan
IRR tertentu pada pajak tertentu.
D. HARGA ENERGI (lanjutan)
Harga energi adalah perhitungan Net Back Value dari energi lain,
sebagai contoh: panas bumi terhadap batubara, minyak, atau gas.
Sehingga, Net Back Value memberikan harga maksimum yang
dapat diterima dan dihitung berdasarkan:

NBEEAE = TCAE – GEE


TCAE = GAE + FAE

Dimana:
NB = net back value
TC = biaya listrik total
F = biaya bahan bakar
G = biaya pembangkitan
AE = energi alternatif
EE = energi yang diamati
EEAE = energi yang diamati terhadap energi alternatif
D. HARGA ENERGI (lanjutan)
Supaya kompetitif, harga energi tidak boleh melewati Net Back
Value karena energi tersebut menjadi tidak kompetitif.
Karenanya harga yang dipilih sebaiknya lebih tinggi dari harga
finansial sehingga keuntungan produsen cukup, dan lebih
rendah dari Net Back Value sehingga energi yang diamati
kompetitif

Kefleksibilitasan dalam sistem harga diberikan melalui pajak.


Harga yang kompetitif dipertahankan dengan mengatur pajak
berdasarkan aturan:
1. Jika harga finansial < Net Back Value maka pajak dapat
dinaikkan sampai harga finansial = Net Back Value
2. Jika harga finansial > Net Back Value maka pajak dapat
diturunkan sampai harga finansial = Net Back Value
3. Jika harga ekonomi > Net Back Value maka energi tersebut
tidak kompetitif pada pajak = 0 dan tidak akan memasuki pasar
Contoh D-1
Sebuah lapangan gas mempunyai pola produksi dan biaya
sebagai berikut
Th Produksi (Q) Investasi (I) Biaya operasi (OC)
106 MCF 106 $ 106 $
0 180
1-10 40 20

Apabila semua investasi adalah kapital dan depresiasi linear seumur


proyek, maka berapakah harganya pada penerimaan pemerintah nol,
40%, dan 70% serta IRR kontraktor = 15%?

Th (Q) I OC D CR REC R TI T CF
0 180 -180
1-10 40 2 18 38 38 40P ? ? CF1-10
D = Depresiasi = 180/10 = 18, R = P.Q, R = Revenue, P = Price
CR = NC + D + OC + UR
= 0 + 18 + 20 +0 = 38
NC = non capital, UR = Unrecovered (sisa tagihan)
CR = Cost recovery (yang ditagihkan), REC = Recovery (yang dibayar)
CR < R  REC = CR  UR +1 = 0, TI = R –REC
CR > R  REC = R  UR+1 = CR – REC, TI = 0

Supaya IRR = 15 %  0 = -180+ CF1-10(P/A,15%,10)


CF1-10 = 180/5,02 =35,86
CF1-10 = R-I-OC-T
= P.Q -1- OC - t(P.Q - REC)
= 40P - 0- 20 - t(40P - 38)

t=0  35,86 = 40P – 20  40P = 55,86  P = $ 1,4/MCF


t = 40%  35,86 = 40P – 20 -0,4(40P-38)
35,86 +20 -15,2 =24P  P = 40,66/24  P = $ 1,7/MCF
t = 70%  35,86 = 40P – 20 -0,7(40P-38)
35,86 +20 -26,6 = 12P  P = 29,2/12  P = $ 2,43/MCF
E. STATISTIK UNTUK PROYEK MIGAS
Contoh E – 1
Ketebalan bersih (dalam feet) dari 20 sumur
yang dibor disuatu cekungan adalah :
Nomor Sumur Ketebalan Bersih, feet
Statistik digunakan
menyatakan 1 111
2 81
besaran-besaran
3 142
yang mewakili suatu 4 59
populasi seperti 5 109
nilai-nilai rata-rata 6 96
(mean), nilai paling 7 124
mungkin (most 8 139
probable), minimum, 9 89
10 129
maksimum, 11 104
distribusi frekwensi 12 186
relatif, kumulatif 13 65
distribusi frekwensi 14 95
relatif. Supaya 15 54
perwakilannya 16 72
17 167
representatif maka
18 135
jumlah populasinya 19 84
harus cukup. 20 154
Data ketebalan bersih dari ke 20 sumur apabila dinyatakan sebagai data
frekwensi, frekwensi relatif, frekwensi relatif kumulatip adalah sebagai
berikut :

Selang Frekwensi Frekwensi Frekwensi Relatif


Ketebalan, ft Relatif Komulatif
50-80 4 4/20 = 0,20 0,20
81-110 7 7/20 = 0,35 0,55
111-140 5 5/20 = 0,25 0,80
141-170 3 3/20 = 0,15 0,95
171-200 1 1/20 = 0,05 1,00
Total 20 1,00
Dari data diatas dapat dibuat distribusi frekwensi, distribusi frekwensi relatif
serta distribusi frekwensi relatif kumulatif dari ketebalan bersih ke 20 sumur
tersebut.
Data dari ketebalan bersih menunjukkan :
Minimum = 54 feet
Maksimum = 186 feet
Most Probable = (80 + 110) / 2 = 95 feet
Mean = 105 feet (diperkirakan dan frekwensi relatif komulatif 50%)
F 10
r
e 8
k
6
u
e
4
n
s 2
i
0
50 80 110 140 170 200
Ketebalan Bersih, ft

Gambar E-1
Frekuensi
Relatif

0,4

0,3

0,2

0,10 50 80 110 140 170 200


Ketebalan Bersih, ft

Gambar E-2
Frekuensi
Relatif 1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200

Ketebalan Bersih, ft

Gambar E-3
F. MANAJEMEN RESIKO DAN ANALISIS SENSITIVITAS
Resiko dari proyek adalah kumpulan dari ketidakpastian besaran-besaran
yang mempengaruhi keuntungan. Ketepatan informasi dari besaran-besaran
tersebut akan mempengaruhi ketepatan keuntungan, sedangkan keputusan
diambil dari besar kecilnya keuntungan. Kesulitannya biasanya disebabkan
karena kurang baiknya kerjasama antar disiplin. Masing-masing disiplin
kurang memahami disiplin lain.

Manajemen resiko biasanya terdiri dari :


- Analisis sensitivitas dari besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan.
- Pengambilan keputusan menggunakan pohon keputusan (decision trees).
- Simulasi menggunakan bilangan acak (random numbers).
- Presentasi dari hasil-hasil diatas.

Presentasi dari manajemen resiko diperlukan, dengan alasan sederhana,


karena manajemen tidak akan menyetujui sesuatu yang dia tidak mengerti.
Walaupun pada waktu eksplorasi, dimana data masih sangat minim,
manajemen membutuhkan informasi, baik kwantitatif maupun kwalitatif
untuk mengambil keputusan.
Analisis sensitivitas adalah cara untuk melihat pengaruh perubahan besaran-
besaran yang mempengaruhi keuntungan pada keuntungan. Besaran – besaran
yang sering digunakan untuk analis sensitivitas adalah cadangan, produksi,
harga, investasi, biaya operasi dan pajak (apabila dibutuhkan insentif). Contoh
analisis sensitivitas diperlihatkan pada Gambar F-1.

Keuntungan dari analisis sensitivitas adalah :


1. Dia sangat menolong untuk mengidentifikasi besaran-besaran yang sangat
mempengaruhi keuntungan (dilihat dari berapa besarnya perubahan
keuntungan yang diakibatkan oleh perubahan besaran tersebut).
2. Mudah dilakukan dengan komputer.

Kelemahan dari analisis sensitivitas adalah :


1.Tidak memberikan indikasi kemungkinan (likelihood) sesuatu yang
diandaikan akan terjadi. Misalnya : berapa kemungkinan harga turun 20
persen.
2.Tidak memperlihatkan ketergantungan antar besaran-besaran yang
mempengaruhi keuntungan.
Contoh F – 1
Untuk lapangan gas berikut :
Tahun Pendapatan Investasi Biaya Operasi
$ 10 6 $ 10 6 $ 10 6
0 150

1-10 100 30

Buat analitis sensitivitas dan spider diagram (diagram laba-laba) untuk


harga, produksi, investasi dan biaya operasi dengan kenaikan dan
penurunan 20 persen.
Perubahan NPV
60

40 Harga

20 Investasi

0 Biaya Operasi

-20

-40

-60
-60% -40% -20% 0 20% 40% 60%
Presentase Perubahan dari Kasus Dasar

Gambar F-1 Spider Diagram


G. ANALISIS RESIKO DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dalam menganalisa resiko dan mengambil keputusan dapat digunakan


(decision tree). Pohon keputusan adalah skema rangkaian keadaan dan
kemungkinan hasilnya. Suatu contoh pohon keputusan yang sederhana
diperlihatkan pada jawaban dibawah. Keputusannya adalah membor atau
tidak membor. Kemungkinan pemboran yang menelan biaya $ 1 MM tidak
berhasil adalah 0,8 dan kemungkinan berhasil yang memberikan nilai
sekarang bersih sesudah didiskon seharga $ 5 MM adalah 0,2.

Aturan-aturannya adalah :
§ Probabilitas harus diberikan disetiap cabang dari titik kemungkinan
(chance node) dimana jumlah probabilitas disekitar titik tersebut adalah satu.
§ Ujung cabang disebut terminal.
§ Nilai kondisional (conditional value) diberikan ditiap titik terminal. Nilai
tersebut biasanya diberikan dalam Nilai sekarang (Net Present Value).
§ Pohon keputusan dibaca dari iri ke kanan.
§ Titik keputusan (decision node) dinyatakan dengan kotak.
§ Titik kemungkinan dinyatakan dengan lingkaran.
§ Tidak ada skala untuk pohon keputusan.
& Mungkin terdapat dua atau lebih titik kemungkinan yang berurutan.
Menyelesaikan pohon keputusan :
1. Mulai pada titik terminal dan bekerja mundur keawal keputusan. Jika titik
kemungkinan dicapai, hitung nilai ekspektasi (Expected Monetary Value) untuk
semua nilai kondisional dan tulis di atas titik kemungkinan.
n
EMV  i 1
pi f i dan  p i  1
EMV = nilai ekspektasi, p = probabilitas, f = nilai kondisional,
i = nomor cabang, n = jumlah cabang
2. Jika sampai pada titik keputusan EMV yang terbesar, coret pilihan lain dan
letakkan EMV diatas titik keputusan. Selanjutnya, mundur sampai titik
keputusan awal dicapai. Pilih jalur dengan EMV terbesar untuk memilih
keuntungan dan EMV terkecil untuk memilih biaya.
Contoh G – 1
kering NPV = - $ 1 MM, Prob = 0,8

membor

produksi NPV = $ 5 MM, Prob = 0,2

tidak membor NPV = 0

EMV membor = ( 0,8) (- $ 1 MM) + (0,2)($ 5 MM) = $ 0,2 MM


EMV tidak membor = 0
Keputusan : Membor
Contoh G – 2
Suatu struktur lepas pantai telah dibuktikan produktif dengan dibornya dua
sumur eksplorasi didekat puncak struktur. Manajemen sedang berusaha
menentukan apakah bijaksana untuk mulai membangun platform pada saat
ini atau menunda keperluan tersebut sampai dibornya lagi sebuah sumur
tambahan (delineation well). Ketidakpastiannya terletak pada luas struktur.

Jika struktur tersebut penuh berisi minyak maka luas lapangan adalah
sekitar 15 mil persegi dan membutuhkan pembangunan platform yang besar
seharga $ 50 MM. Jika struktur tersebut hanya sebagian berisi minyak maka
daerah pengurasan akan lebih kecil sehingga lapangan dapat dikuras dengan
jumlah sumur yang lebih sedikit dan membutuhkan platform seharga $ 30
MM.

Perusahan tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat untuk


memperkirakan likehood (kemungkinan) bahwa lapangan tersebut luas atau
tidak karena lapangan tersebut adalah struktur pertama yang dibuktikan
produktif dicekungan tersebut. Walaupun demikian, berdasarkan
pertimbangan subyektif dari staf geologi dengan keterbatasan data yang
ada, diperkirakan kemungkinan struktur tersebut penuh berisi minyak
hanya 0,4.
Sehingga manajemen mempunyai dua pilihan saat ini yaitu :
1. Mulai membangun paltform besar seharga $ 50 MM yang sanggup
menguras lapangan 15 mil persegi.
2. Mulai membangun paltform kecil seharga $ 30 MM yang mampu
menguras struktur jika hanya sebagaian berisi, minyak (dikatakan, lebih
kecil dari 8 mil persegi), tetapi bila ternyata nanti struktur penuh berisi
minyak, platform ke dua harus di tambahkan.

Biaya paltform ke dua harus diperkirakan atas dasar NPV sebesar $ 30 MM


(biaya konstruksi lebih mahal tetapi karena pengeluaran ditunda tiga atau
empat tahun akan mengembalikan NPV kembali menjadi $ 30 MM).
Sebagai tambahan akan terdapat pengurangan pendapatan (revenue) total
sebanyak $ 15 MM karena penundaan pembuatan platform kedua tersebut.

Sehingga, strategi kedua akan menghasilkan biaya NPV sebesar $ 75 MM


jika struktur penuh berisi minyak, atau biaya NPV sebesar $ 30 MM jika
luas struktur produktif lebih kecil dari 8 mil persegi.

Atau, sebagai strategi ketiga, manajemen akan menunda keputusan sampai


informasi dari sumur tambahan (delineation well) didapat. Sumur untuk
mengetahui lokasi batas air/minyak, walapun terdapat kemungkinan bahwa
data tersebut belum memberikan informasi sempurna untuk menentukan
ukuran platform.
Staf geologi dan engineering memperkirakan kemungkinan data dari
sumur delineasi 10% meleset. Sumur tersebut berharga $ 2 MM dan
sebuah menara bor tersedia dalam kontrak di daerah tersebut sehingga
bisa langsung mulai pemboran.
Pertanyaan : Strategi mana yang memberikan biaya termurah ?
Istilah dan Simbol
Arti Istilah
dari Pohon Keputusan

Pilihan 1 Gunakan anjungan besar,$ 50 MM

Pilihan 2 Gunakan anjungan kecil, $ 30 MM

Mengeluarkan biaya Lakukan pemboran delineasi


untuk tambahan informasi
Fakta dari informasi B = Data pemboran delineasi
mengindikasikan lapangan besar
B’= Data pemboran mengindikasikanlapangan kecil

Keadaan alam E1 E1 = Lapangan adalah besar


E2 E2 = Lapangan adalah kecil
Estimasi awal terhadap keadaan alam P (E1), P (E2) P (E1) = 0,4
P (E2) = 0,6
Kemungkinan bahwa informasi 0.9 Staf memperkirakan terdapat 10%
mengindikasikan keadaan alam sebenarnya kemungkinan bahwa data tidak cukup
mengindikasikan ukuran lapangan,
sehingga terdapat 90% kemungkinan bahwa data
mengindikasikan informasi yang benar
Tabel untuk Menghitung Probabilitas pada Titik Kemungkinan
B dan C pada Pohon Keputusan
Fakta B menunjukkan : Sumur Delineasi Mengindikasikan Lapangan Besar.
Keadaan Estimasi Probabilitas Kondisional Probabilitas Estimasi Resiko
Alam Resiko Bahwa Fakta B Terjadi Gabungan Setelah Revisi
Awal Pada Keadaan Alam
Tersebut

E1 = Lapangan 0,4 0,9  P (B/E1) 0,36 0,36/0,42 = 0,857  (E1/B)


besar
E2 = Lapangan 0,6 0,1  P (B/E2) 0,06 0,06/0,42 = 0,143  P(E2/B)
kecil 1,0 0,42

Tabel untuk Menghitung Probabilitas pada Titik Kemungkinan


B dan C pada Pohon Keputusan

Fakta B menunjukkan : Sumur Delineasi Mengindikasikan Lapangan Besar


Keadaan Estimasi Probabilitas Kondisional Probabilitas Estimasi Resiko
Alam Resiko Bahwa Fakta B Terjadi Gabungan Setelah Revisi
Awal Pada Keadaan Alam
Tersebut
E1 = Lapangan 0,4 0,9  P (B/E1) 0,36 0,36/0,42 = 0,857  (E1/B)
besar
E2 = Lapangan 0,6 0,1  P (B/E2) 0,06 0,06/0,42 = 0,143  P(E2/B)
kecil 1,0 0,42

Tabel untuk Menghitung Probabilitas pada Titik Kemungkinan


E dan F pada Pohon Keputusan
Fakta B’ menunjukkan : Sumur Delineasi Mengindikasikan Lapangan Kecil.
Keadaan Estimasi Probabilitas Kondisional Probabilitas Estimasi Resiko
Alam Resiko Bahwa Fakta B’ Terjadi Gabungan Setelah Revisi
Awal Pada Keadaan Alam
Tersebut

E1 = Lapangan 0,4 0,1  P (B’/E1) 0,04 0,04/0,58 =0.069  P (E1/B’)


besar
E2 = Lapangan 0,6 0,9  P (B’/E2) 0,54 0,54/0,58= 0.931  P (E2/B’)
kecil 1,0 0,58 1.000

Sekarang, kita dapat menyelesaikan pohon keputusan dengan langkah-langkah berikut:


1. Titik kemungkinan A : EVA = (0,4) ($75 MM) + (0,6) ($ 30 MM) = $ 48 MM
2. Titik kemungkinan B : EVB = (0,857) ($52MM) + (0,143) ($52 MM) = $ 52 MM
3. Titik kemungkinan C : EVC = (0,857) ($77MM) + (0,143) ($32 MM) = $ 70,6 MM
4. Titik keputusan D : Pilihannya adalah :
Pasang anjungan besar  EV biaya adalah $ 52 MM
Pasang anjungan kecil  EV biaya adalah $ 70,6 MM
Keputusan : Pasang anjungan besar (biaya terendah) sehingga EV pada D adalah : $ 52
MM
5. Titik kemungkinan E : EVE = (0,069) ($ 52 MM) + (0,931) ($52 MM) = $ 52 MM
6. Titik kemungkinan F : EVF = (0,069) ($ 77 MM) + (0,931) ($32 MM) = $ 35,1MM
7. Titik keputusan G : Pilihannya adalah :
Pasang anjungan besar  EV biaya adalah $ 52 MM
Pasang anjungan kecil  EV biaya adalah $ 35,1 MM
Keputusan : pasang anjungan kecil sehingga EV pada G adalah $ 35,1 MM
8.Titik kemungkinan H: EMV= (0,42)($ 52 MM)+(0,58) ($ 35,1 MM) = $ 42,2 MM
9.Titik keputusan I :
Pilihan pada tahun ke 0 adalah :
Pasang anjungan besar  EV biaya adalah $ 50 MM
Pasang anjungan kecil  EV biaya adalah $ 48 MM
Bor sumur ke tiga  EV biaya adalah $ 42.2 MM
Keputusan : Beli informasi tambahan dan turuti informasi tersebut
Catatan :Teori Bayes : P (Ei/B) = P (B/Ei) P(Ei)
N
 [ P (B/Ei) P (Ei) ]
i=1
Soal G - 1
Suatu lapangan gas diperkirakan akan ditemukan oleh suatu
eksplorasi dan membuka keekonomian sebagai berikut :
Tahun Revenue Investasi Biaya Operasi
$ 10 6 $ 10 6 $ 10 6

0 150

1-10 100 30

Bila eksplorasi menelan biaya $ 4 x 106 dengan kemungkinan


menermukan lapangan di atas adalah 20%, MARR tanpa resiko =
10%. Anggap biaya eksplorasi sudah termasuk dalam investasi
tahun ke-0, semua investasi kapital dan depresiasi linier semua
proyek penerimaan pemerintah = 70%. Berapakah = EMV dan
MARR dengan resiko?
(b)
$75 MM

(a)
$50 MM
B

Anjungan Besar
A (c)
$30 MM

Gambar F-1
Dasar Pohon Keputusan Contoh F-2 G

F
(b) $52 MM
$75 MM

(a)
$50 MM

B
$48 MM
(c)
$30 MM

A $70.6MM

$52 MM

C
I

$52 MM
$42.2 MM H

$42.2 MM E

Pilihan Optimal
untuk Meminimalkan Biaya G
Bor Sumur Delineasi
$35.1 MM

Gambar F-2 F
Pohon Keputusan Lengkap $35.1 MM
Contoh F-2
H. SIMULASI MONTE CARLO
Simulasi adalah cara untuk memodelkan keadaan sebenarnya. Simulasi Monte
Carlo adalah simulasi menggunakan random number (bilangan acak) dari rumus
matematik tertentu.Bilangan acak digunakan untuk memperbanyak populasi
besaran-besaran yang diamati. Dalam simulasi kita mencari distribusi besaran
yang diamati (misalnya : cadangan) berdasarkan pengetahuan kita atas distribusi
besaran-besaran yang mempengaruhinya (misalnya: luas,ketebalan serta
recovery) sehingga kita dapat mengetahui kelakuan termasuk resikonya.

Distribusi dapat berupa normal, log normal, segitiga, segi empat dan lain-lain.
Makin sedikit pengetahuan kita (min dan maks diketahui)., maka makin
sederhana distribusinya  distribusi segi empat

Contoh untuk distribusi segi empat :


Tebal Reservoir : Min = 15 ; Max = 120
Apabila random number = 70, maka
Tebal = 15 + 0,70 (120 -15) = 88,5 FT
Catatan :
Random number merepresentasikan probabilitas komulatif yang berupa fraksi,
minimum nol dan maksimum satu.
Pada kursus ini hanya dibahas distribusi segitiga dan distribusi segiempat
Distribusi Segitiga
Probabilitas

X1 Xm X2

Probabilitas komulatif
a. untuk X lebih kecil atau sama dengan Xm = (X’)2/m
b. untuk X lebih besar atau sama dengan Xm = 1 – (1 –X’) 2
1–m
Xm  X 1
dimana X’ = XX  XX dan m =
1

2 1 X 2  X1
Distribusi Segiempat

Probabilitas

X1 X2
1.  distribusi segi empat adalah rata-rata dari X1 dan X2
2. Probabilitas komulatif adalah garis lurus antara probabilitas = 0
pada X1 dan probabilitas = 1,0 pada X2
Contoh H – 1.
Cadangan = (Ketebalan reservoir) (Luas reservoir) (Net oil recovery) =
(h) (A) (Bbl/ac-ft)
h (ft) : Min – 100, Maks – 200, Most probable – 130
Bbl /Ac-ft : Min – 300, Maks – 600
Luas (Acres) : Min – 1500, Maks – 4000
Buat : Berapakah cadangan untuk bilangan random 53, 97, 66, 99, 30,
81, 19, 09, 31
Jawab :
h X’ Probabilitas
Kumulatif

100 0 0

120 0,2 (0,2) (0,2)/ 0,3 13,33

140 0,4 [1- (0,6) (0,6)] / 07 48,6

160 0,6 77,15

180 0,8 94,28

200 1,0 100


Bilangan h A Rec. Cadangan
Random Factor
53 145
97 3930
66 499 284 x 106
99 198
30 2250
81 545 243 x 106
19 123
09 1720
31 393 83 x 106

Dari simulasi didapat cadangan minimum adalah 45 juta barel atau [


(100) (300) (1500) ] dan cadangan maksimum adalah 480 juta barel atau [
(200) (600) (4000) ]. Cadangan rata-ratanya adalah 263 juta barel.

Dari kurva distribusi didapat nilai most probable dari cadangan adalah
120 juta barel (mode). Mean dari kurva distribusi sekitar 140 juta barel.
Kurva ini memperlihatkan frekwensi untuk mendapatkan cadangan 260
juta barel adalah rendah. Dari probabilitas kumulatif didapat
probabilitas mendapatkan 260 juta barel atau kurang adalah 0,85 ini
berarti probabilitas untuk mendapatkan lebih besar dari 260 juta barel
adalah 0,15.
Contoh Bilangan Random
53479 81115 98036 12217 59526 40238 40577 39351 43211 69255
97344 70328 58116 91964 26240 44643 83287 97391 92823 77578
66023 38277 74523 71118 84892 13956 98899 92315 65783 59640
99776 75723 03172 43112 83086 81982 14538 26162 24899 20551
30176 48979 92153 38416 42436 26636 83903 44722 69210 69117

21874 83339 14988 99937 13213 30177 47967 93793 86693 98854
19839 90630 71863 95053 55532 60908 84108 55342 48479 63799
09337 33435 53269 52769 18801 25820 96198 66518 78314 97013
31151 58295 40823 41330 21093 93882 49192 44876 47185 81425
67619 52515 03037 81699 17106 64982 60834 85319 47814 08075

Perhitungan untuk melakukan simulasi :


Distribusi segi empat
X  X MIN  (CF )( X MAX  X MIN )
Distribusi segitiga

  X MODE  X MIN  
( XMODE  XMIN ) X  X MIN  ( X MAX  X MIN )  (CF )  
Untuk CF 
( XMAX  XMIN )   X MAX  X MIN  

( XMODE  XMIN )
   XMODE  XMIN   
Untuk CF  X  XMIN  ( X MAX  X MIN )1  (1  CF ) 1    
( XMAX  XMIN )    XMAX  XMIN   
Catatan :
CF = Cumulative Frequency = Random Number
Soal H-1
Untuk contoh 7-1 buatlah simulasi dengan menggunakan semua
bilangan random pada Bab ini. Berapakah : minimum, maksimum,
mean (rata-rata) dan most probable dari cadangan tersebut ?
100%
Persentase Kumulatif
90%
Lebih Kecil Dari

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

0 1 2 3 4 5 6
Variabel

Gambar H-1 Probabilitas Kumulatif


Frekuensi Relatif Frekuensi Relatif Kumulatif

100% 100%

80% 80%

Probabilitas Komulatif (%)


Frekuensi Relatif (%)

60% 60%

40% 40%

20% 20%

0% 0%
50 100 150 200 250 300
Cadangan

Gambar H-2 Distribusi Cadangan


100% 100%

80% 80%

Probabilitas Komulatif (%)


Frekuensi Relatif (%)

60% 60%

40% 40%

20% 20%

0% 0%
40 120 200 280 360 440 520
Cadangan, juta barel

Gambar H-3 Distribusi Cadangan


I. SIMULASI MONTE CARLO UNTUK
PENILAIAN PROSPEK MIGAS
Simulasi Monte Carlo dapat digunakan untuk penilaian prospek migas maupun
perencanaan pengembangan lapangan atau POD (Plan of Development)
termasuk merencanakan jumlah sumur, biaya pemboran maupun keuntungan
prospek.
Contoh I – 1
Gunakan Random Number : 81, 70, 38, 76, 49, 83
Luas (A): min : 8000, max : 14000 (Acres)
Tabel (h): min : 15, max : 120 (FT)
Recovery (Rec): min : 20, max : 80 (B/Acre - FT)
Produksi awal sumur (qi): (tebal + 100) BOPD
Produksi akhir sumur (qt): 10 BOPD
Waktu Decline (t) : 20 tahun
Sumur kering ( N kering) : 20% sumur produksi (N sumur)
Biaya sumur pengembangan : min : 300.000, max 500.000 ($)
Biaya sumur kering : min : 150.000, max : 250.000 ($)
Margin = (harga – biaya operasi – pajak) : min : 4 max : 6 ($/BBL)
Pertahun dapat dibor 16 sumur.
Berapakah :
Nilai sekarang bersih keuntungan lapangan tersebut (MARR = 15%),
apabila kemungkinan menemukan lapangan tersebut adalah 20% dan
biaya eksplorasi $1500.000,-. Apakah cukup berharga memberikan bonus
$1000.000,- untuk mendapatkan konsesi tersebut?. Anggap hasil simulasi
ini adalah mean (rata-rata) dari NPV profit prospek

Jawaban: RN1 = 81  luas : 8000 + 0,81(14000 – 8000) = 12860 Acre


RN2 = 70  tebal : 15 + 0,70 (120 – 15) = 88,5 FT
RN3 = 38  recovery : 20 + 0,38 (80 – 20) = 42,8 (B/Acre – FT)
RN4 = 76  biaya sumur pengembangan : 0,3x106 + 0,76 (0,5 - 0,3) 106 = $452.000,-
RN5 = 49  biaya sumur kering : 0,15 x 106 + 0,49 (0,25 – 0,15) 106 = $199.000,-
RN6 = 33  margin : 4 + 0,83 (6 – 4) = $ 5,66/B
Cadangan = (A) (h) (Rec) = 12860 Acre x 88,5 FT x 42,8 (B/Acre – FT) = 48,7 x 106B
qi = 100 + 88,5 = 188,5 BOPD = 68802,5 BOPY
qt = 10 BOPD = 3650 BOPY
t = waktu decline = 20 tahun
qi  q   68802,5 
 at
q t  q i  qi  q t e 

at
ln  at  a   ln i  / t Decline rate  a   ln  / 20  0,147
qt  qt   3650 
N
1
qi  q t   1 ( 68802,5  3650 )  0,44 x 106 B / sumur
a 0,147
Cadangan 48,7x106 B
N Sumur    111 sumur
1N 0,44x106 B
N kering = 20% N sumur = 0,2 x 111 = 22 sumur
biaya pemboran = BP = N sumur x biaya sumur pengembangan + N kering x biaya
sumur kering = 111 x $ 0,45 x 106 + 22 x $ 0,2 x 106 = $ (49,95 x 106) = $ 54,4 x 106
111  22
waktu pemboran =  8,3 tahun
16
NPVBP  $ 54,4 x 106(e0,15x 8,3 / 2 )  $29,2 x 106
 a (1 e  t ( a  j) 
REV  (cadangan ) (m arg in )   ta 
 (a  j)( I  e ) 
 0,147 (1  e 20 ( 0,147 0,15 ) 
 ( 48,7 x 10 B) ($5,66 / B) 
6
 20( 0,147) 
 (0,147  0,15) (1  e )
 0,147 (1  0,0026) 
 $275,6 x 106    $143,6 x 10
6

 0,297 (1  0,0529) 

NPV REV = $ 143,6 x 106 (e – 0,15 x 8,3/2) = $ 77 x 106


NPV PROFIT = NPV REV – NPV BP = $ 77 X 106 - $ 29,2 X 106 = $ 47,8 X 106
EMV =PfNPVf +PSNPVS = (0,8) ($ - 4x106) + (0;2) ($47,8 x 106) =
Karena EMV lebih besar dari bonus maka lakukan eksplorasi.
Soal I – 1
Untuk contoh H-1 buatlah simulasi dengan
menggunakan bilangan random 98, 58, 74,
03, 92 dan 14
J. KONTRAK-KONTRAK PENGUSAHAAN MIGAS

a. Macam Kontrak Perminyakan

Terdapat tiga macam kontrak perminyakan yaitu (Campbells, 1987):3


- Concession (konsesi)
- Production Sharing (bagi produksi)
- Service (jasa)
1. Kontrak Konsesi
Pada kontrak konsesi hak pengelolaan migas ada di tangan
pemegang konsesi. Pemegang konsesi mempunyai kewajiban
membayar royalty, pajak pendapatan, dan pajak lainnya. Kontraktor
lebih menyukai kontrak ini, karena tidak adanya campur tangan
pemerintah dalam pengelolaan bahan tambang. Audit pemerin-tah
hanya dilakukan sesudah pekerjaan dilaksanakan (post audit).
2. Kontrak Production Sharing
Pada Kontrak Production Sharing hak pengelolaan migas tetap ada di
tangan pe-merintah walaupun pengusahaannya bisa dilakukan oleh
kontraktor. Di sini kontraktor mengajukan usulan pengembangan
lapangan atau POD (Plan of De-velopment) dan mengisi formulir untuk
persetujuan pengeluaran dana atau AFE (Authorization for Expenditure)
untuk disetujui oleh pemerintah. Audit pemerin-tah adalah pre, current,
and post audit. Ketransparanan dari segala sesuatu yang dikerjakan
kontraktor jauh lebih baik di sini daripada pada Kontrak Karya kare-na
pengawasannya dilakukan setiap saat. Walaupun demikian perlu disadari
bahwa pengawasan yang tidak efisien dapat mengakibatkan biaya tinggi.
Penga-wasan yang efisien membutuhkan lembaga pengawasan dan
peraturan yang ba-ik, aparat pengawasan yang profesional serta sistem
informasi yang mendukung.
3. Kontrak Jasa
Pada kontrak jasa, operator mendapatkan balas jasa dari jasa (investasi
yang di-keluarkan) berupa persentase dari investasi yang telah
dikeluarkan.
Sebagai perbandingan, kontrak untuk negara-negara Asia Pasifik
diberikan pada Tabel 24-1.13
b. Kriteria Evaluasi Kontrak (UN, 1984)32

1. Stabilitas
Kontrak yang stabil adalah kontrak yang tidak memerlukan
perubahan pada kondisi apapun. Dengan sendirinya, kontrak yang
stabil adalah kontrak yang fleksibel sehingga tidak perlu berubah
dengan perubahan keuntungan.
2. Netralitas
Suatu kontrak disebut netral jika keputusan investasi kontraktor
tidak dipenga-ruhi oleh pendapatannya. Secara prinsip, pajak yang
memaksimumkan penda-patan adalah netral. Prakteknya, sulit
merencanakan pajak yang benar-benar ne-tral.
3. Mudah untuk Dikenakan
Sistem royalty lebih mudah dikenakan dibandingkan pajak
pendapatan.
4. Mudah untuk Diadministrasikan
Adanya jaminan penerimaan pemerintah seperti royalty atau adanya
cost recovery ceiling menyebabkan suatu kontrak lebih mudah
diadministrasikan
c. Berbagai Pungutan Pemerintah dalam Pengusahaan
Migas (UN, 1984). 32
1. Fixed Fee (FE) atau Bayaran Tetap
Untuk mendapatkan hak mengelola atau mengusahakan daerah pertambangan, maka bagi
kontraktor dikenakan bonus penandatanganan (signature bonus). De-mikian pula apabila
terdapat penemuan maka dikenakan bonus penemuan (dis-covery bonus) dan untuk produksi
yang memenuhi target dikenakan bonus pro-duksi (production bonus).
2. Specific or Ad Valorem Duty (SAVD) atau Kewajiban Khusus
Biasa disebut royalty yaitu pungutan yang berdasarkan persentase volume pro-duksi atau
pendapatan. SAVD adalah tidak netral karena untung atau tidak un-tung kontraktor wajib
membayarnya. Pada Kontrak Production Sharing dikenal FTP (First Tranche Petroleum)
dimana persentase pendapatan dibagi antara peme-rintah dan kontraktor.
3. Higher Rate of Income Tax (HRIT) atau Pajak yang Lebih Tinggi
Pajak pertambangan biasanya lebih tinggi dari pajak untuk industri.
4. Progressive Profits Tax (PPT) atau Pajak Progresif
PPT memajak keuntungan tertentu dengan pajak yang lebih rendah (misal pa-jak normal), tetapi
untuk keuntungan diatasnya diberlakukan pajak yang lebih tinggi.
5. Resource Rent Tax (RRT)
Pajak ini diusulkan oleh Garnaut dan Clunies Ross dan hanya memajak NPV (Net Present
Value) yang positif, sesudah didiskon dengan MARR (Minimum Attractive Rate of Return).
Sebagai akibatnya RRT ini lebih netral dari SAVD, HRIT atau PPT, tetapi tidak benar-benar
netral karena investor tidak mendapat kompensasi apabila memperoleh NPV negatif.
6. Brown Tax (BT)
Ini pajak teoritis (tidak pernah ada pemerintah yang mau mengaplikasikannya) karena
pemerintah memajak apabila NPV kontraktor positif dan memberikan kompensasi apabila NPV
kontraktor negatif.
d. Kontrak Perminyakan di Indonesia
Kontrak perminyakan di Indonesia dimulai dengan Kontrak Karya dan kemudian pada tahun 1971
diberlakukan Kontrak Bagi Hasil. Perbedaan Kontrak Karya dan Kontrak Bagi Hasil adalah pada
Kontrak Bagi Hasil manajemen ada di tangan pe-merintah, dimana setiap kegiatan kontraktor harus
dengan persetujuan pemerin-tah. Pada Kontrak Bagi Hasil berlaku pre, current, dan post audit. Pada
Kontrak Kar-ya hanya berlaku post audit saja. Tugas utama kontraktor di Kontrak Karya adalah
membayar pajak.
Indonesia merupakan anggota OPEC dengan cadangan terbukti minyak sebesar 9,68 milyar barel
minyak dan 136,43 trilyun kubik kaki gas dengan potensi sumber daya minyak sebesar 77,34 milyar
barel minyak dan 332,13 trilyun kubik kaki gas. Migas adalah sumber daya alam milik masyarakat
(common property resources) yang pengelolaannya berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat 2 dan 3 yaitu
bahwa migas dikuasai oleh negara dan harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Untuk mengelola migas pihak ketiga dapat melakukan kerjasama dengan pemerin-tah (BP Migas)
melalui kontrak kerjasama migas yang pada dasarnya adalah Kon-trak Bagi Hasil. Sebelum satu pihak
mengajukan minat untuk melakukan kontrak di bidang perminyakan seyogyanya mengerti perilaku
(konsep dasar) bisnis permi-nyakan. Ibarat mau melamar seseorang seyogyanya kita mengetahui
perilaku orang tersebut.
Seperti bisnis lainnya maka bisnis migas adalah untuk mencari untung maka perlu dikenal indikator
indikator keuntungan, disamping itu kita perlu membandingkan prospek yang kita amati tersebut
dengan alternatif-alternatif lain, sehingga perlu di-ketahui cara untuk menentukan pilihan dari alternatif-
alternatif yang ada.
Keuntungan adalah fungsi produksi (cadangan), harga, biaya, dan pajak. Pengeta-huan tentang
penentuan besaran-besaran tersebut wajib diketahui. Industri migas adalah industri yang berisiko.
Pengetahuan untuk mengakomodasikan risiko da-lam perhitungan keuntungan juga perlu diketahui.
Dalam usulan kontrak dibutuh-kan perencanaan eksplorasi maupun perencanaan pengembangan yang
meliputi rencana pembiayaan, perkiraan produksi, serta perhitungan keuntungan berdasar-kan perkiraan
harga tertentu dan perpajakan yang berlaku.
Kontrak yang berisi hak dan kewajiban pihak terkait termasuk penyelesaian apa-bila terjadi
ketidaksepakatan wajib diketahui. Prosedur pelelangan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi
peserta lelang perlu diketahui oleh yang bersang-kutan. Kontrak yang akan dibahas adalah Kontrak
Bagi Hasil, Kontrak Bagi Hasil-FTP, dan Kontrak JOB.
e. Kontrak Bagi Hasil
Kontrak bagi hasil dinyatakan oleh diagram berikut:

Revenue
Recoverable Cost
Inv. Credit Cost Rec.
Equity to be Split. ES

Government Share Contractor Share


(1-SH/ (1-t)) x ES (SH/ (1-t)) x ES

Diff. Price DMO Taxable Income

Government Tax Net Contr. Share

Total Contractor Share


Cost
Contractor Cashflow

Gambar J-1 Kontrak Bagi Hasil


Persamaan-persamaan:
• Input: Year, Production, Price, Capital, Non Capital, Operating
Cost,% Share.
• Revenue = Production x Price

tp – 1
 (Non Capital Investment) t
• (Unrecovered)tp = t = 1

Jika (Cost Recovery + Investment Credit)t – 1 > (Recovery)t – 1;


maka (Unrecovered)t > tp = (Cost Recovery + Investment Credit – Recovery)t –1
Jika tidak (Unrecovered)t > tp = 0
• Depreciation: tergantung kontrak
• Jika Revenue > 0; maka Cost Recovery = Non Capital + Unrecovered + Operating Cost +
Depreciation
Jika Revenue = 0; maka Cost Recovery = 0

tp
• (Investment Credit)tp = 0,2  (Capital)
t = 1
x

• Jika (Cost Recovery + Investment Credit) > Revenue;


maka Recovery = Revenue
Equity = 0
• Jika ( Cost Recovery + Investment Credit ) < Revenue;
maka Recovery = Cost Recovery + Investment Credit
Equity = Revenue – Recovery
• Contractor Share = Equity x Share/0,52
• Jika (Revenue x 0,25 x Share/0,52) > Contractor Share;
Maka DMO = Contractor Share
ika tidak, DMO = Revenue x 0,25 x Share /0,52
• (Fee DMO)t < tp+4 = DMO
• (Fee DMO)t > tp+4 = 0,25 x Share/0,52 x Production x 0,1 x Price
• Taxable Share = Investment Credit + Contractor Share – DMO + Fee DMO
• Jika Taxable Share > 0; maka Tax = Taxable Share x 0,48
Jika tidak, Tax = 0
• Jika Taxable Share > 0; maka, Net Contractor Share = Taxable Share – Tax
Jika tidak, Net Contractor Share = 0
• Total Contractor Share=Net Contractor Share + Recovery
• Expenditure = Capital + Non Capital + Operating Cost
• (Cash Flow Contractor)tp = Total Contractor Share – Expenditure
• Indonesia Share = Revenue – Total Contractor Share
Contoh J-1:
Sebuah lapangan minyak mempunyai pola produksi
sebagai berikut:

Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Produksi (106 bbl) 1 2 4 8 7 6 5 4 3 2 1

Investasi (tahun ke - 0) = $ 100 x 106


Biaya Produksi = $ 5/bbl
Harga minyak = $ 20/bbl
Investasi terdiri dari 50% kapital dan 50% non kapital
1. Tentukan depresiasi tiap tahun bila dipakai:
a. metode Straight line selama 5 tahun
b. metode Decline balance selama 5 tahun
c. metode double decline balance selama 5 tahun
Apabila share (after tax) untuk kontraktor adalah 15%, besarnya tax = 48%,
depresiasi adalah straight line selama 5 tahun, investment credit = 20%
dan DMO adalah yang berlaku sekarang (dibeli oleh pemerintah dengan harga 10% harga pasar
sesudah 5 tahun produksi).
2. Berapakah:
a. Investment Credit
b. Pengaruh DMO (Domestic Obligation) pada Cash Flow kontraktor sejak tahun ke- 6 dan
seterusnya.
c. Recoverable Cost (yang ditagihkan) serta Cost Recovery (yang dibayarkan) tiap tahun.
3. Berapakah:
a. Pendapatan pemerintah tiap tahun
b. Cash Flow kontraktor tiap tahun
Jawaban:
1. a. Depresiasi: SL = 50/5 = 10 selama 5 tahun
b. Depresiasi: DB1 = 50/5 = 10
DB2 = (50-10)/5 = 8
DB3 = (50-10-8)/5 = 6,4
DB4 = (50-10-8-6,4)/5 = 5,12
DB5 = (50-10-8-6,4-5.12) = 20,48
2. a. Lihat Tabel kolom 8
b. Lihat Tabel kolom 14
c. Lihat Tabel kolom 9
3. a. Lihat Tabel kolom 20
b. Lihat Tabel kolom 18
THE END

Anda mungkin juga menyukai