Referat Kasus
DOSEN PEMBIMBING
D R . A B D U L M U ’ T I , M . K E S , S P. R A D
1.2. Tujuan
Umum : Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan secara umum
mengenai pneumothoraks
Khusus : Mengetahui gambaran radiologi yang khas pada pneumothoraks.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2. Anamnesis
•Riwayat DM (-)
Tidak ada anggota keluarga pasien dengan keluhan keluhan seperti yang
pasien rasakan
Riwayat DM (+)
Riwayat Pengobatan
Status Lokalis
Abdomen : normal
Esktremitas : tremor
BAB II
LAPORAN KASUS
BAB II
LAPORAN KASUS
3. Pemeriksaan Radiologis
BAB II
LAPORAN KASUS
BAB II
LAPORAN KASUS
BAB II
LAPORAN KASUS
BAB II
LAPORAN KASUS
2.5. Diagnosis
Pneumothoraks
PPOK, TB Paru
BAB II
LAPORAN KASUS
2.7. Penatalaksanaan
2.7.1. Pre OP
O2 4Upm
IUFD RL 14 tpm
EKG
Ranitidin IV line
Santagesic IV line
Foto Thorax
Chest Tube
BAB II
LAPORAN KASUS
2.7.2. Post OP
O2 4Upm
IUFD RL 14 tpm
2.1. Anatomi
2.1.1. Anatomi Paru
Paru-paru (pulmo) terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang
ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada
diafragma (Sherwood, 2001). Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu
pleura. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura parietal.
Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai 2 lobus
(Sherwood, 2001).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Anatomi
3.1.2. Anatomi Pleura
Pleura merupakan lapisan pembungkus paru (pulmo).
Antara pleura yang membungkus pulmo dextra et sinistra dipisahkan oleh
adanya mediastinum.
Kedua lapisan ini saling berhubungan pada hilus pulmonale sebagai
ligamentum pulmonale (pleura penghubung). Diantara kedua lapisan pleura
terdapat sebuah rongga yang disebut cavum pleura yang berfungsi agar tidak
terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernafasan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Anatomi
3.1.2. Anatomi Pleura
Kedua lapisan pleura saling berhubungan pada hilus pulmonale
sebagai ligamentum pulmonale (pleura penghubung).
Diantara kedua lapisan pleura terdapat sebuah rongga yaitu cavum
pleura yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika
proses pernafasan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.5. Klasifikasi
Menurut penyebabnya :
Pneumotoraks spontan
˗ Primer
˗ Sekunder
Pneumotoraks traumatik
˗ Iatrogenik
˗ Non iatrogenik
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.5. Klasifikasi
Berdasarkan jenis fistulanya :
Pneumotoraks tertutup
Pneumotoraks terbuka
Pneumotoraks ventil (Tension Pneumothorax)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.5. Klasifikasi
Menurut luasnya paru yang mengalami kolaps :
Pneumotoraks parsialis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.5. Klasifikasi
Menurut luasnya paru yang mengalami kolaps :
Pneumotoraks totalis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.6. Patogenesis
Tekanan didalam rongga pleura negatif selama siklus respirasi berlangsung.
Tekanan negatif disebabkan pengambangan dada. Jaringan paru cenderung kolaps
karena sifat elastik.
Bila ada bocor antara alveoli dengan rongga pleura, udara akan berpindah dari
alveoli ke dalam rongga pleura, sehingga paru menjadi kolaps.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Perkusi :
Hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar pada sisi sakit, batas jantung
terdorong ke arah sehat, apabila tekanan intrapleural tinggi, terdapat sianosis,
syok.
Aukustalsi :
Suara nafas melemah sampai mengilang pada sisi sakit, suara vocal melemah
dan tidak menggetar serta bronkofoni negative (Hisyam dan Budiono, 2009).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 3.5. Foto Pneumothorax dengan bayangan udara dalam cavum pleura
memberikan bayangan radiolusen yang tanpa struktur jaringan paru (avascular
pattern).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 3.12. Pneumothorax ct scan potongan axial. Tampak udara dan kolaps
paru.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 3.13. Pneumothorax potongan axial tampak udara dan terjadinya kolaps
paru.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.11. Komplikasi
Pneumomediastinum
Emfiesema subkutan
Piopneumothorax
Pneumothorax kronik
Hidropneumothorax
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.11. Komplikasi
Pneumomediastinum
Emfiesema subkutan
Piopneumothorax
Pneumothorax kronik
Hidropneumothorax
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pneumothorax adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas didalam pleura
yang menyebabkan kolapsnya paru.
Pneumothorax memiliki beberapa klasifikasi baik berdasarkan dari penyebab
dan berdasarkan jenis fistulanya
Diagnosa pneumothorax berdasarkan manifestasi klinik dilihat dari gejala-
gejala yang dikeluhkan pasien pneumothorax, pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan penunjang yang dilihat dari pemeriksaan foto toraks, Ct-scan dan
pemeriksaan lainnya yang dinilai adalah terdapat bulla dan luas permukaan
terjadi pneumothorax.
Penatalaksanaan pneumothorax adalah dengan observasi dengan memberikan
oksigen dan pemasangan WSD, torakoskopi dan torakotomi. Sehingga pasien
tidak terjadi komplikasi dan memiliki prognosis yang baik.
BAB IV
PENUTUP
4.2. Saran
Pneumothorax harus ditangan lebih serius dimana harus mengetahui gejala-
gejala, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang baik berdasarkan
penyebab dan fistulanya. Penanganan harus memiliki termpil untuk melakukan
pemasangan WSD.
Pneumothorax jika tidak ditangani lebih serius akan terjadi komplikasi
sehingga akan memperberat pasien itu sendiri, terutama pada kasus
kecelakaan. Umumnya pneumothorax terjadi setalah pasien mengalami
kecelakaan dan paling sering terjadi adalah pneumotorax tension. Oleh karena
itu, sebagai dokter umum juga harus terampil dalam penanganan untuk
pemasangan WSD karena untuk menyelamatkan jiwa pasien.