Undang-Undang Kesehatan
Undang-Undang Kesehatan
Disajikan oleh : Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, Msi, Sp.F(K)
UNDANG-UNDANG KESEHATAN
KOMPOSISI UU KES
- 6 BUTIR MENIMBANG
- 3 PASAL DASAR HUKUM
(MENGINGAT)
- 22 BAB
- 205 PASAL
rb
SUBSTANSI UNDANG-UNDANG KESEHATAN (UU 36 / 2009)
NAKES P21-P29
FASYANKES P30-P35
1. Pengaturan nakes dg UU tersendiri 1.PKP-PKM TK I, TK II, & TK
2. ren-da-gun-bin-was mutu nakes dg
PP
III
3. harus berkualifikasi minimum dg 2.perizinan
Permen 3.wajib akses Litbang duet
4. wajib memiliki izin (yg yankes) dg Lit-Yan
Permen
5. dilarang mengutamakan kepentingan 4.darurat wajib tlg pasien
yang bernilai materi 5.darurat dilarang menolak
6. kode etik & standar profesi by OP pasien atau meminta uang
7. standar pelayanan, dan SOP dg
Permen
muka
8. pendidikan dan/atau pelatihan dg 6.kompetensi pimpinan dg
PP Permen
9. penempatan nakes untuk pemerataan 7.larangan mempekerjakan
yankes dg PP
10. pemda dapat mengadakan dan nakes yg tidak berizin
mendayagunakan nakes sesuai 8.pemda dapat menentukan jlh
dengan kebutuhan daerahnya & jenis fasyankes dg syarat,
11. nakes berhak mendapatkan imbalan
dan perlindungan hukum (hak &
kecuali untuk RS khusus
kewajiban) dg PP karantina, penelitian, & asilum
12. penyelesaian kelalaian harus terlebih dg PP
dulu melalui mediasi
SUMBER DAYA KESEHATAN
TEKNO & Produk TEKNO Kes
PERBEKKES P36-P41 (TPTK) P42-P45
1.pengaturan perbekkes dg 1. TPTK diadakan, diteliti, diedarkan,
Permen dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi
2.menjamin ketersediaan, kesmas
2. teknokes mencakup segala metode
pemerataan, dan keterjangkauan dan alat yang digunakan untuk
perbekalan kesehatan, terutama mencegah terjadinya penyakit,
obat esensial mendeteksi adanya penyakit,
3.pengembangan perbekkes meringankan penderitaan akibat
diarahkan terutama untuk obat penyakit, menyembuhkan,
dan vaksin baru serta bahan alam memperkecil komplikasi, dan
yang berkhasiat obat memulihkan kesehatan setelah sakit
3. lembaga yang bertugas dan
4.pemerintah menyusun daftar dan berwenang melakukan penapisan,
jenis obat yang secara esensial pengaturan, pemanfaatan, serta
stp 2 th pengawasan terhadap penggunaan
5.ketersediaan obat generik dg teknologi dan produk teknologi dg
Permen PP
6.pemda berwenang merencanakan 4. uji coba teknologi atau produk
kebutuhan perbekkes sesuai teknologi terhadap manusia atau
hewan (tidak merugikan, informed
kebutuhan daerahnya consent) dg PP
5. larangan pengembangan TPTK yg
beresiko buruk thd kesmas dg PP
UPAYA KESEHATAN (UKES)
P46-P51
1.TERPADU, MENYELURUH, DAN BERKESINAMBUNGAN
UKP & UKM
2.pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
3.tdp 17 bentuk kegiatan : yankes, yankestrad, tingkatkes &
cegahkit, sembuhkit & pulihkes, kespro, KB, UKS, kes OR,
yankes bencana, yandarah, kes gimul, gulkes mata & telinga,
kesmatra, pamguna sedfar+alkes, pam makminum, pam zat
aditif, dan bedah mayat
4.UKES dislgrkan oleh pemri, pemda, & masy
5.UKES memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan norma agama,
sosial budaya, moral, dan etika profesi
6.peningkatan & pengembangan UKES dilakukan berdasarkan
pengkajian dan penelitian
7.didasarkan pada standar pelayanan minimal kesehatan dg
PP
PELAYANAN KESEHATAN
Perlindungan Pasien
Pemberian Pelayanan
P52-P55 P56-P58
1.PKP sembuh dan pulih 1.informed consent, kecuali
2.PKM pelihara, ningkat, thd penderita penyakit yang
cegah cepat menular; pingsan;
3.pendekatan promotif, gangguan mental berat
2.rahasia kondisi kesehatan
preventif, kuratif, dan
pribadi, kecuali atas: perintah
rehabilitatif undang-undang; perintah
4.dahulukan keselamatan pengadilan; izin yang
nyawa bersangkutan; kepentingan
5.bertanggung jawab, aman, masyarakat; kepentingan ybs;
bermutu, serta merata dan 3.menuntut ganti rugi kecuali
nondiskriminatif thd nakes yang melakukan
6.standar mutu yankes dg tindakan penyelamatan nyawa
PP atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan
darurat
YANKESTRAD TINGKES & CEKIT
P59-P61 P62
1.yankestrad : 1.tingkes : segala bentuk upaya
yang dilakukan oleh pemri,
keterampilan dan pemda, dan/atau masy untuk
ramuan mengoptimalkan kesehatan
2.aman, manfaat, melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi,
bertanggungjawab, atau kegiatan lain untuk
tidak berttgan dg menunjang tercapainya hidup
norma agama sehat
2.cekit : segala bentuk upaya
3.tata cara dan jenis yang dilakukan oleh pemri,
yankestrad dg PP pemda, dan/atau masy untuk
4.yg menggunakan alat menghindari atau mengurangi
risiko, masalah, dan dampak
& tekno harus berizin buruk akibat penyakit
3.aturan lebih lanjut dg Permen
YANRAH P86-P92
1.tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
2.dari pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi
kriteria seleksi pendonor dengan mengutamakan kesehatan
pendonor.
3.pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan
penyakit.
4.oleh Unit Transfusi Darah
5.Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan, pengerahan
pendonor darah, penyediaan, pendistribusian darah, dan
tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
6.standar dan persyaratan pengelolaan darah untuk pelayanan
transfusi darah dg Permen
7.yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan
8.Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun
9.Aturan lebih lanjut dg PP
GUL GANG Mata & telinga
KES GIMUL
P93-P94 P95-P96
1.Kesgimul dalam bentuk semua kegiatan yang
peningkatan kesehatan
gigi,pencegahan penyakit gigi, dilakukan meliputi
pengobatan penyakit gigi, dan pelayanan promotif,
pemulihan kesehatan gigi preventif, kuratif, dan
yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan rehabilitatif yang
berkesinambungan. ditujukan untuk
2.Kesgimul dilaksanakan melalui meningkatkan derajat
pelayanan kesehatan gigi
perseorangan, pelayanan kesehatan indera
kesehatan gigi masyarakat, penglihatan, dan
usaha kesehatan gigi sekolah. pendengaran
3.Jaminan ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan masyarakat dg
obat yang aman, bermutu dan Permen
terjangkau
Gul gang mata & telinga = penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran
Kesgimul = Kesehatan Gigi dan Mulut
PAMGUN SEDFAR+ALKES
KESMATRA P98-P108
1. harus aman, berkhasiat/bermanfaat,
P97 bermutu, dan terjangkau.
1.Kesehatan matra sebagai 2. Setiap orang yang tidak memiliki
bentuk khusus upaya keahlian dan kewenangan dilarang
kesehatan diselenggarakan mengadakan, menyimpan, mengolah,
untuk mewujudkan derajat mempromosikan, dan mengedarkan
obat dan bahan yang berkhasiat obat.
kesehatan yang setinggi- 3. harus memenuhi standar mutu
tingginya dalam lingkungan pelayanan farmasi dg PP
matra yang serba berubah 4. Pemerintah menjamin pengembangan
maupun di lingkungan darat, dan pemeliharaan bahan baku obat
laut, dan udara. tradisional
5. mengolah, memproduksi,
2.Kesehatan matra meliputi mengedarkan, mengembangkan,
kesehatan lapangan, meningkatkan, dan menggunakan obat
kesehatan kelautan dan tradisional dg PP
bawah air, serta kesehatan 6. Penggunaan obat dan obat tradisional
kedirgantaraan. harus dilakukan secara rasional
7. harus memenuhi syarat farmakope
3.Aturan lebih lanjut dg Indonesia atau buku standar lainnya
Permen 8. Sedifaralkes izin edar
9. Praktik kefarmasian dg PP
PamGun Sedfar+alkes = Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
PAM ZAITIF
PAM MAKMIN P113-P116
P109-P112 1. tidak mengganggu dan
1.memproduksi, mengolah, membahayakan kesehatan
perseorangan, keluarga,
serta mendistribusikan
masyarakat, dan lingkungan.
makanan dan minuman 2. meliputi tembakau, produk
harus aman bagi manusia, yang mengandung tembakau,
hewan yang dimakan padat, cairan, dan gas yang
manusia, dan lingkungan bersifat adiktif yang
2.dilarang menggunakan penggunaannya dapat
kata-kata yang mengecoh menimbulkan kerugian bagi
dan/atau yang disertai dirinya dan/atau masyarakat
klaim yang tidak dapat sekelilingnya.
3. memenuhi standar
dibuktikan kebenarannya
4. Cantumkan peringatan
3.standar dan/atau kesehatan
persyaratan kesehatan 5. Kawasan tanpa rokok:
4.izin edar fasyankes; TPBM, TAB, TI,
5.Memakai tanda / label AU, TK, Tu lain
6. Aturan lebih lanjut dg PP
Pam Mamin = Pengamanan Makanan dan Minuman Pam Zaitif = Pengamanan Zat Adiktif
BEDAH MAYAT
P117-P125
1.Mati fungsi sistem jantungsirkulasi dan sistem pernafasan
terbukti telah berhenti secara permanen, atau kematian batang otak
telah dapat dibuktikan
2.Identifikasi mayat tak dikenal dg Permen
3.Bedah mayat klinis : tuk litbang yankes = tuk menegakkan
diagnosis dan/atau menyimpulkan penyebab kematian harus
informed consent kecuali kriteria ttt
4.Bedah mayat anatomis : tuk kepentingan pendidikan dg Permen
5.Bedah mayat forensik : tuk kepentingan penegakan hukum dg
Permen
6.Penentuan kematian dan pemanfaatan organ donor dg Permen
7.Sesuai dg norma agama, susila, dan etika profesi
8.Biaya pemeriksaan kesehatan terhadap korban tindak pidana
dan/atau pemeriksaan mayat untuk kepentingan hukum ditanggung
oleh pemerintah melalui APBN dan APBD
KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK,
REMAJA, LANJUT USIA, DAN PENYANDANG CACAT
P174 P175-P177
1. Masyarakat berperan 1. INDEPENDEN
serta, baik secara 2. Berkedudukan di Pusat
perseorangan maupun (BPKN) dan daerah (BPKD)
terorganisasi dalam 3. BPKN berkedudukan di
ibukota
segala bentuk dan
4. BPKD berkedudukan di
tahapan pembangunan provinsi dan kabupaten/kota.
kesehatan dalam rangka 5. Kedudukan BPKN dan BPKD
membantu mempercepat berada sampai pada tingkat
pencapaian derajat kecamatan.
kesehatan masyarakat 6. Tugas : inventarisasi masalah;
yang setinggi-tingginya. memberikan masukan;
2. Peran serta mencakup melakukan advokasi;
keikutsertaan secara aktif memantau & mengevaluasi ...
7. Aturan lebih lanjut dg
dan kreatif.
Perpres
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN PENGAWASAN
P178-P181 P182-P188
1. Melalui: komunikasi, 1.dapat memberikan izin
informasi, edukasi dan terhadap setiap
pemberdayaan penyelengaraan upaya
kesehatan
masyarakat;
2.dapat mengangkat tenaga
pendayagunaan tenaga pengawas memasuki tempat
kesehatan; pembiayaan dan memeriksa dapat ditolak
2. Penghargaan bila tidak pakai tanda pengenal
3. Aturan lebih lanjut dg dan surat tugas
Permen 3.Tenaga pengawas melapor
kepada penyidik dalam hal
adanya dugaan / patut diduga
tjd pelanggaran hukum
4.Tindakan administratif
a. peringatan secara tertulis;
b. pencabutan izin
sementara atau izin tetap
Aturan lebih lanjut dg Permen
PENYIDIKAN
P189
1. Petugas = polisi dan/atau PPNS Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana
2. Penyidik berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan
tentang tindak pidana di bidang kesehatan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan
tindak pidana di bidang kesehatan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;
d. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang
tindak pidana di bidang kesehatan;
e. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti
dalam perkara tindak pidana di bidang kesehatan;
f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang kesehatan;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang
membuktikan adanya tindak pidana di bidang kesehatan.
KETENTUAN PIDANA
P190 P191
1. dengan sengaja tidak Setiap orang yang tanpa izin
memberikan pertolongan melakukan praktik pelayanan
pertama terhadap pasien kesehatan tradisional yang
yang dalam keadaan gawat menggunakan alat dan teknologi
darurat sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 32 Pasal 60 ayat (1) sehingga
ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) mengakibatkan kerugian harta
pidana penjara > 2 tahun benda, luka berat atau kematian
dan denda > Rp200.000.000. dipidana dengan pidana penjara
2. mengakibatkan terjadinya paling lama 1 (satu) tahun dan
kecacatan atau kematian, denda paling banyak
pimpinan fasilitas pelayanan Rp100.000.000,00 (seratus juta
kesehatan dan/atau tenaga rupiah).
kesehatan tersebut pidana
penjara > 10 tahun dan denda
> Rp1.000.000.000
KETENTUAN PIDANA
P192 P193
Setiap orang yang dengan Setiap orang yang dengan
sengaja memperjualbelikan sengaja melakukan bedah
organ atau jaringan tubuh plastik dan rekonstruksi untuk
dengan dalih apa pun tujuan mengubah identitas
sebagaimana dimaksud seseorang sebagaimana
dalam Pasal 64 ayat (3) dimaksud dalam Pasal 69
dipidana dengan pidana diancam dengan pidana
penjara paling lama 10 penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah). miliar rupiah)
KETENTUAN PIDANA
P194 P195
Setiap orang yang dengan Setiap orang yang dengan
sengaja melakukan aborsi sengaja memperjualbelikan
tidak sesuai dengan darah dengan dalih apapun
ketentuan sebagaimana sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal dalam Pasal 90 Ayat (3)
75 ayat (2) dipidana dengan dipidana dengan pidana
pidana penjara paling lama penjara paling lama 5 (lima)
10 (sepuluh) tahun dan tahun dan denda paling
denda paling banyak banyak Rp500.000.000,00
Rp1.000.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(satu miliar rupiah).
KETENTUAN PIDANA
P196 P197
Setiap orang yang dengan Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi atau sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi mengedarkan sediaan
dan/atau alat kesehatan yang
farmasi dan/atau alat
tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan kesehatan yang tidak memiliki
keamanan, izin edar sebagaimana
khasiat atau kemanfaatan, dan dimaksud dalam Pasal 106
mutu sebagaimana dimaksud ayat (1) dipidana dengan
dalam Pasal 98 ayat (2) dan pidana penjara paling lama
ayat (3) dipidana dengan pidana 15 (lima belas) tahun dan
penjara paling lama 10 denda paling banyak
(sepuluh) tahun dan denda Rp1.500.000.000,00 (satu
paling
miliar lima ratus juta rupiah).
banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
KETENTUAN PIDANA
P198 P199
Setiap orang yang tidak 1. Setiap orang yang tidak memiliki
keahlian dan kewenangan untuk
memiliki keahlian dan melakukan praktik kefarmasian
kewenangan untuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 108 dipidana dengan
melakukan praktik pidana denda paling banyak
kefarmasian Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
sebagaimana dimaksud 2. Setiap orang yang dengan
dalam Pasal 108 sengaja melanggar kawasan
tanpa rokok sebagaimana
dipidana dengan pidana dimaksud dalam Pasal 115
denda paling banyak dipidana denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
Rp100.000.000,00 rupiah).
(seratus juta rupiah).
KETENTUAN PIDANA
P200 P201
Setiap orang yang 1. Dalam hal tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dengan sengaja 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192,
Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198,
menghalangi program Pasal 199, dan Pasal 200 dilakukan
pemberian air susu ibu oleh korporasi, selain pidana penjara
dan denda terhadap pengurusnya,
eksklusif sebagaimana pidana yang dapat dijatuhkan
dimaksud dalam Pasal terhadap korporasi berupa pidana
denda dengan pemberatan 3 (tiga)
128 ayat (2) dipidana kali dari pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1),
penjara paling lama 1 Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 ,
(satu) tahun dan denda Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199,
dan Pasal 200.
paling banyak 2. Selain pidana denda sebagaimana
Rp100.000.000,00 dimaksud pada ayat (1), korporasi
dapat dijatuhi pidana tambahan
(seratus juta rupiah) berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum.
KETENTUAN PERALIHAN
P203
Pada saat Undang-Undang ini berlaku,
semua peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.
P202
Peraturan Perundang-undangan
sebagai pelaksanaan Undang-
Choose
Undang a layout…
ini ditetapkan paling lambat 1
(satu) tahun sejak
tanggal
…then clickpengundangan
the placeholders to add your ownUndang-
pictures and captions.
Undang ini.
P204 KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Undang-Undang
ini berlaku, Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3495) P205
dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku. Undang-Undang ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan. Agar
Picture Quick Styles setiap orang mengetahuinya,
give you great looking memerintahkan
“frames” in a single pengundangan Undang-Undang
click.
ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik
Indonesia.
TERIMA
KASIH