Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

INFORMED CONSENT

OLEH :

SIDIK PRIBADI

FAJAR RAMADHAN BURHAN

NILUH FENCY

PEMBIMBING :

DR. ANNISA ANWAR MUTHAHER, SH, M.KES, SP.F


DEFINISI
• Merupakan padanan kata dari : Informed artinya telah
diberikan penjelasan atau informasi, dan Consent artinya
persetetujuan yang diberikan kepada seseorang untuk
berbuat sesuatu.

• Informed consent didefinisikan sebagai persetujuan yang


diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.

1. Idries A.B. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta. 1997
2. Budiayanto Arif.,Widiatama W., Sudiono S.,dkk. Ilmu kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
3. Flight M. Law, Liability, and Ethics : For Medical Office Professional. 5th Edition. Nelson Education. Canada. 2010.
TUJUAN INFORMED CONSENT

A. Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara


hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa
sepengetahuannya,
B. Melindungi pelaksana jasa tindakan medis secara hukum
dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta
akibat tindakan medis yang tak terduga dan bersifat
negatif,

1. Idries A.B. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta. 1997
2. Budiayanto Arif.,Widiatama W., Sudiono S.,dkk. Ilmu kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
FUNGSI INFORMED CONSENT
• Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia
• Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri
• Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati
pasien
• Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter
• Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional
• Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan
kesehatan
• Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran
dan kesehatan.

1. Idries A.B. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta. 1997
2. Budiayanto Arif.,Widiatama W., Sudiono S.,dkk. Ilmu kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
3. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.
DiaksesA.B.
1. Zulfiqar pada tanggalInformed
Beyond 03 September 2014,Bulletin
Consent. pukul 17.35 Wita.
Of The World Health Organization. 2004; 82 : 771-777
INTERNATIONAL GUIDELINES
1. World Medical Association, Helsinki Guidelines, 2003
2. National Bioethics Advisory Committee, 2000
3. Nuffield Council on Bioethics, 2002
4. Council for International Organizations of Medical Sciences,
2003, dan
5. European Union Guidelines, 2003

1. Zulfiqar A.B. Beyond Informed Consent. Bulletin Of The World Health Organization. 2004; 82 : 771-777
2. Health and Human Rights Journals. Informed Consent : Enforcing Pharmaceutical Companies Obligations Abroad. Di unduh dari
http://www.hhrjournal.org/2013/08/26/informed-consent-enforcing-pharmaceutical-companies-obligations-abroad/ . Pada tanggal
09 September 2014. Pukul 14.30 Wita.
1. Zulfiqar A.B. Beyond Informed Consent. Bulletin Of The World Health Organization. 2004; 82 : 771-777
UNSUR INFORMED CONSENT
Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika
memenuhi minimal 3 (tiga) unsur sebagai berikut :
1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter.
2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan.
3. Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam
memberikan persetujuan.

1. Wardhani R. K. Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) di RSUP dr. Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro.
Semarang. 2009
2. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.
Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
KOMPONEN-KOMPONEN INFORMED
CONSENT

Threshold
elements

Information
elements

Consent
elements

1. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.


Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
BENTUK-BENTUK INFORMED
CONSENT

Tersirat (Implied Dinyatakan Persetujuan dengan


Consent) (Expressed Consent) isyarat

1. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.


Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
2. Flight M. Law, Liability, and Ethics : For Medical Office Professional. 5th Edition. Nelson Education. Canada. 2010.
RUANG LINGKUP INFORMED CONSENT

Hak Pasien :

a. Hak atas informasi


b. Hak atas persetujuan
(Consent)
Hal yang diinformasikan :

a) Hasil Pemeriksaan
b) Risiko
c) Alternatif
d) Rujukan atau konsultasi
e) Prognosis

1. Anonim. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 : Tentang Kesehatan & Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 : Tentang Praktik
Kedokteran. Visi Media. Jakarta. 2007.
2. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.
Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
ASPEK HUKUM INFORMED CONSENT

• Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, tentang praktik


kedokteran, yaitu dalam bab VII mengenai
penyelenggaraan praktik kedokteran, pasal 45, yang
menyatakan bahwa setiap tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

1. Anonim. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 : Tentang Kesehatan & Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 : Tentang Praktik
1. Zulfiqar A.B. Beyond Informed Consent. Bulletin Of The World Health Organization. 2004; 82 : 771-777
Kedokteran. Visi Media. Jakarta. 2007.
ASPEK HUKUM INFORMED CONSENT
 Aspek Hukum Perdata, suatu tindakan medis yang
dilakukan oleh pelaksana jasa tindakan medis (dokter)
tanpa adanya persetujuan dari pihak pengguna jasa
tindakan medis (pasien), sedangkan pasien dalam
keadaan sadar penuh dan mampu memberikan
persetujuan, maka dokter sebagai pelaksana tindakan
medis dapat dipersalahkan dan digugat telah melakukan
suatu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad)
berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUHPer). Hal ini karena pasien mempunyai hak
atas tubuhnya, sehingga dokter dan harus
menghormatinya.

1. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.


Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
ASPEK HUKUM INFORMED CONSENT

• Aspek Hukum Pidana, “informed consent” mutlak harus


dipenuhi dengan adanya pasal 351 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan. Suatu tindakan
invasif (misalnya pembedahan, tindakan radiologi invasif)
yang dilakukan pelaksana jasa tindakan medis tanpa adanya
izin dari pihak pasien, maka pelaksana jasa tindakan medis
dapat dituntut telah melakukan tindak pidana penganiayaan
yaitu telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 351 KUHP

1. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.


1. Zulfiqar A.B. Beyond Informed Consent. Bulletin Of The World Health Organization. 2004; 82 : 771-777
Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
SANKSI HUKUM TERHADAP
INFORMED CONSENT

Sanksi
pidana

Sanksi
perdata

Sanksi
administratif

1. Anonim. Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. 2012. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.


Diakses pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
KESIMPULAN

• Di Indonesia perkembangan “informed consent” secara


yuridis formal, ditandai dengan munculnya pernyataan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang “informed consent”
melalui SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 pada tahun 1988.
Kemudian dipertegas lagi dengan PerMenKes No. 585
tahun 1989 tentang “Persetujuan Tindakan Medik atau
Informed Consent”. Serta dipertegas oleh Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004.
• Informed Consent yang diperoleh dengan tata cara yang
tidak benar tidak dapat di anggap sebagai penemu hak
otonomi pasien, sehingga tindakan tersebut merupakan
tindakan melanggar hukum namun demikian pelaksanaan
informed Consennt di indonesia hanya dilakukan dengan
mengindahkan nilai-nilai dalam budaya setempat yang
sangat bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

1.Idries A.B. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Binarupa Aksara.


Jakarta. 1997
2.Wardhani R. K. Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis (Informed
Consent) di RSUP dr. Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro.
Semarang. 2009
3.Budiayanto Arif.,Widiatama W., Sudiono S.,dkk. Ilmu kedokteran Forensik.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
4.Anonim. (2012). Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis.
http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm. Diakses
pada tanggal 03 September 2014, pukul 17.35 Wita.
5.Health and Human Rights Journals. Informed Consent : Enforcing
Pharmaceutical Companies Obligations Abroad. Di unduh dari
http://www.hhrjournal.org/2013/08/26/informed-consent-enforcing-
pharmaceutical-companies-obligations-abroad/ . Pada tanggal 09
September 2014. Pukul 14.30 Wita.
6. Anonim. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 : Tentang
Kesehatan & Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 : Tentang
Praktik Kedokteran. Visi Media. Jakarta. 2007
7. Flight M. Law, Liability, and Ethics : For Medical Office
Professional. 5th Edition. Nelson Education. Canada. 2010.
8. World Health Organization. Informed Consent Form Templates.
Di unduh dari :
http://www.who.int/rpc/research_ethics/informed_consent/en/
. Pada tanggal 09 September 2014. Pukul 14.30 Wita.
9. Zulfiqar A.B. Beyond Informed Consent. Bulletin Of The World
Health Organization. 2004; 82 : 771-777.

Anda mungkin juga menyukai