Anda di halaman 1dari 24

Transfusi Darah dalam

Pandangan Islam
Pengertian Transfusi darah

• Transfusi darah adalah proses mentransfer


darah atau darah berbasis produk dari satu
orang ke dalam sistem peredaran darah orang
lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan
jiwa dalam beberapa situasi, seperti
kehilangan darah besar karena trauma, atau
dapat digunakan untuk menggantikan darah
yang hilang selama operasi.
• Transfusi darah juga dapat digunakan untuk
mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh
penyakit darah. Orang yang
menderita hemofiliaatau penyakit sel sabit
mungkin memerlukan transfusi darah sering.
Awal transfusi darah secara keseluruhan
digunakan, tapi praktek medis modern
umumnya hanya menggunakan komponen
darah.
2. Macam-Macam Transfusi darah

a. Transfusi sel darah merah


• Istilah “transfusi darah” seringkali diartikan
secara luas oleh dokter jika yang dimaksudkan
mereka adalah transfusi sel darah merah.
Keluhan terhadap kelemahan linguistik ini
adalah bahwa darah seringkali ditransfusikan
tanpa perhatian yang cukup pada kebutuhan
spesifik penderita atau terhadap kemungkinan
efek membahayakan dari transfusi
b. Transfusi trombosit dan granulosit
• Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi
penderita trombositopenia yang mengancam jiwa, dan
neutropenia yang di sebabkan karena gagal sumsum
tulang. Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis utama tergantung pada sumber mereka:
• 1. 'Transfusi homolog, atau transfusi darah yang
disimpan menggunakan orang lain. Ini sering disebut
''Allogeneic bukan homolog.
• 2. ''Autologus transfusi”, atau transfusi menggunakan
darah pasien sendiri disimpan.
Macam-Macam Donor

• Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah,


kulit, sumsum tulang)
• Donor anggota badan yang dapat menyebabkan
kematian
• Donor angota badan yang hanya satu satunya
(meskipun tdk mengakibatkan kematian (lidah,
pankreas)
• Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata,
ginjal)
• Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum,
ovarium, testis)
• Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat
3. Cara Transfusi darah

• Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk


mencegah pertumbuhan bakteri dan memperlambat
metabolisme sel. Transfusi harus dimulai dalam 30 menit
setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan
dikendalikan.

• Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan
dengan darah untuk ditransfusikan, untuk meminimalkan
risiko reaksi transfusi. Kesalahan administrasi merupakan
sumber signifikan dari reaksi transfusi dan upaya telah
dilakukan untuk membangun redundansi ke dalam proses
pencocokan yang terjadi di samping tempat tidur.
3. Cara Transfusi darah

• Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan


selama 4 jam. Pada pasien dengan risiko gagal
jantung kongestif, banyak dokter mengelola
diuretik untuk mencegah overload cairan, suatu
kondisi yang disebut Transfusi Overload
Peredaran Darah Terkait atau taco.
Acetaminophen dan / atau antihistamin seperti
diphenhydramine kadang-kadang diberikan
sebelum transfusi untuk mencegah jenis lain
reaksi transfusi.
3. Cara Transfusi darah

• Darah ini paling sering disumbangkan sebagai seluruh darah dengan memasukkan
kateter ke dalam vena dan mengumpulkan dalam kantong plastik (dicampur
dengan antikoagulan) melalui gravitasi. Darah yang dikumpulkan ini kemudian
dipisahkan menjadi komponen-komponen untuk membuat penggunaan terbaik
dari itu. Selain dari sel darah merah, plasma, dan trombosit, produk darah yang
dihasilkan komponen juga termasuk protein albumin, faktor pembekuan
konsentrat, kriopresipitat, berkonsentrasi fibrinogen, dan imunoglobulin
(antibodi). Sel darah merah, plasma dan trombosit juga dapat disumbangkan
individu melalui proses yang lebih kompleks yang disebut apheresis.

• Di negara maju, sumbangan biasanya anonim kepada penerima, namun produk
dalam bank darah selalu individual dapat dilacak melalui siklus seluruh donasi,
pengujian, pemisahan menjadi komponen-komponen, penyimpanan, dan
administrasi kepada penerima. Hal ini memungkinkan pengelolaan dan
penyelidikan atas penularan penyakit transfusi diduga terkait atau reaksi transfusi.
Di negara berkembang donor kadang-kadang khusus direkrut oleh atau untuk
penerima, biasanya anggota keluarga, dan pemberian segera sebelum transfusi.

4. Risiko kepada penerima

• Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah,


dan ini harus seimbang terhadap manfaat yang diharapkan.
Reaksi samping yang paling umum untuk transfusi darah
adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'', yang terdiri
dari demam yang menyelesaikan sendiri dan tidak
menyebabkan masalah abadi atau efek samping.
• Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit
punggung, dispnea, sianosis, nyeri dada, takikardi dan
hipotensi. Produk darah jarang dapat terkontaminasi
dengan bakteri, risiko infeksi bakteri parah dan sepsis
diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000 transfusi
trombosit, dan 1 dalam 500.000 transfusi sel darah merah.
B. Transfusi darah Menurut Agama Islam

a. Hakekat darah
• Darah adalah bagian dari badan (anggota
badan)
• Memindahkan darah berarti memindahkan
anggota badan
b. Ayat-ayat di Al-Qur’an mengenai darah

‫إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به‬
‫لغير هللا فمن اضطر غير باغ وال عاد فال إثم عليه إن هللا‬
‫غفور رحيم‬
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
mangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih
dengan menyebut selain Allah. Tetapi barang siapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak pula melampaui batas maka
tidak ada dosa baginya…….” (Al baqoroh : 173)
َِ ِ‫ْر ُمت َ َجانفِ إِلثْمِِۙ فَإن‬
‫ّللا غ‬ َ ِ‫صة‬
َِ ‫غي‬ ‫م‬‫خ‬ْ
َ َ َ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ر‬
ِ ُ
‫ط‬ ْ ‫فَ َمنِ ا‬
‫ض‬
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah, daging babi (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah…….”(Al
Maidah : 3)

ُ ‫ض‬
‫طر ْرت ُِْم إل‬ ْ ‫علَ ْي ُك ِْم إّلِ َما ا‬
َ ‫ل لَ ُكم ما َحر َِم‬
َِ ‫َوقَ ِْد فَص‬
“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan
kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu,
kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”
(Al-An’am : 119)
c. HUKUM DONOR DARAH

1. Pandangan ulama terdahulu


• Pandangan Ulama terdahulu mengenai
transfusi darah yakni memanfaatkan anggota
badan adalah haram baik dengan cara jual beli
ataupun dengan cara lainnya.
• Memanfaatkan anggota badan manusia tidak
diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :
a. Najis
2. Merendahkan manusia
“Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun
memanfaatkannya. Karena manusia itu terhormat bukan
hina” (Al Murghinani)
• Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual,
bukan karena najis atau suci, tetapi karena
menghormatinya.
• Menjualnya berati merendahkannya” kecuali menjual
ASIdibolehkan  suci dan bermanfaat sehingga Alloh
memperbolehkkan untuk meminumnya walaupun tidak
dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki, Hambali dan
Syafi’I)
• Ada yang meng mengharamkan  bagian dari anggota
badan (Mazhab Hanafi)
• Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan
terhadap anggota badan manusia (manusia merupakan
mahluk terhormat dalam pandangan Islam)
• Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya
dengan menggunakan sesuatu yang
diperbolehkan menurut syari’at.
• Jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya
tahan dan mengobati orang sakit kecuali dengan
darah orang lain, dan ini menjadi satu-satunya
usaha menyelamatkan orang sakit atau lemah 
para ahli berpendapat bahwa ini akan
memberikan manfaat bagi pasien  kondisi
seperti ini diperbolehkan untuk mengobati
dengan darah orang lain.
Hukum adanya hubungan kemahraman
antara donor dan resipien
• Hubungan antara donor dan resipien, adalah bahwa transfusi darah
itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman
antara donor dan resipien.
• Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah
ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23,
yaitu: Mahram karena adanya hubungan nasab. Misalnya hubungan
antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung, dsb.
Karena adanya hubungan perkawinan dan mahram karena adanya
hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang dengan
wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan
dan sebagainya.
• Transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara
pendonor dengan resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor
dengan resipien itu diizinkan oleh hukum Islam.
Hukum menerima transfusi darah
dari non-muslim
• Dengan mengqiyaskan pada saliva/ su'ur adami (ludah
manusia) dimana hukumnya suci, termasuk su'ur orang
kafir.
• Maka hukum darah orang kafir yang dimasukkan ke dalam
tubuh seorang muslim bukan termasuk benda najis.
• Ketika darah itu baru dikeluarkan dari tubuh, saat itu darah
itu memang najis kantung darah  darah segar itu
dimasukkan ke dalam tubuh seseorang sudah tidak najis
lagi.
• Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh
seorang muslim juga tidak najis  hukumnya tetap boleh
dan dibenarkan ketika seorang muslim menerima transfusi
darah dari donor yang tidak beragama Islam.
c. Donor darah pada bulan ramadhan

• Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi


seseorang untuk menyedekahkan darahnya yang
sagat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa
wajib, seperti puasa pada bulan Ramadhan.
Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat
(mendesak)  boleh untuk menyedekahkan
darahnya untuk menolak/mencegah darurat tadi.
Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan
minum. Lalu dia harus mengganti puasanya yang
dia tinggalkan/berbuka.
3. Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam

Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :

a. Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)


b. Memberikan manfaat (mencegah kerusakan/kematian)
pada akseptor
c. Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan bila
menyebabkan kematian pada diri donor (darah diambil
terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat kepada
resipien.
d. Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti
(mencegah kerusakan/kematian resipien)
e. Bahaya yang timbul akibat donor atau transfusi dapat di
perkirakan
3. Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam

f. Perbedaan kerugian yang terjadi dan manfaat yang


diperoleh jelas (manfaat lebih besar dari kerugian)
g. Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar
dan termasuk mendonorkan anggota badan yang dapat
pulih kembali
h. Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan
yang berarti, bahkan mendapat manfaat.
i. Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”
j. Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan
dan dicegah dengan adanya kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan.
Fatwa MUI tentang Donor Darah
1. Umat Islam wajib membantu sesama manusia yang
memerlukan bantuannya dalam hal-hal yang positif,
termasuk dalam melakukan donor darah
(transfusi/pemindahan) darah kepada penderita suatu
penyakit datau kepada orang yang tertimpa musibah
kecelakaan yang membutuhkan tambahan darah untuk
keperluan pengobatan. Sebagaimana telah di
firmankan dalam surat Al-Madinah ayat 2 :
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran”
Demikian juga sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim dan Ibnu
Majah :
“Barang siapa melepaskan seorang muslim dari
sesuatu kesukaran, maka Allah SWT akan
melepaskannya pula dari sesuatu kesukaran di hari
Kiamat” (H.R. Bukhari-Muslim dari Ibnu Majah).
Demikian juga sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Ishbahari dan sahabat
Abdullah Ibnu ‘Umar RA :
“Manusia yang paling disukai Allah ialah manusia yang
paling bermanfaat bagi manusia”
“Sesungguhnya Allah akan selalu menolong hamba-
nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”

Anda mungkin juga menyukai