Anda di halaman 1dari 12

Kesultanan Makassar

Sejarah . Kehidupan Politik . Sosial . Budaya . Masjid

Tamariska Ribka - Yudha Prasetya - Zessica Zendra


Sejarah Kesultanan Makassar :
- Terletak di Sulawesi Selatan, abad 16
- Gabungan dari kerajaan Gowa (raja: Daeng Manrabba) dan Talo (mangkubumi: Karaeng
Mattoaya)
- Bersatunya kerajaan Gowa dan Talo bersamaan dengan masuknya Islam ke Sulawesi
Selatan
- Pusat pemerintah : Sombaopu
- Letaknya di jalur lalu lintas Malaka - Maluku membuatnya menjadi bandar terpenting di
wilayah Timur Indonesia
Raja-raja Kesultanan Makassar
• Sultan Allaudin (Daeng Manrabba)
Raja Makassar pertama yang memeluk
agama Islam.
Pada pemerintahan Sultan Alauddin,
Kerajaan Makassar mulai terjun dalam
dunia pelayaran dan perdagangan.
Raja-raja Kesultanan Makassar
• Sultan Hassanudin
- Membawa Makassar ke puncak
kejayaan.
- VOC terdesak karena tidak leluasa
berlayar ke barat
- VOC meminta hak monopoli tapi
ditolak Hassanudin
- VOC memblokir pelabuhan
Sombaopu tapi tidak berhasil
- VOC menjalin hubungan dengan
Raja Bone, Aru Palaka
- VOC dapat menanamkan
pengaruhnya di Makassar melalui
perjanjian Bongaya
Perjanjian Bongaya

• VOC memperoleh hak monopoli di Makassar.


• VOC diizinkan mendirikan benteng di Makassar.
• Makassar harus melepaskan jajahan seperti Bone.
• Semua bangsa asing diusir dari Makassar, kecuali VOC.
• Kerajaan Makassar diperkecil hanya tinggal Gowa saja.
• Makassar membayar semua utang perang.
• Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.
Raja-raja Kesultanan Makassar
• Sultan Mapasomba
- Putra Sultan Hassanudin
- Menentang VOC
- VOC membuat kekuatan militer
- Pasukan Makassar dikalahkan, VOC
berkuasa sepenuhnya
Sosial
• Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah
feodal*.
• Masyarakat Makassar dibedakan atas 3 lapisan atau
kelas, yaitu:
- Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
- Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
- Ata untuk Hamba Sahaya.

* fe.o.dal.is.me
Sistem sosial atau politik yg memberikan kekuasaan yg besar kpd golongan
bangsawan.
Budaya
 Kerajaan Makassar bersifat Maritim
 Masyarakat banyak membuat alat penangkap ikan dan
kapal pinisi
 Seni sastra yang dikembangkan: Lontara

Kapal Pinisi Lontara


Masjid Makam Al-Hilal (Katangka), 1605
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
Masjid Al Hilal Katangka dulunya
merupakan masjid Kerajaan Gowa.
Letak masjid berada di sebelah utara
kompleks makam Sultan
Hasanuddin. Lokasi makam
diyakini sebagai tempat berdirinya
Istana Tamalate, istana raja Gowa Palantikang
ketika itu.

Sebuah jalan yang dikenal sebagai


Batu Palantikang, merupakan jalan
yang sering dilintasi raja dan
keluarga menuju masjid.

Istana Tamalate
Arsitektur

- Masjid ini memiliki ciri khas seperi memiliki satu kubah, atap dua lapis menyerupai
bangunan joglo.

- Atap dua lapis berarti dua kalimat syahadat, empat tiang berarti empat sahabat nabi,
jendela bermakna rukun iman ada enam dan lima pintu bermakna rukun Islam.

- Pada bagian dinding yang terbuat dari batu bata itu cukup tebal, yakni mencapai 120
sentimeter (cm). Penyebab utamanya karena masjid ini juga pernah dijadikan sebagai
benteng pertahanan saat Raja Gowa melawan penjajah
THANK YOU :)

Anda mungkin juga menyukai