Pembimbing:
Dr. Drg. Hendra Dian Adhita, Sp.KG
Drg. Roy Nalendra Widyanto
PENDAHULUAN
Apeksogenesis Apeksifikasi
Pemeriksaan Klinis
Fraktur pada enamel, dentin, dan pulpa terbuka gigi 11 21
Perkusi (+)
Mobility (-)
Jaringan sekitar (-)
Pemeriksaan Radiografis
• tidak adanya gangguan periodontal dan
tulang alveolar yang signifikan
• trauma terbatas hanya pada gigi
• Gigi 11, 21 memiliki apeks dan pulpa
terbuka lebih dari 1 mm
pembuangan
Isolasi dengan Preparasi dan
bagian koronal
Rubber Dam dan pembukaan akses
pulpa, kemudian
Irigasi dengan menggunakan bur
dilakukan irigasi
saline karbid besar
dengan saline
medikasi
Kavitas
Perdarahan menggunakan
disementasi
dihentikan pasta Ca(OH)2
menggunakan
menggunakan yang berkontak
semen ZOE, lalu
cotton pellet yang dengan jaringan
pasien
lembab pulpa setebal 2
diobservasi.
mm
H+3 Perawatan Kunjungan I : Apeksifikasi 21
Gigi dibuka
Nyeri hebat pada kembali dalam
21 kondisi anestesi
lokal
observasi selama 1
minggu dan kunjungan
ulang pada bulan ke-3,
Gambar 2. Radiografi langsung 6, 9 dan 12
setelah aplikasi Ca(OH)2 untuk
apeksogenesis 11 dan
apeksifikasi 21
Perawatan Observasi (H+3 bulan dan H+6 bulan)
PSA+Restorasi
menggunakan
metal crown with
facing acrylic
Gambar 3. Panah menunjukkan
penyelesaian perkembangan apikal 11
dan penutupan apeks 21 berhasil
TINJAUAN PUSTAKA
APEKSOGENESIS
INDIKASI KONTRAINDIKASI
Gigi dalam masa pertumbuhan Avulsi, Replanted, Mobility
dengan foramen apikalis belum tinggi
sempurna tertutup
Pulpa korona rusak, tapi pulpa Fraktur mahkota besar
radikular sehat (vital) memerlukan retensi intra
radikular
Korona baik dan dapat Fraktur dekat margin gingiva
direstorasi
Karies tidak dapat diperbaiki
TEKNIK PERAWATAN APEKSOGENESIS
1. Anestesi lokal
2. Isolasi dengan rubber dam dan bersihkan (desinfeksi).
3. Pembukaan kavitas dengan bur kecepatan tinggi dengan
semprotan air.
4. Debris diambil arah koronal : pemotongan jaringan sakit
koronal pada daerah servikal dengan sendok excavator tajam
atau bur bulat besar steril (#6 atau #8) atau kecepatan tinggi
bur diamond bulat.
5. Pendarahan pulpa terpotong dihentikan dengan larutan
anastesi lokal atau saline dengan kapas bulat steril.
6. Bubuk Ca(OH)2 dicampur air steril atau larutan anastesi lokal
sampai konsistensi cukup tebal. Pasta tersebut diletakkan pada
permukaan luka dengan ketebalan 1-2 mm.
7. Selapis semen ZnOE diletakkan diatas Ca(OH)2
- Agar terhindar dari kebocoran (Leakage)
- Dasar, basis yang kaku, agar restorasi akhir dapat ditempatkan
8. Tumpatan permanen, komposit resin sistem etch agar
terhindar dari kebocoran
Recalls : Kontrol
Kontrol dilakukan periodik (interval 3-6 bulan) untuk melihat
perkembangan apikal sampai menutup, biasanya selesai 2-3
tahun, kontrol terakhir setelah 4 tahun.
Perawatan Apeksogenesis
APEKSIFIKASI
INDIKASI KONTRAINDIKASI
Gigi dalam masa Fraktur akar vertikal dan
pertumbuhan dengan banyak fraktur horizontal
foramen apikalis belum
sempurna tertutup
APEKSOGENESIS APEKSIFIKASI
Tidak ada tanda – tanda / Tidak ada tanda – tanda /
gejala gejala
penyakit pulpa atau periapikal penyakit pulpa atau periapikal
Pembentukan dentin Pembentukan barrier kalsifikasi
disekitar apeks (terlihat di
roentgen photo)
Terbentuk Bridge of Akar tumpul
calsification dibawah Ca(OH)2
(bisa tidak terlihat di
roentgen photo)
Bentuk Apeks Hasil Apeksifikasi
Nekrotik :
– Ruang pulpa dan saluran akar segera dibersihkan dan Ca(OH)2
diletakkan pada apeks yang terbuka, observasi dan ganti Ca(OH)2,
bila perlu hingga apeks tertutup.
Apeksifikasi maupun apeksogenesis
biasanya dilakukan dalam kondisi anestesi
lokal