Anda di halaman 1dari 28

APEKSIFIKASI DAN APEKSOGENESIS

Mopagar Viddyasagar, Shantanu Choudhari, Ashish Raurale,


Swapnil Dahapute

Mochamad Nur Ramadhani


160112160014

Pembimbing:
Dr. Drg. Hendra Dian Adhita, Sp.KG
Drg. Roy Nalendra Widyanto
PENDAHULUAN

Trauma Gigi Faktor-faktor Hasil Positif


• Dengan • Waktu setelah • faktor
berbagai trauma terjadi pengetahuan
tingkatan • kemampuan jaringan dokter giginya
• Mengganggu • daerah trauma secara
anak-anak dan menyeluruh
• kontaminasi luka
orang tuanya
• usia pasien
• kesehatan umum
pasien
• pada gigi
dewasa muda
akan
menyebabkan
kematian pulpa
PENDAHULUAN
Patologi
pulpa

Perkembangan Apeks tetap Tindakan


Gigi Dewasa terbuka
Muda
• Fase • Saluran Akar • Apeksogenesis
Pembentukan tetap Besar • Apeksifikasi
Akar
APEKSOGENESIS / APEKSIFIKASI

Apeksogenesis Apeksifikasi

Gigi vital dgn apeks Gigi dgn apeks terbuka,


terbuka, trauma dalam non-vital, dinding saluran
kurun waktu 24 jam akar divergen

Penutupan foramen terbentuknya barier


apikal/ perkembangan kalsifikasi/penambahan
akar panjang akar
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Pasien perempuan berusia 9 tahun datang ke Departemen
Pedodonsia dan Kedokteran Gigi Pencegahan, Tatyasaheb Kore
Dental College, Kolhapur dengan keluhan fraktur pada gigi insisif
maksila. Trauma terjadi 8 jam sebelumnya pada saat aktivitas
olah raga di sekolah.

Pemeriksaan Klinis
 Fraktur pada enamel, dentin, dan pulpa terbuka gigi 11 21
 Perkusi (+)
 Mobility (-)
 Jaringan sekitar (-)
Pemeriksaan Radiografis
• tidak adanya gangguan periodontal dan
tulang alveolar yang signifikan
• trauma terbatas hanya pada gigi
• Gigi 11, 21 memiliki apeks dan pulpa
terbuka lebih dari 1 mm

Gambar 1. Radiografi dari insisif sentral yang


terkena trauma menunjukkan apeks terbuka
Perawatan Kunjungan I : Apeksogenesis 11 21

pembuangan
Isolasi dengan Preparasi dan
bagian koronal
Rubber Dam dan pembukaan akses
pulpa, kemudian
Irigasi dengan menggunakan bur
dilakukan irigasi
saline karbid besar
dengan saline

medikasi
Kavitas
Perdarahan menggunakan
disementasi
dihentikan pasta Ca(OH)2
menggunakan
menggunakan yang berkontak
semen ZOE, lalu
cotton pellet yang dengan jaringan
pasien
lembab pulpa setebal 2
diobservasi.
mm
H+3 Perawatan Kunjungan I : Apeksifikasi 21

Gigi dibuka
Nyeri hebat pada kembali dalam
21 kondisi anestesi
lokal

isolasi rubber BMP menggunakan


dam, saluran bahan irigasi H2O2
pulpa dihilangkan dan Salin
Perawatan Kunjungan II (H+3)

Saluran akar diberikan pasta


sedikit melewati
dibuka kembali, Ca(OH)2 ke dalam
apeks
dibersihkan saluran akar

observasi selama 1
minggu dan kunjungan
ulang pada bulan ke-3,
Gambar 2. Radiografi langsung 6, 9 dan 12
setelah aplikasi Ca(OH)2 untuk
apeksogenesis 11 dan
apeksifikasi 21
Perawatan Observasi (H+3 bulan dan H+6 bulan)

Akar gigi 11 berkembang


tidak terdapat Apeksifikasi
normal, gambaran
keluhan klinis hampir selesai
radioopak pada apeks 21

PSA+Restorasi
menggunakan
metal crown with
facing acrylic
Gambar 3. Panah menunjukkan
penyelesaian perkembangan apikal 11
dan penutupan apeks 21 berhasil
TINJAUAN PUSTAKA
APEKSOGENESIS

INDIKASI KONTRAINDIKASI
Gigi dalam masa pertumbuhan Avulsi, Replanted, Mobility
dengan foramen apikalis belum tinggi
sempurna tertutup
Pulpa korona rusak, tapi pulpa Fraktur mahkota besar
radikular sehat (vital) memerlukan retensi intra
radikular
Korona baik dan dapat Fraktur dekat margin gingiva
direstorasi
Karies tidak dapat diperbaiki
TEKNIK PERAWATAN APEKSOGENESIS

1. Anestesi lokal
2. Isolasi dengan rubber dam dan bersihkan (desinfeksi).
3. Pembukaan kavitas dengan bur kecepatan tinggi dengan
semprotan air.
4. Debris diambil arah koronal : pemotongan jaringan sakit
koronal pada daerah servikal dengan sendok excavator tajam
atau bur bulat besar steril (#6 atau #8) atau kecepatan tinggi
bur diamond bulat.
5. Pendarahan pulpa terpotong dihentikan dengan larutan
anastesi lokal atau saline dengan kapas bulat steril.
6. Bubuk Ca(OH)2 dicampur air steril atau larutan anastesi lokal
sampai konsistensi cukup tebal. Pasta tersebut diletakkan pada
permukaan luka dengan ketebalan 1-2 mm.
7. Selapis semen ZnOE diletakkan diatas Ca(OH)2
- Agar terhindar dari kebocoran (Leakage)
- Dasar, basis yang kaku, agar restorasi akhir dapat ditempatkan
8. Tumpatan permanen, komposit resin sistem etch agar
terhindar dari kebocoran

Recalls : Kontrol
Kontrol dilakukan periodik (interval 3-6 bulan) untuk melihat
perkembangan apikal sampai menutup, biasanya selesai 2-3
tahun, kontrol terakhir setelah 4 tahun.
Perawatan Apeksogenesis
APEKSIFIKASI

INDIKASI KONTRAINDIKASI
Gigi dalam masa Fraktur akar vertikal dan
pertumbuhan dengan banyak fraktur horizontal
foramen apikalis belum
sempurna tertutup

Pulpa nekrosis Ankilosis


(Replacement Resorption)

Korona dapat direstorasi


TEKNIK PERAWATAN APEKSIFIKASI
Dibagi 3 fase, yaitu akses, instrumentasi dan peletakan Ca(OH)2
1. Pembukaan akses ditentukan oleh ukuran dan bentuk ruang
pulpa.
2. Bersihkan semua massa jaringan nekrotik.
3. Tentukan panjang kerja dengan Roentgen hingga apeks
4. Instrumen tertentu, file tipe K dengan gerakan putar mulai
dengan file besar #80 keatas , # 140 bila perlu.
5. Peletakan pasta Ca(OH)2
Perawatan Apeksifikasi
Mekanisme Penyembuhan pada
Apeksifikasi
Hasil yang Diharapkan

APEKSOGENESIS APEKSIFIKASI
Tidak ada tanda – tanda / Tidak ada tanda – tanda /
gejala gejala
penyakit pulpa atau periapikal penyakit pulpa atau periapikal
Pembentukan dentin Pembentukan barrier kalsifikasi
disekitar apeks (terlihat di
roentgen photo)
Terbentuk Bridge of Akar tumpul
calsification dibawah Ca(OH)2
(bisa tidak terlihat di
roentgen photo)
Bentuk Apeks Hasil Apeksifikasi

Berbagai bentuk penutupan apeks setelah perawatan apeksifikasi


(diambil dari: Weine FS. Endodontic Therapy. 6th Ed: St.Louis. CV Mosby
Co, 2004: 519-29)
PEMBAHASAN
RENCANA PERAWATAN

• Pulpa Vital → Apeksogenesis


• Pulpa Non Vital → Apeksifikasi

* Kasus Apeksogenesis → harus ditangani segera


setelah terjadi cedera traumatik.
PENANGANAN SESUAI KONDISI PULPA
Vital :
– Jika karies dalam : pulpitis reversibel →P C dengan Ca(OH)2.
– Sebaliknya vital tetapi gejala pulpa irreversibel → pulpotomi dan
Ca(OH)2 di permukaaan pulpa diikuti dengan base dan restorasi
yang kuat agar tidak bocor/leakage

Nekrotik :
– Ruang pulpa dan saluran akar segera dibersihkan dan Ca(OH)2
diletakkan pada apeks yang terbuka, observasi dan ganti Ca(OH)2,
bila perlu hingga apeks tertutup.
Apeksifikasi maupun apeksogenesis
biasanya dilakukan dalam kondisi anestesi
lokal

Gigi dewasa muda memiliki respon yang


baik terhadap perawatan apeksogenesis
dan dapat dijadikan pilihan perawatan
utama apabila terjadi trauma
Bahan Kalsium Hidroksida
• hasil baik saat digunakan untuk penatalaksanaan infeksi
periradiculer dengan pendekatan non-bedah
• Memiliki kemampuan anti-inflamasi, penetralisir asam,
aktivator alkaline fosfat dan antibakterial
• sebagai medikamen saluran akar (intrakanal) karena bersifat
toksisitas rendah, aktivitas bakterisidal, biokompatibel, dan
kemampuannya untuk melarutkan jaringan
• membantu dalam membangun jembatan dentin
KESIMPULAN

• Apeksogenesis dan apeksifikasi dapat menjadi pilihan dalam


penatalaksanaan trauma atau gigi dengan apikal yang belum
terbentuk sempurna.
• Pada kasus ini Ca(OH)2 merupakan medikasi pilihan untuk
apeksogenesis dan apeksifikasi karena kemampuan anti-
inflamasi, penetralisir asam, aktivator alkaline fosfat dan
antibakterialnya.

Anda mungkin juga menyukai