Anda di halaman 1dari 17

PULPEKTOMI

GIGI DECIDUI

Start
DEFINISI
Perawatan pada gigi desidui dengan nekrosis pulpa, yaitu
ekstraksi atau pulpektomi. Perawatan endodontik pada gigi sulung
juga bertujuan menjaga kesehatan anak dan mempertahankan gigi
sulung yang pulpanya telah terbuka sampai periode eksfoliasi
normal dan gigi permanen erupsi.
TUJUAN
Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan
pasien dewasa, yaitu:
 untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa
dan jaringan periapikal sekitarnya
 mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima
secara biologis oleh jaringan sekitarnya
 menjaga kesehatan gigi anak dan mempertahankan gigi sulung
yang pulpanya telah terbuka sampai periode eksfoliasi normal
dan gigi permanen erupsi.
01 Indikasi 02 Kontraindikasi
• Pulpektomi di indikasikan pada gigi sulung • Resorpsi patologis akar eksternal
dengan diagnosa pulpitis irreversibel atau yang melibatkan lebih dari
nekrosis pulpa. sepertiga apikal.
• Mahkota gigi masih dapat direstorasi. • Gigi dengan mahkota yang sudah
• Dalam gambaran radiografi terdapat resorpsi tidak dapat di restorasi.
akar kurang dari sepertiga apikal masih • Keterlibatan jaringan periradikular
diindikasikan untuk perawatan pulpektomi. dari gigi sulung yang meluas ke
• Gigi sulung dengan peradangan pulpa yang bagian tooth bud dari gigi
meluas namun akar dan tulang alveolar bebas permanen.
• dari resorpsi patologis sehingga jaringan • Resorpsi internal yang berlebihan.
periodontal masih sehat. • Pasien dengan penyakit sistemik
• Gigi sulung dengan adanya abses periapikal. seperti penyakit jantung bawaan,
• Perdarahan yang berlebihan pasca perawatan hepatitis, atau leukemia.
pulpotomi atau pulpotomi yang tidak berhasil.
• Kerusakan jaringan periradikular yang minimal
sehingga tidak terdapat kegoyongan gigi.
Bahan pengisi saluran akar

Syarat Bahan pengisi saluran akar gigi sulung :


• Diresorbsi sesuai dengan kecepatan resorbsi akar
• Tidak merusak jaringan periapikal & benih gigi permanen
• Diresorbsi bila pengisian melebihi apeks
• Bersifat antiseptik
• Mudah diisikan
• Melekat pada dinding saluran akar
• Tidak mengerut,hermetis, padat, keras
• Mudah dikeluarkan bila diperlukan
• Radiopak
• Tidak menyebabkan perubahan warna gigi
• Mengeras dalam waktu agak lama
Bahan pengisi saluran akar

1. ZnOE (ZINK OXIDE EUGENOL) 2. KALSIUM HIDROKSIDA (Ca(OH)2)


Kelebihan: Kelebihan :
 Mudah didapatkan,  Biokompatibel (pH antara 12,5-12,8).
 Biaya relatif murah,  Kelarutan rendah terhadap air, serta tidak dapat
 Mempunyai efek antimikroba yang baik, larut dalam alcohol
 Tidak sitotoksik untuk sel-sel yang berkontak  Efektif melawan mikroba anaerob pada pulpa gigi
langsung ataupun tidak langsung, nekrosis.
 Plastisitasnya baik,  Kandungan alkaline pada CaOH mampu
 Tidak toksisitas, menghalangi proses inflamasi dengan
 Merupakan materi radiopak,  Berperan sebagai buffer lokal dan dengan
 Memiliki anti inflamasi dan analgesik yang baik. mengaktivasi alkaline fosfatase yang
 Tidak menyebabkan diskolorisasi pada gigi.  Penting dalam pembentukan jaringan keras.
Kekurangan:  Efektif dalam waktu yang cukup lama.
 Dapat mengiritasi jaringan periradicular tulang dan Kekurangan :
menyebabkan nekrosis tulang dan cementum.  Sulit dikeluarkan dari kanal.
 Jika pengisiannya berlebih dapat mengiritasi jaringan  Turunkan waktu pengaturan semen berbasis zinc
sehingga menyebabkan inflamasi. oxide eugenol.
 Tingkat resorpsi lambat, dan mengubah jalan erupsi
gigi permanen.
Bahan pengisi saluran akar

3. PASTA IODOFORM
kelebihan :
 Memiliki kemampuan resorbsi yang baik dan sifat
desinfektan.
 KRI paste mudah terserap dari jaringan apikal dalam satu
sampai dua minggu,
 settingnya tidak ke massa yang keras dan dapat disisipkan
dan di buang dengan mudah.
 Tidak ada kerusakan pada enamel benih gigi permanen yang
terlihat dan kerusakan morfologi yang lain.
 Mudah diisi ke dalam kanal pulpa.
 Kombinasi dengan CaOH menunjukkan sifat bakterisidal yang
baik.
Kekurangan :
 Dapat menyebabkan diskolorasi kuning kecoklatan pada
mahkota gigi yang mengganggu estetis.
Tahapan Kerja

1. Pada gigi vital dilakukan anastesi lokal atau devitalisasi (1-2 hari dg bahan arsen, 7-14 hari bahan non-arsen)
dan ditumpat sementara dan diminta kembali dg tepat waktu.
2. isolasi area kerja (rubber dam)
3. seluruh jaringan karies dibersihkan dg metal round bur
4. pembukaan atap pulpa dengan diamond round bur
5. pencarian orifice saluran akar dengan smooth broaches
6. ekstirpasi pulpa menggunakan barbed broaches
7. pengukuran panjang kerja dilakukan dengan cara mengukur langsung sama panjang gigi pada radiografi
periapikal (PK estimasi). Kemudia PK estimasi yang didapat digunakan sebagai patokan untuk mengukur PK
yang sebenarnya dengan metode secara langsung menggunakan file yang dimasukkan ke dalam saluran akar
sesuai dg PK estimasi dan dilakukan pengambilan rontgen. PK dikurangi 2 mm dari PK sebenarnya.
8. Preparasi saluran akar dengan K-file 15-30 atau sampai terlihat white dentin sesuai PK (berdasarkan rontgen
periapikal).
Tahapan Kerja

9. Irigasi menggunakan NaOCl saline


10. finishing preparasi dengan H-file
11. Sterilisasi saluran akar dengan bahan bahan Ca(OH)2
12. Tumpatan sementara
13. Kunjungan berikutnya (1 minggu kemudian) apabila pemeriksaan subjektif dan objektif
baik, dilanjutkan pengisian saluran akar, apabila belum maka dilakukan sterilisasi
kembali
14. Saluran akar diirigasi dengan NaOCl dan dikeringkan dengan paper point
15. pengisian saluran akar dengan ZnOE dengan menggunakan plugger
16. Restorasi kavitas dengan SIK tipe 3 sebagai lining dan restorasi sementara.
17. Kunjungan berikutnya, apabila tidak ada keluhan maka dilakukan restorasi permanen
dapat menggunakan SIK atau PCC atau SCC
CASE REPORT

PERAWATAN PULPEKTOMI NON VITAL


PADA GIGI DESIDUI ANTERIOR MAKSILA
(Laporan Kasus)
CC : Seorang anak usia 5 th datang bersama ibunya
Laporan Kasus
dengan keluhan gigi yg gigis pada anterior RA.
PI : Menurut keterangan ibu, gigi gigis terserbut sejak 3
th lalu dan tidak ada keluhan sakit
PMH : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
dan alergi terhadap obat tertentu.
PDH : -
FH : -
SH : -

Pemeriksaan EO : tidak ada kelainan atau abnormalitas


Pemeriksaan IO :
Gigi 51, 52 dan 62 berwarna kehitaman dengan mahkota
yang tersisa setinggi gingiva dan menunjukkan kavitas
dengan kedalaman pulpa yang telah terbuka dengan
hasil pemeriksaan obyektif
sondasi (-), perkusi (-), palpasi (-) dan CE (-).
Gigi 61 terdapat apikal penetrasi
Laporan Kasus

Pemeriksaan Radiografi Periapikal : terdapat


kavitas dengan kedalaman pulpa yang telah
terbuka tanpa menunjukkan adanya kelainan
periapikal. Gigi 61 menunjukkan adanya resorpsi
½ akar.
Tahapan Perawatan
Kunjungan Pertama

1
• Pembersihan jaringan karies dan preparasi akses
saluran akar
• menentukan orifice dengan smooth broach
• pengukuran panjang kerja dari radiografi periapikal
sbg PK estimasi
• PK sesungguhnya dilakukan metode secara langsung
dg PK estimasi sbg patokan pengambilan radiografi
• PK dikurangi 2 mm dan didapatkan hasil gigi 51 (14,4
mm), gigi 52 (13,7 mm) dan gigi 62 (13,3 mm)
Tahapan Perawatan

• Pengambilan jaringan nekrotik dg teknik pull stroke


• PK pada tahap ini yaitu 2/3 PK, yaitu gigi gigi 51
(9,6 mm), gigi 52 (9,1 mm) dan gigi 62 (8,8 mm).
• Preparasi saluran akar dengan K-file dr no 15- 35
atau sampai white dentin
• Finishing preparasi dengan H-file nomor 40
• irigasi dg NaOCl dan sterilisasi dg Ca(OH)2 pada
lentulo.
• Ditutup cavit.
Tahapan Perawatan
Kunjungan Kedua

1
• 1 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan
Subjektif dan Objektif. Hasilnya perkusi (-), palasi
(-) dan tes perhidrol (-) paska sterilisasi
• Isolasi area kerja
• Irigasi dg NaOCl dan dikeringkan dg paper point
• Obturasi dg ZOE menggunakan plugger dan
dilakukan penekanan dg cotton pelllet sampai
penuh.
• ditutup cavit dan dilakukan radiografi dan
didapatkan hasil hermetis.
Tahapan Perawatan

1
Kunjungan Ketiga

• 1 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan


subjektif dan objektif. tidak ada keluhan dan
perkusi (-) palpasi (-) pasca obturasi. selanjutnya
dilakukan restorasi permanen SIK karena pasien
menolak restorasi PCC. satu minggu kemudian
dilakukan kontrol pasca pulpektomi.
Thanks
for your
Attention

Anda mungkin juga menyukai