NEFROUROLOGI
NEFROUROLOGI
nefrourologi
I. GLOMERULONEFRITIS
KRONIS
KLINIS
Merupakan stadium akhir dari berbagai kelainan
ginjal dengan kerusakan ginjal yang dapat disebabkan
oleh nefritis dan hipertensi, sehingga terjadi gangguan
fungsi yang ireversibel.
Penyakit ini dapat mengenai semua usia terutama
pada dekade ke-2 - / ke-5.
Gejala Klinis :
Menunjukkan kegagalan fungsi ginjal, seperti : proteinuria, hematuria,
uremia, kreatininemia.
Hipertensi.
Edema.
Gejala-gejala umum : kelemahan badan.
Gejala-gejala GIT : mual, muntah, anoreksia.
Makroskopis
1. Ukuran ginjal biasanya mengecil, kapsul melekat erat pada kortek dan bila
dilepas terjadi dekortikasi.
2. Permukaan luar granuler tidak teratur dan bopeng-bopeng.
3. Pada irisan :
- Korteks menyempit sampai kurang dari 1,5cm (normal : 2 – 3 cm).
- Gambaran normal hilang oleh karena batas
koteks dan medula ginjal tidak jelas.
Mikroskopis :
1. Ren mengecil, biasanya unilateral, dapat sampai kurang dari 100 gram
(normal 150 - 200gram). Jika bilateral biasanya asimetris.
2. Permukaan tidak rata diantara bagian yang permukaannya halus, tampak cekung
(melisut) karena jaringan parut.
3. Pelvis renis dan calyces melebar terutama pada yang tipe obstruktif, sehingga jarak
antara calyces dan simpai sangat tipis.
4. Simpai ginjal menebal dan ada perlekatan dengan daerah yang fibrotik.
5. Pada irisan : korteks tipis, kadang-kadang tampak beberapa fokus absces.
Mikroskopis
1. Di beberapa tempat tampak lesi infeksi kronis berupa abses kecil yang tersebar diantara
jaringan ginjal.
2. Glomerulus menunjukkan bermacam-macam perubahan berupa fibrosis dan
hialinisasi.
3. Tubulus atrofi progresif, sehingga jumlah tubulus berkurang.
4. Dibeberapa bagian terdapat tubulus yang dilatasi dan dibatasi oleh epitel yang atrofi,
lumen terisi massa eosinofilik seperti massa koloid sehingga menyerupai folikel kelenjar
tiroid. Gambaran ini di sebut : TIROIDISASI
5.Jaringan interstitium mengalami fibrosis dengan sebukan limfosit,
sel plasma dan makrofag,
6.Dinding arteriole dan arteri kecil mengalami penebalan hialin. (klinis
merupakan manifestasi hipertensi).
Sebukan sel-sel radang kronis (limfosit, sel plasma, makrofag)
Perivasculer fibrosis (eosinofil meluas)
III. HIPERPLASIA PROSTAT
BENIGNA
KLINIS
Pembesaran kelenjar prostat yang jinak
Karakteristik ditandai oleh hiperplasia stroma dan sel-sel epitel
kelenjar prostat yang mengakibatkan pembesaran prostat
membentuk nodul dibagian periurethral. Jika besar dapat menekan
urethra dan menimbulkan gangguan miksi, bahkan obstruksi
urethra.
Sering ditemukan pada laki-laki tua (usia diatas 50 tahun).
Frekuensi makin bertambah dengan bertambahnya usia. Penyebab
yang sebenarnya belum diketahui diyakini karena gangguan
keseimbangan hormonal
Hanya sedikit yang memberikan keluhan. Bila timbul keluhan
biasanya diakibatkan oleh penyempitan urethra, sehingga
menimbulkan gangguan miksi berupa :
- nocturia
- dysuria
- kesulitan dalam memulai ataupun menghentikan kencing
- retentio urine yang berakibat dilatasi kandung kemih, hipertrofi
otot dinding kandung kemih dan cystitis.
Makroskopis :
1. Prostat membesar, lebih sering (75%) pada bagian posterior lobus medius.
2. Permukaan berbenjol-benjol, penampang putih keabu-abuan dengan bercak merah
jambu, berlobus.
3. Bila masih kecil sulit dibedakan dengan hiperplasia benigna. Jika komponen stroma
lebih dominan, maka konsistensi tumor keras pada. Jika komponen kelenjar yang
lebih dominan, maka konsistensinya cenderung rapuh dan mudah infiltrasi
Mikroskopis :
1. Tumor solid, ukuran bervariasi mulai dari tonjolan kecil sampai berdiameter 10cm,
berwarna putih keabu-abuan dan berbatas tegas dengan jaringan testis sekitarnya.
Pada keadaan lebih lanjut, testis diganti oleh jaringan tumor.
2. Konsistensi kenyal-padat, bila dibelah tampak berlobus, mengkilat, encephaloid.
Mikroskopis :
1. Tampak kelompok sel tumor yang uniform, stroma terdiri atas jaringan ikat yang tipis, membentuk
lobulus-lobulus dengan sebukan limfosit
2. Sel-sel tumor uniform disebut juga sel seminoma yang karakteristik :
Sel besar, bentuk bulat atau poligonal, batas sel kadang-kadang tidak jelas, inti sel bulat-letak di
sentral dengan 1 - 2 nukleoli yang tampak jelas disertai mitosis patologis.
Sitoplasma jernih mengandung glikogen dan lemak.
Susunan sel tumor dapat tersebar merata dan kadang-kadang berkelompok dibatasi jaringan
ikat tipis bersebukan limfosit.
3. Kadang-kadang ditemukan daerah nekrotik dan perdarahan.
Sel tumor uniform
Jaringan ikat dengan sebuka limfosit
Sel besar, bentuk bulat atau poligonal, inti sel bulat-letak di sentral
dengan 1 - 2 nukleoli yang tampak jelas disertai mitosis patologis.
VII.TERATOMA TESTIS
KLINIS
Teratoma testis adalah tumor testis yang terdiri atas berbagai jaringan yang
berasal dari lebih satu macam lapis benih, misalnya dari :
- ENDODERM : sebagai ruang tubulair yang dibatasi oleh sel-sel
kolumner/torak
- MESODERM : kartilago, tulang, otot polos, otot seran lintang, lemak
dan jaringan limfoid
- EKTODERM : kulit dan adneksanya, berupa epitel gepeng berlapis,
folikel rambut, rambut, kelenjar sebasea dan sebum.
Teratoma testis ada yang solid, kistik ataupun solid dengan degenerasi
kistik. Berdasarkan maturitasnya :
* teratoma matur : biasanya tidak ganas
* teratoma imatur : biasanya berpotensi ganas
Makroskopis :