Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

RUPTUR BULBI

Disusun oleh:
Pembimbing:
Shintia Malinda
Dr. Nindyan Prawasari, Sp. M
30101307080
Identitas Pasien
✢Nama : Ny. P
✢Usia : 80 tahun
✢Jenis Kelamin : Perempuan
✢Alamat : Plajan 31/5 Pakisaji, Jepara
✢Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
✢Status : Cerai meninggal
✢Agama : Islam
✢No. RM : 000660695
✢Tanggal masuk : 15 Mei 2018
Anamnesis
Keliuhan utama :

Bola mata kanan pecah dan keluar

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD RA Kartini pada hari Selasa, 15 Mei 2018. Pasien
mengeluh bola mata kanan pecah dan keluar darah banyak, nyeri (+). Sebelumnya
pasien terbentur tembok pada daerah mata kanan. Pada saat terbentur pasien sadar
penuh, pingsan (-), pusing (+), mual (-), muntah (-). Pasien mengatakan mata
kanannya sudah tidak dapat melihat sejak 5 tahun yang lalu. Pasien sudah tidak
memiliki bola mata kiri sejak 10 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

✢Riwayat hipertensi : diakui  Riwayat Asma : Disangkal


✢Riwayat peny jantung : disangkal  Riwayat Alergi : Disangkal
✢Riwayat DM : disangkal  Riwayat Hipertensi : Disangkal
✢Riwayat mondok : disangkal
 Riwayat Jantung : Disangkal
✢Riwayat asma : disangkal
 Riwayat DM : Disangkal
✢Riwayat alergi : disangkal
✢Riwayat trauma : diakui

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dan biaya pengobatan


ditanggung oleh BPJS.
Status Genaralis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Composmentis, GCS : E4M6V5

Vital sign
Tekanandarah : 200/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit, isi dan tegangan lemah
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,7oC
SpO2 : 99%
Kepala : Normocephal, tidak terdapat deformitas
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-),
epistaksis (-)
Mulut : Karies gigi (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Suara napas dasar vesikuler,rhonki(-)
,wheezing (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) N.
Ekstremitas : Hangat, udema -/-, deformitas (-)
Status Oftalmikus
Diagnosis :
OD ruptur bulbi et causa trauma oculi

Terapi :
Non medikamentosa :
Inj ceftriaxone 1x2 gr
Inj dexamethasone 3x1 amp
Inj ketorolac 3x30 amp
Eyedrop cravat 1 gtt OD tiap jam
Medikamentosa : Eviscerasi
Laporan Operasi

 Pasien telentang, desinfeksi, pasang doek steril


 Pasang pembuka palpebra
 Politomi konjungtiva 360º
 Potong kornea 360º
 Curetage
 Atasi perdarahan
 Masukan ceftriaxon 1 vial
 Jahit sklera dengan T-Vio 6.0
 Jahit konjungtiva
 Cek perdarahan
 BBPL
Instruksi post operasi
– Inj ceftriaxon 1x2 gr iv
– Inj dexamethason 3x1 amp iv
– Inj ketorolac 3x1 amp iv
– Cravit 6x OD
– Xytrol ZM 3xOD
TINJAUAN PUSTAKA
BULBUS OCULI
Rongga orbita
 Berbentuk pyramid
• Dinding superior – Os Frontalis
• Dinding inferior - Os Maxilaris
• Dinding lateral - Os zygomaticus
• Dinding medial – Os Sphenoid & Os Ethmoid
 Disekitarnya terdapat rongga sinus
• Superior - sinus frontalis
• Inferior - sinus maxilaris
• Media – sinus sphenoid & sinus ethmoid
 Bangunan di belakang bulbus okuli :
 Foramen opticum dilewati N. Opticus Foramen Opticum
FOS
 Fissura orbitalis superior, dilewati
• N. Lakrimalis
• N. Frontalis
• N. Troklearis
• N. Okulomotorius
• N. Abduscens
• Pleksus simpatikus
• V. Ophthalmica superior
 Fissura orbitalis inferior, dilewati
• N. Maksilaris FOI
• N. Pterygoid
• N. Pterygopalatinum
• V. Ophthalmica inferior
Otot penggerak bola mata
 N. III (N. Oculomotorius)
Sifat : Eferen motorik
 N. IV (N. Trochlearis)
• M. Rectus medius
Sifat : eferen motorik
• M. Rectus superior
• M. Rectus inferior • M. Obliqus superior
• M. Obliqus inferior  N. VI (N. Abduscen)
• M. Levator palpebra Sifat : eferen motorik
• M. Sphincter pupil • M. Rectus lateral
Palpebra
Secara anatomis dibagi 4 lapisan :
 Lapisan epidermal :
 Lapisan muskular :
• M. Levator palpebra
• M. Orbikularis okuli
• M. Mulleri
• M. Riolani
 Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka
palpebra yang disebut tarsus, berfungsi untuk:
• Memberi bentuk palpebra
• Origo & insertio otot
• Memberi kekuatan pada palpebra
Pada tarsus glandula Meibom yang memproduksi sebum
 Lapisan konjungtiva
Palpebra
 Otot kelopak mata
• M. Orbicularis oculi
Inervasi: N. Fasialis
Fungsi: menutup mata
• M. Levator palpebra
Inervasi: N. Occulomotorius
Fungsi: membuka mata
• M. Tarsalis mulleri
Inervasi syaraf simpatis
Fungsi: pertahankan buka
palpebra
Ruptur Bulbi
• putusnya integritas dari
membran luar mata; dalam
kondisi akut, cedera yang
Definisi mengenai seluruh lapis kornea
atau sklera juga termasuk dalam
cedera bulbi terbuka

• Cedera tumpul pada kecelakan


kendaraan bermotor, olahraga,
atau trauma lain.
Etiologi • Penetrasi atau perforasi bulbi,
akibat luka tembak dan tusuk,
kecelakaan kerja
menekan
bulbi
Trauma pada Peningkata Robekny
tumpul aksis n TIO a sklera
anterior-
posterior

Trauma tajam perforasi bulbi


Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis

• Nyeri mata yang hebat • Nyeri wajah


• Penurunan ketajaman • Pembengkakan wajah, di
penglihatan sekitar mata
• Keluar cairan atau darah • Mata yang memar
dari mata • Penglihatan ganda, ketika
• Riwayat trauma, jatuh, atau melihat keatas
adanya benda asing yang • Pupil abnormal
masuk kedalam bulbi. • Gejala hifema; perdarahan
di dalam mata, darah
menutup pupil
• Mata merah; perdarahan
menutup conjunctiva bulbi
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik (Generalis dan
Oftalmologis)
– Laserasi sklera/kornea, subconjunctiva hemoragik berat,
COA yang dalam/dangkal jika dibandingkan mata
kontralateral, pupil ireguler, material lensa maupun
vitreous di COA, benda asing atau katarak pada lensa,
atau keterbatasan gerakan ekstraokuler.
– Isi intraokuler dapat berada di luar bulbi.
– TIO rendah (walaupun dapat pula normal atau meningkat,
tapi jarang), iridodyalisis, hifema, ekimosis periorbital,
vitreous hemoragik, dislokasi atau subluksasi lensa.
– Commotio retinae, ruptur koroid, dan putusnya retina
dapat dijumpai namun sering disamarkan oleh vitreous
hemoragik
PENATALAKSANAAN

Antibiotik spektrum luas parenteral untuk mengurangi risiko endoftalmitis.

Alat pelindung mata untuk menghindari trauma dan tekanan lebih lanjut

Pemberian imunisasi tetanus jika belum menerima imunisasi dalam 5 tahun


terakhir.

Tindakan bedah, jika NPL dan temuan yang ada mengarah pada trauma
okuler ekstrim dengan kelainan yang mengancam integritas bulbi, enukleasi
primer perlu dipertimbangkan.

Pada kasus dengan benda asing di dalam bulbi, langkah yang umum
dilakukan adalah penutupan primer dari laserasi korneoskleral.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai