Anda di halaman 1dari 75

PRESSURE BUILD UP TEST

PRESSURE BUILD UP TEST


PBU adalah suatu teknik pengujian
Flow rate, q

Flowing
transien tekanan, pada dasarnya
pengujian ini dilakukan pertama-tama
dengan memproduksi sumur selama
Shut-in
0 suatu selang waktu tertentu dengan
∆t
laju aliran yang tetap (konstan),
td
Time, t kemudian menutup sumur tersebut.
Penutupan sumur ini menyebabkan
Pressure, pwf

naiknya tekanan yang dicatat sebagai


fungsi waktu (tekanan yang dicatat
ini biasanya adalah tekanan dasar
sumur).
∆t
td
Time, t
DASAR ANALISA PBU
q3 Dasar analisa PBU ini diajukan oleh
q1
Horner (1951), yang pada dasarnya
q2 q4
Rate adalah memplot tekanan terhadap suatu
fungsi waktu.
Prinsip yang mendasari analisa ini
t1 t2 t3 t4 adalah yang dikenal dengan prinsip
Pi superposisi (superposition principle).
p2
p1 p3 p4
q1 dianggap berproduksi selama tn
Pwf q2 dianggap berproduksi selama tn – t1
q3 dianggap berproduksi selama tn – t2
q4 dianggap berproduksi selama tn – t3
qn dianggap berproduksi selama tn – tn-1
t1 t2 t3 t4
TUJUAN DAN APLIAKASI PBU
Tujuan Analisa PBU Aplikasi Hasil PBU
 Tekanan statis reservoir (P*)  Menentukan Batas Cadangan
 Faktor skin (S)  Menggantikan Sumur Deliniasi
 Permeabilitas formasi (k)  Mengidentifikasi Fracture
 Productivity index (PI)
 Radius of investigation (ri)
DATA YANG DIBUTUHKAN UNTUK
ANALISA PBU
Karakteristik Kurva Pressure Buildup Test
Menggambarkan bagian-bagian dari ulah tekanan yang dapat dibagi menjadi tiga :

Segmen Data Awal (Early Time)


Early Time Middle Time Late Time
 Segmen Data Tengah (Middle Time)
 Segmen Data Lanjut (Late Time)

Pws

log (tp+∆t)/(∆t)
PENENTUAN END OF WELLBORE STORAGE

Pengaruh dari wellbore storage


akan mendominasi data awal
dari suatu pengujian sumur,
dimana lamanya pengaruh
wellbore storage ini tergantung
pada ukuran maupun
konfigurasi lubang bor serta
sifat–sifat fisik fluida maupun
batuan formasinya.
PERSAMAAN DASAR ANALISA PBU

Persamaan ini merupakan dasar


y =P*
b
m
analisa PBU yang memperlihatkan
x
bahwa Pws, shut-in BHP, yang
dicatat selama penutupan sumur,
apabila diplot terhadap log
((tp+∆t)/∆t). Kemudian buat garis
ekstrapolasi sampai harga
((tp+∆t)/∆t) = 1, maka akan
qB  tp  t 
Pws  Pi  162,6 log  didapatkan harga tekanan statis
kh  t 
reservoir (P*),
y = b- m x
162,6  q o    Bo
162,6 q B ko 
m m h
kh
PENENTUAN FAKTOR SKIN
 1 jam  wf  k 
s  1.151   log  3.23
 m  
ct rw 2
 

Dua persamaan di atas dikombinasikan, agar diperoleh harga faktor skin :


 ws  wf   1688ct rw 2   t p  t 
s  1.151   1.151log    1.151log  
    t 
 m   k t   p 

Sesaat sumur ditutup akan berlaku hubungan :


  1688c r 2  
Pwf  i  m log  t w   0.869s 
  k .t p 
 
Pada saat waktu penutupan = ∆t, berlaku persamaan

ws  i  m log t p  t  / t 
SKIN CONCEPT DAMAGE

Sedangkan adanya hambatan aliran yang terjadi pada formasi produktif akibat adanya skin effect, biasanya diterjemahkan
kepada besarnya penurunan tekanan, Ps yang ditentukan menggunakan persamaan :

Ps = 0.87 m s , psi


Penentuan Produktivitas Index dan Flow Efficiency

Flow Efficiency
Produktivitas Index
q  P   Pwf  Ps 
PI   FE    x100%
P  Pwf  Ps 
 P  Pwf 

 FE < 1 menunjukkan permeabilitas


formasi disekitar lubang sumur
mengecil akibat adanya kerusakan
 FE > 1 menunjukkan permeabilitas
formasi disekitar lubang sumur telah
diperbaiki dan harganya lebih besar dari
harga semula.
Penentuan Radius Investigation dan Radius Drainage
dapat digunakan untuk memperkirakan
kt waktu untuk mencapai “stabilized flow”,
ri 
948Ct yaitu waktu yang diperlukan oleh
transien tekanan untuk mencapai batas
Dimana harga t = harga ∆t. reservoir yang sedang diuji. Dimana ri =
Harga ri yang diberikan oleh rd, dengan waktu yang diperlukan untuk
persamaan diatas stabilized flow tersebut adalah :

948C t ri
menggambarkan suatu jarak 2

dimana gangguan tekanan ts 


k
(turun atau naik) cukup
berarti akibat produksi atau
kts
injeksi fluida dengan laju rd 
yang tetap. 948Ct
PENENTUAN MODEL RESERVOIR
Analisa modern telah berkembang dengan menggunakan derivative plot yang
diperkenalkan oleh Bourdet, Whittle, Douglas dan Pirard (1983). Derivative
plot menggambarkan log ∆p vs log ∆t dan log tdp/dt vs log ∆t secara simultan.

 dp   dp 
t    
 dt  i  d ln t  i

 ln( ti / ti 1 )Pi 1 ln( ti 1ti 1 / ti )Pi


2
ln( ti 1 / ti )Pi 1 
   
 ln( t i 1 / t i ) ln( t i 1 / t i 1 ) ln( t i 1 / t i ) ln( t i / t i 1 ) ln( t i / t i 1 ) ln( t i 1 / t )
i 1 
Two-Porosity Reservoir
Assumptions Radial Composite Reservoir
• The reservoir comprises two distinct types Assumptions
of porosity: matrix and fissures. The matrix • The reservoir comprises two concentric
may be in the form of blocks, slabs, or zones, centered on the well, of different
spheres. Three choices of flow models are mobility and/or storativity.
provided to describe the flow between the • The model handles a full completion with
matrix and the fissures. skin.
• The flow from the matrix goes only into the • The outer boundary can be any of three
fissures. Only the fissures flow into the types:
wellbore. Infinite, Constant pressure circle, No-flow
• The two-porosity model can be applied to circle
all types of inner and outer boundary
conditions, except when otherwise noted.
Partial completion with Gas Cap or
Aquifer
Assumptions
• The interval over which the reservoir
flows into the well is shorter than the
reservoir thickness, due to a partial
completion.
• Either the top or the bottom of the
reservoir is a constant pressure
boundary (gas cap or aquifer).
• The model assumes a reservoir of
infinite extent.
• The model handles homogeneous
and dual-porosity reservoirs.
Vertical Well in a Homogeneous, Infinite Acting
Reservoir, Constant Wellbore Storage
Assumptions
• The model handles homogeneous reservoirs.
• The outer boundary may be finite or infinite.
Menunjukkan kondisi
reservoar finite acting
Menunjukkan kondisi
reservoar infinite acting
PENENTUAN TEKANAN RATA-RATA

Seperti diketahui tekanan rata-rata reservoir P , merupakan suatu besaran fisik yang
mendasar untuk diketahui pada proses primary recovery dan enhanced recovery, yaitu
sangat berguna untuk karakterisasi suatu reservoir, penentuan cadangan dan peramalan
kelakuan reservoir tersebut.

Untuk reservoir yang bersifat infinite acting, tekanan rata-rata reservoir ini adalah P* =
Pi = P yang dapat diperkirakan dengan mengekstrapolasikan segmen garis lurus pada
Horner pot sampai ke harga (tp + Δt) / Δt = 1. Tetapi pada reservoir yang terbatas, hal
diatas tidak dapat dilakukan mengingat bahwa dengan adanya pengaruh dari batas
reservoir, maka tekanan pada umumnya akan jatuh berada dibawah garis lurus Horner,
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Tipe Kurva Pressure Buildup Untuk Sumur Finite Reservoir
Terdapat tiga metode untuk memperkirakan harga tekanan rata-rata , yaitu:
• Metode Matthews-Brons-Hazebroek (Metode MBH)
• Metode Miller-Dyes-Hutchinson (Metode MDH)
• Metode Dietz
PENGENALAN PROGRAM ECRIN SAPHIR 4.02

Perangkat lunak Ecrin Saphir versi 4.02 dikembangkan untuk menganalisa hasil uji
sumur dengan beberapa metode, diantaranya metode Horner, metode pressure
derivative dan metode lainnya.
Langkah kerja analisa Pressure Build-Up dengan perangkat lunak tersebut terdiri dan
empat tahap utama, yaitu: inisialisasi, input data, ektrak Delta P dan analisis model
Inisialisasi

Input Data

Ekstrak DeltaP

Log-Log Plot Superposision Plot Hystory Plot

Derivative dan Pemilihan Model Perbaikan Model


Horner Plot

Analisis
Model No

Yes/Match

Interpretation Report

STOP

Diagram Alir Software Ecrin Saphir 4.02


A. Inisialisasi
Inisialisasi merupakan tahap awal dalam langkah kerja analisis dengan perangkat
lunak Ecrin Saphir v4.02. Tahap ini terdiri dan empat bagian, yaitu : Main Options,
Information. Units dan Comments.
1. Main Options
Pada tampilan layar Main option, input data yang dilakukan adalah jenis uji sumur,
jari-jari lubang sumur (rw), ketebalan lapisan produktif (h), porositas, reference time dan
reference phase yang diperoleh dari welltesting data sheet dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
Layar Main Options
2. Information
Berisi keterangan tentang uji sumur yang akan dianalisis, nama perusahaan yang
melaksanakan, nama formasi, nama sumur, waktu pelaksanaan PBU, jenis pressure
gauge yang digunakan, kedalaman pengukuran dan informasi-informasi yang perlu
untuk dilengkapi. Gambar di bawah ini menunjukkan Layar Information.

Layar Information
3. Units
Tampilan layar pada di bawah ini menunjukkan Layar Pemilihan Satuan

Layar Pemilihan Satuan


4. Comments
Comment digunakan untuk memberi catatan atau note di print out hasil interpretasi,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada tahap inisialisai ini di-input data PVT, seperti : Faktor Volume Formasi (Bo),
Viskositas (μo) dan Kompresibilitas total (Ct).

Layar Input data PVT


B. Interpretasi Tahap Pertama
Setelah tahap inisialisasi langkah kerja selanjutnya adalah interpretasi tahap
pertama. Pada tahap ini langkah kerja yang dilakukan, yaitu :
1. Load Q dan Load P
2. Extract delta P
3. Generate model
4. Improvement
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat tampilan layar interpretasi
Layar Interpretasi Main Screen
 Input Parameter Laju Alir (Q) dan Tekanan (P)
Data tekanan didapat dari hasil pembacaan memory gauge selama Pressure Build-
Up, sedangkan harga laju alir (Q) didapat dari kegiatan swabing dan di-input-kan secara
manual yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Layar Pemilihan Data


 Ekstrak DeltaP
Setelah data tekanan dan laju alir di-input-kan. Kemudian dilakukan Ekstrak delta
P. Langkah kerja yang dilakukan adalah menginputkan harga smooling faktor (L),
jumlah Filtration dan harga dari Pwf pada saat sumur ditutup dt =0, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Layar Ekstraksi Parameter Delta P


Dari Ekstrak delta P tersebut, dihasilkan log-log plot, history plot dan semi-log plot
(superposision plot), contoh tampilan layar hasil Ekstrak Delta P seperti tersaji pada
gambar dibawah ini

Layar Hasil Ekstraks DeltaP


 Pemilihan Model
Plot derivative yang dihasilkan dari Ekstrak delta P merupakan kurva yang
menggambarkan kondisi reservoir tersebut. Oleh karena itu, model yang dipilih harus
sesuai (match). Pemilihan model dilakukan dengan mernbandingkan plot derivative
data lapangan dan hasil ekstraksi, dengan katalog model kurva pressure derivative yang
tersedia. Kemudian input data yang berhubungan dengan model tersebut, diantaranya :
1. Model sumur (well models)
- storage dan skin
- Fracture Uniform flux
- Fracture Infinite Conductivity
- fracture finite Conductivity
- Sumur Horizontal
- Limited Entry
- Changing Weilbore Storage. dapat diterapkan untuk seluruh model.
- Rate Dependent Skin, dapat diterapkan untuk semua jenis fluida.
2. Model reservoir (reservoir models)
- Homogen
- Double Porosity Pseudosteady State
- Double Porosity Transient
- Two Layers With Cross Flow
- Radial Composite
- Linear composite
3. Model Batas Reservoir (boundary models)
- Infinite
- Circle
- One Fault
- Intersecting Faults
- Parallel Faults
- Rectangle
- Leaky Fault
Setelah semua data di inputkan, kemudian model yang dipilih dapat ditampilkan.
Langkah kerja selanjutnya adalah menyelaraskan model kurva derivative dengan plot
derivative data lapangan seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Layar Proses Matching


Bila plot data derivative dan data lapangan belum selaras dengan model kurva
derivative, maka dapat digunakan fasilitas KIWI (Kappa Intelligent Well Test
Interpretation) yang berfungsi untuk mempercepat proses penyelarasan.

 Improvement
Improvement dilakukan untuk memperbaiki hasil match antara derivative dan data
lapangan dengan model derivative yang kita pilih, dengan metode regresi non-linier.
Prinsip metode ini adalah memperbaiki match point dan/atau parameter lainnya yang
bertujuan untuk meminimalkan standar deviasi. Kurva dapat dikatakan selaras apabila
kurva derivative memiliki bentuk yang sama dengan plot derivative dan data
lapangannya, dimana kedua kurva tersebut saling berhimpit. Kondisi itu menunjukkan
bahwa model kurva derivative reservoir yang kita pilih sudah mendekati gambaran
reservoir yang sesungguhnya.
C. Interpretasi Tahap Kedua
Menu ini merupakan tambahan dalam proses analisis, yang berfungsi untuk
menunjang plot derivative dan memperkuat dasar dalam pemilihan model. Salah
satunya adalah fleksibel plot yang digunakan untuk analisis khusus dengan pemilihan
skala dan fasililas menggambar segmen ganis lurus (straight line) yang fleksibel.
Pilihan dalam menu ini digunakan untuk menentukan jenis plot yang akan ditampilkan.
Jenis plot yang akan ditampilkan tergantung dari fungsi waktu, fungsi tekanan, waktu
superposisi, serta skala sumbu y tersebut.
Tipe dari plot fleksibel yang digunakan disini adalah Horner Plot yang
digunakan sebagai pembanding terhadap metode pressure derivative.
Homer Plot dibuat dengan memilih Time function dalam log (∆t) dan
Superposition dalam build-up seperti diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.

Layar Fleksibel Plot


Kemudian Horner plot terbentuk dan dapat dianalisis untuk mengetahui kondisi
reservoirnya. Contoh hasil fleksibel Plot dengan metode Horner dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Two-Porosity Reservoir
Assumptions Radial Composite Reservoir
• The reservoir comprises two distinct types Assumptions
of porosity: matrix and fissures. The matrix • The reservoir comprises two concentric
may be in the form of blocks, slabs, or zones, centered on the well, of different
spheres. Three choices of flow models are mobility and/or storativity.
provided to describe the flow between the • The model handles a full completion with
matrix and the fissures. skin.
• The flow from the matrix goes only into the • The outer boundary can be any of three
fissures. Only the fissures flow into the types:
wellbore. Infinite, Constant pressure circle, No-flow
• The two-porosity model can be applied to circle
all types of inner and outer boundary
conditions, except when otherwise noted.
Partial completion with Gas Cap or
Aquifer
Assumptions
• The interval over which the reservoir
flows into the well is shorter than the
reservoir thickness, due to a partial
completion.
• Either the top or the bottom of the
reservoir is a constant pressure
boundary (gas cap or aquifer).
• The model assumes a reservoir of
infinite extent.
• The model handles homogeneous
and dual-porosity reservoirs.
Vertical Well in a Homogeneous, Infinite Acting
Reservoir, Constant Wellbore Storage
Assumptions
• The model handles homogeneous reservoirs.
• The outer boundary may be finite or infinite.
APPLIKASI ANALISA PBU

Menentukan Batas Cadangan

Radius Investigasi (Ri) dapat menentukan


Batas Cadangan
Jarak P1 = 1.5 x Ri (Acuan
Sejauh mana jarak dari lubang bor yang diuji
pencapaian transient tekanan kedalam
formasi.

Lamanya uji produksi untuk mencapai


boundary dipengaruhi oleh sifat fisik batuan
dan formasi (permeabilitas, porositas etc)
yang berhubungan dengan Radius Investigasi.

Lamanya Shut in dan Extended sangat


mempengaruhi panjangnya radius investigasi.
APPLIKASI ANALISA PBU

Menggantikan Sumur Deliniasi

Indikasi konstan pressure


APPLIKASI ANALISA PBU

Mengidentifikasi Fracture

Two-Porosity Reservoir
Assumptions Radial Composite Reservoir
• The reservoir comprises two distinct Assumptions
types of porosity: matrix and fissures. • The reservoir comprises two
The matrix may be in the form of concentric zones, centered on the
blocks, slabs, or spheres. Three well, of different mobility and/or
choices of flow models are provided to storativity.
describe the flow between the matrix • The model handles a full completion
and the fissures. with skin.
• The flow from the matrix goes only • The outer boundary can be any of
into the fissures. Only the fissures flow three types:
into the wellbore. Infinite, Constant pressure circle, No-
• The two-porosity model can be applied flow circle
to all types of inner and outer
boundary conditions, except when
otherwise noted.
APPLIKASI ANALISA PBU
10000
Wells Selected (2)
Daily Oil Production ( bbl/d )
Daily Gas Production ( Mcf /d )
Daily Liquid Production ( bbl/d )
Water Cut ( % )

1000

100

10

0.1
1979 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 2000 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14

Date

6
Buka 12/1979 Buka 8/1983
5
Tutup 6/1983 Tutup 6/1983
Buka 6/1999
4 ɸavg = 18%,
Kavg = 23 mD Buka 2/1996
3
P = 1257Psi Tutup 12/1994 Tutup 2/1996
ɸavg = 18%, Buka 2/2000 ɸ = 16%,
Definition Barchart Interval Perforasi Layer 2
Kavg = 21 mD
Tutup 7/1999 Tutup 2/2000
Kavg = 14 mD
1 1004 1006 Parigi 1
Buka 11/2000 Tutup 3/2014
2 1009 1011 Parigi 0
1/1979 6/1984 12/1989 6/1995 11/2000 5/2006 11/2011
3 1019 1020.5 Parigi
4 1021 1025 Parigi
5 1031 1035 Parigi
TERIMA KASIH
Fissure system flow Matrix contribution
GAMBARAN UMUM WELL TEST

Wireline Formation Testing berfungsi untuk Drillstem Testing dilaksanakan setelah Production Test dilaksanakan untuk
mengambil sample fluida dan mengetahui pengeboran sumur selesai atau sedang memperoleh data karakteristik reservoir
tekanan fluida dari zona formasi dengan berlangsung jika memungkinkan. Pada dengan cara memproduksi fluida
selang kedalaman test tertentu. Alat test test ini akan dapat dilaksanakan PBU hidrokarbon dari reservoir ke pemukaan.
tersebut diturunkan ke formasi dengan dan PDD test dengan menggunakan Dengan zona yang diperforasi maka fluida
kabel penghantar saat logging sedang packer untuk mengisolasi zona interest akan mengalir melalui production pipe
dilaksanakan. Pada zona interest, alat test dari fluida zona formasi lainnya. Dari (tubing) dan akan memberitahu besaran
tersebut akan mengambil sample dan aliran fluida dari formasi ke tekanan beserta radius investigasi dari fluida
tekanan yang akan tersimpan dengan permukaan, sample fluida akan dapat HC tersebut.
otomatis diperoleh dan dianalisa lebih lanjut
GAMBARAN UMUM WELL TEST
Pengukuran Repeat Formation Test
GAMBARAN UMUM WELL TEST
Penentuan Kontak Fluida Berdasarkan Hasil RFT

Multilayer
GAMBARAN UMUM WELL TEST
Menentukan Batas Cadangan

Radius Investigasi (Ri) dapat menentukan


Batas Cadangan
Jarak P1 = 1.5 x Ri (Acuan
Sejauh mana jarak dari lubang bor yang diuji
pencapaian transient tekanan kedalam
formasi.

Lamanya uji produksi untuk mencapai


boundary dipengaruhi oleh sifat fisik batuan
dan formasi (permeabilitas, porositas etc)
yang berhubungan dengan Radius Investigasi.

Lamanya Shut in dan Extended sangat


mempengaruhi panjangnya radius investigasi.
GAMBARAN UMUM WELL TEST
Menggantikan Sumur Deliniasi

Indikasi konstan pressure


GAMBARAN UMUM WELL TEST
Mengidentifikasi Fracture

Two-Porosity Reservoir
Assumptions Radial Composite Reservoir
• The reservoir comprises two distinct Assumptions
types of porosity: matrix and fissures. • The reservoir comprises two
The matrix may be in the form of concentric zones, centered on the
blocks, slabs, or spheres. Three well, of different mobility and/or
choices of flow models are provided to storativity.
describe the flow between the matrix • The model handles a full completion
and the fissures. with skin.
• The flow from the matrix goes only • The outer boundary can be any of
into the fissures. Only the fissures flow three types:
into the wellbore. Infinite, Constant pressure circle, No-
• The two-porosity model can be applied flow circle
to all types of inner and outer
boundary conditions, except when
otherwise noted.
APPLIKASI ANALISA PBU
10000
Wells Selected (2)
Daily Oil Production ( bbl/d )
Daily Gas Production ( Mcf /d )
Daily Liquid Production ( bbl/d )
Water Cut ( % )

1000

100

10

0.1
1979 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 2000 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14

Date

6
Buka 12/1979 Buka 8/1983
5
Tutup 6/1983 Tutup 6/1983
Buka 6/1999
4 ɸavg = 18%,
Kavg = 23 mD Buka 2/1996
3
P = 1257Psi Tutup 12/1994 Tutup 2/1996
ɸavg = 18%, Buka 2/2000 ɸ = 16%,
Definition Barchart Interval Perforasi Layer 2
Kavg = 21 mD
Tutup 7/1999 Tutup 2/2000
Kavg = 14 mD
1 1004 1006 Parigi 1
Buka 11/2000 Tutup 3/2014
2 1009 1011 Parigi 0
1/1979 6/1984 12/1989 6/1995 11/2000 5/2006 11/2011
3 1019 1020.5 Parigi
4 1021 1025 Parigi
5 1031 1035 Parigi
Untuk menganalisa data–data hasil pengujian di dasarkan pada teori analisa ulah
tekanan bentuk (Pressure Build-Up Curve), yang dikemukakan oleh Horner, dimana
untuk memberlakukan teori ini digunakan anggapan sebagai berikut :
1. Sumur berproduksi pada laju aliran tetap dari pusat reservoir tak terbatas dengan
tekanan yang tetap pada batas luar reservoir.
2. Aliran fluida hanya satu fasa.
3. Kompressibilitas dan viscositas fluida konstan pada interval tekanan dan temperatur
yang bervariasi.
4. Sumur ditutup dan tidak terjadi aliran after flow production kedalam lubang sumur.
5. Formasi mempunyai permeabilitas homogen dalam arah aliran.
DASAR ANALISA PBU

Dasar analisa PBU ini diajukan oleh Horner (1951), yang pada dasarnya
adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu.
Prinsip yang mendasari analisa ini adalah yang dikenal dengan prinsip
superposisi (superposition principle).
Teori yang mendasari secara matematis menyatakan bahwa penjumlahan dari solusi-
solusi individu suatu persamaan differential linier berorde dua adalah juga merupakan
solusi dari persamaan tersebut. Misalkan suatu kasus dimana sebuah sumur berproduksi
dengan seri laju produksi tetap untuk setiap selang waktu (Lihat Gambar dibawah ini)
Tujuan analisa pressure build up test dapat mengetahui besarnya :
•Tekanan Statis reservoir (P*)
•Slope / kemiringan (m)
•Tekanan pada saat dt = 1 jam (P1jam)
•Permeabilitas formasi (k)
•Faktor skin (S)
•Penurunan tekanan akibat skin (∆Ps)
•Productivity index (PI)
•Flow effisiensi (FE)
•Radius of investigation (ri)
Dua persamaan di atas dikombinasikan, agar diperoleh harga faktor skin :

 ws  wf   1688ct rw 2   t p  t 


s  1.151   1.151log    1.151log  
 kt   t 
 m     p 

Didalam industri perminyakan biasanya dipilih ∆t = 1 jam sehingga Pws pada persamaan
di atas menjadi P1jam. P1jam ini harus diambil pada garis lurus atau garis ekstrapolasinya.
 t p  t 
 
Kemudian faktor  tp  dapat diabaikan, sehingga persamaan tersebut menjadi :

 1 jam  wf  k 
s  1.151   log  3.23
 m  
ct rw 2
 
Metode Matthews-Brons-Hazebroek (Metode MBH)
Metode ini dilakukan dengan asumsi bahwa mobilitas dan kompresibiltas fluida tidak
bervariasi sampai sebatas radius pengurasan atau dapat dikatakan bahwa tidak ada
variasi sifat-sifat fluida dan batuan reservoirnya.

Langkah-langkah pengerjaan metode ini adalah sebagai berikut:


•Dapatkan harga P* dari metode Horner (untuk reservoir terbatas, P* ini dikenal sebagai
“False Pressure”).
•Dapatkan juga harga kemiringannya (slope, m).
•Perkirakan besarnya harga tekanan rata-rata reservoir ( P ), menggunakan persamaan :

PDMBH t pDA 
m
PP  *

2,303
Keterangan: PDMBH atau dikenal sebagai “MBH Dimensionless Pressure” dibaca pada
gambar di bawah ini, tergantung pada bentuk dari daerah pengurasannya, sedangkan
harga absisnya (tpDA) didapat dengan menggunakan persamaan:

0,0002637 k t p
t pDA 
  Ct A
MBH Dimensionless Pressure
Sumur Terletak Ditengah Dari
Equilateral Drainage Area
MBH Dimensionless Pressure
Lokasi Sumur yang Berbeda
Pada Area Pengurasan
Bujursangkar
MBH Dimensionless Pressure
Lokasi Sumur yang Berbeda Pada Area
Pengurasan Rectangular 2 : 1
MBH Dimensionless Pressure
Lokasi Sumur yang Berbeda
Pada Area Pengurasan Rectanguler 4:1
Dan 5:1
Metode Miller-Dyes-Hutchinson (Metode MDH)
Metode ini hanya dapat digunakan untuk menentukan tekanan rata-rata reservoar pada
reservoir-reservoir yang berbentuk lingkaran atau bujur sangkar dengan sumur produksi
pada pusatnya. Salah satu syarat mutlak untuk menggunakan metode MDH ini adalah
angggapan bahwa sebelum sumur ditutup (shut in) kondisi telah mencapai pseudo-
steady-state
Langkah-langkah pengerjaan metode ini adalah sebagai berikut:
• Buat MDH plot yaitu Pws vs log Δt, kemudian tentukan m dan k.
• Pilihlah sembarang harga Δt asalkan masih terletak pada semilog straight line
(katakanlah Δt’), kemudian baca harga Pws yang berhubungan dengan waktu Δt’ tadi.
• Hitung besarnya Δt’DA, yaitu:

t ' DA 
0,0002637 k  
t '

  Ct A
• Dari Gambar yang ditunjukkan dibawah ini harga PDMDH untuk reservoir yang
sesuai dengan pendekatan lingkaran atau bujur sangkar dan kondisi pada batasnya (No
flow atau constant pressure).
• Tentukan tekanan rata-rata reservoir berdasarkan persamaan:

P  P ' ws 

m PDMDH t ' DA 
  Ct A
MDH Dimensionless Pressure
Area Pengurasan Berbentuk
Lingkaran Dan Bujursangkar
Metode Dietz
Syarat untuk menggunakan metode ini adalah kondisi pseudo-steady-state telah dicapai
sebelum penutupan sumur, telah diketahui shape factor (CA) dan skin faktor harus lebih
besar dari negatif 3.

Langkah-langkah pengerjaan metode ini adalah sebagai berikut:


• Buat MDH plot (Pws vs Δt), kemudian tentukan m dan k.
• Tentukan besarnya harga (Δt) P, yaitu pada saat:

tp   Ct A
t P  
C A t pDA 0,0002637 C A k

• Kemudian dibaca pada waktu yang dihitung dari langkah b pada semilog straight line

Anda mungkin juga menyukai