Anda di halaman 1dari 61

Dwi Endarti, SF, M.Sc, Apt.

LAB MANAJEMEN FARMASI DAN FARMASI


MASYARAKAT
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UGM

9/8/2018
1
Definisi Sediaan Salep
 Salep (unguenta/ointment) :
bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong
sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk
pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa.
 Sediaan salep bervariasi dalam komposisi, konsistensi dan
tujuan penggunaannya.
 Beberapa variasi dari prototipe salep banyak digunakan
dalam praktek peresepan dan dibedakan dengan namanya.
 Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli, oculenta,cerata.

9/8/2018
2
Macam sediaan salep
 Unguenta : mengandung relatif lebih sedikit bahan dan
perbedaan pokok dengan yang lainnya pada konsistensi;
bila dipakaikan pada kulit akan melunakkan dan
membentuk lapisan penutup pada permukaan kulit.
 Krim : jenis salep yang dapat dicuci, memiliki konsistensi
yang lebih lunak dan mengkilat, biasanya digunakan pada
daerah yang teriritasi atau tempat yang sensitif.
 Pasta : mengandung zat padat dalam persentase tinggi;
popular digunakan pada bidang dermatologi, bersifat
kaku, biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh,
membentuk dan mempertahankan lapisan pelindung pada
area yang diaplikasikan.

9/8/2018
3
Macam sediaan salep
 Cerata : salep berlemak, mengandung malam
dalam persentase tinggi, titik lebur tinggi.
 Jeli : salep yang sangat tipis, hampir cair,
mengandung sedikit atau tanpa malam,
digunakan pada membran mukosa, untuk tujuan
melicinkan dan sebagai basis obat, biasanya terdiri
dari campuran sederhana lemak dengan titik leleh
rendah dan minyak.

9/8/2018 4
Fungsi Salep
 Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk
penggunaan pada kulit (topikal)
 Pelumas pada kulit
 Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit
dengan rangsang kulit

9/8/2018
5
Pemilihan dasar salep
Banyak faktor berpengaruh dalam pemilihan dasar salep :
 sifat dasar obat, stabilitas, dan aksi terapi (obat yang
terhidrolisis cepat lebih stabil dalam basis hidrokarbon
dibandingkan basis berair)
 karakteristik umum kulit pasien (kering atau berminyak)
 daerah kulit yang akan diterapi (berambut atau gundul)
 jenis lesi yang terjadi (kering atau serous)
 efek kimia bahan pembawa terhadap obat dan obat
terhadap bahan pembawa
 aksi bahan pembawa pada kulit
9/8/2018
6
Kualitas Dasar Salep (basis)
 Stabil : salep harus stabil selama masih digunakan untuk
pengobatan (bebas inkompatibilitas, stabil pada suhu
kamar, kelembaban yang ada dalam kamar)
 Lunak : krn salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi,
inflamasi shg semua zat keadaan halus dan seluruh produk
harus lunak dan homogen
 Mudah dipakai : salep yang sulit dipakai salep yang sangat
kaku (keras) atau sangat encer.

9/8/2018
7
Kualitas dasar salep (basis)
 Dasar salep yang cocok : dasar salep harus dapat
bercampur secara fisika dan kimia dengan obat
yang dikandungnya, dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi obat,
mampu melepaskan obat pada daerah yang
diobati, dapat membentuk lapisan film penutup,
mudah dicuci sesuai yang diperlukan.
 Terdistribusi merata : obat harus terdistribusi
merata melalui dasar salep.

9/8/2018 8
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia
 Stabil,
 bereaksi netral,
 tidak mengotori,
 tidak mengiritasi,
 tidak menimbulkan dehidrasi,
 tidak beraksi menghilangkan lemak,
 tidak higroskopis,
 dapat dihilangkan dengan air,
 dapat dicampur dengan semua obat
9/8/2018 9
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia
 bebas dari bau yang tidak enak,
 tidak memberi noda,
 mampu memenuhi sebagai medium bagi obat
yang tak larut dalam lemak atau air,
 efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah,
 dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer,
 dapat mengandung 50% air,
 mudah dibuat,
 meleleh atau melunak pada suhu badan.

9/8/2018 10
Dasar salep hanya dapat memenuhi beberapa
sifat-sifat tersebut diatas (tergantung pada tipe
dasar salep dan akhir penggunaan).

9/8/2018 11
Penggolongan basis berdasarkan keadaan
 Dasar salep anhidrus
Minyak hidrofob : minyak mineral (vaselin, paraffin), minyak dari
hewan (adeps lanae), minyak tumbuh2an (Ol. Sesami, Ol. Olivarum,
Ol. Cocos)
Minyak hidrofil : dasar salep tercuci (aquaphor, carbowax, polysorb)
 Dasar salep yang mengandung air
Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin)
Dasar salep emulsi tipe M/A (hydrophilic ointment USP, cold cream,
vanishing cream)
 Dasar salep yang mengandung serbuk
Serbuk dalam minyak hidrofob (zinc oxide ointment USP)
Serbuk dalam minyak hidrofil (starch in hydrophilic petrolatum)
9/8/2018
12
Penggolongan Basis berdasarkan komposisi
 Dasar salep berminyak/berlemak (vaselin, paraffin
cair, paraffin dan jelene, minyak tumbuh2an, silicon)
 Dasar salep absorpsi (adeps lanae, hydrophilic
ointment petrolatum dan dasar salep yang baru :
aquaphor, polysorb, hydrosorb dan plastibase
hydrophilic).
 Dasar salep tercuci (polyethylene glycol ointment
USP)
 Dasar salep emulsi (lanolin, cold cream, vanishing
cream, Hydrophilic ointment, Emulsifying ointment
dan emulsifying wax )
9/8/2018
13
Dasar salep Berlemak/Berminyak
 Vaselin terdiri dari vaselin putih dan vaselin kuning.
Vaselin putih : bentuk yang telah dimurnikan/dipucatkan
warnanya dengan asam sulfat shg tidak boleh digunakan
pada salep mata krn akan mengiritasi.
Vaselin digunakan jika dikehendaki adanya film penutup
pada kulit yang diobati. Kemampuan menyerap air 5%,
dapat ditingkatkan dengan menambah kholesterol.

9/8/2018
14
Dasar salep Berlemak/Berminyak
 Parafin adl paraffin padat, digunakan untuk
mengeraskan salep krn titik lebur campuran naik.
 Paraffin cair, ada dua kualitas, yang viskositasnya encer
digunakan untuk pembuatan vanishing cream, yang
viskositasnya kental digunakan untuk pembuatan cold
cream.
 Minyak tumbuh2an ditambahkan pada dasar salep
sebagai pelumas dan untuk menurunkan titik lebur.
Pada proses hidrogenasi minyak akan menjadi semi
solid dan berwarna putih, keuntungan : makin stabil,
tidak tengik, menambah daya absorpsi air.

9/8/2018 15
Dasar salep Berlemak/Berminyak
 Jelene : terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam,
fase air mudah bergerak shg difusi obat ke media
sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.
 Silikon : dikenal dengan dimetikon, suatu semi
polimer sintetik yang struktur dasarnya bukan suatu
hidrokarbon tetapi rantai Si dan O, silicon termasuk
dasar berminyak, bila dipegang rasanya seperti
minyak, tak campur dengan air. Silicon stabil pada
suhu tinggi, tahan terhadap oksidasi, Contoh sediaan ;
Silicone hydrophilic ointment, silicone absorption
base, silicone emulsion base.

9/8/2018 16
Dasar Salep Absorpsi
Ada dua tipe pokok dasar salep absorpsi :
 Dasar salep anhidrus: dapat menyerap air dan
membentuk emulsi A/M (adeps lanae dan hydrophilic
petrolatum).
 Dasar salep anhidrus dan merupakan emulsi A/M tapi
masih mampu menyerap air yang ditambahkan (cold
cream, lanoline), tidak mudah dicuci, tidak tercuci,
krn fase kontinu adl minyak. Adeps lanae digunakan
sbg lapisan penutup dan melunakkan kulit tetapi
banyak yang alergi. Hydrophilic petrolatum digunakan
sebagai pengganti adeps lanae.

9/8/2018
17
Dasar Salep Emulsi
 Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin, cold cream). Lanolin
adalah adeps lanae cum aqua digunakan sbg pelumas dan
penutup kulit serta bersifat lebih mudah digunakan.
 Cold cream, emulsi tipe M/A, dibuat dengan pelelehan cera alba,
cetacium dan Ol. Amygdalarum ditambah larutan borax dlm air
panas, diaduk sampai dingin. Dasar salep ini harus dibuat baru
krn Ol. Amygdalarum tidak stabil. Digunakan sbg pendingin,
pelunak dan sbg pembawa obat.
 Hydrophilic ointment: dapat ditambah cairan obat tanpa
merubah viskositasnya, mudah dicuci dari kulit.
 Vanishing cream, digunakan sbg dasar kosmetik dan pengobatan
kulit.
 Emulsifying ointment dan emulsifying wax : tipe M/A krn
natrium lauril sulfat larut dalam air.

9/8/2018
18
Inkompatibilitas Sediaan salep
 Inkompatibilitas : tak tercampurkannya bahan-bahan
obat dalam suatu formula sediaan obat yang
diresepkan.
 Akibat : perubahan efek, perubahan penampilan
 Peran farmasis : pengatasan problema
inkompatibilitas dengan beberapa alternatif

9/8/2018
19
Beberapa inkompatibilitas bahan
obat dalam sediaan salep
 Polietilenglikol (PEG) :
PEG kompatibel dengan HgO kuning, ammoniated
mercury, asam salisilat, kalomel, asam benzoate, asam
undesilinat, sulfur, asam borat, resorsinol, dan pix
liquida.
PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam
Peruvian, dan tannin.
• Silikon :
bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun lunak,
gliserin dan malam, minyak tumbuh2an, dan paraffin
liq.
9/8/2018
20
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Asam undesilinat (undecylenic acid) : digunakan
dalam bentuk garam (zinc undecylenate)
digunakan pada salep tidak menyebabkan
inkompatibilitas.
 Urea : membentuk campuran eutetik dengan
chloral hydrate, pyrocatechol, pyrogallol.
 Asam salisilat : menyebabkan inkompatibilitas
akibat asam dan salisilat nya.
 Methyl salicylate : inkompatibel dengan volatile oil
dan salisilat.
9/8/2018
21
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Resorcinol :
Warna menjadi gelap oleh adanya alkali;
Membentuk komponen yang berwarna dengan ferric
chloride, chloroform, formaldehyde, beberapa gula.
Membentuk campuran eutetik dengan acetamide,
acetanilide, antipyrin, camphor, chloral hydrate,
menthol, phenol, pyrogallol dan urethane.

9/8/2018
22
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Resin : mencair atau melunak bila dicampur
dengan camphor, menthol, phenol, phenyl
salicylate, thymol atau urethane.
 Promethazine hydrochloride (phenergan) :
Bersifat asam, inkompatibel dengan alkali, dirusak
oleh oksidator.
 Procaine hydrochloride : diendapkan oleh alkali
dan alkaloid, inkompatibel dengan mild
mercurous chloride, mercuric chloride, garam
perak, dan oksidator.
9/8/2018
23
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Phenol : membentuk campuran eutetik dengan
acetanilide, aminopyrine, chloral hydrate,
camphor, menthol, resorcinol, phenyl salicylate
dan thymol.
 Menthol : dirusak oleh oksidator kuat, sifat
inkompatibilitas : liquefaction, membentuk
campuran eutetik dengan betanaphthol, borneol,
chloralhydrate, camphor, phenol, resorcinol,
thymol, urethane, pyrocatechol, pyrogallol.

9/8/2018
24
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Naphthalene (naphthalin) : inkompatibel dengan oksidator
kuat, membentuk campuran eutetik dengan phenol, phenyl
salicylate, dan beberapa komponen organic lain.
 Betanaphtol : inkompatibel dengan oksidator dan membentuk
komponen yang bervariasi dengan beberapa asam. Membentuk
suatu massa yang lembab bila dicampur dengan antipyrine,
camphor, menthol, phenol dan phenyl salicylate.
 Glycerin (glycerol) : pelarut yang baik untuk asam borat dan
sodium borat, bukan pelarut yang baik untuk volatile oil,
camphor, menthol, dan resin, pelarut yang baik untuk phenol.
Inkompatibel dengan oksidator kuat. Bila dicampur dengan
tannin, phenol, salisilat menyebabkan warna menjadi gelap yang
dapat dicegah dengan penambahan sedikit sodium citrate.

9/8/2018
25
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Lidocaine hydrochloride : inkompatibel dengan garam
alkali.
 Iodoform : dirusak oleh cahaya, alkali, tannin dan mild
mercurous chlorides, inkompatibel dengan mercuric
oxide.
 Vioform (iodochlorhydroxyquin) : Bila dicampur
dengan bacitracin akan menyebabkan inaktifasi
sampai 10%.
 Ichthammol (ichthyol) : diendapkan oleh asam dan
mineral dan garam asam, dan dirusak oleh alkali.
Membentuk komponen tak larut dengan mild
mercurous chloride, resorcinol dan potassium iodide.
9/8/2018
26
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep
 Asam benzoate : inkompatibel dengan besi, perak dan
merkuri.
 Balsam Peruvian : menyebabkan masalah pada salep
karena tidak dapat bercampur dengan baik dan menjadi
kotor, dapat dicegah dengan mencampurkan separuh
jumlah balsam terlebih dulu dengan castor oil.
 Bacitracin : diurai oleh larutan alkali kuat. Diinaktivasi
oleh sodium thiosulfate dan oksidator. Diendapkan oleh
garam logam berat, asam benzoate, asam salisilat, tannic
acid, dan sodium chloride konsentrasi tinggi.
 Perborates : inkompatibilitas dengan oksidator dan borat.
9/8/2018
27
Resep 1 R/ Menthol 0,200
Ephedrin 0,200
Paraff. Liq. ad 30

Menthol dan ephedrine dapat meleleh, tetapi pada waktu penambahan


paraffin akan terjadi pemisahan (menthol larut, ephedrine tidak larut dan
akan memisah lagi).

9/8/2018
28
Resep 2 R/ Phenol 1
Camphor 6
Vaselin ad 50

Problema : Pada campuran fenol dan kamfer (14% fenol) tidak akan terjadi
larutan dan akan didapat serbuk yang keruh.

Pengatasan : sekurang2nya diperlukan 24%


fenol

9/8/2018
29
Resep 3 R/ Cocain Hydrchl.
Menthol
Phenol aa 10

Problema : Pembuatan larutan anestetik dengan pelelehan, tetapi setelah


didiamkan beberapa lama pada suhu kamar terjadi penghabluran yang
terjadi dari persenyawaan 1 mol cocaine Hydrochl dengan 2 mol
Phenolum.

Pengatasan: dapat dicegah dengan mengganti sekurang-kurangnya 2/3


bagian dari garam kokaina hidroklorida dengan basa nya.

9/8/2018
30
Resep 4 R/ Borax 0,5
Hydrargyr. Chloride 0,050
Vaselin alb. ad 20

Problema : Boraks membentuk raksa oksida yang berwarna kuning


dari Hg Cl2.

Pengatasan : Reaksi dapat diperlambat dengan jalan menggerus kedua


garam tersebut dalam keadaan tidak terlarut dengan sebagian vaselin
kemudian baru dicampurkan.

9/8/2018
31
Resep 5 R/ Iodi 0,6
Calomel 2,5
Vaselin 6

Problema : terjadi reaksi :


HgCl2 + I2 HgI2 + HgCl2

Pengatasan : Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan


persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan.

9/8/2018
32
Resep 6 R/ Phenol 0,300
Hydrarg. Oxyd. Flav. 0,150
Vaselin alb. 30

Raksaoksida direduksi oleh fenol sehingga salep berwarna tua jika fenol
dan raksaoksida dicampurkan bersama-sama baru ditambahkan vaselin.

Pengatasan : fenol dan raksaoksida dicampur dengan sebagian vaselin


dulu.

9/8/2018
33
Resep 7 R/ Hydrarg. Oxyd 0,100
Cocaini Hydrochl 0,050
Vaselin ad 10

Terbentuk HgCl2 pada salep mata tersebut, menyebabkan


bekerjanya merangsang

Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan persenyawaan


halogenida yang dapat larut harus dihindarkan

9/8/2018
34
Resep 8 R/ Ung. Merc. Praec.flav. 3% 10
Sol. Adrenal. Hydrochl. gtt X
Cocain. Hydrochl. 0,100

Larutan adrenalin bereaksi asam pada kombinasi salep mata tersebut,


tidak dikehendaki

9/8/2018
35
Resep 9 R/ Anaesthesin 0,4
Natrii Bicarb. 0,4
Acid salicyl. 0,2
Vaselin ad 50

Dibuat dengan mencampurkan ketiga zat-zat padat secara terpisah-pisah


dengan sebagian vaselin. Setelah didiamkan 1 hari, tutup dari wadah salep
akan terlepas disebabkan oleh terbentuknya CO2.

9/8/2018
36
Resep 10 R/ Mild silver protein 5%
Pet. Alba 15
M ungt.

Problema : mild silver protein tidak larut dalam petrolatum sehingga salep
menjadi kasar dan kotor.

Pengatasan : mild silver protein dilarutkan dulu dalam gliserin atau air
sedikit mungkin

9/8/2018
37
Resep 11 R/ Sulfathiazole 10%
Calamine 5%
Phenol 1%
Ung. Aqua rosae qs ad 30
M ungt.

Problema : cold cream suatu emulsi akan dirusak oleh calamine, garam
logam berat dan asam.

Pengatasan : basis cold cream diganti dengan white petrolatum, sbg


parfum ditambahkan satu tetes rose oil.

9/8/2018
38
Resep 12
R/ Betanaphthol 4
Sulfur 2
Balsam peruv 15
Pet. Alba qs ad 90
M ungt.

Problema : terjadi pemisahan resin dari balsam Peruvian shg pada


penyimpanan salep menjadi menggumpal dan kotor.

Pengatasan : balsam dilarutkan dulu dalam castor oil sama banyak. Basis
white petrolatum diganti dengan white unguentum untuk mendapatkan
salep yang lebih keras.

9/8/2018
39
Resep 13
R/ Methyl salicylate 20
Belladona extract 5
Aquaphor 15
Lanolin q s ad 60
M ung.

Problema : sediaan terlalu cair untuk dibuat menjadi


salep.

Pengatasan : metal salisilat diabsorpsi dengan amilum atau ditambahkan


15% malam putih untuk menghasilkan salep yang lebih kental.

9/8/2018
40
Resep 14
R/ Precipitated sulfur 2%
Salicylic acid 5%
I.O.D 2%
Vanishing cream qs ad 30
M ung.

Problema : asam salisilat menyebabkan emulsi vanishing


cream pecah.

Pengatasan : ditambahkan stablisator gliserin atau basis vanishing cream


diganti dengan washable ointment base yang mengandung non-ionic
emulsifier.

9/8/2018
41
Resep 15
R/ Camphor 2%
Menthol 5%
Plastibase qs ad 30
M ung.

Problema : camphor dan menthol menyebabkan basis salep menjadi


mencair.

Pengatasan : dibuat campuran eutetik antara camphor dengan menthol


dan diadsorpsi terlebih dulu dengan amilum, baru dicampurkan dengan
plastibase.

9/8/2018
42
Resep 16
R/ Coal tar 5%
Zinc oxide 10%
Starch 10%
Petrolatum qs ad 30

Problema :
jika semua bahan dicampur bersama maka terbentuk salep berwarna
hitam,
jika zinc oxide dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu
ditambahkan coal tar, kemudian starch, maka akan terbentuk salep
berwarna abu-abu,
jika coal tar dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan
zinc oxide dan starch, maka akan terbentuk salep berwarna hijau.

Pengatasan : ditambahkan coloring agent untuk menutup atau


menyamarkan warna.
9/8/2018
43
Resep 17
R/ Resorcinol 20
Hydrarg. Chloride. Mit. 15
Ung. Aq.rosae qs ad 100

Problema : Sodium borat dalam ung, aq.rosae menyebabkan semua


komponen berwarna gelap.

Pengatasan : basis diganti dengan white petrolatum dan sbg parfum


tambahkan satu tetes rose oil.

9/8/2018
44
Resep 18
R/ Bacitracin 500 u/gm
Sod.sulfathiazole 10%
Washable base qs ad 30
M. ung.

Problema : sifat alkalis sod.sulfathiazole akan menguraikan


bacitracin.

Pengatasan : gunakan sulfathiazole sbg pengganti sod.


sulfathiazole.

9/8/2018
45
Resep 19
R/ Allantoin 5
Urea 1
Sulfur 2
Ung.aq.rosae qs ad 30
m.ung.

Problema : allantoin diurai oleh sifat basa dari ung.aq.rosae shg


menyebabkan perubahan warna.

Pengatasan : ganti basis dengan white petrolatum dan sbg parfum


tambahkan beberapa tetes rose oil.

9/8/2018
46
Resep 20
R/ Hydrocortisone tab xxx
Water to levigate qs
Aquaphor qs ad 30

Problema : penggunaan tablet untuk mendapatkan zat aktif hidrokortison


tidak dibenarkan, tablet mengandung bahan-bahan lain yang tidak
diminta dalam resep dan mungkin tidak dikehendaki adanya.

Pengatasan : seharusnya digantikan dengan zat aktif dalam bentuk


micronized bulk powder krn memiliki keuntungan serbuk lebih mudah
terdispersi, lebih efektif dan mengurangi iritasi;

9/8/2018
47
Latihan 1
R/ Ppt. sulfur 2%
Salicylic acid 5%
Peru balsam 3%
Cold cream qs ad 30
m.ung.

9/8/2018
48
Latihan 2
R/ Neocalamine 5%
Benzocaine 1%
Sulfathiazole 10%
Cold cream 60
m.ung.

9/8/2018
49
Latihan 3

9/8/2018
50
Latihan 4

9/8/2018
51
Latihan 5

9/8/2018
52
Latihan 6

9/8/2018
53
Latihan 7

9/8/2018
54
Index

Formula dasar salep (basis)

9/8/2018 55
White ointment
R/ white wax 50 g
white petrolatum 950 g

9/8/2018 56
Hydrophilic petrolatum
R/ cholesterol 30 g
stearyl alcohol 30 g
white wax 80 g
white petrolatum 860 g

9/8/2018 57
Cold cream
R/ cetyl esters wax 125 g
white wax 120 g
mineral oil 560 g
sodium borate 5g
purified water 190 ml

9/8/2018 58
Hydrophilic ointment
R/ methylparaben 0,25 g
propylparaben 0,15 g
sodium lauryl sulfate 10 g
propylene glycol 120 g
stearyl alcohol 250 g
white petrolatum 250 g
purified water qs ad 1000 g

9/8/2018 59
Polyethylene glycol ointment
R/ polyethylene glycol 3350 400 g
polyethylene glycol 400 600 g

9/8/2018 60
Vanishing cream
R/ Acd. stearin. 142
Glycerin 100
Natr. biborat. 2,5
Triaethanolamin. 10
Aq. dest. 750
Nipagin q.s.

9/8/2018 61

Anda mungkin juga menyukai