Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 2

PANDANGAN ISLAM TENTANG


HAKIKAT MANUSIA
• Audika Irsyadinnas(155020101111011)
• Nadya Rahmania(155020101111012)
• Tania Ni’matussoliha(155020101111013)
A. HAKIKAT MANUSIA

1. Perspektif Ilmuwan Modern


• Teori Psikoanalisishomo volens(manusia berkeinginan)
• Teori Behaviorismehomo mekanicus(manusia mesin)
• Teori Kognitifhomo sapiens(manusia berpikir)
• Teori Humanismehomo ludens(manusia bermain)

Sedangkan, pemikiran dari para tokoh terkenal seperti:


• Aristoteleszoon-politicon
• Adam Smithhomo-economicus
2. Perspektif Ilmuwan Modern
• Ibnu Sina manusia adalah mahluk sosial dan sekaligus mahluk ekonomi

• Murtadha Mutahhari manusia adalah mahluk serba dimensi


3. Perspektif Al-Qur’an
Konsep manusia dalam Al-Qur’an terdapat didalam makna kata basyar, insan, dan al-nas.
• Basyar
Basyar dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26 surat. Secara
etimologi Basyar berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat
tumbuhnya rambut. Konsep kata basyar selalu dihubungkan dengan sifat biologis
manusia, seperti asalnya dari tanah liat atau lempung kering(al-Hijr:33;al-Rum:20).
Pada aspek ini terlihat perbedaan umum biologis manusia dengan hewan yang lebih
didominasi oleh bulu atau rambut. Makna etimologis dapat dipahami bahwa manusia
merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti
makan, minum, kebahagiaan dan sebagainya.
• Insan
Kata Insan yang berasal dari kata al-Uns dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 65 kali
dan tersebar dalam 43 surat. Insan dapat diartikan secara etimologis adalah harmonis,
lemah lembut, tampak atau pelupa.
Konsep insan selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai
mahluk yang berfikir, diberi ilmu dan memikul amanah(al-Ahzab:72)
• Al-nas
Kata al-nas dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali. Konsep al-nas menunjuk pada
semua manusia sebagai mahluk sosial atau secara kolektif.
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur’an ini setiap macam
perumpamaan.(al-Zumar:27)
Dengan demikian, al-Qur’an memandang manusia sebagai mahluk biologis, psikologis,
dan sosial. Basyar, manusia yang tunduk pada takdir Allah, sama dengan mahluk lain. Insan
dan al-nas, bertalian dengan hebusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih
untuk tunduk atau menentang takdir Allah.
B. ASAL-USUL DAN PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
1. Teori Evolusi Darwin
Teori yang paling popular diperkatakan berhubung kejadian manusia adalah teori evolusi
Charles Darwin. Teori ini diasaskan oleh seorang pakar biologi dari England yang bernama
Charles Robert Darwin (1809-1882 Masehi). Beliau menegaskan, semua makhluk hidup,
manusia ataupun hewan, berasal dari keturunan yang sama (common ancestor). Keturunan
yang awal ini kemudian berubah dari satu tahap ke tahap yang lain demi menyesuaikan diri
dengan keadaan dan persekitaran yang sentiasa berubah. Hasil dari perubahan - perubahan
itu memakan waktu jutaan tahun, akhirnya lahirlah mahluk yang kompleks yang bernama
manusia. Beliau mengutarakan pendapatnya di dalam bukunya yang berjudul The Origin of
Species by Means of Natural Selection pada tahun 1859.
Menurut para darwinis terdapat empat kelompok utama, yaitu:
• Australopithecus
• Homo Habilis
• Homo Erectus
• Homo Sapiens
2. Runtuhnya Teori Evolusi Darwin
Terdapat beberapa ilmuwan yang telah melakukan penelitian mengenai dibidang tersebut
yang menyatakan bahwa teori evolusi Darwin kurang tepat, yaitu:
• Lord Solly Zuckerman, ilmuwan yang berasal dari inggris. Telah mengkaji fosil
Australophitecus selama 15 tahun.

• P.P Grasse, dalam bukunya L’homme Accusation(manusia sebagai tertuduh)


3. Asal-Usul dan Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an proses kejadian Manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah(Al-Hijr:28)
• Dari segumpal tanah lalu menjadi nutfah (didalam rahim), segumpal darah, segumpal daging,
tulang dibungkus dengan daging dan akhrnya menjadi mahluk yang paling sempurna(Al-
Mukminun:12-14)
• Ditiupkan Ruh(Al-Hijr:29)
• Sebelum ruh ditiupkan, ketika masih di alam ruh manusia telah berjanji mentauhidkan
Allah(Al-A’raf:172)

Setelah di bumi, manusia pun mengalami perkembangan, mulai dari bayikanak-


kanakremajadewasatuapikundan akhirnya pasti mati.
C. STATUS DAN PERAN MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH

• Hamba Allahorang yang taat dan patuh kepada perintah Allah.


• Tujuan Allah dalam menciptakan manusia, yakni untuk menyembah kepada-Nya(al-
Dzariyat:56)
• Peingkaran manusia dalam penghambaan diri kepada Allah disebut dengan syrik.
• Fungsi manusia di dunia
Sebagai hamba Allah
Sebagai khalifah di
bumi
Ketaatan

Hakikat
Kehambaan Ketundukan
Kepada Allah

Kepatuhan

Tanggung Jawab Manusia

Tanggung jawab Tanggung jawab Tanggung jawab


kepada Allah kepada diri sendiri kepada keluarga
D. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
ALLAH
• Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan
• Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.
• Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari
kedudukan dan peranannya serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya.Oleh karena
itu dia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaankewenangannya dihadapan
yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam surat fathir : 39.
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir,
maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu
tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang
yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua
peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.

• Memakmurkan bumi (al ‘imarah).


Yakni dengan mengeksploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan merata dengan tetap menjaga
kekayaan agar tidak punah, supaya generasi berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu.
• Memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM
(sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi
kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh
karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila
terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia
meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti firman Allah

Anda mungkin juga menyukai