Anda di halaman 1dari 27

HIPERBILIRUBINEMIA

PADA NEONATUS
DOKTER PEMBIMBING:
dr. Slamet Widi, Sp.A

Shinta Arumadina
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
PENDAHULUAN
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin serum total >5 mg/dL
(86μmol/L)

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu keadaan klinis yang


paling sering ditemukan pada bayi baru lahir.

Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis dan


patologis.

Tata laksana hiperbilirubinemia bertujuan untuk mencegah agar


kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam darah tidak mencapai
kadar yang neurotoksik.
DEFINISI
• Kadar bilirubin serum total >5 mg/dl
(86μmol/L)
• Sering dijumpai pada minggu pertama
Hiperbilirubinemia setelah lahir
• Sebagian besar dapat membaik tanpa
pengobatan

• Warna kuning pada kulit, konjungtiva,


dan mukosa akibat penumpukan
Ikterus atau bilirubin tak terkonjugasi pada
jaringan
jaundice • Ikterus pada neonatus akan terlihat
bila kadar bilirubin serum >5 mg/dL
(86μmol/L)
EPIDEMIOLOGI

Hiperbilirubinemia merupakan kondisi yang


umum ditemukan di seluruh dunia
• Amerika Serikat : 65% bayi baru lahir menderita
ikterus dalam minggu pertama kehidupannya

• Indonesia :
• 50% bayi baru lahir menderita hiperbilirubinemia
• 82% bayi aterm dan 95% bayi preterm
mengalami hiperbilirubinemia fisiologis
KLASIFIKASI
• Tidak muncul pada 24 jam pertama
IKTERUS • Peningkatan kadar bilirubin <5 mg/dL/hari
• Kadar bilirubin serum direk harus <2
FISIOLOGI mg/dL
S • Ikterus tidak menetap > 2 minggu pada
bayi cukup bulan

• Ikterus terjadi pada 24 jam pertama


• Peningkatan kadar bilirubin >5 mg/dL/hari
IKTERUS • Kadar bilirubin serum direk >2 mg/dL
NON- • Ikterus menetap setelah >2 minggu pada
bayi cukup bulan
FISIOLOGIS • Total serum bilirubin > persentil 95
berdasarkan grafik normogram
PATOFISIOLOGI
IKTERUS FISIOLOGIS
• Masa hidup eritrosit lebih pendek (70-90 hari)
Meningkatnya • Peningkatan degradasi heme
produksi bilirubin • Turnover sitokrom yang meningkat

Penurunan uptake • Penurunan ikatan antara bilirubin dan albumin


dalam hati • Konsentrasi ligand Y berkurang

Penurunan • Aktivitas UDPGT yang rendah


konjugasi oleh hati

Peningkatan
resirkulasi bilirubin • Reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat
enterohepatik
IKTERUS NON-FISIOLOGIS
Produksi yang berlebihan

Hemolitik
• Rh factor incompatibility, ABO incompatibility
• Defek membran eritrosit (sferositosis, eliptositosis)
• Defek enzim eritrosit (defisiensi G6PD)
• Infeksi
Non hemolitik
• Perdarahan SSP
• Polisitemia
ETIOLOGI
Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang
mengikat bilirubin
• Pengaruh obat -obatan

Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari


gangguan fungsi hepar
• Crigler-Najjar syndrome
• Gilbert syndrome
• Breast milk jaundice
• Hipotiroidisme

Gangguan ekskresi
• Obstruksi
• Infeksi
• Obat-obatan
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga: Penyakit hepar,
riwayat saudara dengan ikterus/anemia

Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi ibu

Riwayat Penyakit Kehamilan: infeksi, DM

Riwayat Persalinan: trauma persalinan,


pemotongan tali pusat

Riwayat pemberian ASI


Breast-
Breast-milk
feeding
jaundice
jaundice
Disebabkan
Disebabkan oleh air
kekurangan asupan
susu ibu (ASI)
ASI

Biasanya timbul
Insidens pada bayi
pada hari ke 2-3
cukup bulan
saat produksi ASI
berkisar 2-4%
belum banyak

Dapat berulang
(70%) pada
kehamilan
berikutnya.
PEMERIKSAAN FISIK
• Ikterus terjadi akibat akumulasi bilirubin dalam darah
sehingga kulit, mukosa dan atau sklera bayi tampak
kekuningan.
• Ikterus akan tampak secara visual jika kadar bilirubin lebih
dari 5 mg/dl.
Bilirubin
serum total
Bagian tubuh yang Rata-rata serum bilirubin
Zona
kuning indirek ( mol/l)

1. Kepala dan leher 100 5 mg/dL;

2. Pusat-leher 150 10 mg/dL

3. Pusat-paha 200 12 mg/dL

4. Lengan + tungkai 250 13-15mg/dL

5. Tangan + kaki > 250 >15 mg/dL

Tabel 1. Derajat ikterus pada neonatus menurut Kramer


PEMERIKSAAN FISIK
• Ikterik
Keadaan • Tanda-tanda prematuritas
umum •

BBLR
Tanda dehidrasi

Tanda- • Suhu meningkat : infeksi


tanda vital
• Mikrocephali, cephalhematom
Status •

Tanda-tanda trauma
Sklera ikterik
generalis • Bibir ikterik, anemis
• Hepatosplenomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap dan gambaran apusan darah tepi
• untuk melihat morfologi eritrosit dan ada tidaknya hemolisis
• Hb, Ht,
Bilirubin Albumin
serum total

Bilirubin serum direk dianjurkan untuk diperiksa bila ikterus menetap sampai
usia >2 minggu

Golongan darah, Rhesus, dan direct Coombs’ test dari ibu dan bayi

• untuk mencari penyakit hemolitik


• Bayienzim
Kadar dari ibu dengan
G6PD padaRhesus
eritrositnegatif harus menjalani pemeriksaan
golongan darah, Rhesus, dan direct Coombs’ test segera setelah lahir.
Tes fungsi hati

Tes fungsi tiroid


PENCEGAHAN

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali


perhari untuk beberapa hari pertama.

Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dextrose atau air


pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.

Melakukan penilaian sistematis terhadap resiko kemungkinan


terjadinya hiperbilirubinemia berat, selama periode neonatal

Wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus

Memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap


timbulnya ikterus
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan bayi ikterus yang mendapat ASI
• Berikut ini yang harus diperhatikan pada pengelolaan
early jaundice pada bayi yang mendapat ASI.
Observasi semua feses awal bayi. Pertimbangkan untuk
merangsang pengeluaran jika feses tidak keluar dalam waktu 24
jam

Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin.


Tidak dianjurkan pemberian air, dektrosa atau formula pengganti

Observasi berat badan, bak dan bab yang berhubungan dengan


pola menyusui

Ketika kadar bilirubin mencapai 15mg/dl, tingkatkan pemberian


minum, rangsang pengeluaran/ produksi ASI dengan cara
memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang
dikeluarkan AAP

Penghentian menyusui hanya diindikasikan jika ikterus menetap


lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20mg/dl atau ibu memiliki
riwayat bayi sebelumnya terkena kuning
FARMAKOTERAPI

Imunoglobulin intravena
• IVIG dapat digunakan dengan dosis 500mg/kgbb (single
dose)
Fenobarbital
• Merangsang aktifitas, dan konsentrasi UDPGT dan
ligandin serta dapat meningkatkan jumlah ikatan bilirubin
Protoporfirin
• Terbukti efektif sebagai inhibitor kompetitif dari heme
oksigenase, dengan zat ini heme dicegah katabolismenya
FOTOTERAPI
Fototerapi intensif adalah radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang
gelombang antara 430-490 nm), setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur
pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit fototerapi)
dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya.

Pengukuran harus dilakukan dengan radiometer spesifik dari


manufaktur unit fototerapi tersebut.

Sampai saat ini belum ada standar pasti untuk menghentikan terapi
sinar

Untuk bayi yang dirawat di rumah sakit pertama kali setelah lahir
(umumnya dengan kadar TSB > 18 mg/dL (308 μmol/L) maka terapi sinar
dapat dihentikan bila TSB turun sampai di bawah 13 – 14 mg/dL (239
μmol/L).
FOTOTERAPI
• Tabel Indikasi Fototerapi berdasarkan TSB dan BBLR
TRANSFUSI TUKAR
• Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan
sejumlah darah pasien yang dilanjutkan dengan
pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama
yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar
darah pasien tertukar

Indikasi transfusi tukar


• Gagal dengan intensif fototerapi.
• Kern ikterus
• Indikasi transfusi tukar berdasarkan TSB

• Indikasi transfusi tukar pada BBLR


KOMPLIKASI
• Kern icterus

Anda mungkin juga menyukai