Anda di halaman 1dari 37

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Senyawa Organik
6
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep
Unsur C Unsur H

membentuk

Senyawa
Hidrokarbon

macam senyawa

Alkana Alkena Alkuna


CnH2n+2 CnH2n CnH2n2

yang dipelajari mengenai

- Tata Nama
- Rapat Jenis, Titik Didih, Titik Leleh
- Reaksi-Reaksi
- Oksidasi-Reduksi - Eliminasi
- Substitusi - Polimerisasi
- Adisi
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Senyawa Karbon
 Senyawa organik mula-mula didefinisikan sebagai zat-zat
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tidak dapat disintesis
di laboratorium.
 Sekarang telah banyak senyawa organik yang dapat dibuat di
laboratorium.
 Senyawa organik sering juga disebut senyawa karbon karena
penyusun utamanya karbon, di samping hidrogen dan
oksigen. Terkadang, terdapat juga nitrogen, belerang, dan
halogen dalam senyawa organik.
 Penentuan susunan senyawa organik kebanyakan dilakukan
dengan cara pemanasan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Penentuan Karbon, Hidrogen, dan Oksigen


Untuk menentukan kadar karbon dan hidrogen yang terkandung
dalam zat organik, zat organik tersebut dioksidasi menjadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O).
Massa C dalam zat organik = massa C dalam CO2
jumlah atom C x Ar C
= x massa CO2
M r CO2

Massa H dalam zat organik = massa H dalam H2 O


jumlah atom H  Ar H
=  massa H2O
Mr H2O
Jika zat organik tersebut murni dan hanya mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen saja maka
massa oksigen = massa zat organik – massa C – massa H
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:

Suatu senyawa organik dianalisis kadar karbon, hidrogen, dan


oksigennya. Analisis 4,6 g senyawa organik menghasilkan 8,8 g gas
CO2 dan 5,4 g uap air (H2O). Bagaimana rumus empiris senyawa
organik tersebut? Jika Mr senyawa tersebut 46, bagaimana rumus
molekul senyawa tersebut?

Jawab:

Massa C dalam zat organik = massa C dalam CO2


jumlah atom C x Ar C
 x massa CO2
M r CO2
1 12
  8,8 g  2,4 g
44
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Massa H dalam zat organik = massa H dalam H2O


jumlah atom H  Ar H
  massa H2O
Mr H2O
2 1
  5, 4 g  0,6 g
18

Massa O dalam zat organik = massa zat organik – massa C –


massa H
= (4,6 – 2,4 – 0,6)
= 1,6 g

Perbandingan massa = C : H : O
= 2,4 g : 0,6 g : 1,6 g
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2,4 0,6 1,6


Perbandingan jumlah atom = : :
Ar C Ar H Ar O
2,4 0,6 1,6
= : :
12 1 16
= 0, 2 : 0,6 : 0,1
= 2:6:1

Rumus empiris senyawa organik tersebut = (C2H6O)n.


Mr senyawa = (jumlah atom C x Ar C) + (jumlah atom H x Ar H)
+ (jumlah atom O x Ar O)
46 = [(2 x 12) + (6 x 1) + (1 x 16)]n

46
n = =1
46
Rumus molekul senyawa = (C2H6O)1 = C2H6O.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Kekhasan Atom Karbon dalam Membentuk Senyawa


Hidrokarbon (Alkana, Alkena, dan Alkuna)

 Atom karbon bernomor atom 6, memiliki elektron valensi 4.


 Untuk stabil, atom karbon masih dapat mengikat 4 elektron
dari atom karbon yang lain atau elektron dari atom selain
karbon seperti H, O, S, N, Cl, Br, dan I.
 Ikatan yang terjadi pada atom karbon adalah ikatan kovalen
sehingga konfigurasi elektronnya seperti gas mulia Ne (2, 8).
 Ikatan yang terbentuk dapat berupa:
a. ikatan tunggal ( –C–C– ), disebut jenuh;
b. ikatan rangkap dua (–C=C–), disebut takjenuh;
c. ikatan rangkap tiga ( –C ≡ C–), disebut takjenuh.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

 Ikatan antara atom C tersebut dapat membentuk suatu rantai


terbuka, tertutup, lurus, bercabang, jenuh, dan takjenuh.
 Rantai karbon terbuka jenuh maupun tak jenuh disebut
alifatik. Rantai karbon alifatik dapat lurus atau bercabang.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

 Rantai karbon tertutup baik jenuh maupun takjenuh disebut


siklik.

 Rantai karbon tertutup khusus (6 atom


karbon membentuk rantai tertutup dengan
ikatan rangkap dua berselang-seling dan
dapat berpindah-pindah) disebut aromatik.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Suatu senyawa yang hanya tersusun dari karbon dan hidrogen saja
disebut senyawa hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon yang paling sederhana tersusun dari satu
atom karbon dan empat atom hidrogen, yaitu CH4 (metana).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

1. Alkana

 Hidrokarbon yang hanya terdiri atas ikatan tunggal saja


disebut alkana atau parafin yang berarti sukar bereaksi.
 Rumus umum CnH2n+2
 Deret homolog (sepancaran), yaitu suatu seri susunan
hidrokarbon yang setiap anggota berbeda sebanyak –CH2–
dari anggota berikutnya.

Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana (CnH2n+2)

n Rumus Molekul Nama


1 CH4 metana
2 C2H6 etana
3 C3H8 propana
4 C4H10 butana
5 C5H12 pentana
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

a. Gugus Alkil (CnH2n+1)

Jika suatu alkana kehilangan satu atom H maka tinggallah suatu


gugus yang disebut gugus alkil (biasa ditulis –R). Penamaan
gugus alkil sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran -ana
diganti dengan akhiran -il.

Beberapa Nama Gugus Alkil

Alkana Alkil
Rumus Nama Rumus Nama
CH4 metana CH3– metil
C 2H 6 etana C 2H 5– etil
C 3H 8 propana C 3H 7– propil
C4H10 butana C 4H 9– butil
C5H12 pentana C5H11– pentil (amil)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

b. Tata Nama Alkana

Senyawa hidrokarbon jenuh tidak berantai cabang:


Di depan nama alkananya (sesuai dengan jumlah atom C-nya)
diberi awalan n- (normal).

Contoh:
CH3–CH2–CH2–CH3 n-butana
CH3–CH2–CH2–CH2–CH3 n-pentana
CH3–CH2–CH2–CH2–CH2–CH3 n-heksana

Rantai cabang adalah rantai karbon yang mengandung atom C


yang mengikat tiga atom C yang lain (atom C tersier) atau empat
atom C yang lain (atom C kuarterner).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Senyawa hidrokarbon jenuh berantai cabang:

1. Menentukan rantai atom C yang terpanjang. Jika terdapat dua


rantai karbon yang sama panjangnya maka dipilih rantai karbon
dengan jumlah cabang terbanyak.

Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Memberi nomor urut atom C pada rantai karbon dimulai dari C


ujung yang paling dekat dengan rantai cabang. Jika terdapat
nomor atom C yang sama dari C ujung yang berlainan, dipilih C
ujung yang paling dekat dengan cabang yang lain (diusahakan
menggunakan angka-angka nomor atom C yang kecil).

Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Menuliskan nomor-nomor atom C cabang yang mengikat gugus


alkil diikuti nama gugus alkil yang diikatnya dan nama alkana
rantai terpanjang.

Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Jika terdapat:
a. 2 gugus alkil pada atom C yang sama, digunakan penomoran
dua kali;
b. gugus alkil yang sama dua diberi awalan di,
gugus alkil yang sama tiga diberi awalan tri, dan
gugus alkil yang sama empat diberi awalan tetra;
c. gugus alkil yang tidak sama, diurutkan secara alfabetis.

Contoh:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

c. Isomeri

Isomeri adalah peristiwa suatu zat yang mempunyai rumus kimia


sama, tetapi sifat-sifatnya berbeda (rumus bangun atau namanya
berbeda). Zat-zatnya disebut isomer.

Contoh:

C4H10 mempunyai 2 isomer, yaitu:


a. CH3–CH2–CH2–CH3 n-butana

b. CH3–CH–CH3 2-metilpropana (atau isobutana)


|
CH3

n-Butana merupakan isomer dari 2-metilpropana.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

d. Sifat-Sifat Alkana

1) Sifat Fisika

1. Pada temperatur kamar (25 oC) dan tekanan 1 atmosfer,


empat suku pertama berwujud gas, C5 sampai C13 berwujud
cair, dan suku-suku yang lebih tinggi berwujud padat.

2. Makin panjang rantai karbon (molekul makin besar), makin


tinggi titik leleh, titik didih, dan rapat jenisnya.

3. Alkana tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam benzena
(C6H6), karbon tetraklorida (CCl4), dan kloroform (CHCl3).

Untuk isomer alkana, makin banyak rantai cabang, makin rendah


titik didihnya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2) Sifat Kimia

a) Pembakaran sempurna oleh oksigen menghasilkan gas CO2


dan uap air (H2O).

4 CxHy + (4x + y) O2 → 4x CO2 + 2y H2O + energi panas

Pembakaran tidak sempurna dapat menghasilkan C, CO, CO2,


dan H2O.

b) Dengan bantuan sinar ultraviolet atau sinar matahari, satu atau


lebih atom-atom hidrogen dapat diganti oleh atom halogen (F,
Cl, Br, dan I).
Sinar ultraviolet
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl

Reaksi penggantian ini disebut reaksi substitusi.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

e. Sikloalkana

 Sikloalkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh dengan


rantai karbon tertutup.
 Jumlah atom H kurang dua daripada alkana yang bersesuaian.
 Sifat sikloalkana mirip dengan sifat alkana yang bersesuaian,
tetapi titik didih dan rapat jenisnya lebih tinggi.
 Rumus umum sikloalkana adalah CnH2n.

Siklopropana Siklopentana
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Alkena

 Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh,


yaitu memiliki ikatan rangkap dua.
 Rumus umum CnH2n.

a. Tata Nama Alkena

 Penamaan alkena sesuai dengan nama alkananya,


tetapi akhiran -ana diganti dengan -ena.
 Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang
dekat dengan ikatan rangkap.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Rumus Molekul Rumus Bangun Nama

C 2H 4 CH2=CH2 etena
C 3H 6 CH2=CH–CH3 propena
C 4H 8 1CH 2CH–3CH –4CH
2= 2 3 1-butena

3–
1CH 2CH=3CH–4CH 2-butena
3

3CH
3–
2C=1CH
2
2-metilpropena
|
CH3
C5H10 4CH
3–
3CH=2C–1CH
3
2-metil-2-butena
|
CH3
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

b. Sifat Fisika Alkena

1. Etena, propena, dan butena pada temperatur kamar


berwujud gas, sedangkan suku selanjutnya ada yang
berwujud cair maupun padat.

2. Makin panjang rantai karbonnya, makin tinggi titik didih, titik


leleh, dan makin besar rapat jenisnya.

3. Sedikit larut dalam air.

4. Makin banyak atom karbonnya, makin berkurang


kelarutannya.

5. Alkena larut dalam etanol, eter, minyak tanah, dan benzena.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

c. Sifat Kimia

1. Seperti alkana, jika alkena dibakar secara sempurna, akan


dihasilkan CO2 dan H2O. Tetapi, jika pembakarannya tidak
sempurna, akan dihasilkan C, CO, CO2, dan H2O.
2. Mudah diubah menjadi senyawa jenuh, misalnya oleh H2, Cl2,
Br2, HCl, dan HBr. Reaksi pengubahan ikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal disebut reaksi adisi.
Contoh:
CH2=CH–CH3 + H2 → CH3–CH2–CH3
Propena Propana
3. Dapat berpolimerisasi, yaitu molekul-molekul alkena
bergabung menjadi molekul yang besar.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

 Hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki dua ikatan rangkap


disebut alkadiena (rumus umumnya CnH2n–2).

 Hidrokarbon yang memiliki tiga ikatan rangkap disebut


alkatriena (rumus umumnya CnH2n–4), dan seterusnya.

Contoh:

CH2=CH–CH=CH2 1,3-butadiena (C4H6)

CH2=CH–CH=CH–CH=CH2 1,3,5-heksatriena (C6H8)


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

d. Isomer pada Alkena


Adanya ikatan rangkap pada alkena memberikan bentuk
isomer baru, yaitu isomer cis (gugus substituen sepihak) dan
isomer trans (gugus substituen berseberangan), contohnya
cis-2-butena dan trans-2-butena.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Alkuna

 Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang


mengandung ikatan rangkap tiga.

 Rumus umum CnH2n–2.

a. Tata Nama Alkuna

 Penamaan alkuna sesuai nama alkananya, tetapi


akhiran –ana diganti dengan –una.

 Pemberian nomor atom C dimulai dari atom C ujung


yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh Penamaan Alkuna

Rumus Molekul Rumus Bangun Nama

C 2H 2 CHCH etuna (asetilena)

C 3H 6 CHC–CH3 propuna

C 4H 6 CHC–CH2–CH3 1-butuna

CH3–CC–CH3 2-butuna

C 5H 8 CHC–CH –CH3 3-metil-1-butuna


|
CH3
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

b. Sifat Fisika
1. Pada temperatur kamar, suku rendah berwujud gas.
2. Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leleh, titik
didih, dan rapat jenisnya.
3. Sedikit larut dalam air, tetapi larut dalam karbon tetraklorida
(CCl4) dan eter.

c. Sifat Kimia
1. Seperti alkana dan alkena, jika alkuna dibakar secara
sempurna, akan dihasilkan CO2 dan H2O. Tetapi, jika
pembakarannya tidak sempurna, akan dihasilkan C, CO,
CO2, dan H2O.
2. Alkuna juga dapat mengalami reaksi adisi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

C. Reaksi Hidrokarbon
1. Reaksi Oksidasi
Pembakaran hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) dengan
oksigen menghasilkan C, CO, CO2, dan H2O bergantung pada
pembakarannya sempurna atau tidak. Reaksi tersebut
merupakan reaksi redoks.
2. Reaksi Substitusi
Reaksi penggantian suatu atom oleh atom yang lain.
H H
| Panas atau
|
H–C–H + Cl2 sinar
H–C–Cl + H–Cl
| |
H H
Klorometana (metil klorida)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Reaksi Adisi
Reaksi reaksi pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal

a. Adisi alkena dengan halogen menghasilkan dihaloalkana


CCl4
CH3–CH=CH2 + Br–Br CH3–CH–CH2
Propena | |
Br Br
1,2-Dibromopropana

b. Adisi alkena dengan hidrogen menghasilkan alkana

Pt
CH3–CH=CH–CH3 + H–H CH3–CH2–CH2–CH3
2-Butena n-Butana
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

c. Adisi alkena dengan hidrogen halida (HX) menghasilkan


alkil halida.

| |
C=C + HX –C––C– (X = F, Cl, Br, I)
| |
H X
Alkena Alkil halida

Aturan Markovnikov: Adisi HX pada alkena, hidrogen akan


masuk pada atom karbon yang berikatan rangkap dan
mengandung atom H lebih banyak.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

d. Adisi alkena dengan air (H2O) menghasilkan alkohol (R–OH)

Sesuai dengan hukum Markovnikov, atom H dari H2O akan


masuk pada atom C yang berikatan rangkap dan mengikat atom
H lebih banyak.

H+
CH3–CH=CH2 + H–OH CH3–CH–CH3
|
Propena OH
2-Propanol
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

e. Adisi Polimerisasi

 Peristiwa penggabungan molekul-molekul kecil menjadi


molekul yang sangat besar.
 Zat-zat penyusunnya disebut monomer, sedangkan hasil
molekul yang sangat besar disebut polimer.

nH2C=CH2 ( CH2–CH2 ) n
Etilena Polietilena (jenis plastik)

nH2C=CH ( CH2–CH ) n
Vinil klorida | |
Cl Cl
Polivinil klorida (plastik PVC)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Reaksi Eliminasi

Reaksi pelepasan suatu molekul (YZ) dari atom-atom yang


berdekatan dalam suatu pereaksi.

a. Dehidrohalogenasi (pengambilan atom hidrogen dan


halogen dari suatu molekul)

b. Dehidrasi alkohol (pelepasan H2O dari molekul alkohol


membentuk alkena)

Anda mungkin juga menyukai