Anda di halaman 1dari 14

Virus penyebab

VERUKA VULGARIS

Roshena Manafe 1408010042


Maria Claudia N. Ganggut 1408010043
Veruka Vulgaris
Papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus human papiloma
virus (HPV) tipe 2 dan 4
Veruka Vulgaris
Gejala klinis
• Papul padat verukosa, keratotik
dengan ukuran <1 cm, dan bila
berkonfluensi dapat menjadi lebih
besar.
• Lokasi dapat dimana saja, tetapi lebih
sering di punggung, tangan, dan jari
tangan.
• Biasanya asimtomatik
• Nyeri bila tumbuh di palmar/plantar
dan merusak kuku bila tumbuh pada
lipatan / bawah kuku
• Anak-anak : wajah dan leher
Veruka Vulgaris
Pemeriksaan penunjang : Diagnosis :
Biopsi kulit  adanya akantosis, Diagnosis ditegakkan dengan
hiperkeratosis, papilomatosis, gambaran klinis dan bila perlu
dan rete ridges memanjang ditambah dengan histopatologis
mengarah ke medial
Veruka Vulgaris
Tatalaksana
Non medikamentosa : Medikamentosa :
Menjaga higiene perorangan - Destruksi  bedah listrik, bedah
supaya tidak tertular beku, bedah laser, bahan keratolitik,
kaustik
- Secara topikal  asidium
salisilikum 25-50%, triklorasetat
25%, fenol liquefaktum
- Terapi intralesi : bleomisin dan
interferon
Human Papilloma Virus
Berdasarkan infeksi yang diakibatkan oleh HPV, maka HPV dibedakan
menjadi hr-HPV (high risk/berisiko tinggi) dan lr-HPV (low risk/berisiko
rendah).

• Klasifikasi HPV : Ordo Papovavirales


Familia Papillomaviridae
Genus Papillomavirus
Species Human papillomavirus
Human Papilloma Virus
• Karakteristik :
- DNA : rantai ganda, segmen tunggal sirkuler. Replikasi DNA kompleks
dan selama replikasi bentuknya tetap sirkuler. Siklus replikasi
DNA dapat melibatkan DNA genom yang episomal maupun
yang berintegrasi dengan kromosom sel.
- Virion : tidak berselubung, diameternya 55 nm tersusun atas lima
sampai tujuh jenis protein utama.
- Replikasi dan morfogenesis terjadi di inti sel.
- Spektrum hospes sempit
Human Papilloma Virus
• Karakteristik (cont):
- Virus DNA bersifat nonlitik yang melakukan replikasi di sel-sel
skuamosa
- HPV (Human Papillomavirus terdiri atas 72 kapsomer,
- Tidak beramplop sehingga lebih tahan terhadap suhu lingkungan
- Genom sirkuler dari DNA untai ganda, diameter 8 kb.
- Komposisi DNA 10% dan protein 90%
Human Papilloma Virus
• Life cycle
Human Papilloma Virus

Berdasarkan infeksi yang diakibatkan


oleh HPV, maka HPV dibedakan menjadi hr-HPV
(high risk/berisiko tinggi) dan lr-HPV (low
risk/berisiko rendah).
• KARAKTERISTIK HPV
• Virus DNA bersifat nonlitik yang melakukan
replikasi di sel-sel skuamosa
• HPV (Human Papillomavirus) berstuktur
ikosahedral terdiri atas 72 kapsomer,
• tidak beramplop sehinggah lebih tahan
terhadap suhu lingkungan
• berdiameter 45-55 nm.
• 10 Genom sirkuler dari DNA untai ganda,
diameter 8 kb.
• Komposisi DNA 10% dan protein 90%
GENOM HPV
• Genom HPV pada dasarnya dapat dibagi dua bagian yaitu bagian yang mengatur sintesis protein awal disebut gen E, huruf “E”
berasal dari kata early gene.
• Selain gen E, terdapat gen L; huruf “L” berasal dari kata late gene, yang berfungsi mengatur sintesis protein penyusun struktur.
• Gen E1 dan E2 berfungsi untuk mengkode protein virus untuk replikasi DNA ekstrakromosomal dan menyempurnakan siklus hidup
virus.
• Tanda adanya HPV yang berasosiasi dengan kanker serviks adalah hilangnya ekspresi dari protein E2 virus.
• Gen E4 berperan dalam infeksi selanjutnya ketika virion lengkap sedang dirakit dan tidak menyebabkan gejala. Protein tersebut
memegang peranan penting dalam pematangan (maturation) dan replikasi virus.10 Protein E4 juga memengaruhi peluruhan
sitoplasma pada jaringan sitokeratin dalam sel keratinosit manusia, yang membantu pelepasan virion dari sel yang terinfeksi.
• Gen E5 berperan sebagai membrane signalling, sedangkan saat sudah berada di dalam sel, gen E5 tersebut hilang karena diduga
tidak berperan penting dalam proses transformasi sel.10 Gen E6 dan E7 dianggap bertanggung jawab atas terjadinya transformasi
sel.
• Gen E6 dan E7 merupakan gen yang berperan penting dalam proses terjadinya kanker.21,22 E6 dan E7 adalah gen-gen pengubah
dari HPV yang mampu membentuk kompleks dengan pRb dan p5323,24 yang memodifi kasi siklus sel untuk mempertahankan
inangnya agar replikasi genom viral dan ekspresi gen dapat dilaksanakan.
• L1 dan L2 bertindak sebagai gen yang akan menyandi protein struktural partikel virus.11 Virion kemudian akan dilepaskan dan
menginfeksi sel-sel yang lain.L1 dan L2 ini digunakan untuk mengidentifikasi kapsid protein HPV di dalam jaringan manusia
sehingga dapat ditentukan tipe HPV-nya.
• Transmisi virus dengan kontak pada lesi terbuka atau
tidak intak
Patogenesis
• Replikasi virus diawali ketika virus menginfeksi sel
epitel dan kemudian bermigrasi ke bagian basal. Setiap
kali sel basal berdiferensiasi, virus juga bereplikasi ,
transkripsi. Proses ini akan menciptakan akantosis,
parakeratosis, hiperkeratosis. Lama kelamaan akan
terbentuk suatu papilloma.
Pada lesi jinak ,DNA virus akan berada di luar
kromosom pada nukleus yang terinfeksi, sedangkan
pada lesi ganas (karsinoma serviks) DNA virus akan
terintegrasi dengan kromosom sel.

• Proses penyambungan dan siklus hidup HPV

• Perlu dicatat bahwa proses penting dalam siklus hidup virus juga merupakan proses splicing. Splicing adalah
proses seluler yang penting untuk biogenesis mRNA. Ada dua jenis splicing: sputtering konstitutif dan
alternatif. Selama penggandaan konstitutif, rangkaian intron non-coding dilepaskan dan urutan pengkodean
eksononik disambung menjadi satu untuk membentuk mRNA matang. Splicing alternatif dapat
memaksimalkan kapasitas pengkodean genom dengan pemilihan alternatif ekson spesifik dari multi-ekson
metazoan pre-mRNAs. Penyambungan adalah proses yang diatur dengan ketat, jadi bila terjadi kehilangan
penyakit, termasuk kelainan genetik, penyakit autoimun dan kanker. Protein SR (protein kaya serin / arginin)
adalah keluarga regulator splicing yang sangat lestari yang juga terlibat dalam langkah lain dalam biogenesis
dan ekspresi RNA. Banyak virus telah berevolusi untuk memanfaatkan mesin splicing seluler untuk
meningkatkan proteome mereka dari sejumlah gen. HPV (human papillomavirus) adalah contoh salah satu
virus tersebut. Faktor transkripsi / replikasi HPV E2 (awal 2) secara khusus mengatur ekspresi protein SR SF2 /
ASF (splicing factor 2 / faktor splicing alternatif), SRp20 dan SC35 pada sel epitel yang terinfeksi. Protein SR
ini penting untuk pemrosesan RNA virus. SF2 / ASF adalah proto-onkogen yang juga diregulasi dalam
sejumlah jenis kanker. Hal ini dinyatakan pada tingkat tinggi dalam sejumlah kanker seperti kanker payudara,
prostat dan serviks. Sebagai contoh, SF2 / ASF, bersama dengan SRp20 dan SC35 secara selektif diregulasi
pada tumor serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV onkogenik yang persisten. Namun, modus upregulasi
protein SR pada tumor berbeda dengan regulasi transkriptif E2 pada infeksi HPV transien normal. Protein SR
dapat memberikan target yang sangat baik untuk terapi antiviral HPV serta terapi antikanker (17-19).

Anda mungkin juga menyukai