Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KEJADIAN

KECELAKAAN KERJA
LUMPUR PANAS LAPINDO,
SIDUARJO, JAWA TIMUR.
Mata Kuliah : Human Factor dan Behavior Based Safety
Dosen Pengampu : Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, S.K.M., M.KKK

KELOMPOK 7
K3 2016

Hanifati Safirah 11161010000010


Dimas Triyatna 11161010000038
Farah Multi Amalia 11161010000039
OUTLINE

KONSEP HUMAN ERROR

PENGERTIAN HUMAN ERROR

JENIS HUMAN ERROR

PROFILE PT. LAPINDO BRANTAS INC

KECELAKAAN KERJA LUMPUR PANAS LAPINDO

KRONOOGIS KEJADIAN

ANALISIS KASUS
KONSEP HUMAN ERROR

• Semua pekerja bisa melakukan kesalahan (error),


tak terkecuali pekerja yang sudah terlatih dan m
emiliki motivasi kerja yang baik. Beberapa kesala
han bisa menghasilkan konsekuensi cedera/kecel
akaan.

• Konsep akibat dari error sangat mempengaruhi t


erhadap sumbangannya kepada human error da
n resiko yang dihasilkannya. Seringkali bahwa res
iko dari suatu kegiatan tidak akan bisa dijadikan
nol (Wittingham, 2004).
KONSEP HUMAN ERROR
KONSEP HUMAN ERROR
Ada 5 prinsip dasar yang harus dimengerti untuk memahami faktor manusia
dalam kejadian kecelakaan kerja

Semua manusia bisa berbuat salah, bahkan pekerja yang paling hebat pun bisa salah

Situasi yang mungkin menyebabkan kesalahan dapat diprediksi, dikelola dan dicegah

Perilaku individu dipengaruhi oleh proses dan nilai organisasi

Pekerja mencapai kinerja tertinggi karena dorongan dan penguatan yang diterimanya
dari pimpinan, rekan kerja dan bawahannya

Kecelakaan bisa dihindari dengan memahami alasan/sebab kejadian dia mengambil


pelajaran dari kesalahan di masa lalu
PENGERTIAN HUMAN ERROR
Menurut George A. Peters, :

Human error adalah suatu penyimpangan dari standar


performansi yang telah ditentukan sebelumnya sehing
ga menyebabkan adanya penundaan akibat dari kesulit
an, masalah, insiden, dan kegagalan. Human error mer
upakan kesalahan dalam pekerjaan yang disebabkan ol
eh ketidaksesuaian atas pencapaian dengan apa yang
diharapkan.
JENIS HUMAN ERROR
Human Error berdasarkan GEMS Model (Reason,1990; CCPs, 1994) dapat diklasifikasika
n menjadi :
JENIS HUMAN ERROR

KURANG PERHATIAN
SKILL BASED ERROR
PERHATIAN BERLEBIH
RULED BASED ERROR

KNOWLEDGE BASED
ERROR
SKILL BASED ERROR
(KURANG PERHATIAN)

Double Capture
Slips

Omissions Following
Interference error.
Interruptions.

Perceptual Reduced
confusions intentionality
PENJELASAN
(KURANG PERHATIAN)

1. Double Capture Slips. Slips adalah kesalahan akibat penerapan ya


ng tidak sesuai dari rencana yang telah ditentukan, terlepas dari a
pakah rencana tersebut benar atau tidak untuk mencapai suatu tu
juan tertentu
2. Omissions Following Interruptions. Interupsi pada schema biasany
a mendorong terjadinya lapses
3. Reduced intentionality. Error jenis ini terjadi ketika terdapat tengg
ang waktu antara intensi yang dirasakan dengan aksi yang akan d
ilakukan.
4. Perceptual confusions. Perceptual confusions terjadi ketika seseora
ng melihat suatu objek seperti objek lain yang sering ia lihat.
5. Interference error. Dua kegiatan yang sedang dilakukan pada kon
disi yang bersamaan, dan dapat saling bertentangan. Hal ini meny
ebabkan seseorang tidak dapat membedakan yang satu dengan y
ang lainnya.
SKILL BASED ERROR
(PERHATIAN BERLEBIH)

Ommisions
Repetitions Reversals.
.
PENJELASAN
(PERHATIAN BERLEBIH)

OMMISIONS • Ommision ialah gagal untuk melakukan tindakan yang diperlukan


dalam menghadapi situasi tertentu.

REPETITIONS • Ialah pengulangan hal yang sama sebanyak beberapa kali, karena
lupa (lapses) apakah hal tersebut telah dikerjakan atau belum.

• Ialah melakukan hal yang berkebalikan dengan tujuan yang


REVERSAIS seharusnya karena intensi terlalu berat kepada hal yang berbeda
dengan tujuan tersebut.
RULED BASED ERROR

No 1.Misaplication of good rules /


Salah menerapkan aturan yang
baik
N 2.Application of bad rules /
1 First exeptions o Melaksanakan aturan yang
salah)
2 Countersigns and nonsigns
1 Encoding deficiencies
3 Informational overload 2 Action deficiencies
4 Rule Strength
5 General rules
6 Redundancy.
7 Rigidity
KNOWLEDGE BASED ERROE
SELECTIVITY

WORKSPACE LIMITATIONS

OUT OF SIGN OUT OF MIND

CONFIRMATION BIAS

OVERCONFIDENT

ILLUSARY CORRELATION
PROFILE PT. LAPINDO BRANTAS, INC
PROFILE PT. LAPINDO BRANTAS, INC

• PT Lapindo Brantas adalah adalah salah satu perusahaan


Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS un
tuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi di
Indonesia. yang merupakan joint venture antara PT. Energi Mega
Persada Tbk. (50%), PT Medco Energi Tbk. (32%) dan Santos Austr
alia (18%), di mana keluarga Bakrie melalui investasinya memega
ng kendali atas PT. Energi Mega Persada Tbk.

• PT Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapind


o Brantas merupakan anak perusahaan Grup Bakrie. Grup Bakrie
memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier
A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 3
1,18%.
PROSES PRODUKSI
• Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji pada
awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor p
engeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medi
ci atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah
menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.

• Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.5


00 kaki (2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu
gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) y
ang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk menga
ntisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi)
dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebel
um pengeboran menembus formasi Kujung.
KEJADIAN KERJA LAPINDO
KRONOLOGIS

Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter)
untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung
bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi
potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi
tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.

Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inci pada kedalaman 150
kaki, casing 20 inci pada 1.195 kaki, casing (liner) 16 inci pada 2.385 kaki, dan casing 13 3/8
inci pada 3.580 kaki (Lapindo Press Release ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo
mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3.580 kaki sampai ke 9.297 kaki, mereka “belum”
memasang casing 9 5/8 inci yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara
formasi Kalibeng Bawah dengan formasi Kujung (8.500 kaki).
KRONOLOGIS
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pe
ngeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah.
Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeb
oran mereka di zona Rembang dengan target pengeborannya adal
ah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yan
g tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan me
masang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping form
asi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka ti
dak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlang
sung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi)
dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos ( blow out) teta
pi dapat diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici)
ANALISIS KASUS
Dalam hal ini dapat disimpulkan penyebab terjadinya kasus lumpur
panas lapindo diakibatkan oleh Human Error, yaitu :

Kontraktor pemboran diduga kurang kompeten dari segi


pengalaman, penggunaan peralatan dan personel.

• PT MCN sebagai kontraktor pemboran belum


berpengalaman yang memadai untuk melaksanakan
pekerjaan Integrated Drilling Project Management (IDPM).
• Peralatan pemboran yang digunakan oleh PT MCN dan
subkontraktor sering mengalami kerusakan
ANALISIS KASUS
Terdapat dugaan kesalahan manusia dalam proses eksplorasi Sumur BJP-1 yang diduga
telah memicu terjadinya semburan lumpur.

• penanganan kick dengan menggunakan lumpur yang beratnya melebihi kekuatan


formasi batuan telah mengakibatkan pecahnya formasi batuan dan keluar melalui
lubang bor, lalu mengikuti rekahan yang ditimbulkan untuk akhirnya muncul di
permukaan,
• Pihak LBI/PT. MCN telah mengebor Sumur BJP-1 sampai dengan kedalaman 9.297
kaki. Namun demikian, casing baru dipasang sampai kedalaman 3.580 kaki. Hal ini
berarti ada bagian lubang sumur yang belum dipasang cassing atau dibiarkan tetap
terbuka (open hole) sedalam 5.717 kaki (antara kedalaman 3.580 kaki ke 9.297 kaki).
• Di duga ada kesalahan berupa keterlambatan menutup sumur tersebut sehingga
mengakibatkan kick tidak tertangani secara benar yang pada akhirnya mengakibatkan
underground blowout
• Ada indikasi tidak dilakukannya prinsip kehati-hatian dalam proses pencabutan pipa
bor
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.web.id/lumpur


2. Guru Geografi. 2017. Klasifikasi Tekstur Tanah.
https://www.gurugeografi.id/2017/04/klasifikasi-tekstur-tanah-pasir-lumpur.html
3. Setiawan, Adi. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari pulau pulau
besar
Diakses melalui
https://anzdoc.com/bab-i-pendahuluan-memiliki-wilayah-yang-sangat-luas-dan-terd.html
4. Lusi. 2014. Laporan Dampak Sosial Gunung Berapi Lumpur Lapindo. Diakses melalui
http://lapindo-brantas.co.id/Lapindo-LUSI-Report-2014-id.pdf
jobsDB.com (2014, 31 juli ) .human error. Diperoleh pada 18 september 2018 dari
https://id.jobsdb.com/id-id/articles/human-error
Awaludin,Azil. 2008. Kajian human error pada pekerja subkon sektor jasakontruksi pada
proyek PT B tahun 2008
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20377301-T41252-Azil%20awaludin.pdf diakses pada 18
september 2018

Anda mungkin juga menyukai