Anda di halaman 1dari 30

• INSERT THE TITLE

• OF YOUR PRESENTATION HERE


http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENDEKATAN SIKLUS PDCA DAN 5W1H UNTUK
PERENCANAAN PERBAIKAN KUALITAS PADA
SEPATU SOCCER MODEL PREDATOR TIPE 18.3 FG
DI PT. PANARUB INDUSTRY
D
D

Oleh : Dosen Pembimbing :


Adi Prasetyo Ir. Joko Supono, S.T., M.T.
15-26-201-145 0402047602
TAHAPAN PRESENTASI
1.
• BAB I PENDAHULUAN

2.
• BAB II LANDASAN TEORI

• BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


3.

4.
• BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.
• BAB V KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

lndustri sepatu di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Kondisi tersebut diawali dengan produsen sepatu dalam negeri
yang pada umumnya merupakan industri kecil (home industri) dengan kualitas yang masih rendah, kini telah berkembang menjadi produsen sepatu
berskala besar yang mampu memproduksi sepatu berstandar internasional.

PT. Panarub Industry merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi atau menghasilkan produk
dengan brandmark ternama didunia, yaitu ADIDAS. Ada 4 jenis sepatu yang diproduksi oleh PT. Panarub Industry, diantaranya : Sepatu Football,
terdiri dari sepatu bola (Soccer), sepatu Futsal, dan lain-lain. Sepatu Outdoor, atau biasa disebut sepatu Hiking, Sepatu Original dan Sepatu
Training.

Sebagai produsen sepatu berkualitas internasional, sudah tentu kualitas menjadi perhatian utama perusahaan agar setiap produk yang
dihasilkan dapat memuaskan pemesan khususnya dan konsumen pada umumnya. Kendala yang dihadapi manajemen adalah masih terdapatnya
produk cacat, yang dimaksud produk cacat disini adalah produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.

Untuk itu perusahaan membutuhkan perbaikan kualitas sepatu. Metode Plan-Do-Check-Action (PDCA) dan 5W1H dapat digunakan untuk
penelitian ini. Untuk itu penulis mengadakan penelitian usulan perbaikan kualitas sepatu dengan menggunakan metode Plan-Do-Check-Action
(PDCA) dan 5W1H di PT. Panarub Industry.
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI MASALAH BATASAN MASALAH
1. Tidak membahas permasalahan biaya.
1. Perusahaan mengalami penurunan dalam
2. Penelitian hanya dilakukan pada produk Sepatu
kualitas produk yang dihasilkan dari proses Soccer Predator tipe 18.3 FG yang mengalami
produksi, hal ini terbukti dari : defect.
•Banyaknya produk cacat yang didapat dari 3. Penelitian dilakukan pada ruang lingkup Plant
hasil akhir produksi. produksi Assembling Integrated Manufacturing
•Perusahaan sering mendapat komplain dari Plant (IMP) 2 Cell 1.
pihak konsumen. 4. Pada Tahap pengolahan data, penelitian
2. Produk sepatu Soccer Predator tipe 18.3 FG dilakukan hanya sampai pada tahap Perencanaan
yang diproduksi masih banyak yang mengalami (Plan).
defect. 5. Alat bantu Seven Tools yang digunakan hanya 2
alat saja dari 7 alat yang tersedia dan ditambah
dengan metode PDCA dan 5W1H.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
•Defect jenis apa yang terjadi pada Sepatu
1. Untuk mengetahui apa saja jenis Defect yang
model Predator tipe 18.3 FG?
terdapat pada produk sepatu model Predator
•Berapa jumlah persentase produk defect dari
di PT. Panarub Industry.
setiap jenis cacat pada Sepatu Predator tipe
2. Untuk mengetahui penyebab dari jenis defect
18.3 FG?
3. Untuk mengetahui langkah atau tindakan apa
•Apa akar masalah / penyebab dari defect
yang harus diambil untuk mengatasi masalah
Sepatu model Predator tipe 18.3 FG?
ini kepada PT. Panarub Industry.
BAB I
PENDAHULUAN
METODOLOGI
1. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dan pencarian informasi dilakukan dengan menelaah buku
yang terdapat di perpustakaan, makalah penelitian sebelumnya dan sumber
lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan
Observasi
Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, yaitu meninjau secara
langsung ke lapangan pada saat proses produksi sedang berlangsung dan
proses pengecekan dan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
terkait.
Mengadakan wawancara langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam
penelitian ini, seperti QC (Quality Control), Kepala Bagian, Supervisor dan
operator.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II
LANDASAN TEORI
KUALITAS MENURUT PARA AHLI

W. Edward Deming Philip B. Crosby Joseph M. Juran


1900 - 1993 1926 - 2001 1904 - 2008

kualitas adalah kesesuaian Kualitas adalah conformance to Kualitas produk adalah


dengan kebutuhan pasar. requirement yaitu sesuai dengan kecocokan penggunaan produk
Perusahaan harus benar-benar yang disyaratkan atau (fitness for use) untuk memenuhi
dapat memahami apa yang distandarkan. Suatu produk kebutuhan dan kepuasan
dibutuhkan konsumen atas memiliki kualitas apabila sesuai pelanggan.
suatu produk yang akan dengan standart kualitas yang
dihasilkan. telah ditentukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang
diterima secara universal, namun dari bebrapa definisi para
ahli terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-
elemen sebagai berikut:

1. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi


harapan pelanggan
2. Kualitas mecakup produk, tenaga kerja, proses dan
lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
(misalnya apa yang dianggap merupakamn kualitas saat
ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
BAB II
LANDASAN TEORI
PENGENDALIAN KUALITAS

Pengendalian Kualitas menurut Sofyan Assauri (1998:210) usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas
dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan
kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

TUJUAN PENGENDALIAN KUALITAS


1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
BAB II
LANDASAN TEORI
SIKLUS PDCA

PLAN DO CHECK ACTION

Mengembangkan rencana Melakukan tindakan


(Plan) Melaksanakan rencana (Do) Memeriksa atau meneliti (Action)
hasil yang dicapai (Check)
Merencanakan spesifikasi, Memeriksa atau meneliti
Rencana yang telah disusun Penyesuaian dilakukan bila
menetapkan spesifikasi atau merujuk pada penetapan dianggap perlu, yang
diimplementasikan secara apakah pelaksanaannya
standar kualitas yang baik, didasarkan hasil analisis di atas.
memberi pengertian kepada bertahap, mulai dari skala berada dalam jalur, sesuai Penyesuaian berkaitan dengan
bawahan akan pentingnya kecil dan pembagian tugas dengan rencana dan standarisasi prosedur baru guna
kualitas produk, pengendalian secara merata sesuai dengan memantau kemajuan menghindari timbulnya kembali
kualitas dilakukan secara kapasitas dan kemampuan perbaikan yang masalah yang sama atau
terus-menerus dan dari setiap personil. direncanakan. menetapkan sasaran baru bagi
berkesinambungan. perbaikan berikutnya.
BAB III
GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1968 - CV. Pan Asia 1985 – Started to export
Sejarah Perusahaan
Chemical, The Predecessor to europe and leadership
of PT. Panarub Industry regeneration to Mr.
founded by Mr. Lukas 2007 – Leadership
Hendrik Sasmito. 2010 – Predator X in
Sasmito in 1968. It produced transition to Mr.
Chin Choong World Cup 2010,
rubber Sponge and “Lily
Start Reebok
Plastic sandals. 1988 – Partnership
Production.
with ADIDAS

43 Years of Dedication & Hard Work 31 Years of Great Collaboration with Adidas Group

1979 - Started 2008 – Daroga Leather & 2011 – Predator Kinetic & Zig
1998 – Appointed to be Anzee as additional PRB Dynamic
to produce
1987 – Started ADIDAS Football specially
SPECS sport Outdoor FW’ 09 Projects.
export to USA center, Predator Football
shoes for Daroga CC & Seattle as 1st
series development for
domestic PRB Outdoor SS’09 Project
World Cup
market. (Transfer from PCI)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Struktur Organisasi

•Visi :
Mencapai produksi 2
Visi & Misi PT.
Panarub Industry

juta pasang sepatu per bulan


atau 20 juta pasang sepatu
per tahun pada tahun 2020.

•Misi :
Untuk menjadi
perusahaan manufaktur
produksi sepatu terbaik yang
memimpin merek olahraga di
dunia.

Alamat :
Jl. Moch Toha KM-1 Pasar Baru Gerendeng-
Tangerang 15113
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Presentation Designed
Proses Bisinis yang sedang Berjalan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Flow Chart Proses Produksi Assembling
Raw
Material

Cutting

Sewing
WAREHOUSE OF
EXPORT

Assembly
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGUMPULAN DATA
Klasifikasi Jenis Cacat (Defect)
1. Cacat Kerut 2. Cacat Tidak
(Wringkle) Pasangan (Unpairing)

Identifikasi Identifikasi
Prioritas Penyebab
Masalah Masalah
3. Cacat Lem Berlebih 4. Cacat Sepatu
(Overcement) Tidak Merekat
Menyusun (Open Bond)
Rencana
Perbaikan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berikut merupakan perhitungan data jumlah cacat
dalam tiga bulan terakhir, yakni dari bulan
Februari – April 2018.
Data Jumlah Cacat
Rata-rata output yang dihasilkan tiap bulan =
45.714 Pasang
Jumlah Produksi Jumlah Ok Jumlah Cacat Persentase
Bulan Rata-rata jumlah cacat tiap bulan = 10.300 Pasang
(Prs) (Prs) (Prs) Cacat (%)
Februari 37.797 30.204 7.593 20,09 Persentase Cacat /Bulan =
-Februari = Jumlah Cacat/Jumlah Produksi x 100%
Maret 47.262 38.958 8.304 17,57 = 7.593/37.797 x 100%
April 52.082 37.078 15.004 28,81 = 20,09 %
-Maret = Jumlah Cacat/Jumlah Produksi x 100%
Total 137.141 106.240 30.901 66,47 = 8.304/47.262 x 100%
Rata-rata 45.714 35.413 10.300 22,16 = 17,57 %
-April = Jumlah Cacat/Jumlah Produksi x 100% =
15.004/52.082 x 100%
= 28,81 %
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
PENGOLAHAN DATA
Data Persentase Setiap Jenis Cacat Sepatu Identifikasi Prioritas Masalah
Bulan Jumlah Cacat Persentase Cacat Persentase
NO. Jenis Cacat Jenis cacat yang
Februari Maret April (Prs) (%) Kumulatif (%)
dominan pada Sepatu
1 SEPATU TIDAK MEREKAT / OPEN BOND 4.475 5.183 9.284 18.942 61,30 61,30 Predator 18.3 FG
2 LEM BERLEBIH / OVERCEMENT 2.478 2.421 4.122 9.021 29,19 90,49 adalah Jenis Cacat
Sepatu Tidak Merekat
3 KERUT / WRINGKLE 471 411 1.239 2.121 6,86 97,36 (Open Bond) dengan
4 TIDAK PASANGAN / UNPAIRING 169 289 359 817 2,64 100,00 jumlah 18.942 Pasang.
TOTAL 7.593 8.304 15.004 30.901 100

Target Defect Kumulatif PT. Panarub Industry = < 5% dari Total Jumlah Produksi
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Diagram Pareto Cacat Sepatu Predator 18.3 FG

Diagram Pareto Cacat Sepatu Predator 18.3 FG


20,000 120.00
18,000
97.36 100.00 100.00
16,000
90.49
14,000
80.00
12,000
10,000 61.30 60.00
8,000
40.00
6,000
4,000
20.00
2,000
0 0.00
SEPATU TIDAK LEM BERLEBIH / KERUT / WRINGKLE TIDAK PASANGAN /
MEREKAT / OPEN OVERCEMENT UNPAIRING
BOND

Jumlah Cacat (Prs) Persentase Kumulatif (%)


BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Penyebab Masalah Diagram Sebab Akibat Sepatu Predator 18.3 FG


BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Menyusun Rencana Perbaikan Kualitas


FAKTOR JENIS 5W+1H DESKRIPSI ATAU TINDAKAN

1. Meningkatkan Skill karyawan


Tujuan Utama Apa (What ) 2. Meningkatkan kedisplinan Karyawan
3. Meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya kualitas sepatu
1. Agar karyawan lebih terampil dalam bekerja
Alasan Kegunaan Mengapa (Why ) 2. Agar karyawan lebih disiplin dalam bekerja
3. Agar karyawan mengetahui pentingnya kualitas sepatu
Manusia Lokasi Dimana (Where ) Dilaksanakan di PT. Panarub Industry Pada ruang Training karyawan
Urutan (Sekuens ) Kapan (When ) Pada Saat Proses Produksi
Orang Siapa (Who ) Semua Karyawan produksi
1. Melakukan pelatihan kerja, pelatihan kedisiplinan, mengadakan
penyuluhan akan pentingnya kualitas untuk setiap proses produksi
Metode Bagaimana (How ) sepatu
2. Melakukan Improvement Quality dengan cara Countinous
Improvement Product and Quaility. Melakukan pengambilan sampel.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Menyusun Rencana Perbaikan Kualitas

FAKTOR JENIS 5W+1H DESKRIPSI ATAU TINDAKAN

1. Meningkatkan kualitas lem pada supplier


Tujuan Utama Apa (What)
2. Menerapkan sistem FIFO
Alasan Kegunaan Mengapa (Why) Agar tidak terjadi defect pada sepatu
Lokasi Dimana (Where) Dilaksanakan di PT. Panarub Industry Pada ruang penyimpanan lem
Material
Urutan (Sekuens) Kapan (When) Pada saat pertama kali raw material datang ke area penyimpanan
Orang Siapa (Who) Semua operator yang bekerja di area gudang penyimpanan
Melakukan pengecekan secara berkala terhadap material dan gunakan
Metode Bagaimana (How)
material yang pertama kali datang (FIFO).
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Menyusun Rencana Perbaikan Kualitas


FAKTOR JENIS 5W+1H DESKRIPSI ATAU TINDAKAN
1. Meningkatkan efesiensi kinerja mesin
Tujuan Utama Apa (What) 2. Pengontrolan mesin secara berkala
3. Penjadwalan pengecekan mesin
1. Agar semua mesin yang berada dibagian assembling berjalan dengan baik
Alasan Kegunaan Mengapa (Why ) 2. Agar tidak ada produk defect yang dikarenakan kondisi mesin yang
Mesin mengalami penurunan kinerja
Dilaksanakan di PT. Panarub Industry Pada ruang produksi bagian
Lokasi Dimana (Where )
assembling IMP C1
Urutan (Sekuens ) Kapan (When ) Pada Saat Proses Produksi tidak beroperasi atau tidak sedang berjalan
Orang Siapa (Who ) Semua maintenence yang mengawasi mesin di IMP C1
Metode Bagaimana (How ) Melakukan pengecekan mesin secara rutin
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN Persentase Cacat Sepatu Predator 18.3 FG
1. Dari hasil penelitian jenis - jenis cacat yang terjadi pada produk sepatu model Open Bond 61,30% Overcement 29,19%
Predator tipe 18.3 FG adalah: Wringkle 6,86% Unpairing 2,64%
•Lem Berlebih (Overcement)
•Sepatu yang tidak Merekat (Open Bond)
•Kerut (Wringkle) 3%

7%
•Sepatu Tidak Pasangan (Unpairing).

2. Dari hasil analisa pengolahan data didapatkan bahwa jenis cacat produk
sepatu model Predator tipe 18.3 FG yang paling tinggi adalah Sepatu Tidak
Merekat (Open Bond) yaitu sebanyak 18.942 pasang dalam jangka waktu
tiga bulan terakhir. Hasil analisa menggunakan diagram pareto didapat 29%
jumlah persentase paling tinggi sampai yang terendah, sebagai berikut : 61,30%
 Sepatu yang tidak Merekat / Open Bond = 61,30%
 Lem Berlebih / Overcement Assembly = 29,19 %
 Kerut / Wringkle = 6,86 %
 Sepatu Tidak Pasangan / Unpairing = 2,64 %
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
3, Berdasarkan analisa menggunakan Fishbone Diagram diperoleh kesimpulan bahwa penyebab akar masalah terbesar
cacat Open Bond sering terjadi dikarenakan faktor-faktor yang paling mempengaruhi diantaranya sebagai berikut:
1. Manusia / Man
• Karyawan Kurang Kompeten
Hal ini disebabkan karena karyawan yang baru belum diberikan trainning mengenai prosesn penempelan sepatu.
• Karyawan Kurang Memahami SOP
Hal ini disebabkan karena dari pihak manajemen tidak ada sosialisasi ke karyawan tentang adanya pembaharuan
SOP.

2. Mesin / Machine
• Kondisi mesin mengalami penurunan kinerja
Hal ini disebabkan karena kurang disiplinnya jadwal preventive maintenance sehingga part mesin tidak terawat
optimal mesin hanya diperbaiki saat mesin rusak.
• Temperatur mesin oven tidak sesuai standar
Kurangnya pengawasan terhadap mesin yang menyebabkan temperature mesin oven yang tidak terkendali.

3. Bahan Baku/ Material


• Kualitas lem menurun
Kualitas material menurun yang disebabkan karena sedang terjadi trouble pada supplier.
•Raw material tidak sesuai standar
Raw material mengalami defect (kotor) yang disebabkan karena penyimpanan terlalu lama di gudang dan tidak
menerapkan sistem FIFO.
BAB V
PENUTUP
SARAN
Kelebihan menggunkan metode Pareto Diagram dan Fishbone Diagram diantaranya sebagai berikut:
1. Setiap karyawan dapat mempertanggung jawabkan secara penuh atas mutu produk yang dihasilkan untuk meningkatkan
mutu produk
2. Mengoptimalkan proses produksi sesuai SOP (Standart Operational Prosedure).

Adapun saran yang diberikan penulis untuk perusahaan guna memperbaiki kualitas produk Sepatu model Predator tipe
18.3 FG adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan produk sepatu model Predator tipe 18.3 FG pada setiap proses sebaiknya SPV terkait atau line leader
segera memberikan pengarahan dan instruksi kerja dengan benar pada operator tentang metode-metode yang digunakan
pada proses kerja guna meminimasi terjadinya kecacatan produk.
2. Sebaiknya Supervisor Produksi menambahkan assisten leader untuk membantu meringankan beban kerja line leader serta
untuk membantu memantau jalannya proses produksi agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan
kecacatan produk.
3. Setelah membuat rencana perbaikan sebaiknya segera dilakukan implementasi atau penerapan di line produksi. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah rencana perbaikan tersebut dapat mengurangi jumlah defect dan mencegah
terulangnya masalah defect yang sama.
4. Melakukan Improvement Quality dengan cara Countinous Improvement Product and Quaility. Melakukan pengambilan
sampel oleh Manager, Kepala Bagian, Supervisor, CI, dan QC sebanyak 20 sampel setiap harinya. Gunanya untuk memantau
kualitas sepatu di Line tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, 2013, Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk di PT. Albata, Jurnal
Ekonomi – Manajemen – Akuntansi Vol. 35 Oktober, Semarang.

Ferdiansyah, Herdiyan, 2007, Usulan Perbaikan Kualitas Produk Penyangga Duduk Jok Sepeda Motor Dengan Pendekatan Metode Kaizen
(5W+1H) di PT. Eka Prasarana, Jurnal Manajemen Universitas Gunadarma, Vol. 2 No. 1, Juli, Depok. pp. 1 – 21.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Nasution, M. N.. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.

Nasution, S.R & M, Dinda.R, 2011, Perbaikan Kualitas Dengan Metode PDCA untuk mengurangi cacat Frame Assembly Actuator Pada
Proses Frame Assembly di PT.SJCI, Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Pancasila, Vol. 24 No. 2, 2 Juni,
Jakarta. pp. 70 – 74.

Prasetyawati, Meri, 2014, Pengendalian Kualitas Dalam Upaya Menurunkan Cacat Appearance Dengan Metode PDCA di PT. Astra Daihatsu
Motor, Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, November, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. dan Gitosudarmo, I. (1988). Manajemen Produksi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Tannady, Hendy. 2015. Pengendalian Kualitas. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wordpress – Kaizen Ciri Khusus Manufaktur Jepang – Minggu, 13 Mei 2018 - http://doublehasanah.wordpress.com/2008/01/02/kaizen-ciri-
khusus-manufaktur-jepang/
D
D
Thank you

Anda mungkin juga menyukai