Anda di halaman 1dari 32

Sistem Penggolongan Darah dan

Aplikasi untuk Transfusi

Efrida, dr., SpPK., MKes


6 November 2017
Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan:
1. Sistem penggolongan darah manusia
2. Kepentingan menentukan golongan darah
3. Aplikasi sistem penggolongan darah untuk
transfusi
Sistem golongan darah ditentukan oleh:
- antigen (pada membran eritrosit)
- antibodi (dalam serum/plasma)

Antigen pada membran eritrosit:


- aglutinogen
- diturunkan secara genetik
- terdiri atas glikolipid dan glikoprotein
- telah ditemukan sebanyak 700 antigen eritrosit
- 33 sistem golongan darah (International Society
of Blood Transfusion/ISBT)
Antigen Golongan Darah
Glikoprotein dan glikolipid pada permukaan
eritrosit:
- substansi selular bersifat spesifik
- diatur secara genetik (Mendelian)
- bersifat imunogenik
- mampu merangsang pembentukan
aloantibodi spesifik bila masuk ke dalam
tubuh seseorang yg tidak memiliki substansi
tsb
Antibodi Golongan Darah
Antibodi golongan darah:
- agglutinin
- merupakan protein (Imunoglobulin)
- terutama klas IgM, IgG, IgA
- dapat berikatan dengan antigen yg sesuai
pada permukaan eritrosit menyebabkan
ruptur/lisis eritrosit reaksi transfusi
Sistem Golongan Darah
1. ABO
2. Rhesus
3. dll seperti Duffy & Kidd, MNS, Lewis
4. ISBT 33 sistem golongan darah
5. yang terpenting secara klinis (terutama
untuk kepentingan transfusi adalah sistem
ABO dan Rhesus)
1. Sistem Golongan Darah ABO
SEJARAH
• Penemu: Karl Landsteiner (1901)A,B,O
• Berdasarkan reaksi antigen eritrosit yg dimiliki
individu (antigen A/antigen B/tidak ada antigen)
dengan antibodi yang sesuai (anti-A atau anti-B)
• Alfred von Decastello dan Adriano Sturli
(1902)golongan AB
• Ludwik dan von Dungem  golongan darah
diturunkan dari orang tua ke anak
Cont…
• Waktins dan Morgan: gugus gula spesifik pada
antigen A (N-acetylgalactosamine) dan
antigen B (galactose)
• Karl Landsteiner: pemeriksaan golongan darah
metode forward dan reverse (backward)
grouping
• Sistem ABO: satu-satunya gol darah dimana
individu memiliki antibodi dalam serumnya
terhadap antigen yg tidak ada pada
eritrositnya (alamiah ???)
Antibodi ABO
• Mulai diproduksi saat lahir, titer sangat rendah
(tidak terdeteksi)
• Titer meningkat sampai usia 3-6 bulan
• Terutama IgM, bereaksi pada suhu kamar atau
lebih rendah, dapat mengaktivasi komplemen
• Reaksi aglutinasi kuat pd pemeriksaan gol darah
• Pemeriksaan golongan darah sampai usia 6
bulan hanya forward grouping (menentukan
antigen)
Antibodi ABO
• Puncak produksi: usia 5-10 tahun
• Menurun saat usia lanjut
• Titer anti-A dan anti-B pada usila rendah
• Sebaiknya pemeriksaan golongan darah
metode forward grouping
Antibodi ABO
1. anti-A
- pada individu gol B, sbgn besar IgM
- akibat pemaparan oleh substansi di lingkungan yg
memiliki struktur serupa dg antigen A
- mengaglutinasi eritrosit individu gol A dan AB,
hemolisis intravaskular
2. anti-B
- pada individu gol A, sbgn besar IgM
- mengaglutinasi eritrosit individu gol B dan AB,
hemolisis intravaskular
Antibodi ABO
3. Anti-A,B
- pada serum individu gol O, biasanya IgG
- bukan kombinasi anti-A dan anti-B, tetapi
antibodi terpisah yg bereaksi silang
- anti-A,B lebih efektif mendeteksi antigen A atau
B yg lemah dibanding anti-A atau anti-B saja
4. anti-H
- dapat ditemukan berupa antibodi yg bereaksi
lemah pd suhu dingin (cold-reacting) dalam
serum individu A1, A1B
Antigen A, B, H
• Dibentuk intra uterin, ekspresi lemah
• Eritrosit bayi baru lahir: antigenic site hanya
25-50%
• Sehingga reaksi eritrosit bayi terhadap reagen
antisera lemah
• Ekspresi antigen A dan B sempurna usia 2-4 th
dan stabil seumur hidup
• Struktur kimia antigen golongan darah ABO
dapat dilihat pada gambar berikut:
Sistem Golongan Darah ABO
Penting di klinik karena:
1. anti-A dan/atau anti-B terdapat secara
regular dan alamiah pada serum individu yg
tidak memiliki antigen A dan/atau antigen B
2. Frekuensi antigen A dan antigen B tinggi di
populasi
3. Antibodi ABO dapat menyebabkan hemolisis
intravaskular pada resipien yg ditransfusi dg
darah donor yg mengandung antigen sesuai
dg antibodi dalam serum resipien
Cont…
Golongan darah ABO
1. A (genotipe AA/AO)
2. B (genotipe BB/BO)
4. AB (genotipe AB)genotipe dan fenotipe sama
6. O (genotipe OO)genotipe dan fenotipe sama
The ABO blood groups

• The table shows the four ABO phenotypes ("blood groups")


present in the human population and the genotypes that give
rise to them.

Blood
Antigens
Grou Antibodies in Serum Genotypes
on RBCs
p

A A Anti-B AA or AO
B B Anti-A BB or BO
AB A and B Neither AB
O Neither Anti-A and anti-B OO
• Illustration of the forward and reverse
grouping reaction patterns of the ABO
groups using a blood group tile

http://www.bh.rmit.edu.au/mls/subjects/abo/resources/genetics1.htm
2. Golongan Darah Sistem Rhesus
• Kedua terpenting (imunogenik) setelah sistem ABO
• Ditemukan: tahun 1940
• Sistem Rh memiliki 50 antigen pada permukaan
eritrosit
• Yg terpenting 5 yaitu: D, C, c, E, e
• Antigen Rh paling imunogenik adalah antigen D
• Fenotipe: Rh + (Genotipe DD/Dd/dD)
• Fenotipe: Rh – (Genotipe dd)
Golongan Darah Rhesus
• Ciri-ciri antigennya mirip dengan sistem ABO
• Antibodi imun (tidak alamiah), terbentuk kr
reaksi imunologik (transfusi dg Rh + atau
kehamilan dg bayi Rh +)
• Dapat menyebabkan reaksi ketidakcocokan pada
transfusi atau kehamilan
• Fisher dan Race: sistem rhesuscampuran
antigen yg kompleks, diatur oleh very closely
linked genes pada kromosom 1
Kepentingan transfusi Sistem Rh
• Individu Rh – dapat membentuk antibodi Rh
dalam plasmanya jika menerima transfusi dari
individu Rh + (reaksi inkompatibilitas Rh)
• Individu Rh+ dapat menerima darah dari
individu Rh-
3. Golongan darah sistem Kell
• Antigen sistem Kell ketiga imunogenik setelah
antigen ABO dan Rh
• Antibodi: anti-K  antibodi imun
• Ditemukan dalam serum oleh Mrs. Kellacher
• Menyebabkan reaksi hemolitik yang berat
(haemolytic disease of the fetus and
newborn/HDFN dan haemolytic transfusion
reactions/HTR)
4. Golongan darah sistem Duffy
• Diisolasi pertama kali pada pasien hemofilia
(Duffy)
• Ag Fy (glikoprotein)
• Antibodi Fy IgGdapat menimbulkan HTR
5. Golongan Darah Sistem MNS
• Ditemukan Landsteiner dan Levine th 1927
• Berdasarkan gen glycophorin A dan
glycophorin B (kromosom 4)
• Diturunkan secara autosomal
• Antibodi M dan antibodi NIgM
• Jarang berhubungan dg reaksi transfusi
6. Golongan Darah Sistem Lutheran
• Antibodi sistem Lutheran jarang ditemukan
• Tidak bermakna secara klinis
7. Golongan darah sistem Kidd
• Ditemukan pertama kali pada Mrs. Kidd
(melahirkan bayi dg HDFN)
• Antigen KiddAg Jk  glikoprotein membran
eritrosit
• Antibodi Jk imun, jarang, tetapi dapat
menimbulkan reaksi transfusi yg berat
Aplikasi Klinis
Sistem Penggolongan Darah
Kepentingan Klinis
• Transfusi darah dan transplantasi organ
• Identifikasi dan pencegahan terhadap
aloimunisasi ibu hamil oleh antigen Rhesus
• Menentukan diagnosis, prognosis, dan terapi
HDN (hemolytic disease of the newborn)
akibat aloantibodi
• Diagnosis dan pemeriksaan destruksi eritrosit
yg disebabkan autoantibodi atau aloantibodi
• Kedokteran kehakiman dan antropologi
Kepentingan untuk Transfusi
• Transfusi pedang bermata dua (??)
• Diperlukan indikasi sangat kuat
• Persiapan sangat baik
• Salah satu uji kompatibilitas (cocok serasi)
1. Golongan darah (ABO dan Rh)
2. Skrining antibodi
3. Reaksi silang (crossmatch)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai