Anda di halaman 1dari 16

DASAR DASAR BUDIDAYA 

PERAIRAN
Nama Kelompok:
1. Danang Kurniawan (0317012341)
2. Rifki Aditya (0317012411)
3. Muhammad Hannifah (0317012511)
SURVEY 
TAMBAK 
IKAN 
BANDENG

Daerah Wisata Pantai Depok

Tambak Bandeng Pak Tarmuji


Kontruksi Wadah Produksi

– Panjang dan Lebar kolam = 5000 m2


– Kedalaman =1m
– Posisi Kolam = Dekat kolam pantai
– Bahan Kolam = Kolam Organik
Pemilihan Lokasi Kolam

–Lokasi kolam dekat dengan irigasi air, sehingga sirkulasi air dapat dengan mudah
diganti.
–Tekstur tanah yang baik yaitu liat berpasir, dengan fraksi liat minimal 20% agar
tanah tidak porous (dapat menahan air).
–Memastikan tanah tidak mengandung pyrit/zat besi. Pyrit ditandai munculnya
warna kuning keemasan yang berlebihan pada tanah.
–Kemudahan akses transportasi
Penentuan Pola Tanam

– Bibit ikan bandeng akan disebar pada sore hari, untuk


menghindari benih dari matahari langsung.
– Dalam setahun bisa sampe 2x penyebaran bibit, Yaitu setiap
5bulan sekali.
– Masalah yang dihadapi saat penebaran dimusim hujan adalah
cepatnya terjadi perubahan pada salinitas air, sehingga air di
tambak perlu segera diganti, hal tersebut dapat membuat ikan
stress dan dapat membahayakan kehidupan ikan.
Penggunaan Benih Unggul

– Pembelian benih diperoleh dari daerah Wonokerto


– Ciri-Ciri Benih yang unggul, Benih Bandeng sehat,
tubuh utuh tidak cacat, jumlah bibit merata sama
besar.
– Penjual mempunyai lisensi atau bersertifikat.
Padat Penebaran

– Padat tebar pada satu kolam dengan ukuran


5000m2 berisi sekitar 5000 ekor
– Jumlah panen yang di hasilkan dari 5000 ekor
bibit ditargetkan 3000kg dengan itungan,
setiap 5bulan rata-rata berat ikan 0,60 kg. x
5000 ekor = 3000kg. persakali panen.
Pemberian Pakan

– Pemberian pakan dibagi menjadi 2 yaitu dengan pakan alami dan pakan buatan,
Pakan Alami klekap/lumut, Klekap merupakan pakan alami benih bandeng
sampai dengan umur bandeng 1,5 bulan setelah ditebar. Serta Pakan Buatan
adalah jenis pakan pellet terapung.
– Mutu pakan pellet sudah terjamin kualiatasnya.
– Waktu pemberian pakan adalah Perhari 2x, yaitu Pagi (09.00 - 10.00)
dan Sore (09.00 - 10.00)
– Tidak ada pemberian tambahan vitamin pada budidaya.
Pengendalian Hama dan Penyakit

– Dilakukannya penggantian Air , dengan yang baru serta


pengecekan Ph yang teratur
– Diperlukan juga penggunaan TON(Tambak Organik
Nusantara) dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100 m2 . Untuk mengatasi penurunan kualitas
lingkungan.
Pengolahan Air

– Pergantian air tidak pernah dilakukan, hanya dilakukan


penambahan air ketika air rob masuk kedalam tambak.
– Terdapat tendon untuk mempermudah pengisian kolam
Pemantauan

– Pemantauan dilakukan hampir 24jam,


dimaksudkan agar keamanan ikan terjaga dan
menghindari dari air rob yang tiba-tiba datang.
Pemanenan dan Penanganan 
Pasca Panen
– Untuk penebaran benih bandeng dalam ukuran nener, maka pemanenan baru dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 5 – 6
bulan dimana berat ikan yang dipanen akan mencapai 300 – 400 gr/ekor. Sedangkan kalau penebaran benih dalam bentuk benih
gelondongan, hanya memerlukan masa pemeliharaan 4 – 5 bulan untuk mencapai ukuran panen yang sama.
– Dengan pengeringan total. Untuk tambak yang tidak terjangkau oleh pasang surut air laut misalnya karena lokasinya jauh dari
pantai atau tambak tersebut tidak dilengkapi dengan petak pembagi/petak penagkapan, maka pemanenen dilakukan dengan cara
pengerngan. Caranya adalah dengan jalan pengeringan tambak/membuka pintu air pada saat air surut sampai pelataran kering
total dan ikan yang akan dipanen akan turun ke caren yang masih ada airnya. Selanjutnya ikan yang sudah berkumpul pada caren
digiring dengan menggunakan caren kearah pintu air untuk mempersempit ruang geraknya, kemudian ditangkap dengan
menggunakan seser dan alat tangkap lainnya.
– Pada waktu penangkapan diusahakan agar tidak mati sebelum ditangkap. Ikan yang terlalu banyak bergerak sebelum mati atau
yang mati perlahan-lahan dapat mempengaruhi mutu kesegarannya, oleh karenanya diupayakan agar ikan-ikan dapat ditangkap
dalam keadaan hidup dan segar. Kalaupun kemudian mati, mutunya masih cukup baik. Setelah ikan mati, segera dicuci bersih
dengan es sambil dipisahkan menurut jenis dan ukurannya, setelah itu barulah disusun dalam wadah pengangkut yang diberi
lapisan es secara berselang seling dimana perbandingan berat ikan dengan berat es antara 1 : 1 sampai 1 : 2.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai