PERTEMUAN I.
Kuliah ke 1.
Buku Pegangan Utama
FEEDBACK
Material flow
Information Flow
PRODUKSI
Structural
Elements
Create the
Technology New Product Development
Process
Vertical Integration
Innovation
Capacity
Facilities
Planning Organizing
– Capacity – Degree of centralization
– Location – Process selection
– Products & services Staffing
– Make or buy – Hiring/laying off
– Layout – Use of Overtime
– Projects Directing
– Scheduling – Incentive plans
Controlling/Improving – Issuance of work orders
– Inventory – Job assignments
– Quality
– Costs
– Productivity
Operations Management Decisions
• Strategic: • Tactical:
• Product/Service • Quality Control
Design • Demand Forecasting
• Process Selection • Supply Chain
• Capacity Planning Management
• Facility Location • Production Planning
• Facility Layout • Inventory Control
• Job Design • Scheduling
Food Processor
Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung, Barang Jadi
Overhead Barang Dagangan
Kegiatan Pemasaran Penjualan Jasa,
Administrasi/Gaji dan lainnya.
Beban Bunga
Pajak, dan lainnya.
FUNGSI PRODUKSI SEBAGAI
COST CENTER
A. KEGIATAN PRODUKSI MERUPAKAN SUATU FUNGSI PUSAT BIAYA
YANG TERMAHAL DIBANDINGKAN FUNGSI-FUNGSI LAINNYA DALAM
SUATU USAHA INDUSTRI MANUFAKTUR, DIPERKIRAKAN DAPAT
MENCAPAI 60 %-70 % DARI GROSS SALES
B. PEMBIAYAN KEGIATAN PRODUKSI BERHUBUNGAN DENGAN BIAYA
BAHAN BAKU (RAW MATERIAL COST), BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG (DIRECT LABOR COST), DAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
(FACTORY OVERHAEAD COAST)
C. BIAYA BAHAN BAKU SAJA SECARA RATA-RATA SEMUA INDUSTRI
DAPAT MENCAPAI SEKITAR 56 %, JIKA GROSS SALES VALUE
DIPECAH BERDASARKAN SISTEM CBS (COST BREAK DOWN
STRUCTURE)
D. ATAS DASAR KONDISI DI ATAS, MAKA FUNGSI PRODUKSI HARUS
DIPELAJARI SECARA RINCI KARENA MERUPAKAN SATU DARI TIGA
FUNGSI UTAMA SUATU USAHA (LAINNYA ADALAH PEMASARAN DAN
KEUANGAN/AKUNTANSI), TERMASUK JUGA BAGAIMANA PROSES
PRODUKSI BARANG DAN JASA DILAKSANAKAN, DAN SEKALIGUS
MEMPELAJARI BAGAIMANA MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI
DIJALANKAN DALAM KEGIATAN USAHA SEHARI-HARI.
MATERIALS COSTS AS A PERCENTAGE OF SALES INCOME
Purchased Materials
Materials Sales To
Industry (in millions) (in millions) Sales ratio
Food and kendred products $ 197,274.5 $ 301,562.0 65.4 %
Tobacco products 6,625.7 18,506.8 35.8
Textile mill products 32,258.3 53,276.6 60.5
Apparel and other textile products 29,130.2 56,993.1 51.1
Lumber and wood products 33,168.8 54,185.1 61.2
Furniture and fixtures 14,764.3 31,293.8 47.2
Paper and allied products 53,039.0 93,414.4 56.8
Printing and publishing 39,103.8 111,885.0 34.9
Chemicals and allied products 101.696.1 197,311.3 51.5
Petroleum and coal products 161,291.2 179,131.9 90.0
Rubber and miscellaneous plastics products 35,754.1 71,324.0 50.1
Leather and leather products 4,.444.1 8,567.2 51.9
Stones , clay and glass products 26,178.8 55,064.1 47.5
Primary metal industries 70,603.1 110,300.8 64.0
Fabricated metal products 70,490.3 139,579.7 50.5
Machinery, except electric equipment 102,831.3 215,080.2 47.8
Electric and electronic equipment 83,079.1 192,731.5 43.1
Transportation equipment 180,856.2 301,386.0 60.0
Instruments and related products 20,982.1 61,008.2 34.4
Mescellaneous manufacturing industries 12,442.4 26,527.1 46.9
All industries 1,276,013.4 2,272,131.7 56.0
Source : Annual Survey of manufactures : 1985, u.s. Bureas of the Census, Government Printing Office. Washington DC.1967. P.1-8
Purpose or Goal of a Manufacturing Industry
lanjutan
• Menurut Michael Porter, suatu perusahaan industri
manufaktur dapat BERSAING , antara lain melalui :
Umpan Balik
Competing
simultaneously along
the six competitive
dimensions enables a
firm to satisfy its
customers
Cost + Quality + Dependability + Flexibility + Time + Service
THE SIX DIMENSIONS OF COMPETITION
Structural
prerequisites enable a
firm to compete along
the six dimensions of
competition
simultaneously
Continuous + Research and + Adoption of + Integration
Improvements Development Advanced of People
Technology and Systems
THE SIX DIMENSIONS OF COMPETITION
PERFORMANCE MEASURE FOR THE SIX DIMENSIONS OF
COMPETITION
Quality
• Percentage of defect-free product
• Number and type of warranty claims
• Internal and external customer satisfaction raters
• Number of employee suggestions generated and implemented
Cost
• Product cost
• Inventory level (in days on hand)
• Total cost of ownership for purchased parts and/or materials (purchase
price + ordering cost + inspection cost + receiving + scheduling delivery
cost, etc).
Dependability
• Percentage of delivery promises met
• Equipment availability (ratio of hours required to hours available)
• Number and/or frequency of changes to schedule given to suppliers
Service
• Response time to customers’ inquiries
• Type and number of services offered
• Number of customer complaints
• Ease of contacting firm
Timelines
• Throughput time (processing time + inspection time +
movement time + waiting and/or storage time). Ratio of
processing time to throughput time
• Equipment setup times
• Length of new product development cycle
Flexibility
• Economic batch size
• Setup downtime, both run time
• Ratio of customer demand lead time to the combined
supplier, in-house, and distribution lead time.
Production Planning and
Inventory Control
PERTEMUAN II
Kuliah ke 3.
Produksi Kapasitas Pemasaran Permintaan Keuangan
Persediaan pelanggan Arus Kas
Sumber DayaManusia
Pemerolehan bahan PerencanaanDaya
Baku Kinerja pemasok gunamanusia
Rekayasa Penyelesaian
Rencana
rancangan
Manajemen Pengembalian Produksi
investasi (ROI)Modal Merubah rencana
Jadwal Produksi produksi
Merubah Utama Merubah jadwal
kebutuhan? Produksi utama Gambar :
Rencana kebutuhan Proses perencanaan
Bahan baku
Merubah Catatan.
kapasitas Tanpa memandang
Rencana Detail dan
Kompleksitas proses
Kebutuhan Kapasitas
Perencanaan, rencana
Apakah Produksi dan turunnya
rencana Jadwal produksi utama,
tidak kapasitas
Harus dikembangkan
Kapasitas ? terpenuhi
ya
Laksanaan Apakah
Rencana kapasitas pelaksanaan
Menepati
rencana
Laksanakan
Rencana bahan baku
HUBUNGAN PPIC/PPC DENGAN
SISTEM PRODUKSI
PPIC (PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL)
ATAU PPC (PRODUCTION PLANNING AND CONTROL) :
MASTER ROUGH-OUT
ITEM PRODUCTION CAPACITY
FORECASTING SCHEDULING PLANNING
( MPS ) ( RCP )
Perencanaan Keseluruhan
Jadwal Produksi Induk ( MPS )
Daftar Material
Perencanaan Kebutuhan Material
Data Persediaan (MRP)
Data Pekerjaan
Berjalan
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Data Status
Pusat Kerja
Operasional Produksi
KONTROL
Perintah Kerja
Penyediaan
(c) Latar belakang
Bahan di muka
PERENCANAAN Dokumen
PRODUKSI Penataan waktu
metode
Perawatan
Pengetahuan Pesanan sudah
(d) Dokumen tentang Dan perbaikan
Gudan untuk Disesuaikan dengan
PRODUKSI kemajuan mesin
pekerjaan Keadaan terakhir
MANUFAKTUR
Umpan balik
(e) Untuk menunjukkan Pesanan yang Dokumen penyerahan
DISTRIBUSI Kekurangan bahan Sudah selesai
JADUAL
“A“
BEBAN
MESIN
INSTRUKSI BENGKEL
PERENCANAAN PRODUKSI
PERMOHONAN
PEMBELIAN PD
PEJABAT
Dept Produksi
PPIC
Dept
QA / QC
A. INTRODUCTION/PERKENALAN/PROMOSI
B. GROWTH/PERTUMBUHAN
C. MATURITY/KEMATANGAN
D. SATURATION/KEJENUHAN
E. DECLINING/PENURUNAN/KEMEROSOTAN
LABA
RUGI
OPERASI INVESTASI PERENCANAAN CASH FLOW EVALUATING BEP DAN LABA – LABA MULAI LABA MULAI
KEUANGAN PABRIK- LABA PLANNING – COST – HIGH LABA KENAIKAN- STATIS MENURUN
MANUFAKTUR RINCIAN EXPENSES MENIINGKAT NYA
BIAYA DENGAN MELAMBAT
CEPAT *)
OPERASI LAPORAN PERSETUJUAN PROMOSI - EVALUASI USAHA KONSOLI- MENCOBA USAHA
PEMASARAN RISET PASAR DESAIN AWAL STARTING PROMOSI PROMOSI DASI PROMOSI PROMOSI
DAN TINDAK DIPERTA- PEMASARAN BARU DIKURANGI
LANJUT. HANKAN PRODUK
1. KUALITATIF
MENGGUNAKAN FAKTOR-FAKTOR PENTING, SEPERTI : INTUISI, PENGALAMAN
PRIBADI, DAN SISTEM NILAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
TERBAGI ATAS :
A. DELPHI
B. SURVEI PASAR -KONSUMEN (TERMASUK JUGA RAMALAN SALES FORCE)
C. JUDGEMENT (OPINI EKSEKUTIF DAN PENDEKATAN NAIF)
2. KUANTITATIF
MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA
HISTORIS DAN ATAU VARIABEL-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN
PERMINTAAN DAN PENJUALAN.
TERBAGI ATAS :
A. TIME SERIES-MODEL SERI WAKTU :
- MOVING AVERAGE (RATA-RATA BERGERAK)
- EXPONENTIAL SMOOTHING (PENGHALUSAN EKSPONENSIAL)
- TREND PROJECTION/PROYEKSI TREND/TEKNIK MATEMATIKA
B. SEBAB AKIBAT -MODEL KAUSAL
- LINEAR REGRESSION/ REGRESI LINEAR
TIME SERIES - MODEL SERI WAKTU
--------------------------------------------------
MEMPREDIKSI BERDASARKAN ASUMSI BAHWA MASA DEPAN ADALAH FUNGSI
DARI MASA LALU, DENGAN KATA LAIN MELIHAT KEPADA APA YANG TERJADI
SELAMA PERIODE WAKTU DAN MENGGUNAKAN SERI DATA MASA LALU UNTUK
MEMBUAT RAMALAN.
PADA AWALNYA- KOMPONENNYA TERDIRI ATAS :
1. TREND (T)- ADALAH GERAKAN KE ATAS ATAU KE BAWAH SECARA
BERANGSUR-ANGSUR DARI DATA SEPANJANG WAKTU
2. MUSIM (S) - POLA DATA YANG BERULANG SETELAH PERIODE HARIAN,
MINGGUAN, BULANAN, ATAU KUARTALAN
3. SIKLUS (C) - POLA DALAM DATA YANG TERJADI SETIAP BEBERAPA TAHUN,
BIASANYA DIKAITKAN DENGAN SIKLUS BISNIS DAN MERUPAKAN HAL YANG
SANGAT PENTING DALAM ANALISIS DAN PERENCANAAN BISNIS JANGKA
PENDEK
4. VARIASI ACAK (R)- ADALAH TANDA DALAM DATA YANG DISEBABKAN OLEH
PELUANG DAN SITUASI YANG TIDAK BIASA, VARIBEL ACAK MENGIKUTI POLA
YANG TIDAK DAPAT DILIHAT, VARIASI ACAK INI SERING DIHAPUS DENGAN
DENGAN MENGHILANGKAN PERIODE WAKTU YANG JELAS-JELAS
MENYIMPANG, ATAU DENGAN MENGHILANGKAN NILAI YANG TINGGI DAN
RENDAH.
DALAM PERKEMBANGAN SELANJUTNYA, KOMPONEN YANG SERING DIPAKAI
ADALAH TREND DAN SIKLUS.
SEBAB AKIBAT - MODEL KAUSAL
------------------------------------------------
SEBAGAI CONTOH :
Delphi Para ahli Ramalan Sedang Sedang s/d Sedang s/d Sedang s/d
berkumpul penjualan s/d sangat sangat baik sangat besar
dalam suatu jangka panjang baik baik
kelompok
diskusi Perencanaan
kemudian pabrik dan
menjawab kapasitas
pertanyaan produksi
yang sama lalu
didiskusikan
beberapa babak Meramalkan
perubahan
teknologi
TEKNIK CARA BIASANYA TINGKAT KETETAPAN PERKIRAAN
PERAMALAN DIPAKAI BIAYA
JANGKA JANGKA JANGKA
UNTUK
PENDEK MENENGAH PANJANG
Survei Panel diskusi, Ramalan Sangat Baik Sedang Besar
kuesioner, penjualan total baik
market test,
survei langsung Ramalan
produk
Ramalan setiap
jenis produk
Judgem Peramalan Ramalan total Kurang Kurang s/d Kurang s/d Kecil
ent dilakukan oleh 1 penjualan s/d sedang sedang
orang atau sedang
lebih, Ramalan setiap
berdasarkan jenis pdoruk
pengalaman,
firasat, tanpa
metode yang
sistematis
A. TIME SERIES
Time series menganalisis data yang ada dengan melihat
kecenderungannya (trend), misalnya :
Data penjualan per tahun sebagai berikut :
Tahun 1985 Rp. 10 juta
Tahun 1986 Rp. 12 juta
Tahun 1987 Rp. 14 juta
Tahun 1988 Rp. 16 juta
Maka ramalan penjualan tahun 1989 adalah Rp. 18 juta.
Secara umum teknik time series yang sering digunakan
adalah :
1. Moving average
2. Exponential shoothing
3. Teknik matematika
1. Moving Average
Peramahan moving average dilakukan berdasarkan rata-rata data tahun-tahun
sebelumnya, contoh :
Tahun Penjualan
(Milyar) Moving average, 3 tahun
1983 125 Penjualan 1989 = 135 139 142 138,5
3
1984 120 Moving average, 4 tahun
128 135 139 142
1985 128 Penjualan 1989 = 136
4
1986 135 Moving average, 6 tahun
125 120 128 135 139 142
1987 139 Penjualan = 131,5
6
1988 142
2. Exponential Smoothing
exponential smooting pada dasarnya adalah koreksi dari moving averange.
Teknik ini menganalisa penyimpangan antara ramalan dengan kenyataan.
Penyimpangan ini dieliminasi dan ditambahkan untuk peramalan selanjutnya.
Contoh : DATA-DATA PENJUALAN
Tahun Penjualan Moving Selisih
(milyar) Average 3
tahun
1983 125 -- --
1984 120 -- --
1985 128 -- --
•Air
– most expensive and fastest, mode of
freight transport
– lightweight, small packages <500 lbs
– high-value, perishable and critical
goods
– less theft
•Package Delivery
– small packages
– fast and reliable
– increased with e-Business
– primary shipping mode for Internet
companies
Transportation (cont.)
•Water
– low-cost shipping mode
– primary means of international shipping
– U.S. waterways
– slowest shipping mode
•Intermodal
– combines several modes of shipping-
truck, water and rail
– key component is containers
•Pipeline
– transport oil and products in liquid form
– high capital cost, economical use
– long life and low operating cost
Internet Transportation
Exchanges
Bring together shippers and
carriers
Initial contact, negotiations,
auctions
Examples
www.nte.com
www.freightquote.com
SCM Software
• Enterprise Resource Planning (ERP)
– software that integrates components of a
company by sharing and organizing
information and data
– SAP was first ERP software
– mySAP.com
• web enabled modules that allow collaboration
between companies along the supply chain
Linking Supply Chain with SAP
Measuring Supply Chain
Performance
• Key performance indicators
– inventory turnover
• cost of annual sales per inventory unit
– inventory days of supply
• total value of all items being held in inventory
– fill rate
• fraction of orders filled by a distribution center within a
specific time period
Key Performance Indicators
$34,416,000
Days of supply = = 29.6
($425,000,000)/(365)
Other Measures of Supply Chain
Performance
• Process Control
– used to monitor and control any process in
supply chain
• Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
– establish targets to achieve “best in class”
performance
SCOR Model Processes
Make Deliver
Plan Source
Transform Provide products
Develop a course Procure goods
of action that best product to a to meet demand,
and services to
meets sourcing, finished state to including order
meet planned
production and meet planned management,
delivery or actual
or actual transportation
requirements demand
demand and distribution
Return
Return
products,
post-delivery
customer
support
POLA HUBUNGAN DENGAN
PEMASOK – SUPPLY CHAIN
• HUBUNGAN PASAR BEBAS (DASARNYA MRP, EOQ, ROP, BOM,
KLASIFIKASI ABC, NEGOSIASI, PO)- BERLAKU MEKANISME
PASAR DAN BARGAINING POWER, SERTA NEGOSIASI
LANGSUNG, DAN LANGSUNG DIBUAT PO, BISA
DIKEMBANGKAN JUGA DALAM BENTUK KONTRAK
PEMBELIAN.
• KEMITRAAN JIT(JUST IN TIME) - PEMBELI DAN PEMASOK
BEKERJASAMA UNTUK MENGHILANGKAN KESIA-SIAAN
(INVENTORI DIUSAHAKAN ZERO) DAN PENGADAAN MATERIAL
MENJADI SANGAT TERUKUR.
• INTEGRASI VERTIKAL – BERSIFAT KEDEPAN (FORWARD) DAN
KEBELAKANG (BACKWARD) SEBAGAI SUATU KESATUAN
YANG BERURUTAN ANTARA PEMBELI DAN PEMASOK DALAM
FUNGSINYA MASING-MASING, TAPI KURANG BAIK BAGI YANG
SEDANG MENGALAMI PERUBAHAN TEKNOLOGI (PERTANIAN
GANDUM <------- INDUSTRI TEPUNG <--- INDUSTRI
BISKUIT/ROTI )
lanjutan
• JARINGAN KIERETSU- DALAM HAL INI PEMASOK MENJADI
BAGIAN KOALISI PERUSAHAAN, DAN HUBUNGAN BERJANGKA
PANJANG, PEMASOK DAPAT MENJADI SUB.KONTRAKTOR
(INDUSTRI BATERE, BAN, MESIN, JOK KURSI, KOMPONEN DAN
YANG TERKAIT, MENSUPLAI INDUSTRI OTOMOTIF MOBIL
SEBAGAI SUATU KOALISI – KESATUAN; DAN MODEL LAINNYA).
Contoh perhitungan:
100 x 1 =
100 tabletops
Continuous demand
400 – Discrete demand
400 –
300 –
No. of tables
300 –
No. of tables
200 –
200 –
100 –
100 –
1 2 3 4 5
Week M T W Th F M T W Th F
Material Master
production
Requirements schedule
Planning
Product Material Item
structure requirements master
file planning file
Planned
order
releases
PERIOD
MPS ITEM 1 2 3 4 5
Clipboard 85 95 120 100 100
Lapdesk 0 50 0 50 0
Lapboard 75 120 47 20 17
Pencil Case 125 125 125 125 125
Product Structure
Clipboard
Rivets (2)
Finished clipboard Pressboard (1)
Product Structure Tree
Clipboard Level 0
4-Cylinder (.40) Bright red (.10) Leather (.20) Grey (.10) Sports coupe (.20)
6-Cylinder (.50) White linen (.10) Tweed (.40) Light blue (.10) Two-door (.20)
8-Cylinder (.10) Sulphur yellow (.10) Plush (.40) Rose (.10) Four-door (.30)
Neon orange (.10) Off-white (.20) Station wagon (.30)
Metallic blue (.10) Cool green (.10)
Emerald green (.10) Black (.20)
Jet black (.20) Brown (.10)
Champagne (.20) B/W checked (.10)
Time-phased Bills
Clipboard Level 0
Lapdesk Level 0
KERTAS KARTON
BIAYA FILM
TINTA
PRINTING
BIAYA POTONG
POTONG
BIAYA LIPAT
LIPAT
PENGELEMAN LEM
KEMAS
TRANSPORTASI
Kalau perusahaan Anda dalam satu tahun memakai atau menjual 20 jenis barang senilai Rp 20
juta, maka pemakaian atau penjualan 5 jenis barang ( 25 % dari 20 ) tersebut sudah akan
berniali Rp 16 juta ( 80 % dari 20 ).
Agar jelas, Anda dapat melihat gambaran angka tersebut dari catatan pemakaian
sediaan berikut ini:
No Kode Pemakaian Setahun Harga Satuan Nilai Nilai Kumulatif Nilai Kumulatif
Urut Sediaan ( Unit ) ( Rp ) Pemakaian ( Rp. Ribu ) ( Dalam % )
3 4 ( Rp. Ribu ) 6 7
1 2 5
Susunan Pareto
Susunan tabel tadi dinamakan susunan pareto
Cara penyusunnannya dengan jalan :
1. Meletakkan nilai pemakaian paling besar di urutan No. 1 , seterusnya makin ke
bawah ditaruh nilai pemakaian yang lebih kecil dan yang terendah nilai
pemakaiannya ditetapkan pada urutan terbawah ( lihat lajur (5)).
Nilai pemakaian ini merupakan hasil perkalian antara pemakaian setahun ( unit )
dengan harga satuan ( Rp ).
jadi nilai pemakaian ( 5 ) = ( 3 ) x ( 4 ).
2. Lajur ( 6 ) berisi nilai pemakaian secara kumulatif.
Contoh :
* Nilai kumulatif dari sediaan No.1 dan 2 adalah
Rp 7.540 + Rp 2.640 = Rp 10.180 ribu
* Nilai Kumulatif dari sediaan No.1,2 dan 3 yaitu
Rp 10.180+ Rp 2.430 = Rp 12.610 ribu
* dan seterusnya.
3. Lajur ( 7 ) menunjukkan persentasi dari nilai pemakaian kumulatif terhadap nilai
seluruh pemakaian.
Misal :
* Nilai kumulatif dari sediaan 1 = Rp 7.540 : Rp 20.031
= 37.6 %
* dan selanjutnya.
Klasifikasi bahan berdasar atas Hukum Pareto di sebut juga sebagai klasifikasi ABC
Sediaan Kelas A
Dengan demikian perlu Anda perhatikan bahwa sediaan No. 1,2,3,4 dan 5
merupakan sediaan vital karena telah menghabiskan 78,5 % ( ~ 80 % ) dari
seluruh biaya sediaan setahun. Jenis sediaan sampai dengan batas 80 % tadi disebut
sediaan kelas A.
Sediaan Kelas B
Sediaan No. 6,7 dan 8 telah menambah nilai pemakaian dari 78,5 % menjadi 89,1 %
( ~ 90 % ) . Jenis sediaan dengan batas antara 80 % sampai dengan 90 % disebut
Sediaan kelas B.
Sediaan Kelas c
Yang terakhir adalah sediaan No. 9 sampai dengan No. 20 walaupun berjumlah 12
jenis atau 60 % populasi, namun nilai pemakaiannya hanya sebesar 10 % dari
keseluruhan pemakaian . Jenis sediaan dengan nilai pemakaian antara 90 % sampai
dengan 100 % dikelaskan sebagai sediaan kurang vital atau sediaan kelas C.
Sekarang jelas bahwa terhadap sediaan yang vital, sedang dan kurang vital, Anda
akan menarik garis kebijakan ( policy ) yang tidak perlu sama. Kebijakan tersebut
dapat berbeda disesuiakan dengan situasi , kesenggangan waktu, tenaga, serta
kondisi gudang, sarana dan lainnya.
ECONOMIC ORDER QUANTITY ( EOQ )
EOQ = 2. D.Co
Cu . i
Cc = Cost of Reordering
= Biaya Pemesanan per tahun Konstan
CR = Carrying Cost
= Biaya Pemeliharaan per tahun
3. Frekuensi Pemesanan Pertahun = D
EOQ
= 9000 = 12 Kali
750
8. Tabel Penentuan Kuantitas Pemesanan yang paling Optimal ( EOQ )
A B C D E F G H
9.
(1)x(3) (2):2 5x6 (4)+(7)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Contoh
Leadtime = 4 hari
Kuantitas pemakaian / hari = 9.000 = 25 unit
360
Rop = 4 x 25 unit
= 100 unit
2 x 7200 x 500
EOQ
5
1.400.000
1.200 kg
Selama 1 (satu) tahun harus melaksanakan pemesanan sebanyak :
7.200 kg
6x
1.200 kg
Perhitungan extra carrying cost/ECC (biaya yang dikeluarkan akibat
datangnya pesanan bahan baku terlalu awal)
• Biaya penyimpanan per hari setiap pesanan
1.200 kg x Rp. 5,00
Rp. 20,00 / hari
300 kg
• Bila Lead Time 4 hari
maka ECC yang dikeluarkan adalah 0
Sebab :
Lead time 4 hari adalah yang paling cepat dari sejumlah
data historis, sehingga tidak mungkin ada yang
pesanannya datang lebih cepat lagi.
• Bila Leat Time 5 hari
Maka ada kemungkinan probabilitas 20% akan datang
dalam lead time 4 hari jadi akan lebih cepat 1 hari dan
memerlukan biaya ECC. Biaya ECC yang dikeluarkan
dalam 1 hari lebih cepat :
1 (0,20) x Rp. 20.000 = Rp., 4,00
• Bila Lead Time 6 hari
Maka akan ada 2 kemungkinan :
aa. Kemungkinan dengan probabilitas 50% akan datang dalam 5
hari sehingga 1 hari lebih cepat
ECC = 1 (0,50) x Rp. 20,00 = Rp. 10,00
bb. Kemungkinan dengan probabilitas 20% akan datang dalam 4
hari sehingga 2 hari lebih cepat.
ECC = 2 (0,20) x Rp. 20,00 = Rp. 8,00
Jadi total ECC = Rp. 10,00 + Rp. 8,00 = Rp. 18,00
Perhitungan stock out cost/SOC (biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian bahan pengganti/substitusi akan datangnya pesanan
lebih lambat datang)
Kebutuhan bahan mentah per hari ;
7.200 kg
Rp. 24 kg/ hari
300 hari
- Stock Out Cost = Rp. 1,00/kg
• Bila Lead Time 6 hari
maka SOC yang dikeluarkan adalah 0
Sebab :
Lead time 6 hari adalah yang paling panjang sehingga tidak
mungkin pesanan bahan dasar akan datang lebih lama lagi,
sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan
dasar substitusi.
• Bila Leat Time 5 hari
Maka ada kemungkinan dengan probabilitas 30% akan
datang 6 hari sehingga terlambat 1 hari dan harus memberi
bahan dasar substitusi.
SOC = 1 (0,30) x 24 kg x Rp. 1,00 = Rp. 7,2
• Bila Leat Time 4 hari
Maka akan ada kemungkinan :
aa. Kemungkinan dengan probabilitas 30% akan datang
dalam 6 hari sehingga akan lebih lambat dalam 2 hari.
bb. Kemungkinan dengan probabilitas 50% akan datang dalam 5 hari
sehingga akan lebih lambat dalam 1 hari.
SOC = 1 (0,5) x 24 kg x Rp. 1,00 = Rp. 26,4
Total SOC = Rp. 14,4 + 12,00 = 26,4
Dari dua perhitungan antara ECC dan SOC dapat digambarkan dalam tabel
berikut ini
Tabel . Analisis ECC dan SOC
ECC SOC
Selama Selama Total Biaya
Setiap satu tahun Setiap satu tahun dalam satu
Lead Time tahun
pesanan (6 x pesanan (6 x
Rp. pesanan) Rp. pesanan) Rp.
Rp. Rp
4 hari 0 - 26,40 158,40 158,40
5 hari 4,00 24,00 7,20 43,20 67,20
6 hari 18,00 108,00 0 - 108,00
Jadi lead time dengan biaya yang paling minimal adalah 5 hari dengan total
biaya Rp. 67,20.
Dengan demikian dapat ditatapkan, 5 hari sebelum bahan dasar habis harus
memesan kembali.
Persediaan Pengaman/Besi Bahan Dasar
(Safety Stock)
Dengan ditentukannya EOQ, sebenarnya
masih ada kemungkinan terjadinya out of stock
di dalam proses produksi, yang terjadi
kemungkinan oleh adanya :
a. Penggunaan bahan dasar di dalam proses
produksi lebih besar dairpada yang diperkirakan
sebelumnya. Hal ini akan berakibat pesediaan
akan habis diproduksi sebelum
pembelian/pesanan yang berikutnya datang,
sehingga terjadilah out of stock.
b. Pesanan/pembelian bahan dasar itu tidak dapat
datang tepat pada waktunya sehingga akan
mundur.
Disamping itu faktor yang lain mempengaruhi besar kecilnya
persediaan pengaman/besi adalah :
1. Jumlah Yang Dibeli Setiap Kali Memesan Bahan Dasar
2. Ketetapan Perkiraan Standar Penggunaan Bahan Dasar
Terhadap Produk. Apabila penetapan standar penggunaan
bahan dasar (standar usage rate) adalah tepat untuk
selama periode maka persediaan pengaman/besi relatif
kecil dan sebaliknya.
3. Perbandingan SOC dan ECC
Apabila SOC > ECC maka persediaan pengaman/besi
relatif besar
Bila SOC < ECC maka persediaan pengaman/besi relatif
kecil.
Departemen Pengguna
Permintaan
Cetak Jadwal
Pembelian
Permintaan MRP
Tulisan
Pembelian
Tangan
Diperiksa oleh
Planner
Permintaan
Perbaikan
Salinan Surat
Jadwal Pembelian
MRP
Ke Departemen
Gambar : Skema Kegiatan material dalam sebuah
Ke Pemasok terkait
Sistem Komputer Manajemen Material
Perubahan Surat Laporan Laporan Surat Permintaan Surat
Pemesanan Persetujuan Penerimaan Pemeriksaan Barang Gudang Tagihan
Pemasukan Data
Reserve Storage
Packing 88 x 155 SF
22 x 39 SF
Flat receiving
22,5 x 39 SF
Shiping
32 x 57 SF
Return processing
6 x 10 SF Hanging receiving
6 x 10 SF
Flat receiving
B L O C K L A Y O U T
docks 3 x 5 SF
SALES REVENUES
CAPITAL
BUDGET
FINANCIAL FINANCIAL
INVESTMENT
EXPENSES
INCOME STATEMENT
BALANCE SHEET
KERANGKA HUBUNGAN STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI
KEUANGAN DALAM SUATU INDUSTRI MANUFAKTUR
PERUSAHAAN
Aktivitas (Pelaksanaan)
Pasar
KINERJA
(Cost Reduction dan Cost Control)
Keuangan Non-Keuangan
-Likuiditas - Efisiensi
- Leverage - Kualitas
- Aktivitas - Waktu
- Profitabilitas
Purpose or Goal of a Business
lanjutan
• Profit atau Laba pada dasarnya adalah
pendapatan dikurangi biaya
• Pendapatan = Revenue
• Biaya = Cost
• Beban = Expense
PENDAPATAN DALAM
PERUSAHAAN
• Revenue pada dasarnya merupakan perkalian
volume penjualan produk atau jasa dikalikan
harga per satuan produk atau jasa
• Dalam pendapatan tersebut terdapat
pendapatan utama (main revenue) dan terdapat
juga pendapatan non utama (by revenue), serta
pendapatan lainnya dari suatu unit usaha.
• Dari sisi manajemen keuangan dan akuntansi
terdapat pertanyaan kapan transaksi penjualan
tersebut disebut sebagai pendapatan,
mengingat terdapat penjualan secara tunai atau
penjualan secara kredit.
lanjutan
• Pada perusahaan kecil biasanya pendapatan
dinyatakan pada saat uang diterima – cash
basis
• Pada perusahaan menengah – besar biasanya
pendapatan dinyatakan pada saat penyerahan
barang, walaupun uang belum diterima karena
penjualan dinyatakan secara kredit (catatan
akuntansi yang bersifat statis)- accrual basis
BIAYA DALAM PERUSAHAAN
1. Dalam perusahaan sebagai suatu unit bisnis, semua
aktivitas diukur dengan satuan uang yang lazim
disebut biaya (cost).
2. Biaya adalah Kas atau setara Kas yang dikorbankan
untuk memproduksi atau memperoleh barang atau
jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat
(benefit) atau keuntungan (profit) di masa mendatang.
3. Pengertian Biaya berbeda dengan pengertian beban
(expenses) yang diartikan sebagai pengeluaran untuk
mendapatkan pendapatan pada suatu periode
tertentu, misal beban harga pokok penjualan, beban
administrasi, beban bunga dan lainnya. Jika unsur-
unsur tersebut belum menjadi komponen perhitungan
rugi/laba, maka unsur-unsur tersebut merupakan biaya
lanjutan
• Dengan demikian biaya dapat dikatakan juga
sebagai semua pengeluaran untuk memperoleh
barang dan jasa dari pihak ketiga.
• Pada perusahaan kecil transaksi tersebut dicatat
sebagai biaya pada saat uang dikeluarkan.
• Pada perusahaan besar transaksi tersebut
dicatat sebagai biaya pada saat pemakaian
barang atau jasa tersebut.
OBYEK BIAYA
• Merupakan fokus utama pengambilan
keputusan karena memerlukan pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran, material yang dapat
diukur dengan satuan uang
• Berhubungan dengan perencanaan laba,
pengendalian kegiatan bisnis,
pengevaluasian kinerja
lanjutan
Terdiri atas :
• Produk atau jasa biaya bahan material
langsung, tenaga kerja langsung, dan factory
overhead
• Pelanggan biaya pemasaran
• Organisasi biaya administrasi dan biaya
manajemen (gaji dan terkait)
lanjutan
• Departemen biaya departemen
produksi dan atau biaya departemen
pembantu produksi
• Aktivitas biaya pengelolaan bahan
baku, biaya pengelolaan barang dalam
proses, biaya pengelolaan barang jadi,
pemeliharaan peralatan/mesin,
pengiriman tagihan, dan biaya aktivitas
lainnya
lanjutan
• Proyek/Konstruksi biaya yang dikeluarkan
untuk pembangunan fisik, seperti jalan
proyek, bangunan pabrik, instalasi listrik-air-
telekomunikasi, dan pengadaan
mesin/peralatan lainnya, alat transportasi,
peralatan kantor, dan investasi fisik lainnya,
dibebankan kedalam biaya investasi tangible
• Proyek/Intangible cost biaya yang
berhubungan dengan persiapan usaha dan
pra operasi, seperti pendirian, perizinan,
studi kelayakan, pra operasi dan lainnya yang
sejenis
Cost Breakdown Structure (CBS)
• CBS merupakan struktur pemecahan biaya,
dimana seluruh unsur biaya dalam kegiatan
operasional usaha harus secara jelas diketahui,
dan jelas juga alokasinya kedalam unsur-unsur
utama biaya.
CBS dalam Investasi usaha baru
Perilaku Biaya
Spesifikasi Jadwal
Penelitian
Dan
Pengembangan
Bi. Bi. Bi. Bahan Tenaga Overhea Lang Tidak Sunk Opport
Varia Tetap Periodik lang kerja d pabrik sung lang cost unity
bel sung lang sung cost
sung
1. Kayu per meja X X X
($100)
2. Biaya tenaga kerja X X X
untuk merakit meja
($40 per meja)
3. Gaji mandor pabrik X X X
($25.000 per tahun)
4. Biaya listrik ($2 per X X X
jam mesin)
5. Penyusutan mesin X X X*
(10.000 per tahun)
6. Gaji pimpinan X X
($100.000 per tahun)
7. Beban Iklan X X
($250.000 per tahun)
8. Komisi penjualan X X
($30 per unit)
9. Pendapatan sewa X#
ruang
* SUNK COST karena pembelian mesin sudan dilakukan beberapa tahun yang lalu
# OPPORTUNITY COST karena merupakan manfaat yang potensial yang akan didapat atau dikorbankan bila ruang yang menganggur
tersebut digunakan untuk memproduksi meja. Opportunity cost adalah kategori khusus yang biasanya tidak dicatat dalam pembukuan
perusahaan. Untuk menghindari kemungkinan bingung dengan biaya yang lain, kita tidak akan mengklasifikasikan dengan cara yang
lain selain opporunity cost.
Rugi/Laba – Profit and Loss
Statement
• LAPORAN LABA RUGI ADALAH SUATU RINGKASAN MENGENAI
PENDAPATAN DAN BIAYA (EXPENSES) PERUSAHAAN SELAMA
PERIODE TERTENTU YANG SELISIH ANTARA KEDUANYA
BERUPA LABA ATAU RUGI AKAN BERDAMPAK PADA KEPADA
EKUITAS YANG ADA DI NERACA.
• PENDAPATAN AKAN MENAIKAN EKUITAS DAN BIAYA AKAN
MENURUNKAN EKUITAS.
• LAPORAN DIBUAT PER TAHUN, TAPI DAPAT JUGA
PERTRIWULAN TERGANTUNG KEBUTUHAN INTERNAL
• DENGAN DIGUNAKANNYA PRINSIP AKRUAL DALAM
PERHITUNGAN, MAKA LABA BERSIH ATAU RUGI BERSIH YANG
ADA DI LAPORAN LABA RUGI TIDAK AKAN PERNAH SAMA
JUMLAHNYA DENGAN SELISIH ANTARA SELURUH KAS MASUK
DAN SELURUH KAS KELUAR YANG ADA PADA LAPORAN ARUS
KAS SUATU PERUSAHAAN
lanjutan
• Laporan Rugi/Laba, disajikan dalam bentuk pilihan :
A. Langkah Tunggal – Single Step, cara sederhana kurang
memadai untuk analisa, pendapatan – seluruh biaya=
Rugi/Laba
B. Langkah Berganda – Multiple Step, memadai untuk
analisa,
Langkah 1. Penjualan Kotor – (Retur+Potongan
Penjualan) – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor.
Langkah 2. Laba Kotor – Biaya-biaya Operasi = Laba
Operasi.
Langkah 3. Laba Operasi + Penghasilan Lain – Biaya
Lain = Laba Bersaih Sebelum Pajak dan Bunga
lanjutan
• Harga Pokok Penjualan harga pokok dari barang
yang terjual.
• Harga Pokok Penjualan untuk perusahaan perdagangan
= Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan
Akhir
• Harga Pokok Penjualan perusahaan industri manufaktur
= Persedian Awal Barang Jadi + Harga Pokok Produksi
– Persediaan Akhir Barang Jadi.
• Harga Pokok Produksi = Persediaan Awal Barang
setengah jadi + Biaya Bahan mentah + Upah Buruh
langsung + Biaya Umum Pabrik – Persediaan Akhir
Barang setengan Jadi
• Penilaian Persediaan dilakukan secara : FIFO (First In
First Out), LIFO (Last In First Out), dan Metode rata-rata
Aliran biaya dan klarifikasinya dalam perusahaan manufaktur
Biaya-Biaya
Neraca
Baku Mentah
Bahan Langsung
Masuk Produksi
Tenaga Kerja
Langsung Persediaan Barang
dalam Proses
Barang jadi (Hrg
Overhead Pabrik Pokok Produksi Laporan R/L
• BEP = FC
-----------------
P/unit – VC/unit
Break-even point is
cf 2000
v= p-c = = 400 rafts
v 10 - 5
Break-Even Analysis: Graph
$3,000 — Total
cost
line
$2,000 —
$1,000 —
Total
revenue
line
400 Units
Break-even point
Process Selection
Process A Process B
$2,000 + $5v = $10,000 + $2v
$3v = $8,000
v = 2,667 rafts
| | | |
1000 2000 3000 4000 Units
Example 4.2
Contoh. Perhitungan untuk BEP multi produk
Jawab :
Fixed Operating
Rp. 28.275
Cost
Variable Operating
Rp. 50.000 Rp. 9.000 Rp. 59.000
Cost
F 28.275,00
BEP = = = 28.275,00
(1 - TV ) 59.000,00 0,4243902
(1 - )
S 102.500,00
Lanjut…
b. Break Even Point dalam Unit
(4)
(3)
(2) (2x3)
(1) Contribution
Perbandingan Contribution
Unit Penjualan Margin
Penjualan Margin
Per Unit
Tertimbang
Batik 25.000 unit 25.000/40.000 Rp. 1.500,00 Rp. 937.50
Stagen 15.000 unit 15.000/40.000 Rp. 400,00 Rp. 150,00
40.000 unit Total Rp. 1.087,50
*) Contribution margin/unit = harga jual per unit – variable operating cost per unit
Produk
Total
Keterangan
Kain Batik Stagen (dlm ribuan)
(dlm ribuan) (dlm ribuan)
EBIT 0
CONTOH KASUS
Kasus 1
Sebuah perusahaan manufaktur memiliki lini produksi yang terdiri dari 5 pabrik di mana masing-
masing pabrik memiliki kapasitas sebagai berikut :
A.( 600 )
B.( 659 )
C.( 650 )
D.( 550 )
E.( 600 )
Keluaran lini produksi adalah 500 unit / shift
Bagaimana menghitung :
a. Kapasitas sistem
b. Efisiensi lini produksi
Penyelesaian:
a. Pabrik D memiliki kapasitas terkecil, maka kapaitas sistem adalah 550 unit / shift
b. Efisiensi = Keluaran / Kapasitas sistem x 100
= ( 500/550 )x 100 = 90.91%
CONTOH KASUS
Kasus 2
Sebuah perusahaan berminat membeli sebuah mesin yang memiliki kapasitas produksi 170.000 unit barang per tahun. Mesin
merupakan bagian dari total lini produksi. Efisiensi sistem lini produksi adalah 85 %.
Tentukan :
a. Kapasitas sistem
b. Jika waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan masing-masing barang adalah 100 detik dan mesin bekerja 2000 jam
per tahun. Jika utilisasi mesin adalah 60 % dan efisiensi mesin 90 %, hitunglah keluaran mesin.
c. Berapa mesin yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
a. Kapasitas sistem = Keluaran per tahun
Efisiensi sistem
= 170.000 / 0.85
= 200.000 unit / tahun
= 200.000 / 2000
= 100 unit / jam
b. Keluaran per tahun = Kapaitas x % Utilisasi x Efisiensi
Kapasitas = 60 x 60 detik
100 detik per unit
= 36 unit
Keluaran / Jam = 36 x 0,6 x 0,9
= 19,44 unit
= 20 unit
c. Jumlah mesin yang dibutuhkan = Kapasitas sistem
Keluaran / jam
= 100 / 20
= 5 mesin
CONTOH KASUS
Kasus 3
Sebuah pabrik memerlukan Forklift Electric. Sebuah Forklift berharga Rp. 700.000.000,- per unit dan
diperkirakan memiliki jual sisa Rp 100.000.000,- setelah berusia 5 tahun.
Tentukanlah jadwal penyusutan , nilai buku dari Forklift tersebut di akhir masa pakainya dengan
menggunakan:
a. Metode garis lurus ( Straight Line = SL )
b. Total penyusutan ( Sum of Years Digit = SOYD )
c. Metode saldo menurun ( Double Declining Balance = DDB ) dengan konversi ke garis lurus
jika perlu
Penyelesaian :
H ( harga ), S ( sisa ) , N ( lama penyusutan ), P ( penyusutan ), NB ( nilai buku )
a. Straight Line ( SL )
p= ( H – S ) = 700 jt - 100 jt = 120 jt per tahun
N 5
Tahun Penyusutan Nilai Buku
1 120jt 700jt – 120jt = 580jt
2 120jt 700jt – 240jt = 460jt
3 120jt 700jt – 360jt = 340jt
4 120jt 700jt – 480jt = 220jt
5 120jt 700jt – 600jt = 100jt
b. Sum of Year Digit ( SOYD ) = Jumlah angka tahunan
SYOD = N [ N + 1 ] = 5 [ 5 + 1 ] = 15
2 2
P = N (H–S)
SOYD
Penyusutan pada akhir usia pemakaian berarti dikonversikan ke garis lurus ( SL) :
Penyelesaian:
Alternatif A :
Nilai ( manfaat ) = 13 jt ( P / A, 10 %, 6 )
= 13 jt x 4,355
= 56,615
Nilai Biaya = 48
NM = 56,615
NB = 48
= 1,179
Alternatif B :
Nilai ( manfaat ) = 12 jt ( P / A , 10 % , 6 )
= 12 jt x 4,355
= 52,260
Nilai Biaya = 40
NM = 52,260
NB = 40
= 1,3065
Dari perbandingan alternatif di atas, maka dipilih B, karena rasio M/B yang dihasilkan lebih besar.
M = 56,615 – 52,260
B = 48 40
= 4,36
8
= 0,544
N = N–N
bersih ( M ) ( B )
= 56,615 – 48 = + 8,615
= 52,260 – 40 = + 12,260
Agar N bersih maksimum , maka pilih angka yang lebih positif, yaitu Alternatif B.
Contoh Kasus.
Kasus 5.
Berikut ini dapat dilihat contoh perhitungan anggaran variabel dengan
menggunakan metode titik terendah dan titik teringgi, sebagai berikut :
Rp. 600.000
Biaya Variabel per jam = = Rp. 200,-
3.000
Perhitungan Biaya Tetap = Rp. 2.800.000 – 12.000 (Rp. 200,-)
= Rp. 400.000,-
Beberapa perkiraan biaya bahan bakar yang diperlukan, jika dalam
satu bulan diperkirakan ada 10.000 jam mesin langsung?
A. Langkah Strategis :
A1. Berdasarkan EOQ (Economic
Order Quantity) lot pembelian yang paling ekonomis dengan
mempertimbangkan biaya
pemesanan dan penyimpanan
A2. Sistim JIT (Just In Time) nilai
persediaan diusahakan
sekecil mungkin, tidak ada
penyimpanan, reliabilitas
pemasok harus tinggi dalam kualitas dan pengiriman
lanjutan
Low Cost
Tidak perlu teknologi terbaru
Tidak perlu investasi (capex) yang mahal
Bukan dengan teori manajemen terbaru
Simple, tapi terus menerus
Dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun, dan dimanapun
Tidak perlu biaya konsultan yang mahal
Hasil dapat segera terlihat secara visual
Pengertian Dasar 5S/ 5R
Dalam aktifitas TPS,
Pelaksanaan Improvement
dilakukan secara bertahap
dan terus menerus.
5S/ 5R merupakan
sistem/ cara/ sarana
untuk mencapai suatu
keteraturan, ketertiban,
kebersihan , kedisiplinan,
keselamatan dalam
melaksanakan proses
kerja
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh manajemen
ketika akan mengimplementasikan 5R/5S adalah :
Mempersiapkan mental karyawan dalam menerima 5R/5S
Disediakan waktu khusus untuk mendiskusikan falsafah dan
manfaat 5R/5S,
Yaitu menciptakan lingkungan kerja yang bersih, higienis,
rapi, aman, menyenangkan dan menghindari kecelakaan
Berdampak positif langsung bagi karyawan dan keluarganya
Ringkas/seiri
Membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan di tempat kerja
(Jepang = gemba).
Yang tidak diperlukan harus disingkirkan.
Tujuannya adalah membuat tempat kerja ringkas, yang hanya menampung
barang-barang, alat kerja dan dokumen yang diperlukan saja.
Rapi/seiton
Menata semua barang, dokumen, file yang ada setelah ringkas,
Dengan pola yang teratur dan tertib.
Penggunaan label identifikasi,
Pemanfaatan rak/tempat khusus,
Penerapan garis marka dan rambu tanda batas.
Resik/seiso
Menciptakan dan menjaga kondisi mesin, tempat kerja dan lingkungan kerja
yang siap pakai dan dalam keadaan bersih.
Tidak ada kotoran di tempat kerja,
Mesin-mesin dan alat kerja selalu dalam keadaan bersih dan terpelihara,
Mencegah terhadap timbulnya kotoran.
Rawat/seiketsu
Memperluas konsep kebersihan pada diri pribadi dan terus menerus
mempraktekkan tiga langkah terdahulu.
Selalu menjaga keadaan yang sudah baik melalui standard,
Saling mengingatkan antar karyawan, dan dengan disiplin kerja.
Rajin/shitsuke
Membangun disiplin diri pribadi dan membiasakan diri untuk menerapkan
5R/5S melalui norma kerja dan standardisasi.
Benefits of Lean
Manufacturing
• Reduced inventory
• Improved quality
• Lower costs
• Reduced space requirements
• Shorter lead time
• Increased productivity
lanjutan
• Greater flexibility
• Better relations with suppliers
• Simplified scheduling and control activities
• Increased capacity
• Better use of human resources
• More product variety
Implementing Lean Manufacturing
dL + S
N =
C
where
Build house
Select paint
Select carpet
Finish work
1 3 5 7 9
Month
Project Control
• Time management
• Cost management
• Quality management
• Performance management
– Earned Value Analysis
• a standard procedure for numerically measuring a
project’s progress, forecasting its completion date and
cost and measuring schedule and budget variation
• Communication
• Enterprise project management
CPM/PERT
• Critical Path Method (CPM)
– DuPont & Remington-Rand (1956)
– Deterministic task times
– Activity-on-node network construction
• Project Evaluation and Review Technique
(PERT)
– US Navy, Booz, Allen & Hamilton
– Multiple task time estimates
– Activity-on-arrow network construction
Project Network
• Activity-on-node (AON)
– nodes represent activities,
and arrows show
precedence relationships
• Activity-on-arrow (AOA) Node
– arrows represent activities
and nodes are events for 1 2 3
points in time
• Event
– completion or beginning of Branch
an activity in a project
AOA Project Network for a
House
3
Lay Dummy
foundation
2 0 Build Finish
3 1 house work
1 2 4 6 7
Design house Order and 3 1
and obtain receive 1 1
Select Select
financing materials paint carpet
5
Concurrent Activities
3
Lay foundation Lay
Dummy
foundation
2 0
2 3
1
Order material 2 4
Order material
2 4
Finish work
2 3
7
Start 1 1
3
Design house 6
and obtain
3
1 5 1
financing
1 Select carpet
Order and receive
materials Select paint
Critical Path
2 4
2 3
7
Start 1 1
3
3 6
1 5 1
1
A: 1-2-4-7
3 + 2 + 3 + 1 = 9 months • Critical path
B: 1-2-5-6-7 – Longest path
3 + 2 + 1 + 1 + 1 = 8 months through a network
C: 1-3-4-7
3 + 1 + 3 + 1 = 8 months – Minimum project
D: 1-3-5-6-7 completion time
3 + 1 + 1 + 1 + 1 = 7 months
Activity Start Times
Start at 5 months
2 4
Finish at 9 months
2 3
7 Finish
Start 1 1
3
3 6
1 5 1
1 Start at 6 months
Start at 3 months
Mode Configuration
Earliest finish
1 0 3
3 0 3
Latest finish
1 0 3 7 8 9
1 1
Design house
and obtain 6 6 7 Finish work
financing 3 3 4
1
1 5 5 6
Select carpet
Order and receive 1
materials Select pain
Backward Pass
• Determines latest activity times by starting at the
end of CPM/PERT network and working forward
• Latest Start Time (LS)
– Latest time an activity can start without delaying critical
path time
LS= LF - t
• Latest finish time (LF)
– latest time an activity can be completed without
delaying critical path time
– LS = minimum LS of immediate predecessors
Latest Activity Start
and Finish Times
Lay foundations
Build house
2 3 5
Start 4 5 8
2 3 5
3 5 8
1 0 3 7 8 9
1 0 3 1 8 9
Design house
and obtain 6 6 7 Finish work
financing 3 3 4
1 7 8
1 4 5 5 5 6
Select carpet
Order and receive 1 6 7
materials Select pain
Activity Slack
Activity LS ES LF EF Slack S
*1 0 0 3 3 0
*2 3 3 5 5 0
3 4 3 5 4 1
*4 5 5 8 8 0
5 6 5 7 6 1
6 7 6 8 7 1
*7 8 8 9 9 0
* Critical Path
Probabilistic Time Estimates
• Beta distribution
– a probability distribution traditionally used in
CPM/PERT
a + 4m + b
Mean (expected time): t=
6
2
b-a
Variance: = 6
2
where
a = optimistic estimate
m = most likely time estimate
b = pessimistic time estimate
Examples of Beta Distributions
P(time)
P(time)
a m t b a t m b
Time Time
P(time)
a m=t b
Time
Project Network with Probabilistic
Time Estimates: Example
Equipment
installation Equipment testing
and modification
1 4
6,8,10 2,4,12 System Final
training debugging
System 10
development 8
Manual 3,7,11 1,4,7
Start 2 testing Finish
3,6,9
5 11
Position 2,3,4 9 1,10,13
recruiting 2,4,6
Job Training System
3 6 System changeover
1,3,5 3,4,5 testing
Orientation
7
2,2,2
Activity Time Estimates
TIME ESTIMATES (WKS) MEAN TIME VARIANCE
ACTIVITY a m b t б2
1 6 8 10 8 0.44
2 3 6 9 6 1.00
3 1 3 5 3 0.44
4 2 4 12 5 2.78
5 2 3 4 3 0.11
6 3 4 5 4 0.11
7 2 2 2 2 0.00
8 3 7 11 7 1.78
9 2 4 6 4 0.44
10 1 4 7 4 1.00
11 1 10 13 9 4.00
Activity Early, Late Times,
and Slack
ACTIVITY t б ES EF LS LF S
1 8 0.44 0 8 1 9 1
2 6 1.00 0 6 0 6 0
3 3 0.44 0 3 2 5 2
4 5 2.78 8 13 16 21 8
5 3 0.11 6 9 6 9 0
6 4 0.11 3 7 5 9 2
7 2 0.00 3 5 14 16 11
8 7 1.78 9 16 9 16 0
9 4 0.44 9 13 12 16 3
10 4 1.00 13 17 21 25 8
11 9 4.00 16 25 16 25 0
Earliest, Latest, and Slack
Critical Path
1 0 8 4 8 13
8 1 9 5 16 21
10 13 17
16
1 0 3
8 9
Start 2 0 6 Finish
7 9 16
6 0 6 9
5 6 11 16 25
3 6 9 9 9 13
9 16 25
4 12 16
3 0 3 6 3 7
3 2 5 4 5 9
7 3 5
2 14 16
Selamat Belajar
dan Semoga Sukses