PRODUKTIVITAS
o
o
o
DAN MUTU
Almira Dian P.
Daffa Hamzah
Evaline Noviaranty
o Nadya Salma Ridha
o Nurul Fitria Kamilah
o Rizky Wahyu S.
o Viky Rafliansyah
SUMBER DAYA YANG
DIGUNAKAN DALAM
PROSES PRODUKSI
Berbagai sumber daya utama yang digunakan oleh
perusahaan dalam proses produksi adalah sumber daya manusia
(karyawan), bahan baku dan sumber daya – sumber daya lainnya
(seperti misalnya bangunan, mesin dan peralatan).
Perusahaan yang memproduksi barang cenderung
menggunakan lebih banyak bahan baku dan peralatan dalam
proses produksinya. Perusahaan yang menghasilkan jasa (seperti
misalnya perusahaan internet) menggunakan lebih banyak
karyawan dan teknologi informasi.
Sumber Daya Manusia
Perusahaan harus mengidentifikasikan jenis karyawan
yang dibutuhkan untuk produksi. Tenaga kerja ahli diperlukan
untuk beberapa bentuk produksi, namun untuk bentuk-bentuk
produksi yang lain, dapat digunakan tenaga kerja tidak ahli.
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
normalnya diubah oleh sumber daya manusia perusahaan
menjadi suatu produk akhir. Pembuat ban akan tergantung
pada bahan baku karet, pembuat mobil akan tergantung pada
baja, dan penerbit buku akan tergantung pada kertas.
Sumber Daya Lain
Kebanyakan bentuk produksi membutuhkan bangunan.
Perusahaan maufaktur menggunakan pabrik dan kantor. Perusahaan
jasa menggunakan kantor. Mesin dan peralatan juga dibutuhkan oleh
banyak perusahaan manufaktur. Teknologi juga dapat menjadi salah
satu sumber daya yang dibutuhkan bagi perusahaan-perusahaan
manufaktur dan jasa.
PEMILIHAN LOKASI
Memilih Lokasi
Mengidentifkasi faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan
penentuan lokasi dan
mengevaluasi kemungkinannya
Faktor yang Memengaruhi
Keputusan Penentuan Lokasi
• Biaya ruang kerja
• Biaya tenaga kerja
• Insentif pajak
• Sumber permintaan
• Akses transportasi
• Pasokan tenaga kerja
Mengevaluasi Kemungkinan-
Kemungkinan Lokasi
• Memberi bobot pada setiap faktor
• Memberikan peringkat
Contoh Matriks Evaluasi Lokasi
Harga Tanah Pasokan Tenaga Kerja
Peringkat Peringkat Total
Kemungkinan Tertimbang Tertimbang Peringkat
Lokasi Peringkat (80% Bobot) Peringkat (20% Bobot)
Austin, TX 3 2,4 1 0,2 2,6
Tata ruang dan desain harus dapat menyesuaikan berbagai perubahan selera
pasar.
Kapasitas Produksi
yang di inginkan
Desain dan tata ruang yang dirancang harus mempertimbangkan
pertumbuhan dengan memberikan fleksibilitas untuk meningkatkan
kapasitas produksi.
Desain memungkinkan bangunan ditambah tingkat.
Tata ruang memungkinkan membukan lebih banyak tempat.
PENGENDALIAN
PRODUKSI
Pembelian
Bahan Baku
Pengendalian
Persediaan
Pengaturan
Rute
Penjadwalan
Pengendalian
mutu
Pengendalian Persediaan
Pembelian Bahan Baku • Pengendalian persediaan bahan baku
• Memilih pemasok
• Perencanaan kebutuhan barang baku
Rentangan target :
Target-target efisiensi produksi yang tidak dapat
dicapai dengan kondisi saat ini.
Metode untuk
meningkatkan
produksi
Teknologi
Otomatisasi:
Pekerjaan diselesaikan oleh mesin
tanpa penggunaan karyawan.
Skala Ekonomis
Jumlah/kualitas yang diproduksi meningkat, sehingga biaya per unit menurun
Biaya tetap
Biaya operasi yang tak berubah jika jumlah produksi yang dihasilkan
bertambah atau berkurang. Contoh : Biaya sewa pabrik.
Biaya variabel
Biaya yang operasi yang bervariasi, berhubungan langsung
dengan jumlah produk yang dihasilkan
Titik break – even
Kualitas unit yang terjual dimana pendapatan total
sama dengan biaya total
Restrukturiosasi
Revisi dari proses produksi dalam upaya meningkatkan efisiensi,
Re-engineering
Rancangan ulang struktur organisasi dan operasi perusahaan
- Contoh revisi kecil adalah prosedur yang dipakai untuk menerima pesan lewat telepon.
- Contoh revisi besar adalah operasi lini perakitan yang baru untuk produksi perusahaan
Perampingan
Suatu pengurangan dalam jumlah karyawan. Perusahaan menentukan berbagai posisi
pekerjaan yang dapat di eliminasi tanpa mempengaruhi volume atau kualitas produk
yang dihasilkan. Beberapa bentuk perampingan muncul karena teknologi
yang digunakan untuk menggantikan sumber daya manusia.
Anorexia korporat:
Masalah yang muncul saat perusahaan menjadi
terobsesi untuk mengeliminasi komponen mereka yang
tidak efisien dan mengakibatkan timbulnya
perampingan yang terlalu banyak.
STUDI KASUS
PT. Mustika Ratu Tbk adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang
jamu, kosmetika tradisional dan minuman segar berkhasiat yang produknya dikenal
masyarakat luas dengan merk “Mustika Ratu”. Perusahaan ini berdiri secara resmi pada
tanggal 14 Maret 1978.
PT. Mustika Ratu merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik yang bermarkas
di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan
kosmetik . Perusahaan ini mengirim barang ke lebih dari 1 negara di dunia. Pada
Tanggal 8 April 1981 pabrik Perseroan resmi dioperasikan di Ciracas, Jakarta Timur.
VISI
Menjadikan warisan tradisi keluarga leluhur sebagai basis industri perawatan kesehatan/kebugaran
dan kecantikan melalui proses modernisasi teknologi berkelanjutan, dan mengandalkan tumbuuh-
tumbuhan dari alam sebagai sumber bahan baku utama.
MISI
Falsafah kesehatan/kebugaran dan kecantikan/penampilan yang telah lama di tinggalkan
masyarakat luas digali kembali oleh putri keraton sebagai royal hartege untuk dibagikan kepada
dunia sebagai karunia tuhan dalam bentuk ilmu pengetahuan yang harus dipertahankan dan
dilestarikan.
PT Mustika Ratu menerapkan tiga prinsip dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:
1. Fokus utama ada pelanggan (customer focus)
Perusahaan melakuan penelitian terhadap keinginan konsumen dengan cara melalui kuesioner,
konsultasi melalui beauty advisor (mempromosikan dan menjual produk), serta menilai
keluhan pelanggan yang masuk.
Selain itu, perusahaan melaksanakan pelatihan khusus bagi para beauty advisor maupun
beauty consultant yang diselengarakan setiap bulannya, yang berupa:
Bersikap ramah dan sopan dalam berpakaian dan melayani pelanggan.
Kemampuan berkomunikasi dengan konsumen.
Cara menata rias dan perawatan wajah serta tubuh.
2. Proses perbaikan dan peningkatan produksi (process improvement).
Prinsip TQM yang berkaitan dengan proses produksi berorientasi pada pencegahan agar proses
dapat berlangsung tanpa hambatan dapat menghasilkan produk sesuai dengan yang
diharapkan.
Perusahaan melakukan perubahan maupun modifikasi yang dianggap dapat mendukung
peningkatan mutu produk. Manajemen perusahaan menetapkan beberapa tahap, yaitu:
Dokumentasikan hasil kegiatan
Meningkatkan pelatihan dan pendidikan kepada setiap karyawan.
Menetapkan suatu ukuran kinerja bagi perusahaan yang berfungsi untuk memonitor
kinerja proses dan setiap karyawan harus mengerti hal ini dengan baik.
3. Keterlibatan seluruh karyawan dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan mutu
produk (total involvement).
Pihak manajemen perusaaan menerapkan suatu komitmen bersama agar seluruh kayawan
ikut merasa terlibat dalam kegiatann perusahaan. Para karyawan PT Mustika Ratu diberikan
kebebasan untuk menerima suatu tantangan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik,
memecahkan masalah yang dihadapi, mengajukan usul serta memberikan saran-saran yang
berguna bagi perusahaan. Dengan demikian, para karyawan mempunyai rasa percaya diri dan
saling memiliki.
Tabel 5. Produksi dan produksi cacat PT Mustika Ratu
1995 2007
421,432,900 565,319,900
Tabel 6. Peningkatan produksi setelah penerapan TQM
1995 2007
421,432,900 565,319,900
ANALISIS
• Berdasarkan tabel peningkatan produk setelah penerapan TQM diatas, terlihat bahwa
perusahaan telah mengalami perbaikan dengan turunnya produk cacat .
• Melalui penerapan mutu TQM, maka mutu produk akan selalu terjaga pada suatu standar
tertentu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sistem pengawasan mutu yang baik. Dengan adanya
dokumentasian setiap kegiatan, maka tingkat kesalahan dapat diperkecil. Jika terjadi kesalahan,
maka dapat segera diatasi sehingga tidak mengganggu proses produksi.
• Dengan penerapan TQM ini dapat menekan biaya produksi dengan berkurangnya produk cacat
sehingga biaya pengerjaan ulang dapat ditekan.
• Manfaat tidak langsung adalah dapat meningkatkan motivasi karyawan PT Mustika Ratu. Hal
inidisebabkan karena para karyawan dilibatkan secara langsung dalam pegambilan keputusan
untuk kemajuan perusahaan. Dengan terciptanya suasana kerja yang baik, maka kinerja
perusahaan akan berjalan dengan baik pula.
HAMBATAN
• Adanya masalah dokumentasi pada setiap pekerjaan cukup membebani para karyawan, karena
adanya jadwal audit internal yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam satu bulan, serta jadwal audit
eksternal yang dilaksanakan setiap bulan. Oleh sebab itu karyawan merasa pekerjaan lainnya
terbengkalai. Selain itu juga muncul masalah dalam ketepatan penyampaian dokumen antara
depertemen-departemen yang terkait agaknya kurang mendapatkan perhatian, sehingga sering
menimbulkan kesalahpahaman yang tidak perlu.
• Biaya penerapan TQM yang sangat besar juga dirasakan oleh pihak manajemen PT Mustika Ratu.
Adapun biaya yang besar itu disebabkan karena adanya pelatihan-pelatihan bagi para manajer
dan terutama untuk merubah sistem manajemen PT Mustika Ratu. Di sisi lain biaya yang besar
tadi akan diimbangi oleh peningkatan produktivitas, penurunan produk cacat, dan berpeluang
untuk meraih konsumen yang lebih banyak sehingga dapat mendukung peningkatan penjualan
produk PT Mustika Ratu karena mutunya selalu terjaga dengan baik.
• Masalah program-program pelatihan penerapan TQM yang hanya diberikan kepada para manajer
level menengah dan keatas. Dengan pertimbangan atas mahalnya biaya program-program
pelatihan jika seluruh karyawan diikutsertakan.
SARAN
• Dalam penerapan TQM yang berhubungan dengan ISO 9002, masalah dokumentasi agaknya
cukup menjadi masalah, dengan adanya keharusan setiap kegiata perusahaan didokumentasikan,
dan sedikitnya waktu untuk melakukan hal tersebut. Agar masalah ini dapat diatasi, maka
diperlukan keterbukaan dan kerjasama yang solid antar departemen, dengan tujuan agar
kegiatan pendokumentasian dapat dilakukan bersama-sama dengan membagi tugas, sehingga
menghemat waktu serta dapat menciptakan sinergi perusahaan yang efisien dan kokoh.
• Meskipun biaya penerapan TQM yang besar dikeluhkan oleh pihak manajemen PT Mustika Ratu,
akan tetapi biaya awal yang besar tersebut hendaknya dilihat sebagai awal dari perbaikan kinerja
perusahaan, yang sudah tentu akan diimbangi dengan peningkatan produktivitas, penurunan
jumlah produk cacat, berpeluang untuk meraih konsumen yang lebih banyak sehingga kinerja
perusahaan meningkat.
• Program-program pelatihan kerja akan lebih baik jika diikuti oleh seluruh karyawan,
baik tingkat alas maupun bawah, dengan tujuan agar karyawan semakin terampil dan
semakin baik dalam kualitas kerja yang berujung pada peningkatan mutu produk. Jika
biayanya terlalu besar, maka perusahaan dapat membuat pelatihan internal dengan
instruktur yang berasal dari karyawan yang telah mengikuti pelatihan tersebut
sebelumnya.
• Dengan prestasi yang sudah dicapai oleh perusahaan, bukanlah merupakan suatu
alasan untuk tidak terus melakukan perbaikan pada setiap aspek yang berpengaruh
pada keberhasilan karyawan. Prestasi hari esok harus lebih baik dari hari sekarang.
QUESTION
SECTION
QUESTIONNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1. Fyra (kel 2) dalam pengendalian mutu, lebih efektif mana pengendalian teknologi sama karyawan?
2. Rihan (kel ) perusahaan jasa, travel, yg sudh punya nama, cara meningkatkan produktivitas di persusahaan
jasa?
3. Dian (kel ) contoh gangguan dalam produksi?
4. Prima (kel 5) mengganti sdm dengan mesin, tapi dikasusnya lebih pro ke sdm, gimana?
5. Fadly (kel 3) bgaimana jika kita mengganti SDM dengan teknologi, apakah indonesia sudah siap dengan
penggatian SDM ke teknologi?