Anda di halaman 1dari 34

LESI PRE-KANKER PADA KULIT

Jasen hutomo
Pembimbing : dr. Maria Dwikarya, Sp.KK
PENDAHULUAN

• Lesi prakanker kulit merupakan tumor dengan kecenderungan berkembang


menjadi kanker.
• Gambaran klinis lesi prakanker secara umum bervariasi
• Pengobatan kelainan prakanker secara umum dengan alat atau bahan
• SKDI 2
LESI PRAKANKER PADA KULIT

1. Keratosis Aktinik
2. Keratosis Arsenik
3. Keratosis Termal
4. Keratosis Hidrokarbon
5. Keratosis Radiasi Kronik
6. Keratosis Skar Kronik
7. Keratosis Viral
Bowenoid Papulosis (EP)
Epidermodysplasia Verruciformis (EV)
8. Penyakit Bowen
9. Eritroplasia (Queyrat)
10. Leukoplakia
11. Eritroplakia
1. KERATOSIS AKTINIK

• Keratosis aktinik adalah neoplasma subkutan yang terdiri dari


proliferasi sel keratinosit yang terlalu lama terkena radiasi ultraviolet.

• Dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa (SCC).

• Tersering pada usia diatas 50 tahun.

• Terjadi akibat pajanan sinar matahari secara kronis dan berkaitan


dengan penimbunan berlebihan keratin.

• Radiasi sinar matahari menyebabkan mutasi pada DNA seluler dan


mengganggu homeostasis sel.
Radiasi sinar UV  mutasi gen supresor tumor p53  mencegah
terjadinya apoptosis  mengakibatkan proliferasi sel tak terkendali
 membentuk gambaran lesi prakanker.

Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine


Gambaran lesi  makula atau plak hitam kecoklatan, berbentuk
bulat/ irregular dengan permukaan kasar, sebagian lesi menghasilkan
banyak keratin, berbentuk suatu “tanduk kulit” (cutaneous horn).

Prinsip pengobatan  destruksi lesi  bedah listrik, bedah


beku dengan nitrogen cair, salep 5-fluorourasil 1-5%.
2. KERATOSIS ARSENIK

• Adalah jenis lesi prakanker yang berhubungan dengan arsenism


kronik.

• Lesi ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi SCC invasif.

• Lebih sering pada orang dengan pekerjaan yang berisiko terpapar


arsenik yang tinggi.

• Etiologi  berhubungan dengan toksisitas dari arsenik pada


tubuh yang bergantung dari akumulasi arsenik pada jaringan
target, metabolisme, dan eliminasinya.
• Mekanisme terjadinya keratosis dan keganasan karena arsenik
tidak sepenuhnya diketahui.

• Arsenik dapat menyebabkan mutasi kromosom, kerusakan


kromosom, dan mutasi gen p53.

• Arsenik keratosis dapat berupa penonjolan ringan, eritematous,


berskuama dan plak pigmentasi.

• Rata-rata periode laten untuk berkembang menjadi SCC selama


40 tahun.
Jenis pengobatan  bedah eksisi, cryosurgery, kuretase dengan atau
tanpa elektrokauterisasi, laser CO2, kemoterapi topikal dengan 5-FU.
Gambaran klinis
• Papula pinpoint ukuran 2-10 mm
• Tampak berbelang
• Berwarna kuning
• Predileksi: Palmar dan daerah yang mendapat tekanan secara konstan

Keratosis Arsenikal
3. KERATOSIS TERMAL

• Merupakan lesi keratosis yang terdapat pada kulit oleh karena


paparan radiasi inframerah.

• Memiliki potensi untuk berkembang menjadi SCC.

• Patogenesis terbentuknya lesi tidak sepenuhnya diketahui, dan


persentase progresifitas terjadinya SCC invasif dari keratosis
termal juga tidak diketahui.

• Gambaran lesi berupa lesi erythema ab igne


• Penatalaksanaan dengan bedah eksisi, kuretase dengan atau tanpa
elektrokauter, cryosurgery, dan kemungkinan terapi laser.

• Pasien-pasien dengan erythema ab igne harus menghindari paparan


sumber panas, serta dilakukan follow up secara rutin dengan
pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal
terjadinya termal keratosis atau SCC.
4. KERATOSIS HIDROKARBON

• Merupakan lesi prakanker keratosis kulit yang terjadi pada orang-


orang yang memiliki pekerjaan dengan resiko paparan hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAHs)

• Keratosis hidrokarbon dapat berkembang menjadi SCC, namun laju


progresifitas dan risikonya tidak diketahui.

• Gambaran lesi berupa papul yang kecil, bulat sampai oval, berwarna
keabuan, pipih, yang mudah dihilangkan tanpa sisa perdarahan.
• Papul dapat membesar dan lebih verukosa, dan akhirnya dapat
berkembang menjadi SCC invasif.

• Tempat predileksi dari lesi ini adalah di wajah, bibir atas, lengan
bawah, punggung kaki, tungkai bawah, vulva dan skrotum.

• Penatalaksanaan  direkomendasikan biopsi dan pembedahan


untuk mengangkat lesi prakanker ini, terutama yang terdapat pada
vulva, skrotum, dan permukaan mukosa
5. KERATOSIS RADIASI KRONIK

• Merupakan lesi prakanker keratosis yang timbul pada kulit setelah


bertahun-tahun terpapar radiasi ion.

• Keratosis radiasi kronik dapat berkembang menjadi SCC invasif.

• Lokasi tersering dari lesi prakanker ini adalah telapak tangan, telapak
kaki, dan permukaan mukosa.

• Gambaran lesi timbul adalah papul hiperkeratotik atau plak.

• Periode laten dari waktu paparan hingga berkembang menjadi keratosis


radiasi kronik sekitar 56 tahun.
• Gambaran lesi timbul adalah papul hiperkeratotik atau plak.

• Pengobatan : bedah eksisi


6. KERATOSIS SKAR KRONIK

• Merupakan lesi prakanker yang berasal dari skar kronik, dari


bermacam-macam penyebab, umumnya karena luka bakar.

• Patogenesis dari keratosis prakanker ini tidak diketahui.

• Mekanisme yang mungkin berhubungan adalah adanya produksi


toksin karsinogen pada luka bakar, iritasi kronis yang dapat
menyebabkan kerusakan DNA.
• Gambaran lesi prakanker ini adalah hiperkeratosis papul, plak, atau
erosi pada skar kulit.

• Penatalaksaan: dengan eksisi


7. KERATOSIS VIRAL

1. Bowenoid Papulosis (EP)


2. Epidermodysplasia Verruciformis (EV)

Lesi ini disebabkan oleh Human Palilomavirus


(HPV).
BOWENOID PAPULOSIS (EP)

• BP memiliki karakteristik klinis berupa papul dan plak verukosa


pigmentasi yang awalnya pada genitalia.

• Disebabkan oleh sejumlah tipe HPV, yaitu 16, 18, 31, 35, 39, 42, 48,
51, dan 54.

• Lesi bewarna pink, coklat kemerahan, atau keunguan.


• Pengobatan meliputi kuretase dengan atau tanpa elektrokauterisasi,
laser CO2, laser YAG, cryosurgery, dan eksisi.
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS (EV)

• Merupakan kelainan genetik autosomal resesif.

• Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi SCC.

• Dapat disebabkan oleh infeksi HVP5 dan HPV8.

• Gambaran lesi  sejumlah papul dan plak yang tipis, pink, dan
datar, yang menyerupai veruka plana. Lesi ini menyebar, bersisik,
berupa makula eritematous atau hipopigmentasi.
8. PENYAKIT BOWEN

• Merupakan suatu karsinoma sel gepeng intraepidermal yang mengenai


kulit dan mukosa mulut.

• Penyakit ini adalah Squamous Cell Carcinoma (SCC) in situ yang berpotensi
berkembang menjadi SCC.

• Penyebab pasti belum diketahui secara jelas. Namun pajanan radiasi


ultraviolet, arsenism kronik, imunosupresif, pajanan radiasi ion, dan HPV
termasuk faktor etiologi

• Jarang ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Umumnya menyerang usia


30-60 tahun
• Lesi berupa eritema dengan batas-batas tegas, irregular, lentikular
sampai plakat, nodul lentikular dengan skuama atau krusta,
menyerupai plak psoriasis. Kadang terlihat permukaan hiperkeratotik
dan verukosa.

• Penatalaksanaan  eksisi untuk mengangkat semua lesi  kuretase


atau elektrokauterisasi, atau salep 5-fluorourasil topikal selama 4-12
minggu.
9. ERITROPLASIA (QUEYRAT)

• Merupakan SCC in situ yang mengenai permukaan mukosa dari penis pria
yang tidak disirkumsisi.

• Sekitar 10% kasus berkembang menjadi SCC invasif.

• Gambaran lesi berupa kemerahan dan plak pada glan penis, skrotum, atau
uretra.

• Lesi diawali oleh sebuah plak soliter pada 50% kasus.

• Pasien mengeluh adanya rasa nyeri, gatal, berdarah, dan permukaan yang
mengeras pada lokasi lesi.
• Pencegahan untuk pria yang tidak disirkumsisi adalah dengan lebih
memperhatikan kebersihan diri.

• Beberapa pengobatan yang tersedia meliputi eksisi, CO2 laser


ablation, topical 5-FU, dan topical imiquimod.
10. LEUKOPLAKIA

• Merupakan terminologi klinis yang menunjukkan predominan lesi


putih pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa
mulut ketika diusap atau dikikis dan secara klinis ataupun
histopatologi tidak termasuk penyakit lain di dalam mulut.

• Leukoplakia merupakan lesi prakanker yang paling umum pada


mukosa oral, yang memiliki potensi untuk menjadi oral SCC
(OSCC).
• Secara klinis, OL dibagi menjadi dua subtipe yaitu homogeneous
OL dan non-homogeneous OL.

• Pada homogeneous OL terdapat gambaran lesi keputih-putihan,


permukaan rata, seragam, licin atau berkerut, dapat pula beralur
atau berupa suatu peninggian dengan penggiran yang jelas.

• Pada non-homogeneous OL ditemukan gambaran lesi yang


berwarna keputih-putihan dan lesi merah (eritroleukoplakia)
yang mungkin irregular dan rata, bernodul, ulseratif, atau
verukosa.
• Pengobatan lesi prakanker ini yaitu dengan pengangkatan lesi bila
terdapat displasia sedang hingga berat.

• Dapat berupa elektrokauterisasi, cryosurgery, ataupun laser,


bergantung dari luas serta derajat displasia yang terjadi.
11. ERITROPLAKIA

• adalah makula-pacth berwarna merah pada permukaan mukosa dan


tidak dapat dikategorikan sebagai penyakit lain yang disebabkan
oleh proses inflamasi, vaskular, atau faktor traumatik.

• Etiologi dan pathogenesis terjadinya eritroplakia belum diketahui


secara pasti.

• Faktor risiko yang berhubungan dengan lesi ini adalah penggunaan


produk tembakau dan konsumsi alkohol.
Gambaran lesi  makula-patch eritematous dan asimptomatik,
diameter kurang dari 1,5 cm (dapat juga mencapai d=4cm), tepi lesi
biasanya berbatas tegas.

Penatalaksanaan  bedah eksisi.


KESIMPULAN

• Tanda khas dari lesi prakanker:


A (Asimetri) tidak teratur
B (Border) tepi tak teratur
C (Colour) warna bervariasi
D (Diameter) umumnya > 6 mm
E (Elevation) permukaan yang tidak teratur

• Bila ditemukan tanda khas tersebut  perlu dilakukan pemeriksaan


lanjutan + tatalaksana adekuat  mencegah keganasan.
• SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai