Anda di halaman 1dari 20

LESI PREKANKER KULIT

Azora Khairani Kartika


04054821820119
Pembimbing:
dr. Inda Astri Aryani, Sp.KK.
Tinjauan Pustaka Dokter Muda
Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi FK Unsri/RSMH
PENDAHULUAN
■ Lesi prekanker kulit merupakan kelainan pada kulit dengan kecenderungan untuk

berkembang menjadi kanker.

■ Gambaran klinis  tanda keratosis, ulserasi, papul, dan nodul.

■ Secara histopatologi ditemukan perubahan abnormal dari polarisasi sel normal, nuklear

pleomorfisme, peningkatan mitosis, gambaran mitosis abnormal, dan kelainan diferensiasi

■ Sebagian kasus kanker kulit sering didahului dengan timbulnya lesi prekanker yang khas,

namun kurangnya kewaspadaan terhadap gambaran klinis perubahan lesi prekanker 

prognosis menjadi buruk.


Lesi Prekanker Kulit
1. Keratosis Aktinik
2. Keratosis Arsenik
3. Keratosis Termal
4. Keratosis Hidrokarbon
5. Keratosis Radiasi Kronik
6. Keratosis Viral
Bowenoid Papulosis (BP)
Epidermodysplasia Verruciformis (EV)
8. Penyakit Bowen
9. Leukoplakia
10. Eritroplasia Queyrat
Keratosis Aktinik
■ Akibat pajanan sinar matahari

■ Berpotensi menjadi Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) ± 1-20 %

■ Predileksi  wajah, leher, kulit kepala, dan ekstremitas

■ Gejala umum  gatal, terbakar atau nyeri, pendarahan, dan krusta

■ Metode pengobatan  krioterapi, kuretase dengan / tanpa bedah listrik, eksisi,

agen topikal, dan terapi fotodinamik


Faktor Risiko
Keratosis Aktinik
Derajat Keratosis Aktinik
■ derajat 1  makula eritem tanpa
tanda hyperkeratosis

■ derajat 2  lesi hiperkeratosis


warna kuning dengan dasar
eritem

■ derajat 3  lesi hiperkeratosis


warna kuning-kecoklatan yang
tebal menyerupai tanduk,

■ kerusakan area yang luas 


apabila ditemukan beberapa lesi
pada area dengan dasar eritem Sumber: Keohane S, et al. Actinic (Solar) Keratosis Primary Care Treatment
yang luas Pathway. Primary Care Dermatologist Society. September 2012. p.1-2
Keratosis Termal
■ Keratosis Termal  lesi prakanker akibat paparan radiasi inframerah
jangka panjang

■ Dapat berkembang menjadi KSS

■ Sumber radiasi inframerah  bantalan pemanas listrik dan radiasi


yang berasal dari komputer/laptop
■ Lesi awal  erythema ab igne (EAI).

■ Lesi dengan pigmen merah-coklat,


retikular dan telangiektasia

■ Pengobatan  bedah eksisi, kuretase


dengan atau tanpa elektrokauter,
cryosurgery, dan kemungkinan terapi
laser.
Sumber: Quinn, AG, et al. Non-Melanoma Skin Cancer and Other
Epidermal Skin Tumours. Rook’s Textbook of Dermatology 8th Edition.
2010. p.2462-2650.
Keratosis Arsenik
■ Keratosis Arsenik  jarang berkembang menjadi KSS invasif, tetapi
agresif untuk metastasis

■ Arsenisism kronis  hasil paparan dengan obat, kerja, dan lingkungan


yang berkaitan dengan arsenik yang tinggi

■ Mekanisme terjadinya keratosis dan keganasan karena arsenik belum


diketahui.

■ Arsenik dapat menyebabkan mutasi kromosom, kerusakan kromosom,


dan mutasi gen p53.
Sumber: Fitzpatrick TB, et al. Colour Atlas
and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th
ed. New York: McGraw-Companies; 2013.
p.224-233.

■ Gambaran klinis  penonjolan, keratotik, papul pinpoint warna kuning dan


berlokasi di telapak tangan dan telapak kaki

■ pengobatan  eksisi bedah, cryosurgery, kuretase dengan/tanpa bedah


listrik, perawatan laser CO2 dan topikal kemoterapi dengan 5-FU.
Keratosis Hidrokarbon
■ Terjadi pada orang yang terpapar polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)
 tar penyuling, pekerja aspal, pekerja pemeliharaan jalan tol, dan tukang
diesel.

■ Lesi  papul kecil, bulat-oval, warna keabuan, pipih, mudah dihilangkan


tanpa sisa perdarahan

■ Predileksi  wajah, bibir atas, lengan bawah, punggung kaki, tungkai


bawah, vulva dan skrotum.
Keratosis Akibat Radiasi Kronik
■ Akibat paparan radiasi sinar-X jangka panjang

■ Predileksi  telapak tangan, telapak kaki, dan permukaan mukosa.

■ Lesi  papul hiperkeratotik atau plak

■ Periode laten untuk menjadi keratosis dapat hingga 56 tahun setelah paparan

Sumber: Fitzpatrick TB, Johnson RA, Klaus W,


Suurmond D. Colour Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 7th ed. New York: McGraw-
Companies; 2013. p.224-233.
Keratosis Viral
■ Keratosis viral dikenal juga dengan kutil, dan disebabkan oleh Human
Papilomavirus (HPV).

■ Jenis keratosis viral :

– Papulosis Bowenoid (BP)

– Epidermodisplasi Verusiformis (EV).


Papulosis Bowenoid
■ Lesi  papul dan plak verukosa
pigmentasi

■ Sulit membedakan dari liken planus,


kondiloma akuminata, psoriasis, dan
kondisi lain.

■ Etiologi  HPV subtipe 16, 18, 31, 35,


39, 42, 48, 51, dan 54

■ Pengobatan  topikal imiquimod, Sumber: Duncan KO, Geisse JK, Leffell DJ. Epidermal and
Appendageal Tumors. Dalam: Freedeberg IM, et al (editor).
elektrokoagulasi, krioterapi, dan Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. Vol 2. New
York: McGraw Hill Book Co; 2012. p.1261-1283.
pembedahan eksisi
Epidermodisplasia Verusiformis
■ Kelainan genetik autosomal resesif

■ Lesi  papul dan plak tipis, berwarna merah


muda, dan datar menyerupai veruka plana,
serta konfluen, bersisik, dan berupa makula
eritematosa atau hipopigmentasi mirip tinea
versikolor

■ Etiologi  infeksi HPV subtipe 5 dan 8


Sumber: Latour, Irene, et al. Epidermodysplasia Verruciformis: A
Pediatric Case Report. J Am Acad Dermatol Vol 72 Issue 5. 2015.
p.332-340.
Penyakit Bowen
■ Karsinoma sel skuamosa in situ

■ Termasuk lesi prekanker terbanyak


bersama dengan keratosis aktinik

■ Lesi  diskret, perlahan membesar, plak


tipis merah muda sampai merah dengan
batas tegas dan tidak teratur

■ Pengobatan  eksisi

Ket: (A) lesi berupa plak lebar pada kaki. (B) pada vulva,
mukosa vagina dan perianal. (C) pada jari tangan. (D) lesi
psoriasiform dengan skuama, hiperkeratotik, dan krusta
hemoragik pada permukaan.
Eritroplasia (Queyrat)
■ Lesi  diawali sebuah plak soliter pada 50% kasus.

■ Predileksi  glan penis, skrotum, atau uretra.

■ Gejala  nyeri, gatal, berdarah, dan permukaan yang


mengeras pada lesi

■ Faktor risiko  higienitas buruk, penumpukan


smegma, suhu panas, gesekan, trauma, dan infeksi
HPV khususnya subtipe 8 dan 16
Sumber: James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s
Disease of the Skin, Clinical Dermatology. 10th ed.
Philadelphia: WB Saunders Co; 2006. p.640-645
Leukoplakia
■ Leukoplakia  lesi prakanker pada
mukosa oral, memiliki potensi menjadi
Oral Squamous Cell Carcinoma (OSCC).

■ Faktor risiko  penggunaan produk


tembakau, alkohol, riwayat OSCC atau
luka premalignant sebelumnya, dan
infeksi dengan subtipe HPV tertentu
Sumber: Neville, BW, et al. Oral Cancer and Precancerous
Lesions. CA Cancer J Clin 2012;52:p.195-215.
■ Pengobatan  bedah listrik, cryosurgery,
atau laser.
SIMPULAN
■ Lesi prekanker kulit merupakan kelainan pada kulit dengan kecenderungan untuk
berkembang menjadi kanker (ganas).
■ Lesi prekanker kulit yang berasal dari keratinosit terbagi atas keratosis aktinik,
keratosis termal, keratosis arsenik, keratosis hidrokarbon, keratosis akibat radiasi
kronik, keratosis viral (papulosis bowenoid dan epidermodisplasia verusiformis),
penyakit Bowen, eritroplasia (Queyrat), dan leukoplakia.
■ Lesi prekanker yang paling sering dijumpai adalah keratosis aktinik dan penyakit
Bowen.
■ Masing-masing lesi prekanker memiliki etiologi dan gambaran klinis yang berbeda,
namun sama-sama berpotensi menjadi karsinoma sel skuamosa (KSS).
■ Edukasi dan peringatan kepada pasien juga diperlukan, terutama mengenai tanda-
tanda khas lesi prakanker dan risiko kekambuhan yang dapat terjadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai