STANDARISASI, DAN
SPESIFIKASI
Kehadiran : 10 %
Tugas : 15 %
Quiz : 10 %
MID Test/UTS : 25 %
UAS : 40 %
1910 – 1930 Al-alloy, Mg-alloy, Ni-alloy Fused silica Nylon, Acrylic, Polystyrene.
1940 – 1960 Ti, V, Cr-alloy, Hf, Nb, Mo- Mullite, Titania, Polyethylene
alloys, Zr, Ta, W-alloys. Pyroceramic, Spinels, Epoxies
1970 -1980 Glassy metal, shape Alumina, Silicoon carbide Polysulphones
memory metal. New ceramic, Cermet, Urethanes
Pengembangan berikutnya Urania, Berylia, etc.
1980 - 2000 New polymer (strong, heat
relatif lambat resistance, etc.)
Klasifikasi Material
(1) Material logam, merupakan elemen kimia yang tersusun dalam bentuk
kristal, secara visual opaque, lustrous, penghantar listrik dan panas yang
baik, apabila di poles menjadi reflektor sinar. Umumnya logam bersifat kuat,
ulet, bisa ditempa, relatif lebih berat daripada material lain, seperti baja
(Fe), aluminium (Al), tembaga (Cu), seng (Zn), nikel (Ni), titanium (Ti), dll.
(2) Keramik, termasuk material an-organik, non metallic solid, yang
dimanfaatkan setelah melalui proses pemanasan, bahkan dikombinasikan
dengan tekanan tinggi. Sehingga bersifat stabil pada temperatur tinggi,
isolator, tahan korosi, dll. Seperti Urania (UO 2), beryllia (BeO), alumina
(Al203) bahan keramik yang dipakai di lingkungan industri reaktor nuklir.
(3) Polimer (dikenal sebagai plastik atau resin), material yang terdiri dari
kumpulan rantai unit molekular (monomer atau mers) menjadi ikatan
berulang membentuk molekul lebih besar (makromolekul). Perkembangan
iptek 50 tahun terakhir memicu penemuan sintentik organik dan polimer
an-organik meningkat dengan pesat (fiber, plastik, rubber, paint, coating
material, dll.)
(4) Komposit material, merupakan campuran dari ketiga material tersebut
diatas. Seperti fiberglass, merupakan campuran antara polimer sebagai
matrik dan serat kaca (fiber) sebagai penguatnya.
Two-phase alloys
Eutecticts
METALS
Laminates Cermets
Dispersion-strengthened alloys
Reinforced concrete
Wood Two
Carbon-fiber polymers
Rubber-filled POLYMERS Boron-fiber polymers CERAMICS phase
Polymers ceramics
Ceramics-filled polymers
Fibre glass Pyroceramic
GLASSES
Phase-separated glasses
The classes of engineering materials and the composites which can be formed within a class and
between classes
Tahapan Pemilihan Material
Pemilihan material bisa dikategorikan sebagai proses problem solving,
melalui tahapan umum :
(1) Analisa problem
(2) Formulasi solusi alternatif
(3) Evaluasi alternatif
(4) Pengambilan keputusan
Tahapan proses seperti tersebut diatas dapat dikembangkan :
1. Disainer menyusun daftar kondisi operasional dan lingkungan, dimana
produk akan berfungsi;
2. Berdasarkan daftar, diperlukan jawaban yang diperlukan agar produk
tahan dan mampu menghadapi kondisi tersebut, termasuk perubahannya,
3. Disainer menyusun beberapa material, membandingkan sifat-sifatnya satu
sama lain, dikaitkan dengan kondisi operasional dan lingkungan.
4. Disainer menentukan / memilih material dengan pertimbangan
menyeluruh.
Rancang Bangun & Rekayasa Teknik
(1)Persyaratan fungsional;
Ada dua alasan mengapa material tertentu untuk aplikasi tertentu pula
selalu dipilih, karena : (1) material tersebut sudah umum (alasan teknis
dan ekonomis saat itu) seperti pelat baja karbon bodi mobil, besi cor
untuk rumah mesin, dll; (2) material tersebut mempunyai sifat yang
cocok dan unik sesuai fungsinya.
REGIONAL :
???
NASIONAL :
ANSI, JIS, SNI, BS, DLL.
INDUSTRI :
API, ASME, SAE, TEMA, SII, ETC.
PERUSAHAAN (COMPANY) :
Operator, Contractor, Supplier
APAKAH UNIFIED NUMBERING SYSTEM
( UNS ) ?
(1) Tahun 1967 :
SAE dan ASTM menyusun standard sebagai supplement yang sudah ada.
(2) Tahun 1974:
SAE dan ASTM mengeluarkan dokumen panduan ( sekitar 1000 spesifikasi baja,
stainless steel dan super alloy, aluminium, dll. )
(3) Tahun 1986 :
UNS-Handbook ( Edisi ke-4 ) di cetak dan dipakai sebagai Worldwide Guide; dan sudah
memuat sekitar 3000 informasi tentang material.
Diskripsi UNS :
• Dikategorikan ke dalam 18 group material dan paduan.
• Cara penomoran menggunakan awalan huruf tunggal di ikuti angka 5 digit.
( Contoh: AISI 1020 ---> UNS G10200; AISI SS 316 ---> S 31600;
AA AI 2024 ---> UNS A92024 )
UNIFIED NUMBERING SYSTEM - UNS
For example, (a) carbon steel, presently indentified by AISI 1020, is covered
by UNS G11020; (b) free cutting brass, now indentified by CDA 360, is
covered by UNS C36000.
APAKAH SPESIFIKASI ???
Tabel 1. Standard produk baja (USA)
KRITERIA DALAM MENYUSUN SPESIFIKASI
KLASIFIKASI BAHAN / MATERIAL
FUNGSI :
(1) Standard atau spesifikasi bahan/material logam
(2) Pedoman untuk pemilihan material ( material selection )
(3) Dokumentasi bagi konsumen dan produsen
TUJUAN :
(1) Mengetahui produk / material logam yang tersedia di pasaran.
(2) Karakterisasi produk / material logam untuk keperluan
rekayasa teknik, antara lain;
(a) Technical drawing,
(b) Purchasing specification
KLASIFIKASI SPESIFIKASI
GRADE :
Digunakan untuk membedakan material baja dan panduannya atas dasar
komposisi kimia atau kadang-kadang menunjukkan kekuatan bahan.
TYPE :
Digunakan untuk membedakan material baja dan panduannya berdasarkan
proses de-oksidasi yang dilakukan: atau kadang-kadang komposisi
kimianya.
CLASS :
Digunakan untuk membedakan material baja dan panduannya atas dasar
strata kekuatannya atau surface smothness.
smothness
CONTOH :
• Karakteristik khusus
• Aplikasi tertentu
• Proses fabrikasi lanjut, atau manufacturing khusus, dan lain-lain.
TUJUAN :
(1) Agar terjadi komunikasi yang baik antara para produsen, atau
antara produsen dan konsumen.
(2) Mendiskripsikan kualitas produk logam baja dan panduan sesuai
dengan yang diinginkan atau penggunaannya maupun fungsinya.
DESKRIPTOR KUALITAS BAJA KARBON DAN
PANDUAN
A. Baja Karbon
1. Semi finished for forging
1.1 Forging Quality
• Special Hardenability
• Special Internal Soundness
• Nonmetallic Inclusion Requirement
• Special Surface
DESKRIPTOR KUALITAS BAJA KARBON DAN
PANDUAN ( lanjutan )
Paduan rendah (low alloy) total elemen paduan < 5%, dan paduan tinggi
(high alloy) total element paduan > 5, dimana ditambah huruf X di depan
angka awal (karbon). Pada paduan tinggi, angka dibelakang elemen
paduan menunjukkan prosentasenya tanpa memperhatikan faktor
pembagi diatas.
DIN Material Designation
Contoh :
1) 55 CrNiMoV 4 2 4 (DIN 1.2742), komposisinya C = 0,55%, Cr = 1%, Ni =
0,50%, Mo = 0,40%, V < 0,10% (tidak dituliskan). Dalam tabel tertulis C = 0,53-
0,58%, Cr = 0,90-1,10%, Ni = 0,45 - 0,60%, Mo = 0,38-0,48%, V = 0,03-0,10%.
Ferrous Nonferrous
Low alloy
Gray Ductile White Malleable
iron Nodular iron iron
iron
High alloy
300 SERIES
• The 18% Chromium and 8 % Nickel
• Austenitic Stainless Steels - non magnetic
• Easy to weld, but does not perform well in chloride
environments
200 SERIES
A higher percentage of manganese and lower nickel content is used
to reduce cost. Nitrogen is added as strengthening agent. These
alloys have higher tensile strength and equal or greater corrosion
resistance than many of the 300 series.
FERRITIC STAINLESS STEEL
400 SERIES
Ferritic Stainless steel have 11.5 to 18 % Chromium Lower
carbon content, than Martensitic Stainless Steels.
Type 430, 442 and 446 are not hardenable
400 SERIES
Martensitic Stainless Steels containing 11 to 14 % Chromium.
Such as 410, 420 and 440C. These types have sufficient carbon to
promote hardening when steel is cooled from 1900 0 F and are called
Hardenable Stainless Steels.
MARTENSITIC STAINLESS STEEL
500 SERIES
Not true stainless steels, but has useful properties derived from the
chromium and molybdenum contents, e.g. SS 501, 502, 503 and 504
The lower chromium content and lower molybdenum content ( 5% Cr,
0,5% Mo, and 9% Cr, 1% Mo ) provide excellent strength at the
temperatures found in high pressure steam piping.
They are ferritic in the annealed condition, but are martensitic after rapid
cooling in air or a liquid medium from above the critical temperature.
PRECIPITATION HARDENING - SS
The merit of the PH-SS is that they combine the strength of martensitic
alloys and the corrosion resistance of austenitic stainless steel. PH types
generally are heat treated to final properties by the fabricator, thereby
offer a desirable combination of high strength, corrosion resistance and
fabricability. E.g. SS 17-4 PH, SS 17-7 PH (631) , SS 15-5 PH, PH 15-7
Mo (632),
Baja Paduan
• Baja paduan rendah berkekuatan tinggi
(high strength alloy steel)
– C<0,30%
– Strukturmikro: butir besi- halus, fasa kedua
martensit & besi-
– Produknya: pelat, balok, profil
• Baja fasa ganda (Dual- phase steel)
– Strukturmikro: campuran besi- & martensit
Baja paduan rendah berkekuatan
tinggi
Kekuatan luluh Komposis kimia Deoksidasi
103 Psi MPa
35 240
40 275
S = kualitas struktur F = kill + kontrol S
45 310
50 350 X = paduan rendah K = kill
60 415
W = weathering O = bukan kill
70 485
80 550 D = fasa ganda
100 690
120 830
140 970
Cth. 50XF
50 kekuatan luluh 50x103 Psi
X paduan rendah
F kill + kontrol S
Baja tahan karat
• Sifatnya tahan korosi, kekuatan &
keuletan tinggi dan kandungan Cr tinggi
• Kandungan lain : Ni, Mo, Cu, Ti, Si, Mg,
Cb, Al, N dan S
Jenis baja tahan karat
• Austenitik (seri 200 & 300)
– Mengandung Cr, Ni dan Mg
– Bersifat tidak magnit, tahan korosi
– Utk peralatan dapur, fitting, konstruksi, peralatan
transport, tungku, komponen penukar panas,
linkungan kimia
• Ferritik (seri 400)
– Mengandung Cr tinggi, hingga 27%
– Bersifat magnit, tahan korosi
– Utk peralatan dapur.
Jenis baja tahan karat
• Martemsitik (seri 400 & 500)
– Mengandung 18%Cr, tdk ada Ni
– Bersifat magnit, berkekuatan tinggi, keras, tahan
patah dan ulet
– Utk peralatan bedah, instrument katup dan pegas
• Pengerasan presipitasi
– Mengandung Cr, Ni, Cu, Al, Ti, & Mo
– Bersifat tahan korosi, ulet & berkekuatan tinggi pada
suhu tinggi
– Utk komponen struktur pesawat & pesawat ruang
angkasa
Jenis baja tahan karat
• Struktur Duplek
– Campuran austenit & ferrit
– Utk komponen penukar panas & pembersih
air
Besi cor
• Besi tuang
disusun oleh
besi, 2,11-4,50%
karbon dan
3,5% silikon
• Kandungan Si
mendekomposisi
Fe3C menjadi
Fe- dan C
(garfit)
Jenis besi cor
• Besi cor kelabu
• Besi cor nodular (ulet)
• Besi cor tuang putih
• Besi cor malleable
Besi cor kelabu
• Disusun oleh
serpihan C (grafit)
yang tersebar pada
besi-
• Bersifat keras &
getas
Besi cor nodular (ulet)
• C (grafit)nya
berbentuk bulat
(nodular) tersebar
pada besi-.
• Nodular terbentuk
karena besi cor kelabu
ditambahkan sedikit
unsur magnesium dan
cesium
• Keras & ulet
Besi cor putih
• Disusun oleh besi-
dan besi karbida
(Fe3C)
• Terbentuk melalui
pendinginan cepat
• Getas, tahan pakai
& sangat keras
Besi cor malleable
• Disusun oleh besi-
dan C (grafit)
• Dibentuk dari besi
cor putih yang dianil
pada 800-900oC
dalam atmosphere
CO & CO2
Logam Bukan
Besi
Pendahuluan
• Logam & paduan bukan besi
– Logam biasa: Al, Cu, Mg
– Logam/paduan tahan suhu tinggi: W, Ta, Mo
• Aplikasi utk
– Ketahanan korosi
– Konduktifitas panas $ listrik tinggi
– Kerapatan rendah
– Mudah dipabrikasi
• Cth.
– Al utk pesawat terbang, peralatan masak
– Cu utk kawat listrik, pipa air
– Zn utk karburator
– Ti utk sudu turbin mesinjet
– Ta utk mesin roket
Alimunium
Produk Wrough
1xxx Al murni: 99,00%
2xxx Al+Cu
3xxx Al+Mn
4xxx Al+Si
5xxx Al+Mg
6xxx Al+Mg+Si
7xxx Al+Zn
8xxx Al+unsur lain
Alimunium
Produk Cor
Al 3+ 0,053 Br - 0,196
Ba 2+ 0,136 Cl - 0,181
Ca 2+ 0,100 F- 0,133
Cs + 0,170 I- 0,220
Fe 2+ 0,077 O 2- 0,140
Fe 3+ 0,069 S 2- 0,184
K+ 0,138
Mg 2+ 0,072
Mn 2+ 0,067
Na 2+ 0,102
Ni 2+ 0,069
Si 4+ 0,040
Ti 2+ 0,061
Struktur Kristal Tipe AX
Cth.; NaCl, CsCl, ZnS dan intan
• Struktur NaCl (Garam)
– Bentuk kubik berpusat muka
(FCC)
– 1 atom kation Na+ dikelilingi 6
atom anion Cl- (BK 6)
– Posisi atom kation Na+: ½½½,
00½, 0½0, ½00
– Posisi atom anion Cl-: 000,
½½0, ½0½, 0½½
– Cth seperti kristal garam: MgO,
MnS, LiF dan FeO.
– Perbadingan jari-jari atom kation
dan anion = 0,102/0,181 = 0,56
Struktur kristal tipe AX
• Struktur CsCl
– Bentuk kubik sederhana
(simple cubic)
– 1 atom kation Cs+ dikelilingi
8 atom anion Cl- (BK 8)
– Posisi atom kation Na+: ½½
– Posisi atom anion Cl-:000
– Perbandingan jari-jari aton
kation dan anion =
0,170/0,181 = 0,94.
Struktur kristal tipe AX
• Struktur ZnS
– Bentuk Sphalerite
– 1 atom kation Zn+ dikelilingi 4
atom anion S- (BK 4)
– Posisi atom kation Zn+:
¾¾¾, ¼¼¾, ¼¾¼, ¾¼¼
– Posisi atom anion S-: 000,
½½0, ½0½, 0½½
– Cth seperti kristal ZnS: ZnTe,
BeO dan SiO.
– Perbandingan jari-jari atom
kation dan anion =
0,060/0,174 = 0,344
Struktur kristal AX
• Struktur intan
– Bentuk sama seperti
ZnS, tetapi seluruh
atomnya diisi atom C.
– Ikatan atomnya ikatan
atom kovalen
Thermosetting
Strukturnya berupa cross-lingked network, sehingga bersifat keras
dan kaku. Jika dipanaskan, network tetap utuh sampai temperatur
tertentu dimana molekul-molekul plastik disintegrasi; dan kalau
kembali di dinginkan secara kimiawi tidak kembali seperti semula
(ireversible). Oleh karena itu thermosetting tidak dapat kehilangan sifat
kekakuannya.
Elastomers
Material rubber dan seperti rubber (rubber-like), yang bersifat
reversible elasticity , artinya dapat ditarik sampai sekitar
duakalinya dari panjang orisinalnya. Pada temperatur kamar
elastomer dan merecover bentuk orisinal dan ukurannya setelah
beban deformasi yang dialami dihilangkan.
Pada temperatur cukup rendah kebanyak elastomer menjadi kaku
dan getas.
Beberapa contoh material elastomer, antara lain :
* Butyl rubber
* Nitrile rubber
* Neoprene rubber
* Urethane
* Soft or hard natural rubber
* Silicone rubber
Terima Kasih