Anda di halaman 1dari 25

Tugas Advance Materials

COMPOSITE
Dosen Pengampu : Prof. Dr.Rer.Nat. Heru Susanto, S.T., M.T.
Presented by : Calaelma Logys Imalia - 21030119420023
Magister Teknik Kimia UNDIP
INTRODUCTION

1 2 3
Bahan komposit dibentuk Penyusun komposit Bentuk bahan utama
dengan menggabungkan secara umum adalah yang digunakan
dua atau lebih bahan yang logam, bahan dalam pembentukan
memiliki sifat yang sangat organic, dan bahan komposit
berbeda. Kedua bahan anorganik adalah serat,
tersebut tidak larut atau partikel, lamina,
bercampur satu sama lain. layer, flakes
Dengan sifat berbeda
yang dimiliki oleh setiap
bahan akan memberikan
properti yang unik untuk
komposit.
HISTORY
1500 SM , Orang Mesir dan pemukim Mesopotamia menggunakan
campuran lumpur dan jerami untuk membuat bangunan yang kuat dan
tahan lama

2000-an. Nanoteknologi mulai digunakan dalam 1 1200 M, bangsa Mongol menemukan busur komposit
produk komersial sebagai penguat komposit pertama menggunakan kombinasi ‘animal glue’
dalam polimer untuk meningkatkan sifat mekanik,
termal, dan listrik. Ex: Carbon Nanotube
8 2 dengan tulang, dan kayu utk alat peperangan.
Perkembangan dan kebutuhan material komposit
juga menghasilkan industri fiber reinforced polymers
(FRP).

1980-1990, komposit pertama diaplikasikan


sebagai infrastruktur penyebrangan di Asia 7 3 Pada 1945, > 7 juta pon serat kaca digunakan
untuk aplikasi militer
dan Eropa

1950, Komposit berkembang diaplikasikan untuk


1970, industri komposit mulai berkembang,
banyak resin yang digunakan sebagai penguat
6 4 konstruksi transportasi, Komposit FRP memiliki
keunggulan dalam menanganai korosi

5
1960, serat karbon pertama digunakan sebagai penguat komposit Sumber: InnoTech Alberta (Formerly Alberta Research Council (1921–2010))
and Alberta Innovates Technology Futures (2010–2016)
POLYMER MATRIX Perbandingan Antara Polimer Termoset dan Termoplastik

Menurut (Kalpakjian and Schmid, 2001) dan Termoset Termoplastik


(Cantwell and Morton, 1991) komposit Processing Mengandung monomer yang saling Bahan yang mudah melunak saat
berhubungan selama pemrosesan dipanaskan membuat bahan ini bisa
terdiri dari 3 komponen: untuk membentuk ikatan kimia yang dicetak ulang tanpa berpengaruh pada
1. Matriks sebagai fase kontinu tidak dapat diubah, karakteristik property fisik material
produk yang bisa meleleh saat
2. Matriks sebagai fase penguat atau dipanaskan membuat thermoset
terdispersi, termasuk serat dan partikel; ideal untuk aplikasi dgn panas tinggi.
Ex : Elektronik
dan
3. Daerah interfase halus atau disebut
dengan interface Features • Tahan terhadap bahan kimia • Tahan terhadap penyusutan
and • Tahan terhadap panas • Memiliki kelenturan yang tinggi
Benefits • Tahan terhadap deformasi
 Material matriks umumnya adalah
keramik, logam, dan polimer. Yang banyak Tidak dapat didaur ulang Dapat didaur ulang
dipasaran adalah polimer Tidak dapat dicetak ulang Bisa dibentuk kembali
 Ada beberapa jenis matriks polimer yang Mudah untuk diisi penguat serat dan Lebih sulit untuk diisi penguat serat
berbeda yang dapat digunakan dalam fillers atau fillers
material komposit, diantaranya yaitu Lebih tahan terhadap suhu tinggi Resistensi benturan tinggi, chemical
termoset dan termoplastik daripada termoplastik resistant
Desain yang sangat fleksibel High crystalline
Harga yang murah Lebih mahal dari pada termoset
Matriks Polimer Termoset dan Termoplastik
REINFORCEMENT
 Penguat komposit bisa dalam berbagai bentuk Serat yang paling umum digunakan untuk matriks
seperti serat, serpihan, atau partikel komposit:
 Masing-masing memiliki properti sendiri yang 1. Serat karbon (AS4, IM7, dll.)
dapat dikontribusikan ke komposit 2. Serat kaca (E-glass, S-glass, dll.)
 Di antara berbgai bentuk, serat adalah yang 3. Serat aramid (Kevlar dan Twaron)
paling umum digunakan dalam aplikasi komposit 4. Serat boron

Jenis Komposisi Serat kaca


• Grade A : kaca alkali tinggi
• Grade C : kaca chemical resistant untuk lingkungan
asam atau korosi
• Grade D : kaca dielektrik rendah, transparansi yang
baik terhadap radar (kaca kuarsa)
• Grade E : kelas isolasi
• Grade M : kaca modulus tinggi
• Grade R : kaca reinforcement, setara dengan S-glass di
Eropa
• Grade S : kaca high strength
Komposisi Serat Kaca Yang Umum Digunakan
Untuk Material Komposit

Mechanical properties of the main grades of glass


fibre
COMPOSITE APPLICATIONS
Aerospace
Komposit dengan termoset digunakan untuk sekat, badan pesawat, sayap, dan beberapa
aplikasi sipil dan militer seperti air-foil surfaces, antenna structures, compressor blades,
engine bay doors, fan blades etc. Original Equipment Manufacture (OEM) seperti Airbus
dan Boeing telah menggunakan potensi penggunaan material komposit untuk aplikasi
skala besar dalam penerbangan NASA

Arsitektur
Bahan komposit yang bergelombang, melengkung, bergaris, atau berkontur secara
arsitektural menawarkan fleksibilitas desain dan dapat dicetak menjadi bentuk yang rumit
dan unik

Otomotif dan Transportasi


Material komposit digunakan dalam material bearing, bodies, connecting rod,
crankshafts, cylinder, engines, piston. Sementara polimer yang diperkuat serat seperti
CFRP pada mobil mendapatkan perhatian paling besar. Komposit juga berperan besar
dalam meningkatkan efisiensi bahan bakar di truk dan sistem transportasi
Konstruksi dan Infrastruktur
COMPOSITE APPLICATIONS Komposit thermoset menggantikan banyak bahan tradisional untuk rumah dan komponen
kantor arsitektur seperti pintu, panel dinding, dan bingkai jendela. Komposit digunakan di
seluruh dunia untuk membantu membangun dan memperbaiki berbagai macam aplikasi
infrastruktur, dari bangunan dan jembatan hingga jalan raya dan rel kereta api

Corrosive Enviroments
Komposit sering kali menjadi bahan pilihan untuk aplikasi dalam penanganan bahan kimia,
korosif lingkungan, paparan luar ruangan, dan kondisi lingkungan lainnya seperti pabrik
pemrosesan bahan kimia, kilang minyak dan gas, konversi pulp dan kertas, dan fasilitas
pengolahan air.

Electrical
Dengan sifat dielektrik yang kuat yang termasuk komponen termoset. Aplikasi komposit
dalam beberapa aplikasi seperti arcchutes, arc shields, bus supports and lighting
components, circuit breakers, control system components, metering devices, terminal
boards, etc.

Energy
Material komposit menawarkan kekuatan dan fleksibilitas produsen angin dalam
pemrosesan dengan tambahan manfaat berupa komponen dan produk yang ringan (Power
Engineering). Menurut Dewan Energi Angin Global, tren industri tsb dapat meningkat dua
kali lipat dalam beberapa tahun mendatang. Ex: Pembuatan blade turbin angin
CASE STUDY
1. PENYIMPAN ENERGY THERMAL
2. BIOMATERIAL UNTUK TISSUE ENGINEERING
3. THERMAL PROTECTION UNTUK AEROSPACE
PENYIMPAN ENERGI THERMAL
Komposit Palmitic Acid/ SiO2 dengan Flame Retardant Sebagai Thermal Energy Storage (Fang et al., 2011)
• Pada penelitian ini, material pengubah fasa (PCM) dibuat dari komposit dari bahan organic yaitu asam palmitat
yang dikombinasikan dengan SiO2.
• Fungsi dari SiO2 adalah untuk meningkatkan konduktivitas termal dari PCM, mencegah kebocoran PCM yang
meleleh selama proses perubahan fasa. SiO2 juga memiliki sifat flame retardant sehingga sangat tepat
digunakan untuk menstabilkan panas dari PCM.

1 2 3 4
40g tetraetil silikat, 40 g etanol Campuran sol akan Asam Palmitat ditambahkan Asam palmitat dan melamin
anhidrat dan 80 g distillated diperoleh setelah reaksi ke campuran sol yang telah diadsorpsi dan tersebar
water ditambahkan ke dalam labu hidrolisis dan kondensasi terbentuk. Campuran sol dalam SiO2 jaringan 3
500 ml. pH campuran disesuaikan tetraethyl silikat terjadi. diaduk 800 rpm selama 40 dimensi. Komposit
2-3 dengan menambahkan sedikit menit dan suhu campuran dikeringkan dalam oven
asam klorida, campuran diaduk tersebut dipertahankan vakum pada suhu 70°C
pada kecepatan 500 rpm selama pada 80°C. Setelah itu selama 10 jam. Komposit
90 menit dengan magnetic stirer melan ditambahkan dalam asam palmitat/SiO2 akan
sedangkan suhu campuran campuran dan akan diperoleh dengan berbagai
dikontrol pada 65°C mengalami polimerisasi. komposisi
menggunakan constant
temperature bath.
Berbagai Variasi
Komposisi
Komposit Asam
Palmitat/Melami
n

Hasil Analisa FTIR Komposit Palmitic Acid/ SiO2

• Berdasarkan hasil analisa FTIR melamin tersebar dalam jaringan


berpori SiO2.
• Puncak penyerapan SiO2 pada 1083, 960 dan 463 cm-1 tidak berubah
dalam spektrum TESM3.
• Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada interaksi kimia antara gugus
fungsional asam palmitat, melamin dan SiO2. Asam palmitat terikat
pada pori-pori SiO2 melalui gaya tegangan kapiler dan permukaan,
maka dari itu melted palmitic acid pada komposit terdeteksi.
Hasil Analisa XRD Komposit Palmitic Acid/ SiO2 Hasil Analisa TGA Komposit Palmitic Acid/ SiO2
• Berdasarkan analisa
hasil TGA menunjukkan
bahwa jumlah residu
dari TESM2 dan TESM3
dengan melamin lebih
tinggi dari pada TESM1,
dan jumlah residu dari
komposit dengan
melamin meningkat
dengan meningkatnya
fraksi massa melamin.

• Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa intensitas


puncak XRD dari melamin dalam komposit lebih • Hal ini karena melamin membentuk lapisan karbonat silikat yang
rendah dari melamin murni. menumpuk di permukaan, yang mengisolasi bahan dasar dan
• Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran kristalit melamin memperlambat kecepatan produk yang mudah menguap yang
menjadi lebih kecil pada komposit karena ada dihasilkan selama degradasi termal. Sehingga dengan pemuatan
pembatasan kristal melamin dengan pori SiO2 melamin pada komposit semakin meningkatkan stabilitas termal
komposit.
Hasil Analisa SEM Komposit Palmitic Acid/ SiO2
Untuk membuktikan peningkatan kemampuan komposit asam palmitat/SiO2 dengan flame
retardant, uji pembakaran komposit dilakukan ditungku pembakaran dengan temperature
600°C. Charred residue setelah pembakaran diamati dengan SEM. Stuktur mikro charred
residue dari komposit ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

• Pada Gambar 8, charred residue dari TESM2 dan TESM3


bersifat homogen dan kontinu. Diketahui juga bahwa
struktur charred residue TESM3 lebih rapat dan lebih padat
daripada TESM1 dan TESM2. Charred residue yang kontinu
dari TESM3 meningkatkan terperangkapnya produk yang
terdekomposisi, dan akibatnya menurunkan molekul yang
mudah terbakar.
• Selama pembakaran, terbentuk lapisan arang karbon-silikat
dan penghalang pada permukaan komposit.
APLIKASI REKAYASA JARINGAN
Desain Sistem Komposit Biomaterial Untuk Aplikasi Rekayasa
Jaringan (Jiang et al., 2012)
Respon yang diamati adalah FGF-1
(pertumbuhan fibroblast) dan PDGF
(factor pertumbuhan dari trombosit). 2
respon tersebut ditujukan untuk
mengetahui pengaruh kepadatan,
Pada penelitian ini hydrogel berpori kerapatan dan kematangan pembuluh
berbasis PEG (Poly Ethylene Glycol) tang terbentuk dalam hidrogel
digunakan dalam bahan inert dengan
struktur tiga dimensi (3D-terkontrol)
Lalu ditambahkan dengan fibrin yang
Tujuan dari penelitian B.Jiang et al. berfungsi sebagai bahan bioaktif yang
(2012) adalah untuk mengembangkan merangsang invasi permukaan ke dalam
perancah rekayasa jaringan yang pori-pori. Poly lactic asam laktat
berpori dan dapat terdegradasi yang sebelumnya ditambahkan ke dalam
dapat menghasilkan beberapa faktor struktur PEG untuk membantu kinerja
pertumbuhan dan pembentukan degradasi terkontrol melalui proses
pembuluh dalam material struktur hidrolisis untuk memisahkan degradasi
berpori. dari invasi jaringan

Hidrogel akan diuji secara in vivo dengan model implantasi subkutan yang dipilih berdasarkan hasil dari degradasi in vitro dan
kinetika pelepasan faktor pertumbuhan pembuluh darah
Gambaran Skematik Komposit Hidrogel yang Mengandung
Fibrin dan Microspeheres PLGA

• Hidrogel berpori dari poly (ethylene glycol) – co - (L- lactic acid) (PEG-PLLA) disiapkan melalui pencucian
garam
• Waktu degradasi hidrogel diatur antara 1 sampai 7 minggu, berdasarkan komposisi hydrogel
• Fibrin dimasukkan ke dalam pori-pori hidrogel yang saling berhubungan untuk mendorong
neovaskularisasi sebagai reservoir untuk pengiriman faktor pertumbuhan yang cepat (30 hari)
• Faktor pertumbuhan fibroblast-1 (FGF-1) dan faktor pertumbuhan trombosit (PDGF-BB) dikirimkan ke
sistem
Hasil Analisa Imaging Komposit Hidrogel Fibrin dan Microspeheres PLGA

• Hidrogel PEG – PLLA – DA menunjukkan autofluoresensi, menunjukka visualisasi struktur berpori (Fig.
2A).
• PLGA microspheres (diameter rata-rata 43,2 ± 5,4 µm) terenkapsulasi dengan teridentifikasi pada
seluruh volume hidrogel setelah penambahan larutan prekursor sebelum polimerisasi (Fig. 2B).
• Florensi dari fibrin tervisualisasikan dalam pori-pori (Fig. 2C).
• Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa micospheres dan fibrin bisa dimuat di seluruh volume
hidrogel tanpa pembentukan gradien. Penambahan kristal garam (untuk membuat struktur berpori)
selama polimerisasi membuat microspheres bisa terperangkap.
Hasil Analisa Faktor Pertumbuhan Komposit Hidrogel Fibrin dan
Microspeheres PLGA

Konsentrasi fibrinogen Hidrogel dengan 175 μg ml-1 PEG –


PLLA – DA dan 75 μg ml-1 PEG – DA (waktu degradasi 4
minggu),ukuran pori 300–500 μm, 50 μg ml-1 Mikrosfer
PLGA dan 40 μg ml-1 digunakan untuk penelitian in vitro
dan in vivo selanjutnya.
• Aktivitas faktor pertumbuhan setelah pelepasan dari
hidrogel dievaluasi menggunakan tes sel HUVEC.
• Setelah minggu ke-1, grup dengan rapid release FGF-1
(grup 3 dan 4) menunjukkan peningkatan jumlah sel di
atas kontrol (Fig. 6).
• Pelepasan PDGF-BB (grup 2) tidak menunjukkan efek apa
pun sampai minggu ke-4, karena pelepasan yang lambat
dari PDGF-BB mikrosfer PLGA.
• Semua kelompok menunjukkan peningkatan proliferasi
HUVEC yang melebihi kontrol setelah release selama 4
minggu
Hasil Analisa Vaskularisasi In Vivo

• Pembuluh darah di jaringan yang baru beregenerasi • Dalam beberapa kasus, mikrosfer PLGA dapat
divisualisasikan berdasarkan perfusi dengan isolektin diamati dijaringan (panah pada Fig. 9B, C)
berlabel fluoresen • Mikrosfer PLGA tidak teramati dalam jaringan yang
• Pembuluh darah perfusi (merah) di dalam jaringan diregenerasi pada minggu ke-1 ( Fig. 9 A),
(hijau) terlihat di dalam struktur berpori hidrogel, • Sejumlah kecil mikrosfer terlihat di dekat jaringan
seperti yang divisualisasikan dalam (Fig. 9) baru pada pori-pori pada minggu ke-2 (Fig. 9B).
• Untuk semua grup, kepadatan pembuluh darah Pada minggu ke 4, mikrosfer terlihat di seluruh
tertinggi pada minggu ke-1 (Fig. 9). Kepadatan lebih jaringan baru (Fig. 9C)
rendah pada minggu ke-2 (Fig. 9B) dan 4 (Fig. 9C)
THERMAL PROTECTION UNTUK AEROSPACE
Komposit Novel Carbon-Poly (Silacetylene) sebagai Material Lanjut Thermal Protection pada Aplikasi
Dirgantara (Lei et al, 2018)

Dalam penelitian ini, komposit resin dibuat


dari tiga matriks Novel- poly (silacetylene)
dan carbon woven 2.5 D dengan
pencetakan transfer resin. Perilaku curing
dan termal dari matriks poly (silacetylene),
dan perilaku ablatif komposit di evaluasi.
Selain itu juga dilakukan analisis kekasaran
permukaan, dan analisis mikrostruktur.
Proses Pembuatan Komposit Woven Carbon-Poly(Silacetylene) 2,5 D

 Proses pencetakan : vacuum assistant resin


transfer molding (VARTM) Prosedur termal cure untuk C /PSiA-1 dan C/ PSiA-
 Suhu impregnasi 80°C dan tekanan infus 0,5 2 adalah 150°C/ 2h, 200°C/2h dan 250°C/2h,
MPa ditetapkan untuk Poly (MHSiA)
 Suhu impregnasi 130°C dan tekanan infus 1,5
MPa ditetapkan untuk Copoly (MHSiA +
MPSiA) dan Poly (ArylSiA).

Siklus termal cure untuk C / PSiA-3 adalah


Variasi Sampel Komposit 200°C/2h, 250°C / 2h dan 300 ° C / 2h.

Sampel Komposit
Poly (MHSiA), C / PSiA-1,
Copoly (MHSiA + C / PSiA-2 Panel komposit diperoleh dengan ketebalan rata-
MPSiA) rata 20 mm dan volume fiber sekitar 55%
Komposit yang disiapkan yang berasal dari Poly
Poly (ArylSiA) C /PSiA-3 (MHSiA) setelah didinginkan hingga suhu di bawah
60°C
Hasil Analisa TGA Komposit Woven Carbon-Poly(Silacetylene) 2,5 D

• Berdasarkan analisis TGA menunjukkan bahwa ada


penurunan berat dari 3 matriks poly (silacetylene) yang
melewati proses curing pada laju pemanasan 20°C menit-
1 dari 100 -900°C.
• Dalam nitrogen, semua matriks cured poly (silacetylene)
menunjukkan stabilitas termal yang baik tanpa kehilangan
berat sebelum 400°C dan charred residue > 80% pada
suhu 800°C.
• Diantaranya, poly cured (ArylSiA) menunjukkan suhu
dekomposisi tertinggi 626°C pada penurunan berat 5%
dan hasil karbon terbesar 91,3 % pada 900°C,
menunjukkan bahwa) (ArylSiA) memiliki stabilitas termal
terbaik.
Hasil Analisa Resistansi Ablasi Komposit Woven Carbon-Poly(Silacetylene) 2,5 D

• C/PSiA-3 menunjukkan percobaan tingkat resesi ablasi sebesar 0,31


mm s-1, yang lebih kecil yaitu 0,03 mm s-1 dan 0,09 mm s-1
dibandingkan dengan C/PSiA-2 dan C/PSiA-1.
• C/PSiA-3 menunjukkan laju spalasi mekanis 0.11 mm s- 1 yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan C/PSiA-1 (0.17mm s-1) dan C /
PSiA-2 (0.13mm s-1), menunjukkan bahwa C/PSiA-3 memiliki
ketahanan spalasi terbaik.

• Gambar 4 menunjukkan kekasaran permukaan komposit karbon-poli (silacetylene)


setelah uji ablasi,
• Terlihat bahwa C/PSiA-3 memiliki permukaan ablasi dengan kekasaran sekitar
0.299mm yang lebih kecil daripada C/PSiA-1 dan C/PSiA-2 yaitu (0.728mm dan
0.382mm),
Sehingga C/ PSiA-3 merupakan spalasi minimum sedangkan C/PSiA-1 adalah tingkat
spalasi maksimum.
Hasil Analisa Resistansi Ablasi Komposit Woven Carbon-Poly(Silacetylene) 2,5 D

1 2 3
Hampir semua Hal tersebut Masuknya gugus fenil
karbon fiber yang dikarenakan terjadi dalam matriks resin C/
diperkuat dengan penurunan volatil PSiA-2 dan C/ PSiA-3
C/PSiA-1 terkikis gas pirolisis dari cenderung membawa
banyak dan hidrokarbon rantai penurunan yang besar
terbentuk banyak pendek dengan dalam pembentukan
kerusakan seperti penggabungan hidrokarbon rantai
lubang besar dan gugus fenil. pendek sehingga
pecahan arang menghasilkan
penurunan yang nyata
pada tekanan gas
pirolisis pada
antarmuka pirolisis.

Anda mungkin juga menyukai