Anda di halaman 1dari 7

Glass Fiber Reinforced Composite

Sebagai Inovasi Pengganti Tiang Listrik dan Tiang Lampu Jalan

Muhammad Nashir 02111440000101


Faizal Ramadhan 02111440000118

1. Pendahuluan ekstrim, serta cukup ringan sehingga


memudahkan dalam proses instalasi nya. Dari
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki
sekian banyak material, material komposit,
pulau pulau dan kondisi geografis yang
terutama material Fiber Reinforced Composite
bervariasi. Mulai dari dataran tinggi, dataran
merupakan material yang cocok untuk
rendah, pegunungan, hutan pantai dan lain
menggantikan besi atau beton sebagai material
lain. Sebagai negara yang cukup besar
dasar tiang listrik atau tiang lampu.
diperlukan pasokan listrik yang cukup hingga
ke pelosok pelosok. Listrik di distribusikan ke
pelosok pelosok menggunakan kabel yang di
tambatkan pada tiang tiang listrik. Selain itu
penerangan di Indonesi juga belum maksimal
di pelosok pelosok, masih banyak desa desa
yang belum memiliki penerangan. Tiang listrik
atau lampu memiliki peranan yang penting
dalam pendistribusian listrik ke pelosok
pelosok. Tiang listrik atau lampu listrik yang
ada sekarang kebanyakan terbuat dari besi
stainless ataupun dari beton. Besi stainless
memiliki beberapa kelemahan dalam
pengaplikasiannya yaitu dapat menghantarkan Gambar 1 Material Tiang Listrik mengalami
listrik sehingga berbahaya bagi keselamatan Failure Akibat Lingkungan
masyarakat di sekitar jaringan tiang listrik
tersebut. Selain itu material stainless steel juga
mudah keropos apabila di tempatkan di
lingkungan ekstrim seperti tempat dengan
kadar garam yang tinggi atau tempat dengan
curah hujan yang tinggi. Sedangkan untuk
tiang dari beton meskipun cukup kuat terhadap
lingkungan yang ekstrim, namun memiliki
bobot yang cukup berat sehingga
menimbulkan permasalahan apabila dilakukan
proses instalasi di tempat tempat yang
terpencil. Oleh karena itu diperlukan material
untuk tiang listrik yang bersifat isolator listrik, Gambar 2 Proses Instalasi Tiang Listrik
tahan terhadap kondisi lingkungan yang Beton
2. Fiber Reinforced Composite Kekuatan dari material Fiber Reinforced
Composite dipengaruhi dari beberapa faktor
Fiber Reinforced Composite adalah jenis
yaitu jenis fiber yang digunakan, jenis matriks
material komposit yang terdiri dari serat
yang digunakan, susunan fiber yang
dengan nilai kekuatan dan modulus yang tinggi
digunakan, serta ikatan antar muka dari fiber
yang dimana serat tersebut terletak di dalam
dan matriksnya. Material Fiber Reinforced
atau diikat dengan matriks. Antara serat dan
Composite dapat di control untuk dapat
matriks ini terdapat batas antar muka
menahan beban seperti apa yang diinginkan.
(interface) yang masih dapat dibedakan satu
Apabila beban tension atau compression,
sama lain. Dalam bentuk ini, baik seray
unidirectional orientation lebih cocok
maupun matriks mempertahankan identitas
digunakan. Namun untuk beban yang bersifat
fisik dan kimia masing-masing, namun
variatif multidirectional orientation fiber lebih
penggabungan keduanya menciptakan suatu
baik. Fleksibilitas dari material ini juga
sifat yang tidak bisa di capai masing masing
menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan
dengan sendirinya. Secara umum, serat
material logam. Selain dari segi sifat mekanik,
berfungsi sebagai pembawa beban utama,
dari segi manufaktur juga material komposit
sementara matriks di sekitarnya berfungsi
ini lebih mudah di buat. Bentuk yang kompleks
sebagai media transfer beban yang diterima
pun dapat di buat dengan mudah menggunakan
oleh serat pada lokasi dan orientasi tertentu.
material ini. Karakter unik lainnya dari
Matriks juga berfungsi untuk melindungi serat
material ini yaitu dapat bertahan pada
dari kerusakan dari luar seperti suhu yang
lingkungan yang ekstrim. Untuk Fiber
tinggi ataupun tingkat kelembapan. Jadi, meski
Reinforced Composite dengan matriks
serat memberikan penguatan untuk matriks,
Polymer dapat menyerap kelembapan ataupun
selain itu juga memiliki fungsi yang berguna
proses kimia yang terjadi yang mana dapat
dalam bahan Fiber Reinforced Composite.
menyebabkan perubahan dimensi ataupun
Dari segi sifat dan kekuatan, Fiber Reinforced tegangan dalam (internal stress) dari material
Composite menawarkan kombinasi kekuatan tersebut. Untuk mempermudah pemahaman,
serta modulus yang beragam dibandingkan ilustrasi material Fiber Reinforced Composite
dengan logam konvensional. Fiber Reinforced dapat di lihat pada Gambar 3.
Composite memilik density yang rendah,
strength-weight ratio serta modulus-weight
ratio yang rendah menjadikan material ini
lebih unggul dibandingkan material logam.
Dengan ukuran yang sama, material Fiber
Reinforced Composite lebih ringan berkali kali
lipat dengan material logam. Bahkan dapat
mempunyai sifat mekanik yang lebih unggul.
Oleh karena itu, material ini sering di
aplikasikan di banyak bidang sperti struktur
bangunan, insdutri otomotif, industry
penerbangan, dan industry industry lainnya.
Perbandingan sifat mekanik material Fiber
Reinforced Composite dibandingkan material Gambar 3 Ilustrasi Material jenis Fiber
lainnya dapat dilihat pada Tabel 1. Reinforced Composite
Jenis fiber yang digunakan pada material 4. Produk Glass Fiber
Fiber Reinforced Composite pun bermacam Produk Glass fiber sendiri di bedakan menjadi
macam. Penggunaan nya pun dissarkan atas 4 jenis utama, yaitu chopped strands, direct
sifat mekanik komposit yang ingin di capai. draw rovings, assembled rovings, and mat
Klasifikasi fiber dapat dilihat pada Gambar 4. products.
3. Glass Fiber Reinforced Composite a. Chopped Strands
Glass Fiber merupakan salah satu reinforced Produk Choopped Strands dibuat dengan
fiber yang sering digunakan untuk Polymeric tiga metode yaitu Dry Chopping, Semiwet
Matrix Composite (PMC). Glass fiber banyak Chopping, dan Direct Chopping. Product
dipakai karena sifat nya yang unggul, seperti Chopped Strands digunakan untuk berbagai
tensile strength yang tinggi, murah, chemical tujuan diantaranya, untuk proses Injection
resistance yang baik, serta sifat insulasi nya Molding sebagai penguat kebanyakan
yangunggul. Di sisi lain Glass Fiber juga Thermo Plastic Polymers, untuk Dough
memiliki kelemahan yaitu Tensile Modulus Moulding Compound atau Bulk Molding
yang rendah, density yang cukup besar (di Compound (BMC) dimana resin di tekan
antara jenis fiber lain), fatigue resistance yang atau diinjeksikan ke cetakan untuk
rendah, serta kekerasan yang tinggi membuat produk yang sumit, serta untuk
(menyebabkan moulding dies dan cutting tools Water Dispersion System untuk
menjadi aus). menghasilkan Glass Felt atau jaringan
untuk memperkuat plaster dan gypsum.
Jenis Glass Fiber yang sering dijumpai adalah
b. Direct Draw Rovings
pada material Fiber-Reinforced Plastics Direct Draw Rovings adalah pembuatan
(FRP) yaitu E-glass dan S-glass. Jenis lain glass fiber dengan cara mengumpulkan
yaitu C-glass yang banyak digunakan untuk filament fiber menjadi satu untai tunggal
industri kimia karena ketahanan nya terhadap dan untaian tersebut dililitkan pada sebuah
korosi oleh cairan asam. E glass digunakan cardboard. Wet roving dikeringkan
secara luas sebagai penguat untuk material menggunakan pengering frekuensi radio
FRP karena harganya yang murah. Untuk S- dan biasanya digunakan dalam aplikasi
glass sendiri biasanya digunakan pada tenun, filament, dan pultrusion di mana
komponen pesawat dan missile casing karena digunakan saturated polyester, vinyl ester,
mempunyai tensile strength yang tinggi di atau resin epoksi.
bandingkan jenis fiber lain. Untuk komposisi
c. Assembled Rovings
kimia dari S-glass dan E-glass dapat di lihat Dalam proses ini rovings multistrand
pada Tabel 2. pertama adalah luka pada collet dalam
Tabel 2. Komposisi dari Glass Fiber (dalam bentuk kue dan dikeringkan dengan teknik
% wt) pengeringan konvensional. Kemudian
beberapa helai dari kue dibawa bersama-
sama dan luka untuk menghasilkan paket
silinder yang berisi bundel individu helai.
Tabel 1 Tensile Properties dari Beberapa Logam dan Struktur Komposit

Gambar 4 Klasifikasi Fibers


d. Mat Products memperkokohbenda khususnya pada bagian dalam
benda.
Produk chopped strand mat banyak digunakan
pada aplikasi hand lay up. Sedangkan produk Talk, adalah sebagai bahan pengisi & penguat anti
continuous strand mat dapat digunakan baik pecah bagian luar (Fiber bagian dalam, talk
untuk metode hand lay up ataupun resin bagian luar). Talk sebagai pengisi maksudanya adalah
transfer molding untuk membuat material dengan mencampurkan 1kg talk + 1 kg
resin maka menghasilkan 2 kg adonan resin. Apabila
komposit.
menggunakan talk hasil benda fiberglass
semakin kokoh dan tidak mudah retak. Dalam
pembuatan bangunan talk itu ibaratkan 'Pasir'.
5. Proses Manufaktur Tiang Listrik atau
Lampu Jalan berbahan Fiber Glass Silicone rubber, adalah sebagai bahan untuk membuat
Reinforced Composite cetakan.Hasil cetakan yang dibuat berupa karet
silicone yang lentur. Tidak hanya untuk cetakan
Dalam membuat suatu produk komposit, ada hal resin,namun silicone rubber juga dapat digunakan
yang perlu diperhatikan. Selain jenis komposit sebagai cetakan gipsum, semen.
yang sesuai, pemilih proses manufaktur juga
Anti lengket, adalah Untuk melapisi permukaan
sangat mempengaruhi. Untuk pembuatan tiang cetakan dengan bahan adonan,sehingga tidak ada
listrik dan lampu jalan, komposit yang sesuai kontak antara cetakan dengan adonan (misalnya
adalah Fiber Glass Reinforced dengan matriks adonan resin). Hal tersebut berfungsi agar lebih
resin epoxy. mudah melepaskan benda hasil cetakan dengan
cetakannya. Anti lengket seperti ini dikenal
a. Bahan yang Digunakan
dengan Mold release
Untuk membuat tiang listrik atau lampu ini digunakan
bahan bahan sebagai berikut: b. Proses Manufaktur

Resin, adalah bahan utama dalam pembuatan aneka Proses manufaktur yang dapat dipilih untuk
barang dari resin/fiberglass. Ada beberapa membuat geometri seperti tiang ini ada tiga jenis,
fungsi yang kita dapatkan dari benda 1 ini diantaranya yaitu
hiasan, lem, bahan hardware pengganti plastic, kaca,
Pultrusion, merupakan proses manufaktur
mika, atau akrilic.
komposit dengan proses continuous moulding
Katalis, adalah sebagai bahan aktif untuk untuk memproduksi strutur berbentuk lurus,
mempercepat reaksi pengerasan resin. Apabila panjang, dengan ukuran cross sectional area yg
menggunakan katalis terlalu sedikit akan memperlama
konstan sepanjang produk. Produk hasil
waktu pengerasan resin. Apabila terlalubanyak
pultrusion yang umum ditemui yaitu hollow tube,
menggunakan katalis pada adonan resin juga
solid rods, flat sheets, dan beams dengan berbagai
menyebabkan resin lama kering (lengket). Pada
takaran takaran tertentu resin dapat mengeras dalam variasi cross sectional area, termasuk angles,
waktu yang sangat singkat. Semakin cepat proses channels, hat section, dan wide flanged. Proses
pengerasan maka panas yang dihasilkan semakin pultrusion untuk memproduksi produk dengan
besar. Disarankan cross sectional area yang bervariasi sepanjang
untuk menggunakan katalis dengan takaran yang pas. produk, termasuk juga profil melengkung juga
Fiber (matt), adalah untuk memberi efek anti pecah tengah dikembangkan sampai saat ini. Ilustrasi
ibaratkan tiang beton yang diberi besi pada proses pultrusion dapat dilihat pada Gambar 4.
tengahnya. Dengan menggunakan fiber pada
pembutan benda fiberglass maka akan
adalah metode yang paling mudah dilakukan.
Proses ini dilakukan dengan cara melapisi
lembaran fiber dengan cairan resin sebagai
matriks lalu lembaran baru di letakkan lagi di
atasnya hingga mencapai jumlah lapisan yang
diinginkan. Resin ditekan dengan cara dirolling
agar resin dapat meresap ke fiber nya. Resin yang
meresap kedalam fiber akan melepaskan udara
dan memperkuat fiber. Proses ini dilakukan
berulang ulang hingga ketebalan yang diinginkan
tercapai. Untuk membuat tiang dengan proses ini
Gambar 5 Ilustrasi Proses Pultrusion dapat dilakukan, namun ketebalan yang homogen
sepanjang permukaan produk akan sulit dicapai
Filament winding, adalah metode yang paling
karena proses dilakukan manual dengan tangan.
umum digunakan untuk produk axial symmetry.
Pembuatan moulding atau cetakan juga harus
Fiber diresapi resin dengan cara melewatkan fiber
diperhatiakn untuk membuat poduk komposit
melewati resin bath kemudian fiber digulung
dengan metode ini. Agar lebih jelas, proses hand
pada sebuah mandrel/mould dengan diameter
lay up di ilustrasikan pada Gambar 7
tertentu hingga mencapai bentuk yang di
inginkan. Berbeda dengan proses pultrusion,
filament winding dapat membuat produk yang
memiliki cross sectional area yang tidak
seragam. Bentuk akhir dari proses ini akan
tergantung dari bentuk mandrel/mold nya.
Beberapa aplikasi dari metode ini diantaranya,
poros untuk industry otomotif, baling baling
helicopter, tangka oksigen, bejana bertekanan,
perpipaan, serta tangki bahan bakar bawah tanah.
Gambar 6 menunjukkan ilustrasi proses Filament
Winding dalam pembuatan material komposit.
Gambar 7 Ilustrasi Proses Hand Lay-Up

6. Keuntungan Tiang dari Bahan Glass


Fiber Reinforced Composites
Dengan beberapa keunggulan yang dimiliki
material Glass Fiber Reinforced Composite, maka
tiang lampu atau listrik yang menggunakan bahan
ini akan memiliki kelebihan dibandingkan
material logam atau beton. Kelebihan yang di
Gambar 6 Ilustrasi Proses Filament Winding
dapat adalah sebagai berikut:
Hand Lay Up, adalah proses yang paling umum a. Lebih ringan dibandingkan tiang beton/besi
digunakan untuk membuat material komposit dg ukuran sama sehingga memudahkan
fiber. Hal ini dikarenakan proses Hand Lay Up instalasi
b. Tahan korosi, rayap, dan cukup tahan api. [7]. Firdaus, Henri. 2019. “Fiberglass
Cocok digunakan pd daerah dengan kadar Reinforced Pole Untuk Percepatan
garam tinggi dan curah hujan tinggi Pembangunan Infrastruktur
c. Tidak menghantarkan listrik sehingga aman Ketenagalistrikan pada Lokasi Terpencil
bila terpegang oleh manusia dan Kepulauan Indonesia”. Seminar
d. Dapat di produksi langsung di lokasi Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi
pemasangan dengan menggunakan mould yg di Industri 2019.
sudah di buat
e. Tidak tenggelam di dalam air karena di
desain berongga di bagian dalam.
f. Mempunyai kekuatan (strength) dan
kekakuan (stiffness) yang hampir sama
dengan material logam konvensional.

Daftar Pustaka

[1]. Mallick, P.K. 2007. “Fiber Reinforced


Composite, Materials, Manufacturing,
and Design”. CRC Press
[2]. Seydibeyoglu, M. Ozgur. 2017. “Fiber
Technology for Fiber-Reinforced
Composites”. Woodhead Publishing
[3]. Sathiskumar, T.P. 2014. “Glass Fiber
Reinforced Polymer Composites, A
Review”. Journal of Reinforced Plastic
and Composite.
[4]. Jagannatha, T.D. 2015. “Mechanical
Properties of Carbon/Glass Fiber
Reinforced Epoxy Hybrid Polymer
Composites”. International Journal of
Mechanical Engineering and Robotic
Research
[5]. Deogonda, Patil. 2013. “Mechanical
Properties of Glass Fiber Reinforcement
Epoxy Composites”. International Journal
of Scientific Engineering and Research
[6]. Devendra, K. 2013. “Strength
Characterization of E-glass Fiber
Reinforced Epoxy Composites with Filler
Materials”. Journals of Mineral and
Material Characterization and
Engineering.

Anda mungkin juga menyukai