Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

Neurodermatitis Sirkumskripta
dan Dermatitis Autosensitisasi
Identitas Pasien

 Nama : Ny. Suryani


 Umur : 70 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Alamat : Jl. Tipar Cakung RT.04/RW.01, Sukapura-
Cilincing
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal Periksa : 31 Agustus 2017
Keluhan Utama
 Gatal di pergelangan kedua kaki sejak 5 bulan SMRS.

Keluhan Tambahan
 Muncul bintik-bintik kemerahan dan gatal di seluruh
ekstremitas sejak 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien perempuan berusia 70 tahun, datang ke Poli Kulit RSIJ
Sukapura diantar oleh anaknya, dengan keluhan, gatal-gatal di
pergelangan kedua kaki sejak 5 bulan SMRS. Gatal muncul hilang
timbul, terutama saat sedang banyak pikiran. Keluhan juga disertai
dengan gatal-gatal serta muncul bintik kemerahan di seluruh
ekstremitas sejak 1 minggu SMRS. Gatal di ekstremitas muncul hilang
timbul. Gatal-gatal sering mengganggu tidur malam. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi dan tidak ada anggota keluarga maupun anak
dengan keluhan yang sama. Pasien mandi dengan air biasa (dingin)
dan tidak berganti-ganti sabun. Riwayat DM belum pernah di cek,
riwayat asma tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Belum pernah mengalami keluhan yang sama


sebelumnya
 Riwayat DM (-)
 Riwayat asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada anggota keluarga maupun anak dengan keluhan yang
sama.

Riwayat Alergi
• Tidak ada riwayat alergi makanan, obat-obatan maupun debu.
Riwayat Pengobatan
 Pasien belum pernah berobat SMRS

Riwayat Psikososial
• Pasien mandi secara teratur (2 kali sehari)
• Pasien tidak pernah berganti-ganti sabun mandi, selalu memakai
merk Lifebuoy
• Pasien mandi dengan air biasa (air dingin)
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda Vital : tidak dilakukan

Status Generalisata
 Kepala : tak ada keluhan
 Leher : tak ada keluhan
 Paru-paru : tak ada keluhan
 Jantung : tak ada keluhan
 Abdomen : tak ada keluhan
 Ekstremitas : tak ada keluhan
Pemeriksaan Status
Dermatologis (1)
 Lokasi : pergelangan kaki kanan dan kiri
 Efloresensi : likenifikasi dan plak
 Penyebaran : regional
 Batas : tegas
 Susunan : tidak beraturan
 Ukuran : plakat
 Permukaan : rata
Pemeriksaan Status
Dermatologis (2)
 Lokasi : ekstremitas atas dan bawah (keduanya)
 Efloresensi : macula dan papul eritema, skuama dan erosi
 Penyebaran : generalisata
 Batas : tegas
 Susunan : tidak beraturan
 Ukuran : lentikuler hingga numular
 Permukaan : rata
Resume
 Pasien perempuan berusia 70 tahun, datang ke Poli Kulit RSIJ Sukapura
diantar oleh anaknya, dengan keluhan, gatal-gatal di pergelangan
kedua kaki sejak 5 bulan SMRS. Gatal muncul hilang timbul, terutama
saat sedang banyak pikiran. Keluhan juga disertai dengan gatal-gatal
serta muncul bintik kemerahan di seluruh ekstremitas sejak 1 minggu
SMRS. Gatal di ekstremitas muncul hilang timbul. Gatal-gatal sering
mengganggu tidur malam. Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan
tidak ada anggota keluarga maupun anak dengan keluhan yang sama.
Pasien mandi dengan air biasa (dingin) dan tidak berganti-ganti sabun.
Riwayat DM belum pernah di cek, riwayat asma tidak ada.
 Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan lesi berupa plak likenifikasi,
macula dan papul eritema, skuama dan erosi di pergelangan kedua
kaki dan seluruh ekstremitas.
Anjuran Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium (kadar leukosit, IgE dan eosinophil)
 pemeriksaan histopatologi kulit

Diagnosis
• Working Diagnosis : Neurodermatitis Sirkumskripta dan
Dermatitis Autosensitisasi

• Differential Diagnosis : Dermatitis Atopik


Tatalaksana
Non-Farmakologi :
 Jaga higientitas diri
 Jangan menggaruk daerah yang gatal

Farmakologi :
 Kortikosteroid sistemik (Dexamethasone 3 x 0,5 mg per hari)
 Antihistamin oral (Cetirizine 1 x 10 mg per hari)
 Bethametasone cream
 Emolien Petrolatum
TINJAUAN PUSTAKA :
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
Definisi

 Neurodermatitis sirkumskripta ialah peradangan kulit kronis, gatal,


sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih
menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.
Etiopatogenesis
 Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit
berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus
dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal
ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin,
hipertiroidia, penyakit kulit seperti dermatitis atopic, dermatitis
kontak alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan
tekanan emosi.
Gejala Klinis
 Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat
mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus-menerus, biasanya
pada waktu tidak sibuk, bila muncuk sulit ditahan untuk tidak digaruk.
Penderita merasa enak bila digaruk; setelah luka, baru hilang rasa
gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri).
 Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit
edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian
tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran
klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.
Gejala Klinis
 Puncak insidens kejadian pada usia antara 30-50 tahun, perempuan
lebih sering menderita daripada laki-laki.
 Letak lesi yang paling sering ditemukan ialah di scalp, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum,
perianal, medial tungkai atas, lutut, lateral tungkai bawah,
pergelangan kaki bagian depan dan punggung kaki.
Diagnosis

 Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis,


biasanya tidak terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan
penyakit kulit lain yang memberi gejala pruritus, misalnya liken planus,
liken amyloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopic.
Pengobatan

 Hindari garukan yang terus-menerus


 Berikan antipruritus, kortikosteroid topical atau intralesi dan produk
ter untuk mengurangi gatalnya.
 Antipruritus dapat berupa histamine yang mempunyai efek
sedative (hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer.
 Dapat pula diberikan secara topical krim Doxepin 5% dalam jangka
pendek (maksimum 8 hari).
 Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu
ditutup dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil
dapat diberikan secara suntikan intralesi.
 Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasikan dengan Ter yang
mempunyai efek antiinflamasi.
Prognosis
 Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang
mendasari) dan status psikologik penderita.
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS
AUTOSENSITISASI
Definisi

 Dermatitis autosensitisasi ialah dermatitis akut yang timbul pada


tempat yang jauh dari focus inflamasi, sedangkan penyebabnya
tidak berhubungan langsung dengan penyebab focus inflamasi
tersebut.
Etiopatogenesis
 Etiopatogenesis dermatitis autosensitisasi belum diketahui secara pasti.
 Truck (1933) dan Brown (1939) mengemukakan bahwa “cytos” yang
dileoaskan dari jaringan inflamasi serta beredar secara hematogen
mungkin bertanggung jawab terjadinya autosensitisasi.
 Cytos sekarang dikenal dengan nama sitokin. Berbagai faktor, misalnya
iritasi, sensitisasi, infeksi, dan luka yang diketahui sebagai penyebab
autosensitisasi, dapat melepaskan berbagai jenis sitokin epidermal. Bila
jumlah sitokin yang beredar mencukupi, maka akan meningkatkan
sensitivitas kulit terhadap stimuli non-spesifik sehingga terjadi reaksi
autosensitisasi.
 Kulit pada lengan dan tungkai mempunyai lebih banyak jumlah reseptor
untuk berbagai sitokin dibandingkan dengan daerah wajah.
Gejala Klinis

 Autosensitisasi umumnya bermanifestasi sebagai erupsi vesicular akut


dan luas, dan sering terkait dengen eczema kronis di tungkai bawah
(dermatitis stasis) dengan atau tanpa ulkus.
 Dapat pula terjadi pada dermatitis lain akibat aplikasi bahan kimia
yang bersifat iritan, maupun sensitisizer dan radiasi ion, juga karena
angry back (excited skin) syndrome.
 Kelainan muncul 1 sampai beberapa minggu setelah terjadi
peradangan (biasanya dermatitis pada tungkai bawah), berupa erupsi
akut yang tersebar simetris, sangat gatal, terdiri atas eritema, papul
dan vesikel.
 Erupsi tersebut mengenai lengan bawah, tungkai atas dan bawah,
batang tubuh, wajah, tangan, leher, dan kaki (sesuai dengan urutan
kekerapan kejadian).
Diagnosis

 Diagnosis Dermatitis Autosensitisasi ditegakkan bila tidak dapat


dibuktikan, bahwa suatu kelainan berbentuk erupsi akut papulovesikel
yang tersebar (setelah adanya focus inflamasi di suatu tempat) bukan
merupakan dermatitis kontak alergik sekunder dan atau infeksi
sekunder oleh bakteri, jamur, virus atau parasit.
Pengobatan

 Bila lesi basah dapat dikompres.


 Kortikosteroid sistemik dapat diberikan bila keadaan lesi cukup berat,
dan bila kelainan kulit ringan hanya diberi terapi topical.
 Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antihistamin, atau
antipruritus topical.
 bila terdapat infeksi sekunder dapat dipertimbangkan pemberian
antibiotic oral.

Anda mungkin juga menyukai