Anda di halaman 1dari 19

QORI’ ILA SAIDAH, M.Kep.

,
Ns.Sp.Kep.An.
 Merupakan kondisi kolapsnya alveoli
 Hal ini dapat terjadi karena:
 Obstruksi totaljalan nafas
 Kurangnya surfaktan yang melapisi dinding
alveoli
 Type atelektasis biasanya disebabkan oleh:
 Tertutupnya bronkus kecil oleh mukus
 Tertutupnya bronkus primer oleh benda yang
keras atau adanya mukus plug
 Jika terdapat blokpada bronkus, maka udara
yang telah berada di alveolus akan diserap ke
kapiler dalam waktu beberapa menit-jam
 Selanjutnya hal ini akan menyebabkan alveolus
kolaps
 Jika alveolus mengalami kerusakan dan
terbentuk jaringan fibrosis, maka alveolus
menjadi kaku (rigid) dan tidak dapat colaps,
absorbsi udara yang terjebak di alveolus oleh
kapiler akan menyebabkan tekanan negatif yang
sangat tinggi dalam alveolus sehingga alveolus
akan terisi air yang selajutnya menyebabkan
paru menjadi kolaps (massive colaps)
 Surfaktan merupakan suatu zat yang
disekresi epitel khusus ke dalam cairan pada
alveolus yang melapisi permukaan alveolus
 Fungsi surfaktan adalah mempertahankan
tegangan permukaan
 Jika surfaktan menurun, maka tegangan
permukaan alveolus juga akan turun
 Hal ini akan menyebabkan alveolus terisi
cairan yang selanjutnya menyebabkan paru
menjadi kolaps
 Hampir semua patofisiologi paru dapat
menyebabkan hipoksia
 Terapi oksigen dapat sangat bernilai, cukup
bernilai atau bahkan tidak bernilai sama
sekali
 Pemahaman yang baik tentang hipoksia dapat
membantu menentukan apakah terapi
oksigen diperlukan atau tidak
 Ketidakadekuatan oksigenasi darah pada
paru, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
hal:
 Penurunan oksigen pada atmosfer
 Hipoventilasi (muskular disorder)
 Penyakit paru
 Hipoventilasi yang disebabkan oleh peningkatan
resistensi jalan nafas
 Atau penurunan komplience paru
 Rasio ventilasi-perfusi yang abnormal
 Gangguan pada membran difusi
 Venous to arterial shunt
 Tidak adekuatnya transport oksigen jaringan,
dapat disebabkan oleh:
 Anemia atau Hb yang abnormal
 Defisiensi sirkulasi secara umum
 Defisiensi sirkulasi lokal (perifer, cerebral, coronary
vessel)
 Edema jaringan

 Ketidak mampuan jaringan menggunakan oksigen


 Keracunan pada enzim oksidasi seluler (ex. Cyanida)
 Ketidakmampuan menggunakan oksigen pada jaringan
karena toksisitas, defisiensi vitamin atau faktor lain
 Jika
cukup berat, hipoksia dapat
menyebabkan kematian sel, namun pada
kondisi cukup berat hipoksia akan
menyebabkan :
 Depressed mental activity to culminating coma
 Reduced work capasity of the muscle
 In atmospheric hypoxia, oksigen dapat sangat
membantu proses repirasi yang menggantikan
kadar oksigen yang rendah pada atmosfer
 In hypoventilation hypoxia, seseorang yang
bernafas dengan oksigen 100% dapat
menyediakan oksigen 5x lebih banyak pada
alveolusnya dalam sekali nafas dengan
pernafasan biasa, namun tidak membantu
pasien yang mengalami excess CO2 yang juga
disebabkan oleh hypoventilasi
 Pada hipoksia yang disebabkan oleh
kerusakan membran alveolar difusi, hal ini
sama dengan pemberian oksigen akibat
hipoventilasi. Pemberian oksigen dapat
meningkatkan tekanan parsial oksigen
menjadi 5x lebih tinggi dari normal sehingga
membantu difusi gas, hal ini dapat
membantu meningkatkan pengangkutan
oksigen oleh darah paru 3-4x lebih cepat
 In hypoxia caused by anemia, abnormal
hemoglobin transport of oxygen, circulatory
deficiency, or physio-logic shunt
 oxygen therapy is of much less value because normal
oxygen is already available in the alveoli.
 The problem instead is that one or more of the
mechanisms for transporting oxygen from the lungs to
the tissues is deficient.
 Even so, a small amount of extra oxygen, between 7
and 30 per cent, can be trans-ported in the dissolved
statein the blood when alveo-lar oxygen is increased
to maximum even though the amount transported by
the hemoglobin is hardly altered.
 This small amount of extra oxygen may be the
difference between life and death.
 Hypoxia caused by inade-quate tissue use of
oxygen
 the tissue metabolic enzyme system is simply
incapable of using the oxygen that is delivered
 The term cyanosis means blueness of the
skin, and its cause is excessive amounts of
deoxygenated hemoglo-bin in the skin blood
vessels, especially in the capil-laries
 definite cyanosis appears whenever the
arterial blood contains more than 5 grams of
deoxy-genated hemoglobin in each 100
milliliters of blood
 Hypercapnia means excess carbon dioxide in the
body fluids
 hypercapnia usually occurs in association with
hypoxia only when the hypoxia is caused by
hypoventilation or circulatory deficiency.
 In hypoxia resulting from poor diffusion through
the pulmonary membrane or through the tissues,
serious hypercapnia usually does not occur at the
same time because carbon dioxide diffuses 20
times as rapidly as oxygen.
 If hypercapnia does begin to occur,this
immediately stimulates pulmonary
ventilation,which corrects the hypercapnia but
not necessarily the hypoxia.
 Hipoksia dapat menyebabkan hipoventilasi,
jumlah karbondioksida yang dibuang ke atmosfer
sebanyak jumlah O2 yang diangkut dr atmosfer.
 Sehingga dengan adanya hipoventilasi akibat
hipoksia, maka hipercapnia dapat terjadi
sepanjang hipoksia belum teratasi
 Pada pasien yang mengalami defisiensi sirkulasi,
hipercapnia dapat terjadi karena jumlah CO2
yang dibuang berkurang akibat sirkulasi yg tidak
adekuat sehingga hipercapnia jaringan menyertai
hipoksia
 Namun, karena transport CO2 3x lebih cepat
drpd O2, maka hipercapnea jaringan<hipoksia
 Jika pCO2 antara 60-75 mmHg, maka individu
akan merasakan “lapar udara” sehingga merasa
dispnea dan mengkompensasi dengan
meningkatkan pernafasan dan kedalaman nafas
 Jika pCO2 meningkat 80-100 mmHg orang akan
mengalami lethargis dan koma.
 Anestesi dan kematian dapat terjadi ketika pCO2
meningkat 120-150 mmHg
 Lebih dari itu CO2 dapat menyebabkan depresi
pernafasan dan memulai proses :
 CO2 semakin banyak
 Penurunan respirasi
 Respiratory death
 Dyspneameans mental anguish associated
with inabil-ity to ventilate enough to satisfy
the demand for air. A common synonym is air
hunger.
 Sensasi sesak dapat muncul karena hal
berikut:
 Abnormalitas gas respirasi pada cairan tubuh,
misalnya karena hipercapnea dan hipoksia
 Kerja keras sehingga sistem pernafasan
memerlukan lebih banyak ventilasi
 Pikiran
 Orang akan merasa sesak jika terdapat
banyak CO2 dalam cairan tubuhnya.
 Pada keadaan dimana jumlah O2 dan CO2
dalam darah normal, maka gas respirasi perlu
dipertahankan dalam kondisi normal sehingga
orang menarik nafas dengan usaha lebih
banyak (forcefully)
 Usaha nafas ini dirasakan sebagai sensasi
sesak
 Pada saat kondisi respirasi normal dan orang
tetap merasa sesak, maka jenis sesak ini
diakibatkan oleh pikiran,
 Hal ini disebut neurogenic dyspnea atau
emotional dyspnea
 Sensasi dyspnea ini sama dengan perasaan
sesak yang dialami seseorang yang memasuki
ruangan yang ramai dan sempit

Anda mungkin juga menyukai