Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme Toleransi dan

Ketergantungan Obat
Mekanisme Toleransi dan
Ketergantungan Obat
• Mekanisme secara pasti belum diketahui,
kemungkinan oleh adaptasi seluler yang menjadi
kunci utama mekanisme toleransi
• Nukleus locus ceruleus diduga bertanggung
jawab dalam menimbulkan gejala withdrawl.
• Nukleus ini kaya akan tempat reseptor opioid,
alpha-adrenergic dan reseptor lainnya.
• Stimulasi reseptor oleh agonis opioid (morfin)
akan menekan aktivitas adenilsiklase pada siklik
AMP.
Mekanisme Toleransi dan
Ketergantungan Obat
• Bila stimulasi ini diberikan secara terus menerus,
akan terjadi adaptasi fisiologik di dalam neuron
yang membuat level normal dari adeniliklase
walaupun berikatan dengan opiat
• Bila ikatan opiat ini dighentikan dengan
mendadak atau diganti dengan obat yang bersifat
antagonis opioid, maka akan terjadi peningkatan
efek adenilsilase pada siklik AMP secara
mendadak
Diagonosis
Diagnosis
• Anamnesa
– Auto anamnesa (pengakuan jujur dari pasien)
– Alo anamnesa (dari keluarga yang dapat dipercaya)
• Pemeriksaan fisik
– Intoxikasi akut:
• Penurunan kesadaran
• Ganguan otonom, bradikardi, hipotermia, hipotensi, sianosis, pin
point pupil
• Depresi pernafasan
• Edema paru
• Kejang (jarang)
• Mata, sklera dapat ikterik akibat komplikasi pemakaian opiat secara IV
• Bicara menjadi kaku, dismetri
Diagnosis
– Gejala abstinensia
• Gelisah, insomnia, berkeringat, sering menguap, pupil
dilatasi, takikardi, kram perut. Baik pada intoksikasi
maupun abstinensia, pada kulit ditemukan bekas
suntikan (hiperpigmentasi) di sepanjang pembuluh
vena lengan
• Ditemukannya benda-benda yang
berhubungan dengan penggunaan obat
seperti jarum suntik, pipa, aluminium foil,
bubuk heroin dan lain-lain disekitar penderita
Diagonosis
• Pemeriksaan laboratorium
– Urine (drug screening)
Untuk mengetahui zat yang dipakai oleh penderita. Urine
harus diperoleh tidak lebih dari 24 jam setelah pemakaian
zat terakhir. Metode pemeriksaan antara lain dengan cara
paper chromatography, Thin Layer Chromatography, Enzym
Immunoassay
– Rambut
Dengan metode Liquid chromatography menggunakan
ultraviolet dapat dideterminasi adanya opiat pada rambut
pexcandu heroin (opiat). Seseorang dikatakan pecandu
heroin, bila pada rambutnya ditemukan kandungan 10 ng
heroin/mg rambut.
Dasar Diagnosis
• H, pria, berusia 17 tahun
• Ku : Nyeri hebat di seluruh tubuh terutama di
sendi-sendi dan perut, serta diare
• Heteroanamnesis :
– H merintih kesakitan setelah tidak memakai Pt sejak 1
hari yang lalu
• Autoanamneis
– Sudah memakai Pt sejak permulaan kelas 2 SMA
• Pemeriksaan Fisik
– Tampak pucat dan kesakitan, mata merah berair dan
agak cekung, dan hidung mengeluarkan sekret
Dasar Diagnosis
– TV
• TD : 140/90mmHG (Hipertensi)
• Suhu : 37,5˚C ( Subfebris)
• Nadi : 108x/menit (Takikardi)
• Respirasi : 20x/menit (N)
– Mata midriasis, palpitasi positif, pilo ereksi, menggigil,
diare yang disertai nyeri sendi-sendi dan otot (gejala putus
obat)
– Pemeriksaan psikis dan psikoogik
• Roman muka depresif, perhatian kurang, halusinasi auditorik,
emosi meninggi yang disertai agitasi, bicara mulai melantur, pasien
merasa dirinya dibicarakan orang2 sekitar, dekorum kurang baik
sopan santun maupun kebersihan
– Pemeriksaan Lab (DBN)
Diagnosis Kerja
• Sindroma putus obat + gejala psikotik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Tujuan :
– Penapisan
– Diagonis pada keadaan emergency
– Pemantauan detoksikasi
– Kepentingan Forensik
• Untuk penapisan digunakan BP : Urin
• Utk Diagnosis pd keadaan emergency dan
pemantauan detoksikasi, digunakan BP : Serum
(EMIT, FPIA, dan TLC )
• Utk forensik digunakan BP : Urin, saliva, atau
rambut (GC-MS)
Drug-Strip Immunochromatographic
Assay
• Bahan Pemeriksaan : Urin

• Pemeriksaan ini bersifat kualitatif, mudah, cepat, dan


hasilnya dapat dibaca secara visual tanpa alat khusus.

• Interpretasi hasil pada pemeriksaan drug strip adalah


sebagai berikut:
– Positif : Bila hanya terdapat satu garis berwarna
merah/merah muda pada daerah kontrol (C) dan tidak
terdapat garis pada daerah pemeriksaan (T).
– Negatif : Bila terdapat dua garis berwarna merah/merah
muda pada daerah kontrol (C) dan daerah pemeriksaan (T)
– Invalid : Bila tidak tampak garis merah pada daerah kontrol
(C)
Drug-Strip Immunochromatographic
Assay
Drug-Strip Immunochromatographic
Assay
Drug-Strip Immunochromatographic
Assay

Anda mungkin juga menyukai