dalam Pencegahan Primer Kanker Rongga Mulut *dr. Alfian Taher, Sp.THT **Yuniasih Restu Putri,S.Ked LATAR BELAKANG •Kanker mulut merupakan penyebab tertinggi ke-8 •Tembakau dan alkohol memainkan peran yang paling penting dalam karsinogenesis di kepala dan leher. Asap rokok telah teridentifikasi sebagai penyebab utama terjadinya tumor tipe ini.9 •Rokok elektronik (e-cigarette) alat ini bebas tembakau dan tidak menghasilkan produk bakaran yang toksik. •Efek sesungguhnya dari asap rokok elektronik terhadap mukosa mulut masih jarang dievaluasi •Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keamanan rokok elektronik dan menetapkan kemungkinan peran dari alat tersebut dalam pencegahan primer terjadinya kanker rongga mulut (OSCC). Subyek dan Metode Dari 65 subjek yang terbagi jadi 3 kelompok (perokok e-cigarette, dan bukan perokok) Semua subyek yang diikutsertakan dalam penelitian dilakukan pemeriksaan rongga mulut dan dinilai berdasarkan kriteria yang memenuhi syarat berikut: usia lebih dari 18 tahun, tidak ada prosedur dental dalam enam bulan terakhir, tidak ada penyakit mulut yang diderita dalam enam bulan terakhir, tidak memiliki pekerjaan yang terpapar dengan karsinogen, tidak ada riwayat malignansi, bukan alkoholik kronis, dan tidak ada penyakit lain yang menyertai. Pada kelompok A, Data : konsumsi harian dan tahunan, tipe rokok, kemungkinan efek samping, dan periode konsumsi atau penghentian. Konsumsi rokok dihitung berdasarkan jumlah rokok dalam 24 jam dan jumlah pak yang dikonsumsi selama setahun dengan menggunakan rumus: pak/tahun = (jumlah rokok perhari: 20) x tahun konsumsi. Hanya subyek yang mengonsumsi satu tipe rokok yang disertakan dalam penelitian. Rokok diklasifikasikan berdasarkan rata-rata isi nikotin dan tar Kelompok B Terdiri dari subyek yang menggunakan berbagai alat e-cigarette, dan berbagai tipe cairan isi. Perokok e-cigarette dipertimbangkan tidak menggunakan rokok tradisional dalam enam bulan terakhir. Dengan demikian, rokok elektronik diklasifikasikan berdasarkan kandungan nikotin pada cairan isi: ringan (0.4-0.9 mg), sedang (0.10-0.12 mg), dan berat (0.13-0.16 mg). Kelompok C Kelompok bukan perokok ( tidak pernah merokok, tidak melakukan prosedur dental dalam enam bulan terakhir, tidak ada penyakit oral dalam enam bulan terakhir, tidak ada paparan terhadap karsinogen pada pekerjaan, tidak ada riwayat malignansi, bukan alkoholik kronis, dan tidak memiliki penyakit penyerta) Pengumpulan sampel Pengumpulan sampel dilakukan pada porsi anterior dan media mukosa oral kedua pipi pada perokok dan dari satu pipi pada subyek yang sehat. Hal ini dilakukan dengan cara mengorek dan menarik mukosa oral tiga kali dengan arah posterior-anterior dengan menggunakan kuret steril disposable, yang kemudian diapuskan pada slide. Apusan kemudian dilakukan pewarnaan May-Grunwald-Giemsa Untuk masing-masing subyek, dihitung jumlah total sel mikronukleat/1000 sel (CMN) dan mikronuklei/1000 (TMN). Analisis statistik Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software MedCalc (Mariakerke) Perbandingan nilai CMN dan TMN diantara ketiga kelompok dilakukan dengan ANOVA variansi single. Data sebelumnya dilakukan tes Levene untuk mengevaluasi variansi dan transformasi log maupun untuk menghitung signifikansi statistik dari tes ANOVA Hasil KELOMPOK B. Kandungan nikotin pada cairan isi yang digunakan oleh perokok e- cigarette adalah 0.9 mg pada 50% kasus, 0.12 mg pada 12.5% kasus, dan 0.16-0.18 mg pada 37.5% kasus. Jumlah rata-rata refill harian adalah 1.8 (rentang 1-4 kali), dengan penampung alat memiliki rata- rata isi 0.75 mL (rentang 0.25-1.2 mL). KELOMPOK C. Kelompok ini dijadikan kontrol dan dipilih berdasarkan staf medis dan paramedis di Rumah Sakit Universitas Catanzaro. Distribusi mikronuklei Total 98 apusan diperiksa dengan mikroskop optik dengan pembesaran 100x dan minyak imersi. Sel mukronukleat menunjukkan karakteristik seperti yang disebutkan oleh Tolbert. Gambar 1 dan 2 menunjukkan sel epitel oral normal dan sel mikronukleat. Diskusi Penelitian in vitro tersebut, dalam penelitian in vivo kami, sel rongga mulut dari perokok e-cigarette menunjukkan nilai CMN dan TMN yang serupa dengan kontrol yang sehat, mengindikasikan keamanan penggunaan e-cigarette. Nilai CMN dan TMN pada perokok e-cigarette serupa dengan kontrol yang sehat. Pada penelitian ini, 30% perokok e-cigarette berhenti merokok dalam enam bulan setelah pengumpulan sampel. Temuan ini serupa dengan yang dilaporkan oleh peneliti lainnya;33-34 tetapi, penelitian lain menemukan bahwa penggunaan e-cigarette tidak memiliki peran penting untuk berhenti merokok pada pasien dengan karsinoma kepala dan leher.35 Hasil kami menunjukkan bahwa e-cigarette tidak menimbulkan bahaya pada rongga mulut, dan lebih lanjut, dapat dianjurkan sebagai alat yang reliable untuk berhenti merokok dibandingkan metode alternatif.