Anda di halaman 1dari 4

Tata Laksana Penyalahgunaan

NAPZA
Terapi dan Rehabilitasi
1. Terapi
terapi pengobatan bagi pasien NAPZA misalnya, dengan detoksifikasi.
Detoksifikasi yaitu, mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan 2
cara :
a). Detoksikasi tanpa subtitusi
tidak diberi obat, tetapi pasien dibiarkan hingga gejala putus obat berhenti sendiri.
b). Detoksikasi dengan subtitusi
disubtitusi dengan diberikan jenis opiat seperti kodein, bufremorfin, dan metadon.
Pemberian subtitusi dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai
berhenti sama sekali.

2. Rehabilitasi
a). Reabilitasi medik
memulihkan kondisi fisik yang lemah, diberikan makanan yang mengandung gizi
tinggi, dan kegiatan olahraga yang teratur.
b). Rehabilitasi psikiatrik
rehabilitasi yang dimaksudkan agar pasien yang semula bersikap dan
bertindak asosial dapat dihilangkan. Sehingga dapat bersosialisasi dengan
baik dengan sesama rekan maupun personil yang membimbing dan
mengasuhnya.
c). Rehabilitasi psikososial
rehabilitasi untuk pasien agar dapat kembali adaptif bersosialisasi dalam
lingkungan sosialnya. Program ini merupakan persiapan kembali ke
masyarakat.
d). Rehabilitasi psikoreligius
unsur agama dalam rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA memegang arti
penting dalam mencapai penyembuhan. Kekuatan kerohanian pada seseorang
mampu menekan resiko seminimal mungkin terlibat kembali pada
penyalahgunaan NAPZA.
e). Forum silaturahmi
merupakan program lanjutan (pasca rehabilitasi) yaitu, kegiatan yang diikuti
setelah selesai menjalani tahapan rehabilitasi. Tujuannya untuk memantapkan
terwujudnya rumah tangga yang harmonis dan religius sehingga 
kekambuhan penyalahgunaan NAPZA.
f). Program terminal
dinamakan (re-entry program), program persiapan untuk kembali melanjutkan
sekolah/kuliah atau bekerja.

Anda mungkin juga menyukai