100 TAHUN KEBANGKITAN INDONESIA

TEKNOLOGI ANAK BANGSA

Karya Anak Bangsa, Inovatif, Investasi Kompetitif,

Operasi Efektif dan Efisien

Kebutuhan air minum terus
meningkat, sedangkan
pelayanan terbatas

Dana investasi
pengembangan Sistem
penyediaan air terbatas

Adanya berbagai problem

operasional unit
sedimentasi / unit filtrasi
Sistem IPA

Tantangan Millennium
Development Goals Sistem
Penyediaan Air Minum
Hasil pengamatan sistem Instalasi Pengolahan Air (IPA) di beberapa kota di Indonesia
menunjukkan adanya masalah operasional yang cukup berarti terutama pada unit
sedimentasi, antara lain:

1. Distribusi aliran di settler yang tidak merata ;

2. Terangkatnya micro floc di beberapa bagian sedimentasi ;

3. Efek temperatur berpengaruh terhadap kestabilan proses dan aliran;

4. Tumbuhnya Algae (lumut) yang sangat cepat di sedimentasi ;

5. Adanya Scale deposits (Penumpukan floc di settler) ;

6. Pengaruh Efek Angin terhadap kestabilan aliran di sedimentasi, dsb.

Sistem IPA KIPANCER merupakan pengembangan sistem IPA terkini dimana
perhitungan desain (Engineering Calculation) dilakukan secara presisi dengan
memperhatikan aspek hidrolis dan proses secara akurat sehingga dapat dihasilkan
suatu bentuk sistem IPA yang sangat efektif dan efisien.

Unit Sedimentasi sebagai Limiting Factor dalam Sistem IPA, bilamana kinerja unit
Sedimentasi baik maka beban kerja unit Filter sangat ringan walaupun pada beban
permukaan yang relatif tinggi, sehingga siklus pencucian filter akan lebih panjang.
Dengan demikian secara keseluruhan menurunkan In-plant Losses

1. Mempercepat perjalanan partikel flok menuju zona lumpur sehingga kapasitas

hidrolis IPA dapat dilipatgandakan.
2. Memperbaiki distribusi aliran hidrolis menjadi lebih merata, laminer dan stabil,
mereduksi efek suhu serta efek angin guna mencegah terjadinya scouring
terhadap lumpur (microfloc yang terangkat pada proses sedimentasi dapat
dikurangi), sehingga dicapai kinerja sistem sedimentasi yang efektif dan efisien.
Pembangunan IPA Baru, adalah pembangunan sistem IPA dimana semua
komponen dan elemen IPA dibangun secara menyeluruh dalam keadaan baru.
Up-Grading IPA Eksisting, adalah perbaikan atau penggantian beberapa elemen
sistem IPA sehingga kinerjanya menjadi lebih baik dibandingkan dengan spesifikasi
yang ditetapkan dalam desainnya atau lebih baik daripada kondisi operasional
sebelumnya.
Up-Rating IPA Eksisting, adalah perbaikan, penggantian atau modifikasi beberapa
elemen sistem IPA sehingga kapasitas operasional sistem menjadi lebih besar
dengan kinerja lebih baik dari spesifikasi desain awal.
Aplikasi IPA KIPANCER,
- IPA Loa Bakung kapasitas 400 L/s di PDAM Samarinda
- Up-Rating IPA KEDASIH kap. 100 L/s menjadi 230 L/s d PDAM Kabupaten Bogor
- Up-Rating IPA Sambaliung kap. 20 L/s menjadi 60 L/s di PDAM Kabupaten Berau
- Up-Rating IPA Pramuka kap. 500 L/s menjadi 1.000 L/s di PDAM Banjarmasin
- Up-Rating IPA Tegalgede kap. 100 L/s menjadi 220 L/s di PDAM Kabupaten Bekasi
 Parameter IPA High Rate IPA Konvensional
KIPANCER KEDASIH
Dimensi Keseluruhan

Luas Bangunan ± 50% lebih kecil Besar

Ketinggian IPA < 5 meter 6-8 meter
Biaya Investasi Relatif sama Relatif sama
Biaya Operasi & Perawatan Relatif murah Relatif mahal
Problem Operasional Minimal Relatif banyak

Unit Flokulasi
Waktu Tinggal 7 – 30 menit 30 – 60 menit
Unit Sedimentasi

Beban Permukaan 12-35 m³/m²/jam 6-9 m³/m²/jam

Waktu tinggal dalam Settler 5 – 10 menit 10 – 30 menit
Kekeruhan Supernatan 1.5 – 3 NTU 5 – 10 NTU
Karakter Aliran Lebih stabil Kurang stabil
Distribusi Aliran Lebih merata Tidak merata
Efek Scouring Tidak terjadi Sering terjadi
Efek Temperatur Tidak signifikan Signifikan
Efek Angin Tidak signifikan Signifikan
Scale Deposits Tidak signifikan Signifikan

Unit Filter

Kecepatan Filtrasi 10-15 m³/m²/jam 5-9 m³/m²/jam

Ukuran efektif media 0.8 – 1.2 mm, dapat 0.4 – 0.6 mm
menggunakan dual media filter
In-plant Water Losses Kurang dari 5% 5 – 15 %
 100 TAHUN KEBANGKITAN INDONESIA
TEKNOLOGI ANAK BANGSA

Karya Anak Bangsa, Inovatif, Investasi Kompetitif,

Operasi Efektif dan Efisien