Anda di halaman 1dari 53

Bioetika, Hukum

Kesehatan, Hk. Kedokteran


Dan HAM
Hukum Kes.dan Hukum Kedokteran:
Rekam Medis, Informed Consent,
Hukum RS, Confidentiality Medic.
Hukum Kesehatan
Sejarah Rekam Medis
• Zaman Paleoliticum (25.000 thn yl), digua batu di
Spanyol, ditemukan peninggalan purba lukisan tata cara
pengobatan dan amputasi jari tangan.
• Zaman Mesir kuno (3000-2000 SM) ditemui pahatan,
lukisan pd ddg Pyramid, tulang,pohon daun kering
papyrus , adanya informasi ttg kesehatan
• Aesculapius, Hippocrates, Galen dll, buat catatan ttg
penyakit dan kasus2 yang ditemuinya
• Aviscena(Ibnu Sina) thn 980 – 1037 M menulis buku2
kedokteran dan pengalaman mengobati pasien
• Dr. Franklin H Martin (ahli Bedah, 1913) menggunakan
RM layani pasien dan sbg alat pendidikan calon Surgery
Rekam Medis di Indonesia
• RM sudah ada sejak zaman penjajahan
• Pembenahan dimulai keluarnya Kepmenkes RI
No.031/Birhup/1972 , dinyatakan bahwa semua RS harus
mengerjakan:
- Medical Recording
- Reporting
- Hospital Statistic
• Kmd dilanjutkan dgn Kepmenkes RI No 034/ Birhup/1972 ttg
“Perencanaan & Pemeliharaan Rumah Sakit”, Bab I, pasal 3
menyatakan tiap RS diwajibkan:
a. mempunyai & merawat statistic mutakhir
b. Membina RM sesuai ketentuan yang berlaku.
• Kepmenkes RI No.134/Menkes/SK/IV/1978 tentang Susunan
Organisasi & Tata Kerja RS menyebutkan adanya Sub bagian
Pencatatan medik
Rekam Medis
= Medical records = Status pasien = Dokumen medik = Catatan medik

• Adalah: Kumpulan keterangan ttg identitas hasil


Anamnese, pemeriksaan & catatan segala
kegiatan para pelayan keseh.atau pasien dari
waktu ke waktu.
• Men. Waters & Murphy: Sebagai kompendium
(ikhtisar) yang berisi informasi ttg keadaan
pasien selama dlm perawatan penyakitnya atau
selama dlm pemeliharaan kesehatannya.
Ikhtisar meliputi: riwayat peny.sekarang/ y.l;
faktor2 sosial yg pengaruhi peny.; temuan pd
pemerik.fisik; hasil labor.; temuan dokter
konsultan; diagnosis; terapi; respon terapi dsb.
• Men.IDI : Rekam Medis Yi: Rekaman dlm bentuk
tulisan atau gambaran aktifitas pelayanan yg
diberikan oleh pemberi layanan medik / keseh.kpd
seorang pasien
Dilanjutkan Fatwa IDI dgn SK. No 315/PB/A.4/88
praktek profesi dokter harus melaksanakan RM, baik
yg bekerja di Rumah Sakit maupun praktek pribadi
• Men. Permenkes No. 749a.thn 1989; R.M adalah:
Berkas yg berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelyanan kesehatan
Isi Rekam Medis:
Ada 2 jenis Rekam medis
- RM rawat jalan dan RM rawat inap

1. Identitas & formulir perizinan ( lembar hak kuasa)


2. Riwayat penyakit (Anamnese) tentang:
- keluhan utama
- riwayat sekarang
- riwayat penyakit yg pernah diderita
- riwayat keluarga (penyakit diturunkan)
3. Laporan pemeriksaan Fisik termasuk pemeriksaan
Labor, Ro’, scanning, MRI dsb
4. Diagnosa atau diagnosa banding
5. Instruksi diagnostik & terapi dgn tanda tangan pejabat
kesehatan yg berwenang
• RM rawat inap seperti tsb diatas; ditambah dengan:
- Persetujuan tindakan medik
- Catatan konsultasi
- Catatan perawat (nurse notes) & tenaga
kesehatan lainnya
- Catatan observasi klinik & hasil pengobatan
- Resume akhir (dibuat pasien mau pulang) &
Evaluasi pengobatan
- Finansial meliputi: perusahan tempat kerja;
alamat perusahan; penanggung biaya; nomor
asuransi dan cara pembayaran.
Resume akhir RM
• Isi Resume singkat, hanya jelaskan informasi
penting ttg pemeriksaan & pengobatan:
a. mengapa pasien msk RS (anamnese)
b. Hsl penting pemeriksaan fisik,
diagnostik, Labor, Ro’
c. Pengobatan & tindakan operasi yg dilakukan
d. Keadaan pasien waktu keluar
e. Anjuran pengobatan/ Perawatan
• Tujuan pembuatan Resume:
- Utk menjamin kontinuitas pelayanan medis
- Bahan penilaian staf medik RS
- Untk memenuhi permintaan dari
instalasi lain seperti Asuransi
- Bahan informasi bagi dokter yg bertugas,
dokter yg mengirim dan dokter konsultan
Tanggung Jawab Pengisian R M
• Staf medik & tenaga kesehatan dituntut mengisi
RM secara cepat, akurat dan jelas dibaca
• Bila RM diisi oleh dokter muda (Co-Ass)
pendelegasian yg ditugaskan benar2 cakap &
menguasai teknik pengisian dan pelaporan,
namun tanda tangan akhir tetap dokter
penanggung jawab
• Demikn juga thd paramedik dituntut hal yg sama
• Diagnosa akhir ditegakkan sebelum pasien
pulang; Sebelum 48 jam, RM hrs dikembalikan
pada pengelola RM
Manfaat Rekam Medis
1. Alat komunikasi antara dokter dengan tenaga
kesehatan lain
2. Sbg dasar perencanaan perawatan/ pengobatan
3. Sbg bukti tertulis segala pelayanan, perkembangan
dan pengobtan penyakit selama dirawat di RS.
4. Sbg dasar analisis, studi, evaluasi thd mutu pelayanan
5. Kepentingan hukum utk pasien, RS, maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya
6. Utk penelitian dan pendidikan karena data tersedia
7. Sbg dasar perhitungan biaya pelayanan medik
8. Sumber ingatan & dokumentasi utk pertanggung
jawaban & laporan
Peranan RM sbg informasi Kesehatan
• Jumlah kunjungan rawat jalan(out pasien) dan
kunjungan rawat inap(in pasien).
• Jenis2 penyakit dan Lama perawatan tiap penyakit
dapat diketahui
• Obat2 yang dipakai dapat diketahui
• Sbg indikator ttg mutu & efisiensi pelayan:
- Bed Occupation Rate (BOR).
- Bed Turn Over (BTO)
- Length of Stay (LOS)
- Turn Over Interval (TOI)
- Net Death Rate (NDR) dan
- Gross Death Rate (GDR)
Pemilik RM
• Standar Internasional menyebutkan:
- RM adalah milik RS
- Isinya milik Pasien
• Bila pasien minta RM krn mau pindah kekota lain, yg dpt
dilakukan oleh RS adalah:
- mengcopy RM secara lengkap
- membuat ringkasan
- mengcopy Resume akhir dari dokter
• Kebijakan ini atas izin dokter yg merawat dan Direktur
RS. Kesalahan besar bila RM asli diberikan
• Perlu diketahui informasi dlm RM adalah “Rahasia”
Lama penyimpanan RM
• Indonesia: Permenkes No 749a/Men.Kes/ Per/XII/1989 pasal 6, me-
nyatakan;
- Lama penyimpanan RM se-kurang2nya 5 thn, terhitung tgl terakhir
pasien berobat
- Lama penyimpanan RM bersifat khusus ditetapkan tersendiri
• India :
- Pasien berobat jalan RM disimpan 3-5 thn
- Pasien rawat inap RM disimpan ≥ 10 thn
• Amerika:
- RM dlm perkara; 10 thn
- Kead.biasa, RM disimpan ≥ 5 thn thn dari kunjungan akhir
• Inggris : RM Obstetri, 25 thn
Rm anak2/usia muda disimpan sampai usia 25 thn atau 8 thn
dari kunjungan terakhir
RM pasien gangguan mental 20 thn
INFORMED CONSENT
Persetujuan Tindakan Medik = PTM

• Aspek Hk Kesehatan hub.dokter-pasien, terjalin


ikatan transaksi (hub.kontrak medik) atau
pemberi layanan (medical providers) dan
menerima layanan (medical receivers),
mempunyai hak dan kewajiban.
• Dlm transaksi ini pikiran dan pertimbangan
terbaik dokter, tidak sejalan dgn alam pikiran
pasien, ok dokter melihat pasien hanya dlm segi
medik saja, sedang pasien dlm segi lain, seperti
psikis, keuangan, agama dan pertimbangan
keluarga.
• Dlm situasi inilah muncul masalah PTM
• Perkembangan PTM di Indonesia, sejalan dgn arus
informasi yi; Declaration of Lisbon (1981) dan Patiens’ Bill
of Right (1972) menyatakan: “Pasien memp.hak menerima
atau menolak pengobatan dan hak menerima informasi
dari dokternya sebelum memberikan persetujuan atas
tindakan medik”.
• PTM merup.penghormatan kalangan keseh.thd hak
otonom per-orangan, utk menghindarkan atau cegah
terjadinya penipuan atau paksaan.
• Hal ini diperkuat dgn Permenkes tgl 4 Sept.1989
No.585/Men.Kes/Per/IX/1989 ttg PTM (Informed Consent).
• Permenkes No.589 thn 1989, PTM adalah persetujuan yg
diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan
tindakan medik yg akan dilakukan thd pasien
Pengertian PTM (informed Consent)
• Informed artinya telah diberitahukan, atau telah
disampaikan. Consent artinya perse-tujuan yg
diberikan seseorang utk berbuat. Dgn demikian
PTM; persetujuan yg diberikan pasien kpd
dokter setelah diberi penjelasan.
• Appelbaum menyatakan Informed Consent
bukan formulir persetujuan dari pasien, tetapi
merup.suatu proses komunikasi. Tercapainya
kesepakatan dokter pasien merup.dasar seluruh
proses ttg PTM (informed consent is a process,
not an event)
Jenis Informed Consent
1. Implied consent: Tersirat atau dianggap telah
diberikan;
- Keadaan normal; ambil darah(labor), suntik, jahit luka
- Keadaan darurat: kecelakaan atau emergency, dsbt;
Presumed consent
2. Expressed Consent;
- Lisan; RT ; VT ; cabut kuku.
- tertulis; operasi atau tindakan medis, yang sering
timbul resiko
3. Informed refusal: penolakan persetujuan, perlu tanda
tangan pasien atau keluarga
Informasi: diminta atau tidak, tetap jelaskan:

• Mengenai Apa (What), sesuatu mengenai


penyakitnya
• Yg menyampaikan (who), oleh dokter atau
perawat bila invasif sifatnya
• Kapan (when), segera, tergantung waktu yg
tersedia; beri waktu yg cukup bagi pasien/
keluarga utk memutuskan
• Informasi yg mana (which), informasi harus
selengkapnya: yi; prosedur tindakan, diagnostik/
terapi, mencakup; bentuk tujuan, resiko, manfaat
terapi dan alternatif terapi, shg pasien dan
keluarga dpt memahaminya.
Yg beri persetujuan; ssdh dpt informasi
• Pasien dewasa (umur > 21 thn), atau telah menikah,
sehat mental.
• Tanda tangan oleh pasien atau keluarga
• Pasien dibawah 21 thn, penderita ggn jiwa tanda tangan
adalah orang tua/wali/ keluarga terdekat/induk semang
• Pasien tdk sadar/ pingsan atau dlm keadaan darurat, tdk
ada keluarga tdk perlu persetujuan (pasal 11 Bab IV
Permenkes No.585.
• Ada 5 syarat utk sahnya PTM:
Diberikan secara bebas; Orang yg sanggup buat
perjanjian; bentuk tindakan telah dijelaskan; mengenai
sesuatu yg khas; tindakan itu dilakukan pd situasi yg
sama
Hukum dan Etik R. Sakit
• R. Sakit, tempat berkumpul sbgn besar nakes dan
menjalankan profesinya. Umumnya telah memp.etik
profesi yg hrs diamalkan anggotanya. Dmk juga RS
telah memp.Etika RS(Ersi). Ersi disusun oleh Persi
(Persatuan RS seluruh Indonesia). Untuk ini perlu lagi
wadah yaitu: Panitia Etik RS (PERS) di RS.
• Kode Etik RS ada 4 kewajiban:
1. Kewajiban Umum RS
2. Kewajiban RS thd mayarakat
3. Kewajiban RS thd pasien
4. Kewajiban RS thd staf
• Isi kewajiban tsb diatas dicari sendiri.
• RS besar di Indonesia telah terbentuk PERS, di luar
negeri dsbt: “Hospital Ethical Comitte”
Manfaat dan tugas PERS
• Manfaat:
a. Sumber informasi yg relevan utk selesai kan masalah
etik di RS.
b. Identifikasi masalah pelanggaran etik di RS & beri
pendapat penyelesaiannya.
c. Beri saran pada Direksi RS utk meneruskan atau
tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.
• Tugas:
Membantu para dokter, perawat & nakes lainnya di RS,
dlm masalah pelanggaran Etik maupun pemantapan
pengamalan kode etik masing2 profesi
Masalah Etik yg perlu diatur:
• Rekam Medis
• Keperawatan
• Semua pelayanan yang ada di RS a.l:
- laboratorium, radiologi, medico-legal
- pasien dewasa, pelayanan kes.anak
- klinik, rehabilitasi medik, gawat darurat,
- anastesi, rawat intensif, gawat darurat
- kamar operasi, eutanasia, mediko legal
d.l.l.
• Definisi RS: Sarana upaya kesehatan yg
menyelenggarakan kegiatan yankes serta dpt
dimanfaatkan utk pendidikan nakes dan
penelitian (Permenkes
no.159b/Menkes/per/II/88
• Men.WHO: Suatu badan usaha yg
menyediakan pemondokan dan memberikan
jasa pelayanan medik jangka pendek &
panjang tda: tindakan
observasi,diagnostik,terapi, rehabilitasi bagi
penderita skt atau luka, melahirkan, ada klinik
berobat jalan, adakalanya tak ada.
Sejarah RS di Indonesia
Ada 3 periode

• Periode I:
- Sebelum thn 1960, RS hampir murni utk amal (charity)
- Periode ini bebas dr tuntutan hkm – kebal hkm, ok
biaya dari uang sumbangan khusus menolong org sakit,
tanpa imbalan
- Tak ada pikiran pasien utk menuntut RS atau dokternya
- Bila terjadi sesuatu tak terduga, merup. Takdir dari
Allah
- Berobat ke RS pemerintah tak perlu bayar, hanya beli
karcis yg begitu murah
• Periode II :
- 1960 – 1990: RS Swasta mulai sukar mendpt dana
sumbangan.
- RS.mulai tekor utk tutupi pengeluarannya ok itu hrs
perhitungkan segi ekonomi dan finansialnya.
- RS, mulanya bersifat sosial, bergerak ke sosial-
ekonomi.
- Pd periode ini manajemen RS hrs pandai2 mengelola
RS utk keseimbangan faktor sosial & faktor ekonomi
(break event)
- Faktor sosial menonjol, RS bangkrut, mk dibuat kamar
VIP utk subsidi silang utk menunjang ketekoran kls III.
• Periode III: 1990 – sekarang :
- Permenkes No.84/1990, terbuka peluang mendirikan
RS utk cari keuntungan; jadi ada : RS Non profit dan RS
utk profit.
- Kemajuan Iptek & globalisasi bid.kedokt dan
penerapannya di RS, sbbk kompleks nya manajmen RS.
Masy.makin kritis thd pelayanan RS
- Pd hakekatnya RS, suatu organisasi dibentuk badan
hkm (pemerintah,perjan, yayasan, PT atau perkumpulan)
- Ada kemungkinan sebuah badan hkm bisa dituntut hkm
pidana (RUU KUHP)
Klasifikasi RS
1. Jenis RS: - RS Umum & RS Khusus.
RS Umum: Type- A : sub spesialistik luas
- B2 : subspesiaistik terbatas
- B1 : 11 spesialistik
- C : 4 spesialistik
- D : Pelayanan medik dasar
2. Jenis RS swasta:
a. RS swasta pratama: umum
b. RS swasta Madya: umum + 4 spesialis
c. RS swasta Utama: spesialistik + 2 subspesialistik
Fungsi RS
• Menyelenggarakan pelayanan,perawatan,
rehabilitasi
• Pencegahan (preventif)
• Pendidikan dan latihan
• Penelitian
Personel:
a. Tenaga kesehatan sarjana
b. tenaga kesehatan non sarjana
c. Pimpinan RS + Pemilik modal
Tanggung jawab RS
• RS dibebani tanggung jawab(responsibility),agar
yankes terselenggara dg baik dan mutu dpt
dipertanggung jawabkan(accountable)
• RS, selain pelayanan medis hrs mendukung
pendidikan, pelatihan dan penelitian serta
menjaga dan meningkatkan kes.komunitas
sekitarnya.
• Membuat Hospital Bylaws (PIRS & PISM)
• KUH per. 1367: Seseorg bukan hanya ber
tanggung jawab atas tindakannya, juga
bertanggung jawab atas tindakan2 orang2 dibwh
tanggungannya
Fungsi RS yg melayani pasien mempuny :
1. Kewajiban:
a. merawat pasien dgn mutu perawatan
se-baik2nya
b. pertolongan di UGD
c. siapkan sarana perawt umum &
perlatan medik sesuai tkt RS & urgensi
d. sarana & peraltan medik siap pakai
e. merujuk pasien ke RS lain bila
peralat yg dibutuhkan tdk ada
f. sediakan alat penangkal spt; alat
pemadam api; alt keselamatan darurat
2. Hak Rumah Sakit :
a. membuat Hospital Bylaws
b. memilih tenaga keseh.yg bekerja di RS
c. mensyaratkan pasien taati aturan RS
d. mensyaratkan pasien taati aturan dr.
e. dpt tuntut pihak yg lakukan
wanprestasi a.l. pasien, pihak ketiga
dan lain
Konfidensialitas Medik
• Konfidensial (kerahasian) sama tuanya dg
sejarah kedokteran
• Sebelum Hippocrates, zaman Priestly Med sdh
diterapkan konfidensial wkt itu
• Dgn cara ini pasien tak ragu minta tolong pd
dokter, dan tak ragu mengemukakan semua
keluhan utk kepentingan diagnosa dan terapi.
• Termasuk keluhan yg timbulkan rasa malu dan
pemeriksaan tubuh yg paling pribadi
• Hippocrates menjadikan rahasia
kedokteran bagian dari sumpah dokter
• Rahasia adalah sesuatu yg dirahasiakan
(disembunyikan) yg hanya diketahui oleh 1
(satu) atau beberapa orang atau kalangan
tertentu saja.
• Ada rahasia jabatan (sbg pejabat) dan ada
rahasia pekerjaan (fungsional pekerjaan
dokter, advokats, akuntans, wartawan dll.
Kewajiban Hukum konfidensial

• Norma kesusilaan sdh ada zaman Priestly


dan perlu dikuatkan dg undang2.
• Perancis dan Belgia jadikan kewajiban
Hkm thd konfidensial dg sanksi ber-sifat
paksaan bila dokter yg melanggar norma
• Di Indonesia ada PP.No.10 thn 1966 tgl 21
Mei 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran sbg kewajiban moral & hukum
• UU. Kesehatan no.23 thn 1992 pasal 53; rahasia
kedokteran adalah hak pasien yg wajib dihormati
• Disamping sanksi moral, ada sanksi hkm;
pidana pasal 322 KUHP, perdata pasal 1365 dan
sanksi administratif
• Kode Etik kedokteran Indonesia pasal 12
• UU. Praktek Kedokteran pasal 48
• Pembocoran rahasia kedokteran timbulkan rugi
pd pasien baik materiel atau immateriel (malu)
Contoh Kasus
• Pasien wanita berobat kedokter Obgin krn
keputihan
• Dlm pemeriksaan ada sisa kondom di vagina.
• Suatu hari dokter ini bertemu dg suaminya
dilapangan tenis; sambil bergurau berkata:
“Kalau masuk pakai jas hujan, keluarnya jas
hujan itu jangan sampai ketinggalan”.
• Suami sadar apa sebenarnya terjadi,ok ia tak
pernah menggunakan kondom. Istri ia ceraikan.
Subjek Perahasian
• PP. No.10 thn 1966 pasal 1; Segala se-suatu yg
dik.selama melakukan pekerjaan di lapangan
kedokteran subjeknya adalah
• Semua tenaga kesehatan baik medik maupun
non medik :
Semua mahasiswa kedokteran; siswa yg
bertugas dlm lapangan pemeriksaan, petugas
pengobatan, perawatan; pegawai tata usaha;
pegawai laboratorium; pegawai Rekam medis.
Pengendoran Prinsip Konfidensial

• Menyampaikan sebagian atau seluruh


infomasi pihak lain yg tak berhak, bila
disetujui pasien (perusahan asuransi)
• Informasi izin cuti sakit, cuti hamil, akte
kelahiran atau akte kematian, perkara
perdata.
• Klaim asuransi kecelakaan kerja
• Laporan kesehatan calon pegawai atau
calon nasabah
• Melaksanakan Undang2; penderita sakit
wabah, beri keterangan dlm proses
pengadilan pidana (pasal 50 KUHP)
• Doctrine of necessety sejalan dg pasal 48
KUHP yaitu utk kepentingan masyarakat;
misal supir bus yg menderita epilepsi atau
seorang guru menderita tuberculosa
• Melaksanakan perintah atasan (pasal 51
KUHP)
EUTHANASIA
• Euthanasia (bhs Yunani euthanatos); “eu” berarti
baik dan “thanatos” berarti mati. Good death
atau easy death; sering juga dsbt, mercy killing,
ok hakekatnya euthnasia merupakan
pembunuhan atas`dasar perasaan kasihan.
• Atau euthanasia sbg tindakan mengakhiri hidup
seseorg atas dasar kasihan karena menderita
penyakit, kecederaan atau ketidakberdayaan
dan tdk mempunyai harapan utk sembuh/ hidup
• Di Indonesia masalah ini tdk dpt diterima oleh
karena bertentangan dgn hukum, moral dan
agama
Konsep tentang mati
1. Mati sbg berhentinya darah mengalir; Men. PP No. 18
thn 1981: Mati, bila ber hentinya fungsi jantung dan
paru2 dan tdk dpt digunakan lagi walau sdh dipacu
dan paru2 dipompa
2. Mati sbg saat terlepasnya nyawa dari badan/ tubuh. Ini
meragukan, o.k pd tindakan resusitasi yg berhasil,
timbul kesan se-olah2 nyawa dpt ditarik kembali
3. Hilangnya kemampuan tubuh secara permanen. Hal ini
juga dipertanyakan, o.k organ berfungsi sendiri2 tanpa
terkendali, krn otak telah mati (brain stem death).
Untuk transplantasi baik, secara moral tidak
4. Brain stem death, berarti secara fisik & sosial sdh mati
Kreteria Mati
• Kematian:Suatu peristiwa yg tdk disenangi juga
merup.sesuatu yg tidak bisa dihindari
Tugas dokter, mengobati org sakit, jadi memperpanjang
kematian.
• Mati sbg suatu proses:
a. Biomedis: Kematian terjadi secara ber angsur2,
prosesnya dimulai sejak lahir. Kematian sel diganti dgn
bentuk & jumlah sel yg kurang
b. Pd org sakit, kematian berlsg lebih cepat
c. Dgn mesin resusitasi; tergant.apakah batang otak mati
atau tidak. Bila batang otak mati alat resusitasi tidak
berguna lagi
• Kriteria mati men.FK.Harvard (1968):
- Coma yg irreversible
- Otak tak berfungsi lagi spt:
a. pasien tak bereaksi thd stimulan
b. tak ada pernafasan spontan
c. tak ada reflex
d. EEG mendatar
• Kriteria Minnoseta health science centre:
- EEG ditiadakan, diganti dgn
- Reflex batang otak Y.i; reflex pupil dan pupil membesar
sampai 5 mm.
• Lokakaria IDI 23 Maret 1985 ttg Mati: Batang otak tak
berfungsi lagi
• Men.SK IDI.No.336/PB/A.4/88; rumuskan mati,
bila:
- Fungsi spontan pernafasan & jantung telah
berhenti secara pasti (irreversible) atau
- Apabila terbukti telah terjadi kematian batang
otak
Kedua hal ini dibuktikan dgn EKG & EEG
Upaya resusitasi keadaan mati klinis, bila nadi
besar dan nafas berhenti diragukan, lakukan
resusitasi
Resusitasi darurat diakhiri bila:
1. Fungsi cerebral tdk diperoleh ½ - 1 jam, tdk
ada nadi pd normothermi tanpa resusitasi (mis;
penyakit terminal)
2. Ada tanda2 klinis mati otak, yi; pasien tetap tdk
sadar, tdk timbul nafas spontan & reflex gag
dan pupil tetap dilatasi 15 – 30 menit
3. Terdpt tanda2 mati jantung, yi; asystol listrik
membandel (grs datar pd EKG) ± 30 menit,
walau sdh resusitasi & pengobatan optimal
4. Penolong terlalu lelah, shg tak dapat lanjutkan
resusitasi
Jenis Euthanasia
• Euthanasia pasif volunter (euthan.sukarela)
permintaan pasien secara sadar (auto
euthanasia), ia membuat pernyataan tertulis
tangan (codicil)
• Euthanasia pasif involunter, os tak sadar atau
sadar, ia diminta keluarga pulang.
• Euthanasia aktif direct; tindakan medis secara
terarah utk akhiri hidup pasien
• Euthanasia aktif indirect; dokter/ tenaga
kesehatan berikan obat utk ringankan sisakit,
diberi obat analgetik sering2(mis. Pethidin), obat
ini yang sebabkan kematian pasien
Pembagian euthanasia lain
1. Tidak ada bantuan dlm proses kematian,
tanpa maksud memperpendek hidup o.s
2. Ada bantuan dlm proses kematian tanpa
maksud memperpendek hidup pasien
3. Tidak ada bantuan dlm proses kematian
dgn tujuan memperpendek hidup pasien
4. Ada bantuan dlm proses kematian dgn
tujuan memperpendek hidup pasien
Masalah Hukum Euthanasia
• Euthanasia bukan istilah yuridis, tapi ada
implikasi hukum
• Apakah tindakan euthanasia, baik positif act/
negative act dpt diklasifikasikan sbg kejahatan
thd nyawa?
• Penegak hkm hrs mempetimbangkan pengaruh
emosi dokter thd penderitaan pasien,dimana
kondisi peny.pd stadium terminal, tak mungkin
utk disembuhkan.
• Tindakan euthanasia aktif yg terjadi di Belanda,
hanyalah hukuman percobaan yg sangat ringan

Anda mungkin juga menyukai