Anda di halaman 1dari 42

POKJA HPK

Ketua : drg. Yuditha Kemala Sari


Sekretaris : Ria Mandala, S.Sos
Anggota :
Niswatun Hasanah, Amd
Fitriyanti, Amd.keb
 Pimpinan RS memahami hak dan kewajiban
pasien dan keluarga sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan
 (ada leaflet hak dan kewajiban pasien dan
keluarga)
1. Bukti dalam RM tentang identifikasi agama ,
keyakinan, dan nilai nilai pribadi pasien (dalam
GENERAL CONSENT)
2. Bukti pelaksanaan asuhan yang menghormati
agama, keyakinan, dan nilai nilai pribadi pasien
(DALAM CPPT)
3. -bukti kerjasama dengan rohaniawan
- bukti permintaan pelayanan rohani
(formulir permintaan kerohanian)
- Bukti pelaksanaan pelayanan rohani (dalam
formulir)
PERAGAAN DALAM MENANGGAPI PERMINTAAN
PELAYANAN ROHANI
1. Regulasi tentang wajib simpan rahasia pasien
dan menghormati kebutuhan privasi pasien
2. Bukti pelaksanaan tentang penjelasan
kerhasiaan informasi kesehatan pasien (dalam
GC poin III)
3. Bukti pelaksanaan permintaan persetujuan
pelepasan informasi kepada pihak luar oleh
pasien ,mis : BPJS, Dinkes dll (dalam GC poin III)
4. Bukti pelaksanaan identifikasi harapan dan
kebutuhan privasi (dalam GC poin V)
5. Observasi kelengkapan dan pelaksanaan privasi
pasien , rajal, igd, ranap, dan saat transfer
pasien
KAPAN KITA HARUS MENJAGA KERAHASIAAN
DAN PRIVASI PASIEN?
 Rumah sakit diminta menghormati
kerahasiaan dan hak privasi pasien terutama
ketika diwawancara, diperiksa, dirawat, dan
dipindahkan atau dipulangkan.
 1. Regulasi tentang penitipan barang milik pasien
 2. – bukti pemberian informasi tentang tanggung
jawab RS dalam menjaga barang milik
pasien ( GC poin II)
- bukti pelaksanaan penitipan barang
pasien

pasien yang menanyakan tentang penitipan barang


baik itu melalui security, perawat, bisa langsung
diarahkan ke cust service lantai 1. lemari
penyimpanan berada di sana. Ada formulir
penitipan barang dan buku daftar penitipan dan
pengambilan barang.
 Tatacara :

1. Petugas keamanan menanyakan maksud dan tujuan kedatangan.

2. Petugas keamanan mengkoordinasikan dengan perawat jaga ruang perawatan yang akan
dituju.

3. Perawat minta persetujuan pasien

4. Apabila pasien setuju, petugas keamanan mempersilahkan pengunjung masuk. Dengan


sebelumnya mencatat identitas pasien berupa Nama, NIK, Alamat, keperluannya apa, dan
dicatat dalam buku pengunjung diluar jam besuk.

5. Pengunjung dapat masuk setelah mendata diri dan memakai kartu pengunjung.

6. Apabila pasien tidak berkenan untuk dikunjungi, petugas keamanan akan menyarankan
kepada pengunjung untuk berkunjung di waktu yang lain.
 Pasien yang rentan terhadap kekerasan fisik dan
kelompok pasien yang beresiko diidentifikasi dan
dilindungi.

 1. regulasi
 2. observasi, lihat pelaksanaan , perlindungan
pasien di daerah terpencil/ terisolasi/ rawan
seperti : pengawasan berkala, CCTV, pengunjung
di luar jam kunjungan memakai identitas.
 3. Bukti pelaksanaan proses perlindungan ;
 Ada DAFTAR KELOMPOK BERESIKO, denah per
lantai, buku pengawasan berkala
Partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan
1. Bukti pelaksanaan pelatihan untuk mendukung hak pasien dan
keluarga termasuk pelaksanaan second opinion.

PERAGAAN PROSES PELAKSANAAN SECOND OPINION, harus


mencakup :
- Sebutkan bahwa memang hak pasien untuk meminta second
opinion
- Hasil pemeriksaan
- Diagnosis
- Rencana perawatan dari dokternya
- Alternatif perawatan
- Tambahkan : jangan heran jika pendapat dari dokter lain bisa
jadi berbeda, karena setiap penyakit mempunyai presentasi yang
berbeda beda ketika hadir di ruang periksa dan spesifikasi
keilmuan dokter juga berbeda beda, tapi tetap prinsipmnya satu
yaitu untuk kebaikan dan kesembuhan pasien..
 Pasien diberitahu tentang semua aspek asuhan
medis dan tindakan (tercantum dalam FORM
EDUKASI TERINTEGRASI)
- Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang :
- kondisi medis dan diagnosis psti
- rencana asuhan dan tindakan yang
akan dilakukan
- persetujuan kedokteran
- hasil dan proses asuhan
- hasil yang tidak terduga
 Bukti pelaksanaan pemberian informasi :
a. Diagnosis
b. Kondisi pasien
c. Tindakan yang diusulkan
d. Tata cara dan tujuan tindakan
e. Manfaat dan resiko tindakan
f. Nama orang yang mengerjakan tindakan
g. Kemungkinan alternatif dari tindakan
h. Prognosis
i. Kemungkinan hasil yang tidak terduga
j. Kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan
 Formulir penolakan/ tidak melanjutkan
pengobatan
 Formulir pulang atas permintaan sendiri.
 Pelaksanaan edukasi tentang :
◦ Hak pasien untuk menolak
◦ konsekuensi dari keputusan mereka
◦ Tanggung jawab berkaitan dengan keputusan
tersebut
◦ Alternatif pelayanan dan pengobatan
 FORMULIR DO NOT RESUCUSITATE (DNR)
 Skrinning nyeri di asesmen awal dan formulir
Manajemen Nyeri Dewasa di rekam medis
rawat inap.
 Tatalaksana Nyeri :
1. Pengkajian Asesmen Nyeri
(Anamnesis)
2. Asesmen Nyeri
 Anamnesis
- Riwayat penyakit sekarang (misal :
durasi dan lokasi nyeri)
- Riwayat pembedahan atau penyakit
dahulu
- Riwayat psiko sosial (mis , konsumsi
alkohol/ narkotika)
- Riwayat pekerjaan (mengangkat beban
berat)
- Obat-obatan dan alergi
- Riwayat keluarga
Dapat menggunakan Numeric Rating Scale
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-10 : nyeri berat

Pasien yang tidak dapat menggambarkan


intensitas nyeri dengan angka, dapat
menggunakan Asesmen Wong Baker faces Pain
Scale.
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang
derajat nyeri pada pasien yang bertujuan untuk
mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan
terkait penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan,
dengan interval waktu sesuai kriteria sebagai
berikut :
- 15 menit setelah intervensi obat injeksi
- 1 jam setelah intervensi obat oral atau
lainnya
- 1 x shift bila skor nyeri 1- 3
- setiap 3 jam bila skor 4 – 6
- setiap 1 jam bila skor nyeri 7 – 10
- dihentikan bila skor 0
 Berikan analgesik sesuai anjuran dokter
 Perawat secara rutin setiap 4 jam menevaluasi tatalaksana
nyeri kepada pasien yang sadar/ bangun
 Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri lebih
besar dari 4. Asesmen dilakukan 1 jam setelah tatalaksana
nyeri sampai intensitas nyeri kurang dari 4
 Tatalaksana non farmakologi :
- berikan heat/ cold pack
- lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi
pasien
- latihan relaksasi, seperti tarik nafas dalam , bernafas
dengan irama/ pola teratur, dan atau meditasi
pernafasan yang menenangkan.
- pengalihan perhatian
 Rumah sakit mendukung hak pasien umtuk
mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan
penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya.

 Bukti dalam RM tentang identifikasi pasien yang


menghadapi kematian dengan kebutuhan unik.

 Bukti dalam RM tentang pelaksanaan


menghormati hak pasien yang menghadapi
kematian.
 Ada leaflet, banner, formulir pengaduan,
kotak pengaduan.
 Bukti penlaksanaan tentang telaah dan tindak
lanjut pengaduan
 Bukti tentang keikutsertaan pasien dan
keluarga dalam proses penyelesaian.
 Semua pasien diberitahu tentang hak dan
kewajiban dengan metode dan bahasa yang
mudah dimengerti
 Bukti materi tentang informasi hak dan
kewajiban pasien
 Bagian admisi wajib hapal dan paham isi
GENERAL CONSENT.
 Ditandatangani oleh petugas admisi, pasien/
keluarga.
 Bukti pemberian informasi tindakan
kedokteran yang akan dilakukan baik secara
lisan dan tulisan.

 Formulir persetujuan dan formulir penolakan


tindakan
 Persetujuan khusus diberikan sebelum operasi,
anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan
produk darah, tindakan dan prosedur serta
pengobatan lain dengan resiko tinggi

 Daftar tindakan yang memerlukan informed


consent.

 Bukti dalam rekam medis tentang identitas staf


medis dan staf yang membantu memberikan
informasi dalam informed consent.
 Rumah sakit menetapkan proses, dalam
konteks peraturan perundang undangan ,
siapa pengganti pasien yang dapat
memberikan persetujuan dalam persetujuan
khusus (informed consent) bila pasien tidak
kompeten.
 Pasien sendiri, bila telah berumur 21 tahun atau telah
menikah.
 Dibawah 21 tahun , maka diberikan oleh (urutan ) :
 Ayah/ Ibu kandung
 Saudara-saudara kandung
 Dibawah 21 tahun dan tidak memiliki orang tua,
maka diberikan oleh mereka menurut hak sbb :
 Ayah/ Ibu adopsi
 Saudara-saudara kandung Induk semang
 Pasien dewasa dengan gangguan mental, diberikan
oleh :
◦ Ayah/ Ibu Kandung
◦ Wali yang sah
◦ Saudara-saudara kandung
 Pasien Dewasa dibawah pengampunan , maka
diberikan kepada
◦ Wali
◦ Curator
 Bukti dalam rekam medis tentang
pencantuman nama orang yang
menggantikan pemberian persetujuan bila
pasien tidak kompeten.
TIM HPK
RS UMUM SRIWIJAYA PALEMBANG

Anda mungkin juga menyukai