bedah, puasa 6 jam sebelum pembedahan, dan persiapan
pemeriksaan diagnostik prabedah.
Penurunan respons nyeri dengan manajemen nyeri keperawatan,
meliputi: pengaturan posisi fisiologis, intervensi skeletal atau traksi
kulit, istirahatkan pasien, pengaturan lingkungan, relaksasi napas
dalam, metode distraksi, dan manajemen sentuhan. Kolaborasi
pemberian analgesic secara intravena dilakukan untuk nyeri sedang
berat.
Untuk intervensi kerusakan integritas jaringan, penurunan risiko
cedera dan hambatan mobilitas fisik dengan intervensi kolaborasi
untuk dilakukan reduksi terbuka fiksasi internal.
Rencana intervensi penurunan respons kecemasan dan pemenuhan
pengetahuan praoperatif secara umum hampir sama dengan
rencana praoperatif lainnya.
INTRA OPERATIF
a. Pengkajian
Data laboratorium dan laporkan temuan yang abnormal
Radiologis area fraktur pelvis yang akan dilakukan ORIF.
Tranfusi darah (cek kesamaan golongan darah dan rhesus pasien dengan
donor)
Kaji kelengkapan sarana pembedahan (benang, cairan intravena, obat
antibiotic profilaksis) sesuai dengan kebijakan institusi.
Pastikan bahwa sistem fiksasi internal, instrumentasi, dan peranti keras
(seperti sekrup kompresi, metal, dan pen bersonde multiple) dan alat seperti
bor dan mata bor telah tersedia dan berfungsi dengan baik.
b. Diagnosa
Risiko cedera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah dan trauma
prosedur pembedahan.
Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entrée luka pembedahan
dan penurunan imunitas sekunder efek anestesi
INTERVENSI
PASCAOPERASI
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d. post operasi
Hambatan mobilitas fisik b.d. deformitas sekunder
kerusakan rangka tulang
Resiko syok sepsis b.d. infeksi sekunder pemasangan
alat fiksasi invasive
Ansietas b.d. stress, ancaman kematian
Defisit perawatan diri b.d. gangguan mobilitas fisik
INTERVENSI
a. Nyeri Akut b.d. post operasi
Rencana Tindakan dan Rasional :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi, dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
b. Hambatan mobilitas fisik b.d. deformitas sekunder kerusakan rangka tulang
Rencana Tindakan dan Rasional :
Monitor vital sign sebelum / sesudah latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cidera
Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tekhnik ambulasi
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLS secara mandiri sesuai
kemampuan
Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLS
pasien
Berikan alat bantu jika klien memerlukan
Ajarkan pasien bagaimana cara merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
c. Resiko syok sepsis b.d. infeksi sekunder pemasangan alat fiksasi
invasive
Rencana Tindakan dan Rasional :
Syok prevention :
Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit,
denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler
refill
Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
Monitor suhu dan pernafasan
Monitor input dan output
Pantau nilai laborat :HB, HT, AGD, dan elektrolit
Monitor hemodinamik invasi yang sesuai
Monitor tanda dan gejala asites
Monitor tanda awal syok
Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk
peningkatan preload (tenaga yang menyebabkan otot
ventrikel meregang sebelum mengalami eksitasi dan
kontriksi)dengan tepat
d. Ansietas b.d. stress, ancaman kematian
Rencana Tindakan dan Rasional :
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dilakukan selama
prosedur
Pahami perspekstif pasien terhadap situasi stress
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
Instruksikan pasien menggunakan tekhnik relaksasi
Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
e. Defisit perawatan diri b.d. gangguan mobilitas fisik
Rencana Tindakan dan Rasional :
Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
Pantau peningkatan dan penurunan kemampuan untuk berpakaian dan melakukan
perawatan rambut
Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
Pertimbangkan usia dan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
Bantu pasien memilih pakaian yang mudah dipakai dan dilepas dan sediakan pakaian
pasien pada tempat yang mudah dijangkau (disamping tempat tidur)
Dukung kemandirian pasien dalam berpakaian , berhias, bantu pasien jika diperlukan,
fasilitasi pasien untuk menyisir rambut bila memungkinkan, dan pertahankan privasi
saat pasien berpakaian
Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri
bantu pasien ke toilet atau membantu pasien dengan alat bantu eliminasi seperti pispot,
memfasilitasi kebersihan toilet setelah selesai eliminasi, dan menyiramkan toilet atau
pispot
monitor kemampuan pasien untuk menelan
Identifikasi diet yang diresepkan
Ciptakan lingkungan yang nyaman selama makan seperti memindahkan pispot, urinal,
dsb keluar ruangan
Sediakan penghilang rasa sakit dan sediakan kesehatan mulut yang memadai sebelum
makan
Menyediakan sedotan untuk membantu pasien minum dan menyediakan makanan pada
kondisi hangat
TERIMA KASIH
WASSALAAMU’ALAIKUM