Anda di halaman 1dari 19

TIPOLOGI BIOLOGIS

TEORI FAKTOR EYSENCK


KELOMPOK 9
Disusun oleh :
Ana Aden 7111131051
M. Tri Adi 7111131082
Dhita Angraeni 7111131084
Roni Yuliyanto 7111131086
Biografi
Teori Faktor Eysenck
• Teori kepribadian Hans Eysenck memiliki
komponen psikometris dan biologis yang kuat.
Namun Eysenck yakin kalau kecanggihan
psikometris saja tidak cukup untuk mengukur
struktur kepribadian manusia dan bahwa dimensi
kepribadian yang melewati metode analisis faktor
bersifat steril dan tak bermakna kecuali mereka
memiliki eksistensi biologis.
• Dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari
keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Juga
bahwa semua tingkah laku dipelajari dari
lingkungan
• Kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah
laku aktual maupun potensial dari organisme,
sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan
lingkungan.
• Pola tingkah laku itu berasal dan
dikembangkan melalui interaksi dari empat
sektor utama yang mengorganisir tingkah
laku.
o Sektor kognitif ( Intelegensi )
o Sektor konatif ( character )
o Sektor Afektif ( Temprament )
o Sektor Somatik ( Constitution )
Kriteria untuk mengidentifikasi faktor-
faktor
Dengan asumsi-asumsi ini dibenaknya, Eysenck
mendata empat kriteria untuk mengidentifikasi
sebuah faktor :
• Kriteria pertama, bukti psikometri bagi keberadaan
faktor harus disusun. Yang terkait dengan kriteria ini
adalah faktor harus bisa diandalkan dan direpliaksi.
• Kriteria kedua adalah faktor juga harus memiliki sifat
warisan dan cocok dengan model genetik yang ada.
• Kriteria ketiga, faktor harus masuk akal dari sudut
pandangan teoritis.
• Kriteria keempat, kriteria terakhir bagi eksistensi
sebuah faktor adalah faktor harus memiliki relevansi
sosial
Struktur Kepribadian
Eysenck ( 1947,1994c) menemukan bahwa interkasi heiraki
pengorganisasian prilaku memiliki empat tingkatan, sebagai
berikut :
1. Hirarki tertinggi/pertama: Tipe, kumpulan dari trait, yang
mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas
(Kepribadian).
2. Hirarki kedua: Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi
respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu.
Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen (sifat).
3. Hirarki ketiga: Kebiasaan tingkahlaku atau berfikir, kumpulan respon
spesifik, tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon
kejadian yang mirip.
4. Hirarki terendah/keempat: Respon spesifik, tingkahlaku yang secara
aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu
kejadian
Dimensi Kepribadian
• Eysenck menemukan dan mengelaborasikan tiga
tipe – E ( Ekstraversi ) ,N ( Neurotisisme ),P (
Psikotisme )- tanpa menyatakan secara eksplisit
peluang untuk menemukan dimensi yang lain
pada masa yang akan datang.
• Neurotitisme dan Psikotisme itu bukan sifat
patologis, walaupun tentu individu yang
mengalami gangguan akan memperoleh skor
yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian
normal dari struktur kepribadian. Semuanya
bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi,
neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme
lawannya fungsi superego.
• setiap tipe tersebut terdiri atas masing-masing
9 trait yang berbeda dan sebagai penyusun
tipe itu sendiri.

NO Ekstraversi ( E ) Neurotisme ( N ) Psikotisme ( P )

1 Berjiwa sosial Penuh kecemasan Agresif

2 Gairah pada hidup Depresi Dingin

3 Aktif Merasa bersalah Egosentris

4 Asertif Percaya diri rendah Impersonal

5 Mencari sensasi Tegang Implusif

6 Riang Irasional Antisosial

7 Dominan Malu-malu Tidak bermpati

8 Bersemangat Murung Kreatif

9 Berani Emosional Bebal


A. Ekstraversi ( Faktor E )
• ekstraversi kebalikannya introversi.
• Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan
antara ekstraversi dan introversi adalah tingkat
keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arausal
Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar
bersifat keturunan.
• Orang yang ekstraversion CAL-nya rendah,
sehingga dia banyak membutuhkan rangsangan
indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.
• Sebaliknya introvers CAL-nya tinggi, dia hanya
membutuhkan rangsangan sedikit untuk
mengaktifkan korteksnya.
B. Neurotisme ( Faktor N )
• Neurotisme lawannya stabiliti (N).
• Faktor N memiliki komponen bawaan yang kuat. seperti
gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif-kompulsif
• Mereka yang diskor tinggi pada neurotisme sering kali
memiliki kecenderungan untuk bereaksi berlebih-lebihan
secara emosional dan mengalami kesulitan untuk kembali
ke kondisi normal setelah stimulasi emosional tersebut.
• Namun neurotisisme itu bukan neurosis dalam pengertian
yang umum. Seseorang bisa diskor tinggi dalam
neurotisme namun tetap bebas dari simtom psikologis
apapun yang menggangu.
• skor neurotisisme mengikuti model stres-diatesis
(diathesis-stress model)
• Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi
sistem syaraf otonom (ANS=Automatic Nervous Reactivity)
Dimensi Ekstravers-Neurotisisme dengan CAL
dan ANS Subjek Dimensi CAL ANS Simpto
m
(C) Introver- Tinggi Rendah Normal
neurotisme
A B Stabilita introvers
(A) Introver- Tinggi Tinggi Ganggu

Ekstraversi
Neurotik an psikis
Introversi

tingkat
pertama
(D) Ekstrave Rendah Rendah Normal
C D rs- ekstrave
Stabilita Stabilita rs
s
(B) Ekstrave Rendah Ringgi Ganggu
r- an psikis
Neurotik tingkat
kedua
C. Psikotisme ( Faktor P )
• Psikotisme lawannya super ego
• Seperti pada ekstraversi dan neurotisisme,
psikotisisme mempunyai unsur genetik yang besar.
• Seseorang yang mempunyai kepribadian psikotisme
yang tinggi rentan mengalami stres yang tinggi pula
dan rentan pula terhadap gangguan psikologi.
• psikotisisme juga mengikuti model stres-diatesis
• Psikotisme, dapat digabung bersama-sama dengan
neurotisisme dan ekstraversi, menjadi bentuk tiga
dimensi. Tiga garis yang saling berpotongan
ditengah-tengah dan saling tegak lurus,
menggambarkan hubungan antara ketiga dimensi itu.
D. Kecerdasan
Eysenck sesungguhnya ingin memasukkan
kecerdasan sebagai dimensi keempat dari
kepribadian. Seperti tiga dimensi yang lain,
kecerdasan lebih banyak dipengaruhi oleh
keturunan. Namun penelitian disekitar
kecerdasan masih belum dapat mengelaborasi
faktor kecerdasan itu dengan keseluruhan
kepribadian manusia.
Pembentukan Kepribadian
• Teori kepribadian Eysenck menekankan peran
herediter sebagai faktor penentu dalam
perolehan trait ekstraversi, neurotisisme, dan
psikotisisme (juga kecerdasan).
• semua tingkahlaku yang tampak –tingkahlaku
pada hirarki kebiasaan dan respon spesifik-
semuanya (termasuk tingkahlaku neurosis)
dipelajari dari lingkungan.
• Eysenck berpendapat inti fenomena neurotis
adalah reaksi takut yang dipelajari
(terkondisikan).
• Sekali kondisioning ketakutan atau kecemasan
terjadi, pemicunyaakan berkembang bukan hanya
terbatas kepada obyek atau peristiwa asli, tetapi
ketakutan/kecemasan itu juga dipicu oleh stimulus
lain yang mirip dengan stimulus asli atau stimulus
yang dianggap berkaitan dengan stimulus asli.
• Eysenck menolak analisis psikodinamik yang
memandang tingkahlaku neurotik dikembangkan
untuk tujuan mengurangi kecemasan. Menurutnya,
tingkahlaku neurotik sering dikembangkan tanpa
alasan yang jelas, sering menjadi kontraproduktif,
semakin meningkatkan kecemasan dan bukannya
menguranginya
• Jika tingkahlaku itu diperoleh dari belajar, logikanya
tingkahlaku itu juga bisa dihilangkan denagn belajar
Pengukuran Kepribadian
• Eysenck mengembangkan empat inventori kepribadian
untuk mengukut tiga superfaktornya ini, antara lain
1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N
dan korelasi antara keduanya.
2. Eysenck Personality Inventory (EPI), alat tes ini memiliki
skala kebohongan (lie-L) untuk mendeteksi kepura-puraan
(faking), yang terpenting dalam tes ini yaitu untuk
mengukur ekstraversi dan neurotisme secara independen
dengan korelasi yang hampir nol antara E dan N.
3. Eysenck Personality Questionnair (EPQ), mengukur E, N, P,
(merupakan revisi dari EPI, tetapi EPI yang hanya mengukur
E dan N masih tetap dipublikasikan). Memasukan skala
psikotik.
4. Eysenck Personality Questionnair-Revised (EPQ-R) revisi
dari EPQ. Mempunyai versi dewasa dan anak-anak.
Evaluasi
• Teori Trait faktor dari Eysenck (dan Cattell) merupakan
contoh penelitian kepribadian yang dengan pendekatan
yang sangat empirik.
• teori trait-faktor mendasarkan diri kepada psikometrik alih-
alih penilaian klinik.
• baru Eysenck yang mencoba menunjukkan bentuk
hubungannya secara nyata dengan konsep CAL dan ANS. Ini
menjadi awal dari Psikobiologi dan Neurokimia yang
menjadi topik psikologi kontemporer.
• Kritik utama terhadap Eysenck adalah teorinya terlalu
sempit.
• Eysenck menyinggung perkembangan kecemasan, tetapi
tidak membahas perkembangan itu secara luas.
• Penentuan faktor yang arbitrer memunculkan usulan
penggabungan faktor dan atau pemberian nama baru yang
lebih akurat.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA..

APAKAH ADA PERTANYAAN ?????

Anda mungkin juga menyukai