Anda di halaman 1dari 52

SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
SB-006 OHSAS 18001:2008
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
BAPETEN, 15-23 juli 2013
Riwayat Singkat
2

 Masuk BATAN: 1986


 Jaminan Mutu: 1992-sekarang
 Diklat terkait:
 Application of Effective Management Systems, IAEA, 2008
 RTC on Assuring Safety Assessment throughout NPP Project, IAEA,
2011
 Mengajar:
 ISO 9001 + Auditor Internal
 SMK3, dll

Jaminan Mutu Instalasi Nuklir 17-28 Juni 2013


Struktur
 Model SMK3
 Definisi
 Komitmen dan Kebijakan
 Perencanaan
 Penerapan
 Pengukuran dan Evaluasi
 Kaji Ulang Manajemen
Pendahuluan
 Review persyaratan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja
 Dapat diintegrasikan dengan SMM, SML, SMK,
SMKeu
 Tidak mencakup kesejahteraan pegawai,
keselamatan produk, kerusakan aset dan dampak
lingkungan
 Selain komitmen dan kebijakan, harus dilakukan
tinjauan awal K3
Tinjauan awal K3
 Kondisi awal
 Sumber bahaya
 Tingkat pengetahuan
 Pemenuhan perUU
 Benchmark dgn organisasi lain
 Efektivitas dan efisiensi sumber daya
 Sbg masukan renbang K3
Model SMK3

Peningkatan Komitmen
Berkelanjutan dan
Kebijakan
Kaji Ulang
manajemen
Perencanaan
SMK3

Pengukuran
dan Penerapan
Evaluasi SMK3
Definisi
Bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan yang memiliki
potensi menimbulkan kecelakaan dalam pengertian cedera atau
gangguan kesehatan, atau kombinasinya.
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan terjadinya bahaya
atau paparan dan keparahan luka atau gangguan kesehatan
yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan.
Risiko yang dapat diterima adalah risiko yang telah dikurangi
hingga tingkat yang dapat ditoleransi oleh organisasi dengan
mempertimbangkan kewajiban hukumnya dan kebijakan K3-nya.
Definisi
Identifikasi bahaya adalah proses mengenali adanya bahaya
dan menentukan karakteristiknya.
Insiden adalah peristiwa yang dapat menimbulkan cedera atau
gangguan kesehatan atau kematian.
CATATAN 1: Kecelakaan adalah insiden yang mengakibatkan
cedera, gangguan kesehatan atau kematian.
CATATAN 2: Insiden tanpa terjadi cedera disebut pula sebagai
“kejadian nyaris celaka” (near-miss), atau “kejadian berbahaya”.
Gangguan kesehatan adalah menurunnya kondisi fisik atau
mental yang disebabkan makin buruknya kegiatan kerja
dan/atau situasi terkait pekerjaan.
Definisi
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kondisi dan
faktor dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
pegawai atau pekerja lain (termasuk pekerja sementara),
pengunjung atau orang lain di daerah kerja.
Sistem manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan
dan menerapkan kebijakan K3, mengelola risiko K3-nya serta
menumbuhkembangkan budaya keselamatan.
Audit adalah proses yang sistematik, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara obyektif terhadap kriteria audit.
Definisi
Penilaian diri adalah proses rutin dan berlanjut yang dilakukan oleh
manajemen organisasi untuk mengevaluasi efektivitas kinerja pada
semua bidang yang menjadi tanggungjawabnya.
Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko yang timbul dari
bahaya, dengan mempertimbangkan kecukupan pengendalian yang
ada dan penentuan apakah risiko dapat diterima atau tidak.
Tindakan perbaikan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang terdeteksi atau situasi lain yang tidak diinginkan.
Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan
penyebab potensi ketidaksesuaian atau potensi situasi lain yang tidak
diinginkan.
CATATAN: Tindakan pencegahan diambil untuk mencegah suatu
kejadian, dan tindakan perbaikan dilakukan untuk mencegah
berulangnya kejadian.
Kebijakan K3
 Sesuai pemeringkatan sifat dan skala risiko
 Komitmen mencegah cedera dan gangguan kesehatan
 Komitmen memenuhi perUU
 Sbg kerangka kerja mencapai sasaran

 Didokumentasi, diterapkan
 Dikomunikasikan ke semua personil
 Disediakan ke stakeholder
 Dikaji ulang agar tetap relevan
Perencanaan
 Umum
 HIRADC
 Peraturan dan Persyaratan
 Sasaran
 Indikator
 Program
HIRADC
 Harus ada prosedur identifikasi bahaya dan
penilaian risiko

Identifikasi Analisis Pengendalian


1 2 3 Risiko
bahaya Risiko
Identifikasi risiko
 Pemeringkatan
 Kegiatan rutin –non rutin
 Perilaku manusia
 Peralatan
 Hukum
 Perubahan
 Disain
Pengendalian Risiko
Eliminasi

Subsitusi

Enjinering

Administratif

Pelindung Diri

Hirarki pengendalian ESEAP


Dokumen Pendukung
SB 006-1: 2012 Pedoman Penilaian Risiko K3
 Tahapan keg: persiapan, pelaksanaan,

penyelesaian
 Sumber bahaya: bahan, mesin, proses, lingkungan,

metode kerja, produk


 Faktor bahaya: kimia, fisik, biologik, ergonomik,

fisiologik dan psikososial


Skala peluang (SB 006-1)
Skala Konsekuensi (SB 006-1)
Pemeringkatan risiko (SB 006-1)
Form Penilaian Risiko (SB006-1)
Peraturan dan Persyaratan
 Harus ada prosedur identifikasi dan akses PerUU
 Informasi terkini PerUU harus dimutakhirkan
 Harus ada sosialisasi perUU dan persyaratan
Sasaran
 Spesific
 Measurable
 Achievable
 Realistic
 Time Bound
 Dikonsultasikan ke pegawai
 Ditinjau secara berkala
Indikator Kinerja
 Terukur
 Sebagai dasar penilaian K3
 Keberhasilan K3
Program
 Rencana berkelanjutan
 Sasaran SMK3 jelas
 Sistem pertanggungjawaban berjenjang
 Sarana, metode, batas waktu pencapaian sasaran
Penerapan
 Utama
 Pendukung
 Pengendalian
 Tanggap darurat
 Prosedur terhadap insiden
 Prosedur Pemulihan
Utama
 SDM, sarana, anggaran
 Integrasi
 Tanggung jawab dan tanggung gugat
 Konsultasi, motivasi, kesadaran dan partisipasi
 Budaya keselamatan
 Pelatihan dan kompetensi
SDM, Sarana, Anggaran

 Harus ada prosedur monitoring manfaat dan biaya


Integrasi
 SMK3 dapat diintegrasikan ke sistem yg ada
 Jika ada pertentangan, SMK3 diutamakan.
 Integrasi harus selaras dan seimbang
Tanggung jawab dan tanggung gugat

 Menetapkan dan komunikasi tj dan tg K3


 Sosialisasi mekanisme pelaporan
 Harus ada prosedur komunikasi perubahan tj / tg
Konsultasi, Motivasi, Kesadaran dan Partisipasi

Tidak mendengarkan Tidak melihat


Tidak mengatakan
http://fabiikawaii.deviantart.com/art/Kikazaru-Iwazaru-Mizaru-205004081
Budaya Keselamatan
 Sikap peduli, hati-hati, teliti, komunikatif pegawai
 Tercipta suasana kerja kondusif
 Memperkuat sifat dan budaya K3
Pelatihan dan kompetensi
 Harus ada rekaman kompetensi (pendidikan,
pelatihan dan pengalaman)
 Harus ada prosedur identifikasi kompetensi
 Harus ada program pelatihan
 Harus ada pelatihan dan evaluasi efektivitasnya
Pendukung
 Komunikasi
 Pelaporan
 Dokumentasi dan pengendalian
 Rekaman, informasi dan pengendalian
Pengendalian
 Umum
 Disain dan rekayasa
 Kendali administratif
 Kajian kontrak
 Pembelian
Disain dan rekayasa
 Dikaitkan dengan pengendalian risiko
 Pengembangan, verifikasi, validasi dan perubahan
disain dikaitkan dengan HIRADC
 Ditunjuk personil untuk verifikasi K3
Kendali Administratif
 Prosedur dan IK harus ada aspek K3
 Draf dan review dibuat oleh yg kompeten bersama
dengan pelaksana
 Pelaksana harus mampu menerapkan prosedur
 Kaji ulang prosedur scr berkala dan bila ada
perubahan alat, proses ataupun bahan.
Kajian Kontrak dan Pembelian
 Pengadaan harus kontrak dan dikaji ulang
 Mencakup pros pemeliharaan barang / jasa
 Penjelasan HIRADC saat penerimaan barang / jasa
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

 Harus ada prosedur darurat dan bencana


 Harus diuji dan dikaji ulang secara berkala dan
koordinasi dgn stakeholder
 Harus tanggap darurat untuk mencegah / mitigasi
bencana
 Tanggap darurat harus melibatkan layanan
kedaruratan dan lingkungan sekitar
Menghadapi Insiden
 Harus ada prosedur P3K dan perawatan lanjutan
Prosedur Pemulihan Kedaruratan
 Harus ada prosedur pemulihan kedaruratan ke
kondisi awal dan pemulihan trauma pegawai
Pengukuran dan Evaluasi
 Pemantauan dan Pengukuran
 Evaluasi kepatuhan
 Penyelidikan insiden
 Ketaksesuaian, tindak perbaikan dan pencegahan
 Penilaian diri
 Audit internal
Pemantauan dan pengukuran
 Harus ada prosedur pantau dan ukur
 Pantau capaian sasaran K3
 Pantau pengendalian K3
 Pantauan proaktif program K3, kriteria kendali dan
operasi
 Pantauan reaktif gangguan kesehatan, insiden dan
kekurangan kinerja K3
 Harus dibuat pros kalibrasi / perawatan peralatan
pantau / ukur, bila ada
Evaluasi kepatuhan
 Harus ada prosedur evaluasi kepatuhan
 Terhadap perUU maupun persyaratan lain
Penyelidikan Insiden
 Harus ada prosedur penyelidikan dan analisis
insiden
 Identifikasi turunnya kinerja K3 penyebab insiden
 Identifikasi tindakan perbaikan
 Identifikasi peluang tindak pencegahan
 Identifikasi peluang perbaikan berkelanjutan
 Komunikasi hasil
Ketaksesuaian, Tindak Perbaikan dan
Tindak Pencegahan
 Harus ada prosedur ketaksesuaian
 Isi: identifikasi dan perbaikan TS, penentuan
penyebab dan mencegah terulang, evaluasi
tindakan, rekaman dan komunikasi
 Jika muncul bahaya baru atau perubahan bahaya,
harus menerapkan pros HIRADC
 Tindakan harus sesuai dan sepadan dengan risiko
 Perubahan harus dicerminkan dalam dokumentasi
Penilaian diri
 Harus ada penilaian diri (lihat GS-G-3.1)
 Untuk evaluasi kinerja dan peningkatan bud kes
Audit Internal
 Audit internal periodik
 Harus ada program audit
 Harus ada prosedur audit
 Auditor harus obyektif dan tidak berpihak
Kaji ulang manajemen
 Dilakukan periodik
 Masukan berupa: hasil audit, evaluasi kepatuhan,
tindak lanjut KUM lalu, kinerja dan capaian sasaran
K3, hasil penilaian diri, perkembangan perUU
 Sebagai bahan komunikasi dan konsultasi
Daftar Prosedur wajib
1. Identifikasi bahaya dan 11. Pengendalian dokumen
pengendalian risiko 12. Pengendalian rekaman
2. Identifikasi dan akses perUU, 13. Kesiapsiagaan dan tanggap
termasuk evaluasi kepatuhan darurat
3. Monitor manfaat dan biaya 14. Pemulihaan keadaan daurat
4. Komunikasi K3, tms Tj dan tg 15. Pemantauan dan pengukuran
5. Masukan dan saran K3 kinerja
6. Konsultasi dan keterlibatan 16. Kalibrasi dan perawatan
7. Kesadaran dan motivasi 17. Penyelidikan insiden
8. Partisipasi pegawai 18. Penanganan ketidaksesuaian
9. Identifikasi standar kompetensi 19. Audit internal
kerja
10. Pelaporan K3
Rangkuman
Terima Kasih
51

Pertanyaan?
A. Bayu Purnomo
Bidang Jaminan Mutu, PSJMN
E-mail: purnomo@batan.go.id
Tel. 021-70960864
HP. 0821-1044-7468

Jaminan Mutu Instalasi Nuklir 17-28 Juni 2013


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai