0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan11 halaman
Gregor Mendel adalah ilmuwan yang melakukan percobaan persilangan tanaman kacang polong dan menemukan hukum-hukum warisan sifat yang kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel. Hukum Pertama Mendel menyatakan bahwa alel akan terpisah secara independen ketika membentuk gamet. Hukum Kedua Mendel menyatakan bahwa alel dari pasangan gen akan terkombinasi secara acak dan independen ketika membentuk gamet. Kedua h
Deskripsi Asli:
berisi tentang penjelasan hukum mendel serta proses persilangan silang
Gregor Mendel adalah ilmuwan yang melakukan percobaan persilangan tanaman kacang polong dan menemukan hukum-hukum warisan sifat yang kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel. Hukum Pertama Mendel menyatakan bahwa alel akan terpisah secara independen ketika membentuk gamet. Hukum Kedua Mendel menyatakan bahwa alel dari pasangan gen akan terkombinasi secara acak dan independen ketika membentuk gamet. Kedua h
Gregor Mendel adalah ilmuwan yang melakukan percobaan persilangan tanaman kacang polong dan menemukan hukum-hukum warisan sifat yang kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel. Hukum Pertama Mendel menyatakan bahwa alel akan terpisah secara independen ketika membentuk gamet. Hukum Kedua Mendel menyatakan bahwa alel dari pasangan gen akan terkombinasi secara acak dan independen ketika membentuk gamet. Kedua h
KELAS : XII-MIPA.3 MAPEL : BIOLOGI Gregor Mendel Gregor Johann Mendel (lahir di Hynčice (Heinzendorf bei Odrau), Kekaisaran Austria , 20 Juli 1822 – meninggal di Brno, Kekaisaran Austria-Hungaria , 6 Januari 1884 pada umur 61 tahun) adalah ilmuwan dan biarawan Augustinian berbahasa Jerman Silesian yang meraih ketenaran anumerta sebagai pendiri baru ilmu dari genetika. Gregor Mendel, yang dikenal sebagai "bapak genetika modern", melakukan penelitian di biara kebun percobaan. Antara 1856 dan 1863, Mendel membudidayakan dan menguji sekitar 29.000 kacang polong (Pisum sativum). Studi ini menunjukkan bahwa satu dari empat tanaman kacang memiliki alel resesif, dua dari empat orang hibrida dan satu dari empat ras yang dominan. Percobaan-Nya memimpin dia untuk membuat dua generalisasi, yaitu Hukum Segregasi dan Hukum Assortment Independen, yang kemudian lebih dikenal sebagai Hukum Mendel Warisan. Pengertian Hukum Mendel Hukum Mendel adalah hukum mengenai pola pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel (1822- 1884). Mendel melakukan berbagai persilangan tanaman untuk merumuskan hukum tersebut, salah satunya menggunakan tanaman kacang ercis. Dalam percobaan Mendel terdapat istilah genotipe dan fenotipe. Genotipe adalah sifat tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen dalam individu. Genotipe disimbolkkan dengan huruf, yang biasanya merupakan huruf pertama yaitu suatu sifat yang dominan. Simbol genotipe untuk sifat dominan ditulis dengan huruf besar. Simbol genotipe untuk sifat resesif ditulis dengan huruf kecil. Sedangkan, fenotipe merupakan sifat keturunan yang dapat diamati. Hukum I Mendel Hukum Mendel I diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat dengan tanaman ercis biji berkerut. Hasilnya semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Selanjutnya dilakukan persilangan antarketurunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
Perbandingan fenotip bulat :
berkerut = 3 : 1 Perbandingan genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1 Berdasarkan hasil perkawinan yang diperoleh dalam percobaannya, Mendel menyimpulkan bahwa pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami segregasi (memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima sebuah gen saja. Kesimpulan itu dirumuskan sebagai hukum Mendel I yang dikenal juga dengan hukum Pemisahan Gen yang Sealel.
Hukum Mendel I : Pemisahan gen sealel, dalam bahasa inggris
disebut segregation of allelic genes, peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembuatan gamet individu yang memiliki genotip heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu.
Kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi
oleh salah satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominan tidak muncul secara penuh. Peristiwa itu menunjukkan adanya sifat intermediat. Sifat intermediat dapat dilihat pada penyerbukan silang tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Jika serbuk sari berasal dari tanaman homozigot berbunga merah (MM) disilangkan ke putik tanaman homozigot berbunga putih (mm), semua keturunan F1 berbunga merah muda (Mm). Perbandingan fenotip merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1 Perbandingan genotip MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 Berdasarkan diagram persilangan di atas diperoleh semua tanaman F1 heterozigot berbunga merah muda (Mm). Warna ini merupakan sifat intermediat (antara merah dan putih). Jika F1 mengadakan penyerbukan sendiri, maka F2 akan memperlihatkan perbandingan 1 merah : 2 merah muda : 1 putih. HUKUM II MENDEL Pada percobaan berikutnya, Mendel menggunakan persilangan dengan dua sifat beda atau disebut persilangan dihibrid. Mendel menggunakan dua sifat beda dari tanaman ercis, yaitu bentuk dan warna biji. Oleh Mendel, tanaman ercis biji bulat- kuning disilangkan dengan tanaman ercis biji kisut-hijau. Hasilnya, semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat- kuning. diketahui gen-gen yang menentukan sifat biji tanaman ercis sebagai berikut. 1) B = gen yang menentukan biji bulat. 2) b = gen yang menentukan biji kisut. 3) K = gen yang menentukan biji berwarna kuning. 4) k = gen yang menentukan biji berwarna hijau. Berdasarkan hasil percobaan di atas, Mendel menarik kesimpulan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas (tidak saling mempengaruhi) ketika terjadi meiosis selama pembentukan gamet. Prinsip ini dikenal sebagai Hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent Assortmen of Genes atau Hukum Pengelompokan Gen secara Bebas.
Hukum II Mendel : (Hukum pengelompokkan gen secara bebas
atau asortasi).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), alel mengadakan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid). SEKIAN DAN TERIMA KASIH