Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 7

REAKSI PERISIKLIK
Nama : Ahmad Ridhani 1810814310005
Nisa Azzahra 1810814120001
Nova Fitria Nopembriani 1810814120011
Trisna Satifa Yuliyanti 1810814120027
Usman 1810814110007
PENGERTIAN
Reaksi perisiklik adalah reaksi poliena terkonjugasi yang
berlangsung dengan mekanisme serempak seperti reaksi SN2 yakni
ikatan ikatan lama terputus ketika mekanisme serempak seperti
reaksi SN2 yakni ikatan ikatan lama terputus ketika ikatan baru
terbentuk dan semuanya terjadi dalam satu tahapan. Reaksi
perisiklik ikatan baru terbentuk dan semuanya terjadi dalam satu
tahapan. Reaksi perisiklik dikarakteristikan oleh suatu keadaan
transisi siklik yang melibatkan ikatan ikatan pi.
ORBITAL MOLEKUL POLIENA
BERKONJUGASI

Suatu poliena berkonjugasi mengandung 4n atau (4n+2) elektron


p dalam sistem berkonjugasi dinama n adalah bilangan bulat.
Contoh n = 1 adalah butadiena.
SIKLOADISI
 Dua molekul bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam
reaksi ini dua ikatan pi diubah menjadi ikatan sigma. Contoh
reaksi sikloadisiialah reaksi Diels- Alder
SIKLOADISI [2 + 2]
 Reaksi sikloadisi [2+2] mudah terjadi dengan adanya cahaya
dengan Type equation here. yang sesuai tetapi tidak mudah
terjadi bila campuran reaksi dipanaskan.

 HOMO molekul pertama harus bertumpang tindih dengan LUMO


molekul kedua. Bila dipanaskan elektron p tidak dipromosikan
tetapi tetap dalam keadaan dasar p1, sehingga siklisasi tidak
terjadi oleh imbasan termal.
SIKLOADISI [4 + 2]
 Reaksi Diels-Alder merupakan sikloadisi [4+2] yang memerlukan
panas bukan cahaya ultraviolet.
SIKLISASI SISTEM 4N
 Suatu poliena berkonjugasi dapat menghasilkan suatu
sikloalkena dengan tumpang-tindih ujung ke ujung dari orbital p-
nya dan rehibridisasi secara serempak atom-atom karbon yang
terlibat dalam pembentukan ikatan itu.
 1,3-butadiena mempunyai 4n elektron p dimana kedua cuping
(lobe) dari orbital p dapat bersiaft sefase atau berlawanan.
SIKLISASI SISTEM 4N
 Untuk membentuk ikatan sigma, ikatan sigma C-C harus berotasi
sedemikian rupa sehingga orbital p dapat bertumpang-tindih
ujung ke ujung, dengan cara memutuskan ikatan
p menggunakan energi panas atau cahaya ultraviolet. Untuk
membentuk ikatan sigma sepasang cuping yang bertumpang-
tindih harus sefase setelah berotasi.
SIKLISASI SISTEM 4N
 Ada dua cara agar ikatan-ikatan sigma C-C dapat berotasi
untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk bertumpangtindah
pada orbital p.
 1. Kedua ikatan sigma C-C berotasi dengan arah yang sama
disebut gerakan konrotasi (conrotatory motion)
 2. Kedua ikatan sigma C-C dapat berotasi dengan arah
yang berlainan disebut gerakan disrotasi (disrotatory motion).
SIKLISASI SISTEM 4N

 Bila 1,3-butadiena dipanaskan, reaksi terjadi sejak dari keadaan


dasar. Elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan sigma
berada dalam HOMO (p2), dimana orbitalorbital p berlawanan
fase. Agar membentuk ikatan sigma baru rotasi harus berupa
konrotasi.
SIKLISASI SISTEM 4N
 Bila 1,3-butadiena terimbas cahaya, fase-fase orbital p (sekarang
p3*) merupakan kebalikan dari fase-fase dalam siklisasi termal,
oleh karena itu rotasi terizinkan-simetri berupa disrotasi dan
bukan konrotasi.
SIKLISASI SISTEM 4N
 Bila (2 E , 4 Z )-heksadiena dipanaskan akan menghasilkan siklisasi cis-
dimetilsiklobutena tetapi bila terimbas cahaya akan menghasilkan
fotosiklisasi trans-dimetilsiklobutena.

 Gerakan konrotasi diperlukan dalam siklisasi termal untuk membentuk ikatan


sigma (hasilnya produk cis) sedangkan gerakan disrotasi diperlukan dalam
fotosiklisasi untuk membentuk ikatan sigma (hasilnya produk trans).
SIKLISASI SISTEM 4N
SIKLISASI SISTEM [4N+2]
 Senyawa 1,3,5-heksatriena (poliena, 4n+2) dalam HOMO
keadaan dasar (p3), orbital-orbital p yang membentuk ikatan
sigma dalam siklisasi bersifat sefase. Oleh karena itu siklisasi termal
berlangsung dengan gerakan disrotasi.
RINGKASAN TIPE REAKSI ELEKTROSIKLIK
PENATAAN-ULANG SIGMATROPIK
 Penataan-ulang Sigmatropik adalah geseran intramolekul
serempak suatu atom atau gugus atom. Contohnya:
KLASIFIKASI PENATAAN-ULANG
SIGMATROPIK
 Penataan-ulang sigmatropik dikelompokkan berdasarkan pada
sistem pernomoran rangkap yang merujuk ke posisi-posisi relatif
atom yang terlibat dalam perpindahan.
MEKANISME PENATAAN-ULANG
SIGMATROPIK
 Penataan-ulang sigmatropik tipe [1,3] agak jarang sedangkan
penataan-ulang sigmatropik tipe [1,5] cukup lazim.

 Ikatan sigma yang menghubungkan gugus pindah ke posisi


asalnya mengalami pemaksapisahan (cleavage) homolitik
menghasilkan dua radikal bebas.
MEKANISME PENATAAN-ULANG
SIGMATROPIK
MEKANISME PENATAAN-ULANG
SIGMATROPIK
 Sebaliknya penataan-ulang sigmatropik tipe [1,5] sangat lazim
terjadi.

 Ikatan sigma yang menghubungkan gugus pindah ke posisi


asalnya mengalami pemaksapisahan (cleavage) homolitik
menghasilkan dua radikal bebas.
MEKANISME PENATAAN-ULANG
SIGMATROPIK
 Jika HOMO dari radikal ini dan simetri orbitalnya, akan diperiksa
ternyata bahwa geseran [1,5] bersifat terizinkansimetri dan
suprafasial.
VITAMIN D

 Vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan tulang, bila


kekurangan vitamin D mengakibatkan pertumbuhan tulang tidak
sempurna (penyakit tulang = rickets).
 Manusia memperoleh vitamin D dengan berbagai cara: Steroid
7-dehidrokolesterol yang dijumpai dalam kulit dengan cahaya
sinar matahari menghasilkan pembukaan cincin elektrosiklik
yang menghasilkan suatu triena yaitu suatu provitamin D.
Provitamin D menjalani geseran sigmatropik [1,7] menghasilkan
vitamin D3. Bila ergoseterol disinari biasanya ditambahkan ke
dalam susu. Pengubahan ergosterol menjadi vitamin
D2 berlangsung seperti pada pengubahan 7-dehidrokolesterol.
VITAMIN D


VITAMIN D
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai