PROVISI KONTIJENSI
LIABILITAS BISA ASET ATAU LIABILITAS
ARUS KELUAR SUMBER DAYA TIDAK ADA ARUS KELUAR SUMBER
PERUSAHAAN DAYA PERUSAHAAN
DAPAT DIESTIMASI SECARA ANDAL TIDAK DAPAT DIESTIMASI SECARA
JUMLAHNYA ANDAL JUMLAHNYA
Disajikan dalam laporan keuangan Diungkapkan pada Catatan atas
(pada Statement of Financial Position) Laporan Keuangan
GARANSI GARANSI
JASA GARANSI JAMINAN
MENAMBAH KONTRAK
HARGA JUAL -> MEMBERIKAN
PENDAPATAN LAYANAN->
LIABILITAS
CONTOH GARANSI JAMINAN PRODUK DAN JASA
PT Dynamics menjual truk pada 1 Januari 2017 dengan memberikan garansi atas 30.000 km pertama atau
selama dua tahun mana yang lebih dahulu. Harga jual truk Rp500.000.000. Entitias mengestimasi biaya
garansi yang akan diberikan selama dua tahun sebesar Rp5.000.000. Pelanggan juga membeli garansi
jasa senilai Rp7.000.000 sehingga ada tambahan pelayanan untuk servis truk tersebut dari standar jaminan
yang diberikan. Selama tahun 2017 biaya terkait dengan jaminan asuransi yang dikeluarkan sebesar
Rp2.000.000 dan tahun 2018 sebesar Rp3.000.000. Atas garansi jasa perusahaan mengakui dengan
metode garis lurus.
Jb : Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat melakukan penjualan adalah :
Kas Rp507.000.000
Beban Garansi Rp5.000.000
Provisi Garansi Rp5.000.000
Pendapatan Ditangguhkan Garansi Jasa Rp7.000.000
Penjualan Rp500.000.000
Jurnal pada 2017, saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi jasa.
Provisi Garansi Rp5.000.000
D
Kas/Persediaan Rp5.000.000
D D
Pelanggaran kontrak dapat mengakibatkan entitas harus melakukan pembayaran denda kepada pihak lain.
Untuk menetukan apakah pelanggan kontrak perlu diakui sebagai provisi atau hanya diungkapkan dalam
laporan keuangan, perlu dilakukan evaluasi perjanjian kontrak yang ada dan juga dampak dari pelanggaran
kontrak tersebut. Jika kewajiban untuk membayar denda menjadi sesuatu yang tidak dihindari maka entitas
harus mengakui liabilitas tersebut pada saat pelanggaran kontrak terjadi.
LIABILITAS KONTINJENSI
Liabilitas kontinjensi tidak pernah diakui dalam laporan keuangan.
Keberadaannya hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan, kecuali jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil,
maka liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan.
Bagian kewajiban yang diharapkan akan dipenuhi oleh pihak lain
diberlakukan sebagai liabilitas kontinjensi. Bagian dari liabilitas
kontinjensi, kemungkinan besar terjadi dan dapat diestimasi dengan
andal, akan diakui sebagai provisi.
Liabilitas kontinjensi dapat berubah dari perkiraan semula sehingga
perlu dikaji ulang. Jika kemungkinan arus keluar sumber daya besar dan
dapat diukur dengan andal maka liabilitas kontinjensi berubah menjadi
provisi. Namun, jika kemungkinan terjadinya semakin kecil maka
liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan.
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
DEFENISI LIABILITAS
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan,
Liabilitas merupakan utang
suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek
perusahaan masa kini yang
jika:
timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya 1. entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut
diharapkan mengakibatkan dalam siklus operasi normalnya
arus keluar dari sumber daya 2. entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan
perusahaan yang diperdagangkan;
mengandung manfaat 3. liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam
ekonomi. Dalam laporan jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan;
posisi keuangan (neraca) atau
yang diklasifikasi (classified 4. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
statement of financial penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas
position), liabilitas bulan setelah periode pelaporan.
dibedakan menjadi liabilitas
jangka pendek dan liabilitas
jangka panjang.
Definisi liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian adalah setiap
liabilitas yang berupa:
1. kewajiban kontraktual:
a. untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
b. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;
2. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
dan merupakan suatu:
a. nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
b. derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instruments dan kewajiban yang timbul pada saat likuidasi
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.
Contoh : Kondisi yang Berpotensi Tidak Menguntungkan
Contoh : Kondisi yang Berpotensi Tidak Menguntungkan
PT Alam menjual opsi yang memberikan hak kepada pembeli opsi tersebut untuk menjual kepada PT Alam
saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari. PT Alam mempunyai
kewajiban kontraktual untuk membeli saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar jika pemegang
opsi meng-exercise opsinya. Hal ini menimbulkan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan PT Alam,
karena pemegang opsi akan meng-exercise opsi tersebut jika harga pasar saham PT Brilian lebih rendah dari
Rp1.000 per lembar. Oleh karena PT Alam dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan maka opsi
tersebut adalah liabilitas keuangan derivatif sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi.
Di sisi lain, jika PT Alam memiliki opsi untuk membeli saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar
pada akhir periode 120 hari. Dengan adanya opsi tersebut memberikan PT Alam hak kontraktual untuk
membeli saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 dan hak tersebut akan di-exercise PT Alam jika harga
saham lebih tinggi dari Rp1.000 pada akhir periode 120 hari, karena kondisi tersebut adalah kondisi yang
menguntungkan bagi PT Alam. PT Alam mempunyai potensi untuk mendapatkan keuntungan jika entitas
meng-exercise opsi tersebut, sehingga opsi tersebut merupakan aset keuangan derivatif sejak PT Alam
menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi.
Liabilitas Keuangan Versus Instrumen Ekuitas
Definisi instrumen ekuitas
adalah setiap kontrak yang Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:
memberikan hak residual
atas aset suatu entitas -Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas
setelah dikurangi dengan lain ;atau
seluruhnya liabilitasnya. -Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas
Untuk menentukan apakah keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
instrument keuangan berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
merupakan liabilitas Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
keuangan atau instrument ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan;
ekuitas, maka instrument -Nonderivatif
tersebut merupakan
instrumen ekuitas jika, dan -Derivatif.
hanya jika, kedua kondisi
tersebut terpenuhi.
Fitur Opsi Jual Instrumen Keuangan
1. Memberikan hak kepada
pemegangnya atas bagian
prorata aset bersih entitas pada 4. Selain kewajiban kontraktual bagi
saat likuidasi entitas. 01 penerbit untuk membeli kembali
atau menebus instrumen dan
menerima kas atau aset keuangan
2. Instrumen berada dalam lain.
kelompok instrumen yang 02
merupakan subordinat dari
semua kelompok instrumen 5. Jumlah arus kas yang
lainya. diharapkan dihasilkan
dari instrumen selama
03 umur instrument
3. Seluruh instrumen keuangan
dalam kelompok instrumen yang didasarkan secara
merupakan subordinat dari substansial pada laba
semua kelompok instrumen 04 rugi.
lainya memiliki fitur yang 05
identik.
Jenis Pengakuan Awal dan Pengukuran
1. Penerbitan Obligasi
Suku Bunga
Bunga nominal = Suku bunga yang
tertulis di dalam kontrak/perjanjian
Jumlah bunga yang dicatat sebagai
obligasi.
beban oleh emiten =
Emiten menetapkan suku
nominal. 𝑺𝒖𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒏𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒍
× 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒍 𝒐𝒃𝒍𝒊𝒈𝒂𝒔𝒊
Dinyatakan sebagai
persentase nilai nominal
obligasi (par).
Jumlah bunga yang dibayarkan
kepada pemegang obligasi setiap
Bunga pasar atau effective yield = periode =
suku bunga yang memberikan
tingkat pengembalian sepadan 𝑺𝒖𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒓
dengan risiko. × 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒄𝒂𝒕𝒂𝒕 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒐𝒃𝒍𝒊𝒈𝒂𝒔𝒊
Merupakan nilai
sesungguhnya yang diterima
pemegang obligasi
Penilaian Utang Obligasi
6% Premium
8% Nilai Par
10% Diskon
Contoh Soal Obligasi
Kasus 1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen (at par).
𝟏
PV nilai nominal = 𝟓. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × = 𝑹𝒑 𝟑. 𝟑𝟖𝟒. 𝟏𝟗𝟕
(𝟏+.𝟎𝟓)𝟖
𝟏−(𝟏+.𝟎𝟓)−𝟖
PV pembayarankupon = 𝟐𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × = 𝑹𝒑 𝟏. 𝟐𝟗𝟐. 𝟔𝟒𝟑
.𝟎𝟓
+
PV (harga jual) obligasi
= 𝑹𝒑 𝟒. 𝟔𝟕𝟔. 𝟖𝟒𝟎
Beban bunga yang dicatat saat pembayaran kupon 1 Juli dihitung sejak tanggal 1 April
(3 bulan).
Contoh: Tanggal 1 Januari 2016, PT Sardjana Eka menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal Rp 500 juta, suku bunga 8% semiannually, dan periode jatuh tempo 4 tahun.
Suku bunga pasar (yield) adalah 10%.
𝟏
PV nilai nominal = 𝟓𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × (𝟏+.𝟎𝟓)𝟖 = 𝑹𝒑 𝟑𝟑𝟖. 𝟒𝟏𝟗. 𝟔𝟖𝟏
𝟏−(𝟏+.𝟎𝟓)−𝟖
PV pembayarankupon = 𝟐𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × = 𝑹𝒑 𝟏𝟐𝟗. 𝟐𝟔𝟒. 𝟐𝟓𝟓
.𝟎𝟓
+
PV (harga jual) obligasi = 𝑹𝒑 𝟒𝟔𝟕. 𝟔𝟖𝟑. 𝟗𝟑𝟔
Obligasi Dibeli Kembali Sebelum Jangka Waktu Berakhir
Dua tahun setelah tanggal penerbitan (1 Januari 2016), PT Sardjana Eka menarik
seluruh obligasi pada 101 dan membatalkannya.
Perhitungannya :
Nilai obligasi konversi (10.000 x 50.000) = 500.000.000
Nilai wajar komponen liabilitas = 400.000.000
Nilai komponen ekuitas = 100.000.000
Thank You