Anda di halaman 1dari 96

SPEKTROFOTOMETRI

Disusun oleh :
Drs. Sunardi. Msi
Departemen Kimia FMIPA-UI

4/9/2019 Sunardi 1
Silabus mata kuliah (3 SKS) :
 Tujuan Umum:
Memahami berbagai metode analisis
fotometri dan penerapannya di dalam
analisis kimia.

4/9/2019 Sunardi 2
Silabus mata kuliah (3 SKS) :
 Isi Kuliah:
Pendahuluan
Dasar-dasar spektroskopi absorpsi dan emisi
Analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
absorpsi radiasi elektromagnetik
Instrumentasi untuk spektrometri
Spektroskopi molekul:
UV-Vis, fluoresensi, infra merah (IR)
Spektroskopi atom: serapan atom (AAS), emisi
nyala,
Spektrometri massa (MS)
Nuclear magnetic resonance (NMR)

4/9/2019 Sunardi 3
Buku Referensi :
1. Principles of Instrumental Analysis.Douglas
A.Skoog, F.J.Holler, T.Nieman.fifth edition, Sounder
Coller Publ. © 1998
2. Fundamental of Analytical Chemistry.Douglas
A.Skoog, D.M. West, F.J. Holler.sixth edition,
Sounder Coller Publ. © 1992
3. Instrumental Methods of Chemical Analysis.Galen
W. Ewing. fifth edition Mc. Graw Hill Book Company
© 1985
4. Modern Methods of Chemical Analysis.Robert
L.Pecsok, et all.second edition John Wiley & Sons
© 1968
4/9/2019 Sunardi 4
Pendahuluan
 Klasifikasi metode analitik
 Jenis metode instrumen
 Prinsip instrumen kimia
 Pemilihan metode analitik
 Performa/ karakteristik Instrumen
 Kalibrasi metode analitik

4/9/2019 Sunardi 5
Klasifikasi metode analitik
 Metode klasik
 Metode instrumental

 Metode klasik
Pemisahan komponen dalam sempel :
pengendapan
destilasi
ekstraksi

4/9/2019 Sunardi 6
Klasifikasi metode analitik
 Analisis kualitatif metode klasik :
Sampel hasil pemisahan ditambahkan reagen
tertentu, kemudian diamati :
 warna
 titik leleh
 titik didih
 kelarutan
 bau
 indeks refraksi
 aktivitas optik

4/9/2019 Sunardi 7
Klasifikasi metode analitik
 Analisis kuantitatif metode klasik :
Kadar sampel ditentukan dengan cara :
gravimetri
titimetri

 Apa kekurangan analisis kimia metode klasik ?

4/9/2019 Sunardi 8
Klasifikasi metode analitik
 Metode Instrumental
Mengeksploitasi pnomena yang digunakan
pada metode klasik.
Komponen sampel diuji sifat-sifat fisiknya :
daya hantar listrik (conductivity)
potensial listrik
absorpsi atau emisi cahaya
perbandingan massa – muatan
fluorescence

4/9/2019 Sunardi 9
Klasifikasi metode analitik
Dapat digunakan uji kualitatif dan
kuantitatif untuk senyawa an-organik
maupun organik.
Pemisahan dilakukan dengan teknik
kromatografi atau elektroforesis
dengan efisiensi tinggi.

 Apa keunggulan analisis kimia metode instrumen ?

4/9/2019 Sunardi 10
Jenis metode instrumen
Sifat karakteristik Metode Instrumen
Emisi radiasi Spektroskopi emisi (X-ray,
UV,Vis, elektron, Auger)
Fluorescence, Phosphorescence
(X-ray, UV,Vis)
Absorpsi radiasi Spektrofotometri & fotometri (X-
ray, UV,Vis,IR). Photoacoustic,
NMR, ESR Spektroskopi.
Hamburan Turbidimetri, Nephelometri,
(Scatttering) radiasi Raman Spektroskopi

4/9/2019 Sunardi 11
Jenis metode instrumen

Sifat karakteristik Metode Instrumen


Pembiasan Refraktometri, Interferometri
(Refraction) radiasi
Diffraksi radiasi X-ray, Elektron difraksi
Rotasi radiasi Polarimetri, Optical rotary
dispersion, Cirular dichoism
Potensial listrik Potensiometri,
Chronopotensiometri
Muatan listrik Coulometri

4/9/2019 Sunardi 12
Jenis metode instrumen
Sifat karakteristik Metode Instrumen
Arus listrik Amperometri, Polarografi
Hambatan listrik Konduktometri
Massa Gravimetri
Perbandingan Massa- Spektrometri Massa
muatan

Laju reaksi Metode kinetik


Karakteristik panas Thermal titimetri, Thermal Gravimetri
Analisis (TGA), Diferensial Thermal
Analisis (DTA), Diferensial Scaning
Calorimetri (DSC), Thermal Konduktometri
Keradioaktifan Aktivasi dan pengenceran isotop
4/9/2019 Sunardi 13
Prinsip instrumen kimia

4/9/2019 Sunardi 14
Pemilihan metode analisis
 Seberapa besar ketepatan yang diinginkan ?
 Seberapa besar jumlah sample ?
 Seberapa besar konsentrasi analitnya ?
 Apasaja komponen sample yang
menyebabkan interverensi ?
 Bagaimana sifat kimia dan fisika sample ?
 Berapa banyak sample yang dianalisis ?

4/9/2019 Sunardi 15
Performa/karakteristik Instrumen
 Presisi / ketelitian
 Bias / penyimpangan
 Sensitivitas
 Batas deteksi
 Kisaran konsentrasi
 Selektifitas

4/9/2019 Sunardi 16
Kalibrasi metode analitik
 Metode perbandingan langsung
 Metode kurva kalibrasi
 Metode standar adisi
 Metode standar dalam

4/9/2019 Sunardi 17
Dasar-dasar spektroskopi absorpsi
dan emisi
 Metode spektrometri :
Adalah suatu kelompok metode
analitik kimia yang didasarkan pada
spektroskopi atom dan molekul
 Spektroskopi ?
Interaksi antara gelombang
elektromagnetik dengan suatu materi
(atom atau molekul)
4/9/2019 Sunardi 18
Gelombang elektromagnetik

4/9/2019 Sunardi 19
Gelombang elektromagnetik

4/9/2019 Sunardi 20
Sifat gelombang elektromagnetik
Parameter
gelombang :
amplitudo (A)
frequensi (u)
panjang
gelombang (l).

4/9/2019 Sunardi 21
Sifat gelombang elektromagnetik
 Hubungan antara E, l dan  dirumuskan
sebagai berikut :

E  h. v
Dimana :
E = energi
h = konstanta Planck : 6,62 x 1034 Joule.detik
atau 4,136 μeV/GHz.
 = frekuensi

4/9/2019 Sunardi 22
Sifat gelombang elektromagnetik
 Frekuensi dirumuskan :

c
v
l
 Dimana:
C = kecepatan cahaya didalam ruang vakum :
3 x 1010 cm/detik
l = panjang gelombang

4/9/2019 Sunardi 23
Sifat gelombang elektromagnetik

hc
E
l
 Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan :
energi dari gelombang elektromagnetik
terkuantum (terpaket), berbanding lurus
dengan frekuensi dan berbanding terbalik
dengan panjang gelombangnya.

4/9/2019 Sunardi 24
Sifat gelombang elektromagnetik
 Panjang gelombang, biasanya
dinyatakan pula dalam v (bilangan
gelombang) dalam satuan cm1.

1
v
l
4/9/2019 Sunardi 25
Sifat gelombang elektromagnetik
 Cepat rambat gelombang elektromagnetik
sangat dipengaruhi oleh medium yang
dilaluinya
 Hubungan antara cepat rambat gelombang
cahaya didalam medium vakum dan medium
tidak vakum dirumuskan sebagai berikut :

hc c
E  hv  v
nl nl
n = indek bias medium
4/9/2019 Sunardi 26
Sifat gelombang elektromagnetik
 Beberapa satuan panjang gelombang :
mm (mili meter) = 103 m
m (mikro meter) = 106 m
nm (nano meter) = 109 m
Ao (Angstrom) = 1010 m

4/9/2019 Sunardi 27
Sifat gelombang elektromagnetik
 Uraian matematik dari gelombang :
 y = komponen medan listrik.
 y = A sin (wt + f) ; w = 2pu ; y = A sin (2put + f)
 Superposisi (penggabungan) dari beberapa gelombang akan memenuhi
persamaan : Y = A1 sin (2pu1t + f1) + A2 sin (2pu2t + f2) + . . . . + An sin
(2punt + fn)
dimana : Y = resultante komponen medan listrik
n = jumlah gelombang dengan frequensi yang berbeda.
 Jika fasenya sama, akan saling menguatkan (interverensi konstruktif)
 Jika fasenya berlawanan akan saling menghilangkan (interverensi
destruktif)

4/9/2019 Sunardi 28
Spektrum gelombang elektromagnetik

4/9/2019 Sunardi 29
Spektrum gelombang elektromagnetik

4/9/2019 Sunardi 30
Spektrum gelombang elektromagnetik

4/9/2019 Sunardi 31
Spektrum cahaya tampak (Visible)
Warna Interval l Interval u
Red ~ 625 to 740 nm ~ 480 to 405 THz
Orange ~ 590 to 625 nm ~ 510 to 480 THz
Yellow ~ 565 to 590 nm ~ 530 to 510 THz
Green ~ 520 to 565 nm ~ 580 to 530 THz
Cyan ~ 500 to 520 nm ~ 600 to 580 THz
Blue ~ 430 to 500 nm ~ 700 to 600 THz
Violet ~ 380 to 430 nm ~ 790 to 700 THz

4/9/2019 Sunardi 32
Spektrum cahaya tampak (Visible)
l (nm) Warna Warna komplemen
400 - 435 Violet/ Ungu Hijau kekuningan
435 - 480 Biru Kuning
480 - 490 Biru kehijauan Orange/ Jingga
490 - 500 Hijau kebiruan Merah
500 - 560 Hijau Purple/ Merah Anggur
560 - 580 Hijau kekuningan Violet/ Ungu
580 - 595 Kuning Biru
595 - 600 Orange/ Jingga Biru kehijauan
600 - 750 Merah Hijau kebiruan

4/9/2019 Sunardi 33
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 34
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Energi radiasi Interaksi yang terjadi
Sinar - X elektron pada kulit k dan l
UV jauh elektron pada kulit bagian tengah
UV dekat / UV elektron valensi
Visible elektron valensi
IR dekat/ IR tengah Vibrasi molekul
IR jauh Rotasi molekul
Gelombang Mikro Rotasi molekul
Gelombang Radio Resonansi inti magnet

4/9/2019 Sunardi 35
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Jika radiasi g.e.m. mengenai suatu
materi maka ada beberapa
kemungkinan yang terjadi :
Difraksi radiasi (penguraian):
Refraksi (pembiasan)
Scattering (penghamburan)
Absorpsi (penyerapan)
Emisi (pemancaran)

4/9/2019 Sunardi 36
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Difraksi radiasi (penguraian): akibat
adanya interverensi
 Jika lebar celah (slit) >> dari l tidak
terjadi difraksi
 Agar terjadi difraksi lebar celah (slit)
minimal = l
 Difraksi dapat terjadi akibat refraksi,
menggunakan prisma
4/9/2019 Sunardi 37
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Refraksi (pembiasan) : pembelokan arah sinar karena
melewati medium yang berbeda kerapatannya.

sin 1 n1  2
 
sin  2 n2  1
 Scattering (penghamburan) :
Hamburan Rayleigh
Hamburan oleh molekul besar (efek Tyndall)
Hamburan Raman

4/9/2019 Sunardi 38
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Absorbsi radiasi :
Absorbsi atom
Absorbsi molekul
Absorbsi oleh adanya induksi medan magnet
 Emisi radiasi :
Spektrum garis, dihasilkan oleh atom-atom
Spektrum pita, dihasilkan oleh molekul-molekul
Spektrum kontinyu dan diskontinyu
 Proses Relaksasi :
Relaksasi non radiasi
Fluoresen dan Fosforesen

4/9/2019 Sunardi 39
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Absorbsi radiasi :

M + hv  M

 Emisi radiasi :

M  M + hv

4/9/2019 Sunardi 40
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Tingkat energi spesi Kimia :
Atom, ion dan molekul dapat mengabsorbsi
atau mengemisikan radiasi, dengan jumlah
energi yang tertentu, yaitu sama dengan
perbedaan tingkat tingkat energi yang
dimilikinya.
Tingkat energi yang tertentu tersebut
memenuhi persamaan E1 – Eo = hu = hc/l
Eo = tingkat energi keadaan dasar (ground state)
E1 = tingkat energi keadaan tereksitasi (excited state)

4/9/2019 Sunardi 41
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Proses absorbsi
 Transisi elektronik :
Perubahan distribusi elektron dalam atom atau
molekul

4/9/2019 Sunardi 42
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Transisi vibrasi :
Perubahan jarak rata-rata antara inti atom
(panjang ikatan) – Infra Red

 Transisi rotasi :
Perubahan energi rotasi molekul dari pusat
gravitasinya – Infra Red

4/9/2019 Sunardi 43
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 44
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Tingkat energi transisi
pada atom terjadi
karena adanya
perpindahan elektron
pada subkulit s, p, d
dan f
 Tingkat energi tersebut
nilainya tertentu
sehingga spektrum
absorpsi-emisi pada
atom berupa garis

4/9/2019 Sunardi 45
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 46
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 47
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
 Tingkat energi transisi
pada molekul meliputi
transisi elektronik,
transisi vibrasi dan
transisi rotasi
 Adanya tumpang
tindih dari energi
transisi tersebut
menyebabkan
spektrum absorpsi-
emisi pada atom
berbentuk pita
4/9/2019 Sunardi 48
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 49
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 50
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi

4/9/2019 Sunardi 51
Analisis kuantitatif
 Dasar pengukuran kuantitatif cara
spektroskopi adalah mengukur intensitas
radiasi yang diabsorpsi, ditransmisikan atau
diemisikan oleh suatu materi yang diradiasi
dengan g.e.m.
 Persen intensitas energi yang diabsorpsi
sebanding dengan banyaknya partikel yang
mengabsorpsi g.e.m.

4/9/2019 Sunardi 52
Analisis kuantitatif
 Hukum Lambert Beer.
– Jika g.e.m. diradiasikan pada sampel,
maka Intensitas energi radiasi yang
berkurang (dI) persatuan jarak (db) akan
sebanding dengan jumlah partikel yang
mengabsorpsinya.

dI  NI
I = jumlah photon per satuan luas penampang per detik
N = jumlah partikel yang mengabsorpsi
4/9/2019 Sunardi 53
Analisis kuantitatif
 N atau jumlah partikel yang mengabsorpsi
radiasi adalah jumlah partikel yang berada
dibagian yang dilewati oleh cahaya persatuan
jarak (db).
 N = ( 6,02 x 1020 partikel/mmole) x C mmol/ml
x X x Y cm3
 C = konsentrasi larutan
 X x Y = luas penampang sampel yang di
radiasi

4/9/2019 Sunardi 54
Analisis kuantitatif
 Jika X = Y = 1cm dan 1 cm = 1 mL maka,

dI  NI k’ = 6,02 x 1020 x X
x Y partikel cm2/
N  k ' C db mol
dI  NI  k ' I C db k = adalah
konstanta dan
dI  k I C db tanda “” karena
berkurangnya
intensitas radiasi

4/9/2019 Sunardi 55
Analisis kuantitatif
 Jika persamaan tersebut diintegrasikan
didapatkan : It b
dI
Io I  k o C.db
It
ln   kbC
Io
It
2,303 log   kbC
Io
It k
log  bC   .bC
Io 2,303
4/9/2019 Sunardi 56
Analisis kuantitatif
  : absorpsifitas molar atau koefisien molar
“extinction”.nilainya dipengaruhi oleh sifat-
sifat khas dari materi yang diradiasi.
 Jika konsentrasi dalam satuan gram/liter
maka  dapat diganti dengan a disebut
sebagai “absorpsifitas spesifik”.

4/9/2019 Sunardi 57
Analisis kuantitatif
 Transmitans adalah
It
perbandingan intensitas T
cahaya yang Io
ditransmisikan ketika It
melewati sampel ( It ) log   .bC
dengan intensitas cahaya Io
mula-mula sebelum log T    .bC
melewati sampel (Io).
 log T   .b.C

4/9/2019 Sunardi 58
Analisis kuantitatif
 log T disebut juga sebagai A = absorbans,

 log T  A   .bC
 Persamaan tersebut disebut sebagai : Hukum
Lambert – Beer

4/9/2019 Sunardi 59
Analisis kuantitatif

4/9/2019 Sunardi 60
Analisis kuantitatif
 Persyaratan Hk Lambert-Beer:
Radiasi yang digunakan harus monokromatis.
Energi radiasi yang diabsorbsi oleh sampel tidak
menimbulkan reaksi kimia, jadi proses yang terjadi
hanya benar-benar absorbsi.
Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus
homogen.
Tidak terjadi Fluoresensi atau Phosforesensi.
Indek refraksi tidak berpengaruh terhadap
konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer).

4/9/2019 Sunardi 61
Analisis kuantitatif

4/9/2019 Sunardi 62
Analisis kuantitatif
 Contoh soal 1 :
Hitunglah nilai absorbans suatu larutan yang
mempunyai nilai %T sebesar 89 pada
panjang gelombang 400 nm?

 Jawab :
%T = T x 100
T = 89 : 100 = 0,89
A= log T = log 0,89 = 0,051

4/9/2019 Sunardi 63
Analisis kuantitatif
 Contoh soal 2:
Sebuah larutan yang mengandung 4,5 ppm
zat berwarna merah mempunyai absorban
sebesar 0,30 pada panjang gelombang 530
nm pada sel 2 cm. Hitunglah a ?

 Jawab :
a = A/bC = 0,30 abs : ( 2 cm x 4,5 ppm)
= 0,033 abs.cm1.ppm1
4/9/2019 Sunardi 64
Analisis kuantitatif
 Contoh soal 3 :
Sebuah larutan Co(H2O)62+ mempunyai
absorban sebesar 0,20 pada panjang
gelombang 530 nm pada sel 1 cm. Jika
diketahui   10 Lmol1cm1, hitunglah
konsentrasinya ?
 Jawab :
A = abC  A= 0,20 ; a= 10 dan b=1
C = A/ab = 0,20 : (10 x 1) = 0,02 M

4/9/2019 Sunardi 65
Analisis kuantitatif
 Contoh soal 4:
Lart MnO4 dng konsentrasi 1 x 104 M
mempunyai absorban sebesar 0,20 pada
panjang gelombang 525 nm. Berapakah
konsentrasi larutan MnO4 yang lain jika
absorbansinya 0,5 ?
 Jawab :
Asampel abCsampel

As tan dar abCs tan dar
4/9/2019 Sunardi 66
Analisis kuantitatif
Asampel Csampel

As tan dar Cs tan dar
Asampel
Csampel  Cs tan dar
As tan dar
4
Csampel  0 , 50
0 , 20 x 1,0 x 10 M
4
 2,5 x 10 M
4/9/2019 Sunardi 67
Analisis kuantitatif
 Pengukuran absorbans harus dilakukan
pada l maksimum sebab :
 Pada titik ini responnya maksimum
dan sensitifitasnya paling baik
sehingga batas deteksinya rendah.
 Pada titik ini kesalahannya paling
kecil.

4/9/2019 Sunardi 68
Pengukuran absorban

 Perubahan yang kecil pada panjang gelombang ketika melakukan


pengukuran akan menyebabkan perubahan yang besar pada
respon, tetapi jika dilakukan pada panjang gelombang maksimum
hal ini tidak terjadi.
4/9/2019 Sunardi 69
Pengukuran absorban

4/9/2019 Sunardi 70
Pengukuran absorban
Ada dua jenis penyimpangan yang terjadi yaitu
penyimpangan positif dan penyimpangan negatif, hal
ini disebabkan oleh :
 Sumber radiasi yang digunakan tidak monokromatis.
 Panjang gelombang sinar yang digunakan meradiasi
sampel harus pada panjang gelombang maksimum
 Konsentrasi sampel yang dianalisis sangat encer
atau sangat pekat
 Adanya ketidak setabilan pada instrumentasi.
 Ketidak setabilan sumber listrik.
 Ketidak setabilan sumber radiasi.
 Ketidak setabilan detektor

4/9/2019 Sunardi 71
Pengukuran absorban

 Daerah pengukuran yang baik pada kurva yang linier,


pada daerah ini respon maksimum, sensitifitasnya paling
baik, batas deteksinya paling rendah dan kesalahan
paling kecil.
4/9/2019 Sunardi 72
Pengukuran absorban

4/9/2019 Sunardi 73
Pengukuran absorban
 Batasan konsentrasi pada pengukuran
absorban dengan spetrometer
 Jika konsentrasi terlalu rendah,
perubahan yang kecil pada konsentrasi
menyebabkan perubahan yang besar
pada % T
 Jika konsentrasi terlalu tinggi,
perubahan yang besar pada
konsentrasi perubahan % T hanya kecil.
4/9/2019 Sunardi 74
Pengukuran absorban

4/9/2019 Sunardi 75
Pengukuran absorban

4/9/2019 Sunardi 76
Pengukuran absorban 2 komponen
 Jika dua spesi mengabsorbsi radiasi
pada panjang gelombang yang sama,
maka absorbannya merupakan
gabungan kedua absorban spesi
tersebut.
AT = a1b1c1 + a2b2c2
Jika tebal selnya sama, maka :
AT = (a1c1 + a2c2)b
4/9/2019 Sunardi 77
Pengukuran absorban 2 komponen
 Contoh soal 5:
Suatu larutan komples-logam (KL)
mengabsorbsi pada l 522 nm ( = 1,18 x
104). Dalam larutan ini juga terdapat 1,0
x 104 M reagen (R) lain yang
mengabsorbsi pada 522 nm dengan nilai
( = 5,12 x 102). Jika total absorbans
pada 522 nm dalam sel 1 cm adalah
0,727. Berapakah konsentrasi KL ?

4/9/2019 Sunardi 78
Pengukuran absorban 2 komponen
 Jawab :
AT = KL CKL + R CR
0,727 = 1,18 x 104 CKL+ (5,12 x 102 )
(1x 104 M)
CKL = 5,73 x 105 M

4/9/2019 Sunardi 79
Pengukuran absorban 2 komponen
 Contoh soal 6:
Kompleks logam X dan Y menunjukkan
spektrum absorbsi yang saling tumpang
tindih di daerah visible. Pada pengukuran
dengan sel 1 cm menunjukkan absorban
pada l1 = 0,533 dan pada l2 = 0,590. Jika  X
pada l1 = 3,55 x 103 dan pada l2 = 5,64 x 102
sedangkan  Y pada l1 = 2,96 x 103 dan pada
l2 = 1,45 x 104. Hitunglah konsentrasi X dan
Y dalam campuran tersebut.

4/9/2019 Sunardi 80
Pengukuran absorban 2 komponen
spektrum absorbsi yang saling tumpang tindih

4/9/2019 Sunardi 81
Pengukuran absorban 2 komponen
Pada l1 :
0,533  (3,55 x 10 3 ) C X + (2,96 x 10 3 ) CY atau
0,533  2,96 x 10 3 CY
CX  3
3,55 x 10

4/9/2019 Sunardi 82
Pengukuran absorban 2 komponen
Pada l 2 :
0,590  (5,64 x 10 2 ) C X + (1,45 x 10 4 ) CY
C X disubstitu sikan ke dalam persamaan ini
5,64 x 10 2 (0,533  2,96 x 10 3 CY )
0,590  3
+ 1, 45 x 10 4
CY
3,55 x 10
didapatkan nilai CY  3,60 x 10 5 M dan
0,533  (2,96 x 10 3 )(3,60 x 10 5 ) 4
CX  3
 1, 20 x 10 M
3,55 x 10

4/9/2019 Sunardi 83
Emisi dari g.e.m.
 Atom, ion dan molekul dapat tereksitasi
melalui beberapa cara
 Ketika relaksasi mereka akan
melepaskan energi yang diabsorbsinya
 Dalam kondisi tertentu relaksasi dapat
menghasilkan emisi radiasi g.e.m.
 Setiap spesi menghasilkan emisi radiasi
g.e.m. yang khas (spesifik)
4/9/2019 Sunardi 84
Emisi dari g.e.m.
Jenis spektrum radiasi g.e.m.

 Spektrum garis
 Dihasilkan oleh emisi
atom.
 Berupa garis yang
sempit tetapi kompleks
 Terjadi dari transisi
elektronik dan sub
tingkat energinya.

4/9/2019 Sunardi 85
Emisi dari g.e.m.
 Spektrum pita
 Dihasilkan oleh
emisi molekul.
 Berupa pita yang
lebar
 Terjadi dari transisi
elektronik, vibrasi
dan rotasi.

4/9/2019 Sunardi 86
Emisi dari g.e.m.
 Spektrum kontinyu
 Dihasilkan oleh emisi zat padat yang
dipanaskan hingga berpijar.
 Berupa pita dengan daerah energi yang
sangat lebar
 l maksimum merupakan fungsi dari
temperatur zat.

4/9/2019 Sunardi 87
Emisi dari g.e.m.
 Fluoresen
Diawali dengan mengabsorbsi foton dan
diemisikan berupa foton pula
 Fosforesen
Mirip dengan fluoresen tetapi ada
selang waktu sebelum mengemisikan
foton. Waktu yang diperlukan dapat
beberapa detik sampai beberapa jam.
4/9/2019 Sunardi 88
Emisi dari g.e.m.
 Ketika terjadi emisi, jumlah sinar yang
dihasilkan sebanding dengan
konsentrasi spesi yang menghasilkan
emisi dan dirumuskan dengan :

C  kI
Dimana :
C = konsentrasi
k = konstanta pembanding
I = Intensitas radiasi emisi
4/9/2019 Sunardi 89
Titrasi spektrometri
 Penentuan titik ekivalen tidak memerlukan
penambahan indikator
 Panjang gelombang yang digunakan dapat
dipilih sesuai kemauan kita
 Kurva titrasi didapat dengan cara memplot
antara absorbansi terhadap volume (mL)
larutan titran.
 Bentuk kurva titrasi bergantung pada
absorbsifitas molar zat yang terlibat dalam
reaksi ( sampel, produk dan titran).

4/9/2019 Sunardi 90
Titrasi spektrometri
 Hanya larutan titran
yang mengabsorbsi
radiasi
S=P=0
T>0
S = sampel
P = produk
T = titran

4/9/2019 Sunardi 91
Titrasi spektrometri
Hanya larutan
produk yang
mengabsorbsi
radiasi
S=T=0
P>0
S = sampel
P = produk
T = titran

4/9/2019 Sunardi 92
Titrasi spektrometri
 Hanya larutan
sampel yang
mengabsorbsi
radiasi
P=T=0
S>0
S = sampel
P = produk
T = titran

4/9/2019 Sunardi 93
Titrasi spektrometri
 Hanya larutan
produk yang tidak
mengabsorbsi
radiasi
P=0
S>T>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 94
Titrasi spektrometri
 Hanya larutan
sampel yang tidak
mengabsorbsi
radiasi
S=0
T>P>0
S = sampel
P = produk
T = titran

4/9/2019 Sunardi 95
Titrasi spektrometri
 Hanya larutan
sampel yang tidak
mengabsorbsi
radiasi
S=0
P>T>0
S = sampel
P = produk
T = titran

4/9/2019 Sunardi 96

Anda mungkin juga menyukai