Disusun oleh :
Drs. Sunardi. Msi
Departemen Kimia FMIPA-UI
4/9/2019 Sunardi 1
Silabus mata kuliah (3 SKS) :
Tujuan Umum:
Memahami berbagai metode analisis
fotometri dan penerapannya di dalam
analisis kimia.
4/9/2019 Sunardi 2
Silabus mata kuliah (3 SKS) :
Isi Kuliah:
Pendahuluan
Dasar-dasar spektroskopi absorpsi dan emisi
Analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
absorpsi radiasi elektromagnetik
Instrumentasi untuk spektrometri
Spektroskopi molekul:
UV-Vis, fluoresensi, infra merah (IR)
Spektroskopi atom: serapan atom (AAS), emisi
nyala,
Spektrometri massa (MS)
Nuclear magnetic resonance (NMR)
4/9/2019 Sunardi 3
Buku Referensi :
1. Principles of Instrumental Analysis.Douglas
A.Skoog, F.J.Holler, T.Nieman.fifth edition, Sounder
Coller Publ. © 1998
2. Fundamental of Analytical Chemistry.Douglas
A.Skoog, D.M. West, F.J. Holler.sixth edition,
Sounder Coller Publ. © 1992
3. Instrumental Methods of Chemical Analysis.Galen
W. Ewing. fifth edition Mc. Graw Hill Book Company
© 1985
4. Modern Methods of Chemical Analysis.Robert
L.Pecsok, et all.second edition John Wiley & Sons
© 1968
4/9/2019 Sunardi 4
Pendahuluan
Klasifikasi metode analitik
Jenis metode instrumen
Prinsip instrumen kimia
Pemilihan metode analitik
Performa/ karakteristik Instrumen
Kalibrasi metode analitik
4/9/2019 Sunardi 5
Klasifikasi metode analitik
Metode klasik
Metode instrumental
Metode klasik
Pemisahan komponen dalam sempel :
pengendapan
destilasi
ekstraksi
4/9/2019 Sunardi 6
Klasifikasi metode analitik
Analisis kualitatif metode klasik :
Sampel hasil pemisahan ditambahkan reagen
tertentu, kemudian diamati :
warna
titik leleh
titik didih
kelarutan
bau
indeks refraksi
aktivitas optik
4/9/2019 Sunardi 7
Klasifikasi metode analitik
Analisis kuantitatif metode klasik :
Kadar sampel ditentukan dengan cara :
gravimetri
titimetri
4/9/2019 Sunardi 8
Klasifikasi metode analitik
Metode Instrumental
Mengeksploitasi pnomena yang digunakan
pada metode klasik.
Komponen sampel diuji sifat-sifat fisiknya :
daya hantar listrik (conductivity)
potensial listrik
absorpsi atau emisi cahaya
perbandingan massa – muatan
fluorescence
4/9/2019 Sunardi 9
Klasifikasi metode analitik
Dapat digunakan uji kualitatif dan
kuantitatif untuk senyawa an-organik
maupun organik.
Pemisahan dilakukan dengan teknik
kromatografi atau elektroforesis
dengan efisiensi tinggi.
4/9/2019 Sunardi 10
Jenis metode instrumen
Sifat karakteristik Metode Instrumen
Emisi radiasi Spektroskopi emisi (X-ray,
UV,Vis, elektron, Auger)
Fluorescence, Phosphorescence
(X-ray, UV,Vis)
Absorpsi radiasi Spektrofotometri & fotometri (X-
ray, UV,Vis,IR). Photoacoustic,
NMR, ESR Spektroskopi.
Hamburan Turbidimetri, Nephelometri,
(Scatttering) radiasi Raman Spektroskopi
4/9/2019 Sunardi 11
Jenis metode instrumen
4/9/2019 Sunardi 12
Jenis metode instrumen
Sifat karakteristik Metode Instrumen
Arus listrik Amperometri, Polarografi
Hambatan listrik Konduktometri
Massa Gravimetri
Perbandingan Massa- Spektrometri Massa
muatan
4/9/2019 Sunardi 14
Pemilihan metode analisis
Seberapa besar ketepatan yang diinginkan ?
Seberapa besar jumlah sample ?
Seberapa besar konsentrasi analitnya ?
Apasaja komponen sample yang
menyebabkan interverensi ?
Bagaimana sifat kimia dan fisika sample ?
Berapa banyak sample yang dianalisis ?
4/9/2019 Sunardi 15
Performa/karakteristik Instrumen
Presisi / ketelitian
Bias / penyimpangan
Sensitivitas
Batas deteksi
Kisaran konsentrasi
Selektifitas
4/9/2019 Sunardi 16
Kalibrasi metode analitik
Metode perbandingan langsung
Metode kurva kalibrasi
Metode standar adisi
Metode standar dalam
4/9/2019 Sunardi 17
Dasar-dasar spektroskopi absorpsi
dan emisi
Metode spektrometri :
Adalah suatu kelompok metode
analitik kimia yang didasarkan pada
spektroskopi atom dan molekul
Spektroskopi ?
Interaksi antara gelombang
elektromagnetik dengan suatu materi
(atom atau molekul)
4/9/2019 Sunardi 18
Gelombang elektromagnetik
4/9/2019 Sunardi 19
Gelombang elektromagnetik
4/9/2019 Sunardi 20
Sifat gelombang elektromagnetik
Parameter
gelombang :
amplitudo (A)
frequensi (u)
panjang
gelombang (l).
4/9/2019 Sunardi 21
Sifat gelombang elektromagnetik
Hubungan antara E, l dan dirumuskan
sebagai berikut :
E h. v
Dimana :
E = energi
h = konstanta Planck : 6,62 x 1034 Joule.detik
atau 4,136 μeV/GHz.
= frekuensi
4/9/2019 Sunardi 22
Sifat gelombang elektromagnetik
Frekuensi dirumuskan :
c
v
l
Dimana:
C = kecepatan cahaya didalam ruang vakum :
3 x 1010 cm/detik
l = panjang gelombang
4/9/2019 Sunardi 23
Sifat gelombang elektromagnetik
hc
E
l
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan :
energi dari gelombang elektromagnetik
terkuantum (terpaket), berbanding lurus
dengan frekuensi dan berbanding terbalik
dengan panjang gelombangnya.
4/9/2019 Sunardi 24
Sifat gelombang elektromagnetik
Panjang gelombang, biasanya
dinyatakan pula dalam v (bilangan
gelombang) dalam satuan cm1.
1
v
l
4/9/2019 Sunardi 25
Sifat gelombang elektromagnetik
Cepat rambat gelombang elektromagnetik
sangat dipengaruhi oleh medium yang
dilaluinya
Hubungan antara cepat rambat gelombang
cahaya didalam medium vakum dan medium
tidak vakum dirumuskan sebagai berikut :
hc c
E hv v
nl nl
n = indek bias medium
4/9/2019 Sunardi 26
Sifat gelombang elektromagnetik
Beberapa satuan panjang gelombang :
mm (mili meter) = 103 m
m (mikro meter) = 106 m
nm (nano meter) = 109 m
Ao (Angstrom) = 1010 m
4/9/2019 Sunardi 27
Sifat gelombang elektromagnetik
Uraian matematik dari gelombang :
y = komponen medan listrik.
y = A sin (wt + f) ; w = 2pu ; y = A sin (2put + f)
Superposisi (penggabungan) dari beberapa gelombang akan memenuhi
persamaan : Y = A1 sin (2pu1t + f1) + A2 sin (2pu2t + f2) + . . . . + An sin
(2punt + fn)
dimana : Y = resultante komponen medan listrik
n = jumlah gelombang dengan frequensi yang berbeda.
Jika fasenya sama, akan saling menguatkan (interverensi konstruktif)
Jika fasenya berlawanan akan saling menghilangkan (interverensi
destruktif)
4/9/2019 Sunardi 28
Spektrum gelombang elektromagnetik
4/9/2019 Sunardi 29
Spektrum gelombang elektromagnetik
4/9/2019 Sunardi 30
Spektrum gelombang elektromagnetik
4/9/2019 Sunardi 31
Spektrum cahaya tampak (Visible)
Warna Interval l Interval u
Red ~ 625 to 740 nm ~ 480 to 405 THz
Orange ~ 590 to 625 nm ~ 510 to 480 THz
Yellow ~ 565 to 590 nm ~ 530 to 510 THz
Green ~ 520 to 565 nm ~ 580 to 530 THz
Cyan ~ 500 to 520 nm ~ 600 to 580 THz
Blue ~ 430 to 500 nm ~ 700 to 600 THz
Violet ~ 380 to 430 nm ~ 790 to 700 THz
4/9/2019 Sunardi 32
Spektrum cahaya tampak (Visible)
l (nm) Warna Warna komplemen
400 - 435 Violet/ Ungu Hijau kekuningan
435 - 480 Biru Kuning
480 - 490 Biru kehijauan Orange/ Jingga
490 - 500 Hijau kebiruan Merah
500 - 560 Hijau Purple/ Merah Anggur
560 - 580 Hijau kekuningan Violet/ Ungu
580 - 595 Kuning Biru
595 - 600 Orange/ Jingga Biru kehijauan
600 - 750 Merah Hijau kebiruan
4/9/2019 Sunardi 33
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 34
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Energi radiasi Interaksi yang terjadi
Sinar - X elektron pada kulit k dan l
UV jauh elektron pada kulit bagian tengah
UV dekat / UV elektron valensi
Visible elektron valensi
IR dekat/ IR tengah Vibrasi molekul
IR jauh Rotasi molekul
Gelombang Mikro Rotasi molekul
Gelombang Radio Resonansi inti magnet
4/9/2019 Sunardi 35
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Jika radiasi g.e.m. mengenai suatu
materi maka ada beberapa
kemungkinan yang terjadi :
Difraksi radiasi (penguraian):
Refraksi (pembiasan)
Scattering (penghamburan)
Absorpsi (penyerapan)
Emisi (pemancaran)
4/9/2019 Sunardi 36
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Difraksi radiasi (penguraian): akibat
adanya interverensi
Jika lebar celah (slit) >> dari l tidak
terjadi difraksi
Agar terjadi difraksi lebar celah (slit)
minimal = l
Difraksi dapat terjadi akibat refraksi,
menggunakan prisma
4/9/2019 Sunardi 37
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Refraksi (pembiasan) : pembelokan arah sinar karena
melewati medium yang berbeda kerapatannya.
sin 1 n1 2
sin 2 n2 1
Scattering (penghamburan) :
Hamburan Rayleigh
Hamburan oleh molekul besar (efek Tyndall)
Hamburan Raman
4/9/2019 Sunardi 38
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Absorbsi radiasi :
Absorbsi atom
Absorbsi molekul
Absorbsi oleh adanya induksi medan magnet
Emisi radiasi :
Spektrum garis, dihasilkan oleh atom-atom
Spektrum pita, dihasilkan oleh molekul-molekul
Spektrum kontinyu dan diskontinyu
Proses Relaksasi :
Relaksasi non radiasi
Fluoresen dan Fosforesen
4/9/2019 Sunardi 39
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Absorbsi radiasi :
M + hv M
Emisi radiasi :
M M + hv
4/9/2019 Sunardi 40
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Tingkat energi spesi Kimia :
Atom, ion dan molekul dapat mengabsorbsi
atau mengemisikan radiasi, dengan jumlah
energi yang tertentu, yaitu sama dengan
perbedaan tingkat tingkat energi yang
dimilikinya.
Tingkat energi yang tertentu tersebut
memenuhi persamaan E1 – Eo = hu = hc/l
Eo = tingkat energi keadaan dasar (ground state)
E1 = tingkat energi keadaan tereksitasi (excited state)
4/9/2019 Sunardi 41
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Proses absorbsi
Transisi elektronik :
Perubahan distribusi elektron dalam atom atau
molekul
4/9/2019 Sunardi 42
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Transisi vibrasi :
Perubahan jarak rata-rata antara inti atom
(panjang ikatan) – Infra Red
Transisi rotasi :
Perubahan energi rotasi molekul dari pusat
gravitasinya – Infra Red
4/9/2019 Sunardi 43
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 44
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Tingkat energi transisi
pada atom terjadi
karena adanya
perpindahan elektron
pada subkulit s, p, d
dan f
Tingkat energi tersebut
nilainya tertentu
sehingga spektrum
absorpsi-emisi pada
atom berupa garis
4/9/2019 Sunardi 45
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 46
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 47
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Tingkat energi transisi
pada molekul meliputi
transisi elektronik,
transisi vibrasi dan
transisi rotasi
Adanya tumpang
tindih dari energi
transisi tersebut
menyebabkan
spektrum absorpsi-
emisi pada atom
berbentuk pita
4/9/2019 Sunardi 48
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 49
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 50
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
4/9/2019 Sunardi 51
Analisis kuantitatif
Dasar pengukuran kuantitatif cara
spektroskopi adalah mengukur intensitas
radiasi yang diabsorpsi, ditransmisikan atau
diemisikan oleh suatu materi yang diradiasi
dengan g.e.m.
Persen intensitas energi yang diabsorpsi
sebanding dengan banyaknya partikel yang
mengabsorpsi g.e.m.
4/9/2019 Sunardi 52
Analisis kuantitatif
Hukum Lambert Beer.
– Jika g.e.m. diradiasikan pada sampel,
maka Intensitas energi radiasi yang
berkurang (dI) persatuan jarak (db) akan
sebanding dengan jumlah partikel yang
mengabsorpsinya.
dI NI
I = jumlah photon per satuan luas penampang per detik
N = jumlah partikel yang mengabsorpsi
4/9/2019 Sunardi 53
Analisis kuantitatif
N atau jumlah partikel yang mengabsorpsi
radiasi adalah jumlah partikel yang berada
dibagian yang dilewati oleh cahaya persatuan
jarak (db).
N = ( 6,02 x 1020 partikel/mmole) x C mmol/ml
x X x Y cm3
C = konsentrasi larutan
X x Y = luas penampang sampel yang di
radiasi
4/9/2019 Sunardi 54
Analisis kuantitatif
Jika X = Y = 1cm dan 1 cm = 1 mL maka,
dI NI k’ = 6,02 x 1020 x X
x Y partikel cm2/
N k ' C db mol
dI NI k ' I C db k = adalah
konstanta dan
dI k I C db tanda “” karena
berkurangnya
intensitas radiasi
4/9/2019 Sunardi 55
Analisis kuantitatif
Jika persamaan tersebut diintegrasikan
didapatkan : It b
dI
Io I k o C.db
It
ln kbC
Io
It
2,303 log kbC
Io
It k
log bC .bC
Io 2,303
4/9/2019 Sunardi 56
Analisis kuantitatif
: absorpsifitas molar atau koefisien molar
“extinction”.nilainya dipengaruhi oleh sifat-
sifat khas dari materi yang diradiasi.
Jika konsentrasi dalam satuan gram/liter
maka dapat diganti dengan a disebut
sebagai “absorpsifitas spesifik”.
4/9/2019 Sunardi 57
Analisis kuantitatif
Transmitans adalah
It
perbandingan intensitas T
cahaya yang Io
ditransmisikan ketika It
melewati sampel ( It ) log .bC
dengan intensitas cahaya Io
mula-mula sebelum log T .bC
melewati sampel (Io).
log T .b.C
4/9/2019 Sunardi 58
Analisis kuantitatif
log T disebut juga sebagai A = absorbans,
log T A .bC
Persamaan tersebut disebut sebagai : Hukum
Lambert – Beer
4/9/2019 Sunardi 59
Analisis kuantitatif
4/9/2019 Sunardi 60
Analisis kuantitatif
Persyaratan Hk Lambert-Beer:
Radiasi yang digunakan harus monokromatis.
Energi radiasi yang diabsorbsi oleh sampel tidak
menimbulkan reaksi kimia, jadi proses yang terjadi
hanya benar-benar absorbsi.
Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus
homogen.
Tidak terjadi Fluoresensi atau Phosforesensi.
Indek refraksi tidak berpengaruh terhadap
konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer).
4/9/2019 Sunardi 61
Analisis kuantitatif
4/9/2019 Sunardi 62
Analisis kuantitatif
Contoh soal 1 :
Hitunglah nilai absorbans suatu larutan yang
mempunyai nilai %T sebesar 89 pada
panjang gelombang 400 nm?
Jawab :
%T = T x 100
T = 89 : 100 = 0,89
A= log T = log 0,89 = 0,051
4/9/2019 Sunardi 63
Analisis kuantitatif
Contoh soal 2:
Sebuah larutan yang mengandung 4,5 ppm
zat berwarna merah mempunyai absorban
sebesar 0,30 pada panjang gelombang 530
nm pada sel 2 cm. Hitunglah a ?
Jawab :
a = A/bC = 0,30 abs : ( 2 cm x 4,5 ppm)
= 0,033 abs.cm1.ppm1
4/9/2019 Sunardi 64
Analisis kuantitatif
Contoh soal 3 :
Sebuah larutan Co(H2O)62+ mempunyai
absorban sebesar 0,20 pada panjang
gelombang 530 nm pada sel 1 cm. Jika
diketahui 10 Lmol1cm1, hitunglah
konsentrasinya ?
Jawab :
A = abC A= 0,20 ; a= 10 dan b=1
C = A/ab = 0,20 : (10 x 1) = 0,02 M
4/9/2019 Sunardi 65
Analisis kuantitatif
Contoh soal 4:
Lart MnO4 dng konsentrasi 1 x 104 M
mempunyai absorban sebesar 0,20 pada
panjang gelombang 525 nm. Berapakah
konsentrasi larutan MnO4 yang lain jika
absorbansinya 0,5 ?
Jawab :
Asampel abCsampel
As tan dar abCs tan dar
4/9/2019 Sunardi 66
Analisis kuantitatif
Asampel Csampel
As tan dar Cs tan dar
Asampel
Csampel Cs tan dar
As tan dar
4
Csampel 0 , 50
0 , 20 x 1,0 x 10 M
4
2,5 x 10 M
4/9/2019 Sunardi 67
Analisis kuantitatif
Pengukuran absorbans harus dilakukan
pada l maksimum sebab :
Pada titik ini responnya maksimum
dan sensitifitasnya paling baik
sehingga batas deteksinya rendah.
Pada titik ini kesalahannya paling
kecil.
4/9/2019 Sunardi 68
Pengukuran absorban
4/9/2019 Sunardi 70
Pengukuran absorban
Ada dua jenis penyimpangan yang terjadi yaitu
penyimpangan positif dan penyimpangan negatif, hal
ini disebabkan oleh :
Sumber radiasi yang digunakan tidak monokromatis.
Panjang gelombang sinar yang digunakan meradiasi
sampel harus pada panjang gelombang maksimum
Konsentrasi sampel yang dianalisis sangat encer
atau sangat pekat
Adanya ketidak setabilan pada instrumentasi.
Ketidak setabilan sumber listrik.
Ketidak setabilan sumber radiasi.
Ketidak setabilan detektor
4/9/2019 Sunardi 71
Pengukuran absorban
4/9/2019 Sunardi 73
Pengukuran absorban
Batasan konsentrasi pada pengukuran
absorban dengan spetrometer
Jika konsentrasi terlalu rendah,
perubahan yang kecil pada konsentrasi
menyebabkan perubahan yang besar
pada % T
Jika konsentrasi terlalu tinggi,
perubahan yang besar pada
konsentrasi perubahan % T hanya kecil.
4/9/2019 Sunardi 74
Pengukuran absorban
4/9/2019 Sunardi 75
Pengukuran absorban
4/9/2019 Sunardi 76
Pengukuran absorban 2 komponen
Jika dua spesi mengabsorbsi radiasi
pada panjang gelombang yang sama,
maka absorbannya merupakan
gabungan kedua absorban spesi
tersebut.
AT = a1b1c1 + a2b2c2
Jika tebal selnya sama, maka :
AT = (a1c1 + a2c2)b
4/9/2019 Sunardi 77
Pengukuran absorban 2 komponen
Contoh soal 5:
Suatu larutan komples-logam (KL)
mengabsorbsi pada l 522 nm ( = 1,18 x
104). Dalam larutan ini juga terdapat 1,0
x 104 M reagen (R) lain yang
mengabsorbsi pada 522 nm dengan nilai
( = 5,12 x 102). Jika total absorbans
pada 522 nm dalam sel 1 cm adalah
0,727. Berapakah konsentrasi KL ?
4/9/2019 Sunardi 78
Pengukuran absorban 2 komponen
Jawab :
AT = KL CKL + R CR
0,727 = 1,18 x 104 CKL+ (5,12 x 102 )
(1x 104 M)
CKL = 5,73 x 105 M
4/9/2019 Sunardi 79
Pengukuran absorban 2 komponen
Contoh soal 6:
Kompleks logam X dan Y menunjukkan
spektrum absorbsi yang saling tumpang
tindih di daerah visible. Pada pengukuran
dengan sel 1 cm menunjukkan absorban
pada l1 = 0,533 dan pada l2 = 0,590. Jika X
pada l1 = 3,55 x 103 dan pada l2 = 5,64 x 102
sedangkan Y pada l1 = 2,96 x 103 dan pada
l2 = 1,45 x 104. Hitunglah konsentrasi X dan
Y dalam campuran tersebut.
4/9/2019 Sunardi 80
Pengukuran absorban 2 komponen
spektrum absorbsi yang saling tumpang tindih
4/9/2019 Sunardi 81
Pengukuran absorban 2 komponen
Pada l1 :
0,533 (3,55 x 10 3 ) C X + (2,96 x 10 3 ) CY atau
0,533 2,96 x 10 3 CY
CX 3
3,55 x 10
4/9/2019 Sunardi 82
Pengukuran absorban 2 komponen
Pada l 2 :
0,590 (5,64 x 10 2 ) C X + (1,45 x 10 4 ) CY
C X disubstitu sikan ke dalam persamaan ini
5,64 x 10 2 (0,533 2,96 x 10 3 CY )
0,590 3
+ 1, 45 x 10 4
CY
3,55 x 10
didapatkan nilai CY 3,60 x 10 5 M dan
0,533 (2,96 x 10 3 )(3,60 x 10 5 ) 4
CX 3
1, 20 x 10 M
3,55 x 10
4/9/2019 Sunardi 83
Emisi dari g.e.m.
Atom, ion dan molekul dapat tereksitasi
melalui beberapa cara
Ketika relaksasi mereka akan
melepaskan energi yang diabsorbsinya
Dalam kondisi tertentu relaksasi dapat
menghasilkan emisi radiasi g.e.m.
Setiap spesi menghasilkan emisi radiasi
g.e.m. yang khas (spesifik)
4/9/2019 Sunardi 84
Emisi dari g.e.m.
Jenis spektrum radiasi g.e.m.
Spektrum garis
Dihasilkan oleh emisi
atom.
Berupa garis yang
sempit tetapi kompleks
Terjadi dari transisi
elektronik dan sub
tingkat energinya.
4/9/2019 Sunardi 85
Emisi dari g.e.m.
Spektrum pita
Dihasilkan oleh
emisi molekul.
Berupa pita yang
lebar
Terjadi dari transisi
elektronik, vibrasi
dan rotasi.
4/9/2019 Sunardi 86
Emisi dari g.e.m.
Spektrum kontinyu
Dihasilkan oleh emisi zat padat yang
dipanaskan hingga berpijar.
Berupa pita dengan daerah energi yang
sangat lebar
l maksimum merupakan fungsi dari
temperatur zat.
4/9/2019 Sunardi 87
Emisi dari g.e.m.
Fluoresen
Diawali dengan mengabsorbsi foton dan
diemisikan berupa foton pula
Fosforesen
Mirip dengan fluoresen tetapi ada
selang waktu sebelum mengemisikan
foton. Waktu yang diperlukan dapat
beberapa detik sampai beberapa jam.
4/9/2019 Sunardi 88
Emisi dari g.e.m.
Ketika terjadi emisi, jumlah sinar yang
dihasilkan sebanding dengan
konsentrasi spesi yang menghasilkan
emisi dan dirumuskan dengan :
C kI
Dimana :
C = konsentrasi
k = konstanta pembanding
I = Intensitas radiasi emisi
4/9/2019 Sunardi 89
Titrasi spektrometri
Penentuan titik ekivalen tidak memerlukan
penambahan indikator
Panjang gelombang yang digunakan dapat
dipilih sesuai kemauan kita
Kurva titrasi didapat dengan cara memplot
antara absorbansi terhadap volume (mL)
larutan titran.
Bentuk kurva titrasi bergantung pada
absorbsifitas molar zat yang terlibat dalam
reaksi ( sampel, produk dan titran).
4/9/2019 Sunardi 90
Titrasi spektrometri
Hanya larutan titran
yang mengabsorbsi
radiasi
S=P=0
T>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 91
Titrasi spektrometri
Hanya larutan
produk yang
mengabsorbsi
radiasi
S=T=0
P>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 92
Titrasi spektrometri
Hanya larutan
sampel yang
mengabsorbsi
radiasi
P=T=0
S>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 93
Titrasi spektrometri
Hanya larutan
produk yang tidak
mengabsorbsi
radiasi
P=0
S>T>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 94
Titrasi spektrometri
Hanya larutan
sampel yang tidak
mengabsorbsi
radiasi
S=0
T>P>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 95
Titrasi spektrometri
Hanya larutan
sampel yang tidak
mengabsorbsi
radiasi
S=0
P>T>0
S = sampel
P = produk
T = titran
4/9/2019 Sunardi 96